Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh
Kelompok 8
3. Narmi (012221007)
5. Selianti (012221030)
UNIVERSITAS BINAWAN
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
Kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Ny
S Dengan Diabetes Melitus”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan Hospice Paliative Care.
Makalah ini tersusun atas bimbingan ,arahan dan bantuan dari berbagai pihak.oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan sebesar-
besarnya kepada ibu Ns. Ulfah Nuraini Karim, S.Kep, M.Kep dan bapak Dr Ns Aan Sutandi
S.Kep,MN selaku dosen mata ajar Keperawatan Hospice Paliative Care.
Kelompok menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………..
B. RUANG LINGKUP………………………………………
C. TUJUAN
1 Tujuan Umum……………………………………
2 Tujuan Khusus…………………………………..
A. Pengkajian……………………………………………..
B. Diagnosa Keperawatan…………………………………..
C. Intervensi……………………………………………………..
D. Implementasi…………………………………………………
E. Evaluasi………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B Latar Belakang
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan pada tahun 2018 melakukan
pengumpulan data penderita diabetes melitus pada penduduk umur ≥15 tahun. Kriteria
diabetes melitus pada Riskesdas 2018 mengacu pada consensus Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) yang mengadopsi kriteria American Diabetes
Association (ADA) menurut kriteria tersebut, diabetes melitus ditegakkan bila kadar gula
darah puasa ≥126 mg/dl, atau glukosa darah 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl atau
glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dengan gejala sering lapar, sering haus, sering buang
air kecil dan dalam jumlah banyak, dan berat badan turun.
kecuali provinsi nusa tenggara timur. Terdapat 4 provinsi dengan prevalensi tertinggi
pada tahun 2013 dan 2018, yaitu di Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan
sebesar 0,9% yaitu Riau, DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, dan Papua Barat. Prevalensi
diabetes menurut provinsi pada tahun 2018 juga menunjukkan bahwa provinsi Nusa
Tenggara Timur memiliki prevalensi terendah sebesar 0,9% diikuti Maluku dan Papua
Sebesar 1,1%.
Pada Rikesdas 2018, prevalensi diabetes melitus pada perempuan lebih tinggi
dibanding laki-laki dengan perbandingan 1,78% terhadap 1,21%, dan pada Rikesdas 2013
prevalensi pada perempuan terhadap laki-laki sebesar 1,7% terhadap 1,4%. Pda 5 tahun
terakhir, prevalensi pada perempuan menunjukkan sedikit penigkatan. Sedangkan
prevalensi pada laki-laki menunjukkan penurunan .
Prevalensi diabetes melitus menunjukkan peningkatan seiring dengan bertambahnya
umur penderita yang mencapai puncaknya pada umur 55-64 tahun dan menurun setelah
melewati rentang umur tersebut. Pola peningkatan ini terjadi pada Rikesdas 2013 dan
2018 yang mengindikasikan semakin tinggi umur makan semakin besar resiko untuk
mengalami diabetes. Peningkatan prevalensi dari tahun 2013-2018 terjai pada kelompok
umur 45-54 tahun, 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan ≥75 tahun.
Pelayanan perawatan paliatif pada pasien dengan diabetes mellitus yang merupakan
penyakit yang sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan ini bersifat untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien, sehingga perawat dituntut memiliki keterampilan dalam
memberikan dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual karena perawatan
paliatif dan perawatan spiritual yang terintegrasi akan sangat menunjang kondisi hidup
nyaman dengan perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai
pilihan pasien. Perawatan paliatif dilakukan sejak awal perjalanan penyakit, bersamaan
dengan terapi lain dan menggunakan pendekatan tim multidisiplin untuk mengatasi
kebutuhan pasien dan keluarganya . Perawatan paliatif ini diberikan untuk penderita
penyakit kronis dimulai pada saat didiagnosis sampai dengan akhir hayat pasien.
B Ruang Lingkup
Dalam makalah ini hanya membatasi bagaimana konsep perawatan paliatif pada
pasien dengan Diabetes Melitus sehingga mahasiswa mampu menjelaskannya.
B TUJUAN
1 Tujuan umum
Setelah mengikuti mata kuliah Hospice Palliative Care diharapkan
mahasiswa mampu memahami asuhan kepererawatan paliative pada pasien Ny S
dengan Diabetes Melitus dan mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan
Paliative pada pasien Ny .S dengan Diabetes Melitus sehingga pasien mampu
mengatasi dan menjalani penyakit nya secara optimal.
2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keperawatan paliative
b. Mahasiswa mampu memahami perkembangan paliative care
c. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah – langkah dalam pelayanan
paliative.
d. Mahasiswa mampu memahami tempat – tempat pelayanan paliative care
e. Mahasiswa mampu memahami etika dalam pelayanan paliative
f. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pengertian Diabetes Melitus
g. Mahasiswa mampu menjelaskan epidermiologi dari Diabetes Melitus
h. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi Diabetes Melitus
i. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Diabetes Melitus
j. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis dari Diabetes Melitus
k. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari Diabetes Melitus
l. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dari Diabetes Melitus
m. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dari Diabetes
Melitus
Disebabkan oleh kegagalan telative beta dan resisten insulin. Secara pasti
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan
diantaranya adalah ;
65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
Kelompok etnik
menjadi 3 yaitu :
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM, yaitu:
perifer.
5) Kelemahan tubuh
optimal.
bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain.
Komplikasinya mencakup:
1) Penyakit makrovaskular (Pembuluh darah besar): biasanya
penyakit ini memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh
darah perifer, dan pembuluh darah otak.
2) Penyakit mikrovaskular (Pembuluh darah kecil): biasanya
penyakit ini memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal
(nefropati); kontrol kadar gula darah untuk menunda atau
mencegah komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular.
3) Penyakit neuropatik: memengaruhi saraf sensori motorik
dan otonom yang mengakibatkan beberapa masalah,
seperti impotensi dan ulkus kaki.
A. PENGKAJIAN AWAL
1 Identitas Klien
a. Nama Pasien : Ny. S
b. Tempat tanggal lahir : 1 April 1971
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
i. Alamat : Jl. Jati Padang Rt 001/Rw005 Paras minggu
Jakarta selatan
j. Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
k. No.RM : 22091104710004
l. Tanggal Masuk RS : 28 September 2022
Pasien mengatakan 2 minggu sebelum masuk rumah sakit ,pasien nyeri pada
luka kaki kiri , terdapat bula atau melepuh di telapak kaki kiri , kemudian bula
tersebut pecah 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dan jari kelingking kaki kiri
sudah di amputasi di klinik DM , kemarin jari manis kaki kiri mulai warna
kehitaman, pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
saat ini, pasien mengeluh pusing, badan terasa panas,dan sulit tidur. Nyeri yang
dirasakan pada kaki kiri dengan skala 7-8, pasien merasa tidak berdaya dan
tidak ada harapan. Pasien diketauhi sakit Diabetes Melitus sejak tahun 2012,
keluarga pasien sudah berusaha untuk mengobati pasien dengan membawanya
ke Rumah Sakit, dengan penyakit yang sama sebanyak dua kali. Kemudian pada
hari Rabu , tanggal 28 September 2022 pasien masuk rawat inap dengan
keluhan yang sama. Saat pengkajian, di dapatkan hasil GDS 242 gr/dL dan
tampak terdapat luka pada kaki kiri klien. Klien mengatakan bahwa luka
tersebut sudah ada sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu.
Genogram
Gambar 3. Genogram
Ket:
laki-laki
perempuan
sudah meninggal
tinggal dalam satu rumah
garis perkawinan
pasien
7 Pemeriksaan Fisik
a Keadaan umum : Sadar
b Kesadaran : Composmentis
c Tanda-tanda Vital
1) TD : 109/70 mmHg
2) Nadi : 107x/menit
3) Suhu : 36,0 Celcius
4) RR : 22 x/menit
8 Pola Nutrisi
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 156 cm
c. Keluhan : Diet Dm rendah protein
d. Kuantitas konsumsi makan : makan 3x sehari
e. Kuantitas minum perhari : air putih 1200 ml/hari
f. Alergi makanan : klien tidak mempunyai alergi makanan
9 Rambut dan kepala
a. Inspeksi : Bentuk kepala mesocepal, rambut sudah mulai beruban, bersih
, kepala tidak terdapat luka
b. Palpasi : Kepala tidak ada benjolan
10 Mata dan penglihatan :
Conjungtiva tidak anemis, simetris, bersih, pupil isokor, sclera tidak ikterik
11 Hidung dan sinus
a. Inspeksi : Tidak ada polip , tidak ada sekret
b. Palpasi : Tidak ada benjolan
12 Telinga dan pendengaran :
Simetris, tidak ada luka, terdapat serumen
13 Mulut dan tenggorokan :
Bibir terlihat lembab, tidak tampak sianosis, ada reflek telan.
14 Sistem endokrin :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada hiperpigmentasi pada kulit
15 Thorax dan pernapasan
a. Inspeksi : Dada simetris, pergerakkan paru simetris
b. Palpasi : Taktil fremitus kanan sama dengan kiri
c. Perkusi : Sonor
d. Auskultasi : Vesikuler, tidak ada suara tambahan
16 Abdomen
a. Inspeksi : Perut terlihat datar
b. Auskultasi : Bising usus normal, 11 kali/menit
c. Perkusi : Tymphani
d. Palpasi : Hepardan lien tidak teraba
17 Genetalia dan anus
a. Inspeksi : -
b. Palpasi :-
18 Ektremitas
a. Ekstremitas atas
1) Inspeksi : Pergerakan bebas, tidak ada lesi, tidak ada oedema,
2) Palpasi : Turgor kulit kembali kurang dari 2 detik, CRT > 3 detik
b. Ekstremitas bawah kiri
1) Inspeksi : Terdapat luka gangren di kaki kiri , warna luka hitam
dan pucat,
2) Palpasi : Turgor kulit kembali kurang dari 2 detik , Inspeksi :
Pergerakan bebas
19 Status neurologi
a Inspeksi : Reflek membuka mata 4 Respon verbal 5 Respon motorik 6
b Palpasi : Reflek patela baik
20 Sistem eliminasi
a BAB
1) Konsistensi : Lunak dan berwarna kuning kecoklatan.
2) Frekuensi : 1 kali sehari.
3) Keluhan : Tidak ada keluhan.
b BAK
1) Warna : Kuning
2) Frekuensi : 8-9 kali sehari
3) Keluhan : Tidak ada keluhan.
21 Data Penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian,ancaman terhadap konsep diri
2 Berduka berhubungan dengan kehilangan ( bagian tubuh )
3 Keputusaasaan berhubungan dengan stress jangka panjang , penurunan kondisi
4 fisiologis, pembatasan aktifitas jangka panjang.
5 Keletihan berhubungan dengan keaadaan fisiologis ( mis : penyakit kronis,
penyakit terminal,dan malnutrisi ) program perawatan,atau pengobatan jangka
panjang dan stress berlebihan.
6 Distress spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis ,menjelang ajal,
peningkatan ketergantungan kepada orang lain, kejadian hidup yang diharapkan.
7 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan peran social.
8 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh.
9 Kesiapan peningkatan koping keluarga dibuktikan dengan pasien
mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri,mengekspresikan
kepuasan dengan diri,harga diri,penampilan peran,citra tubuh dan identitas
pribadi.
C. INTERVENSI
DO :
- Warna kulit pada kaki kiri
tampak hitam dan pucat
- Capilarry Refill Time lebih
dari 3 detik
- Akral teraba dingin
-Pasien tampak malas berbicara
-Pasien tampak kurang terlibat
dalam aktifitad melakukan
perawatan luka
28/9/2022 DS :
4 Distress spiritual berhubungan KLM
Jam07.00 - Pasien merasa tidak berdaya dengan kondisi penyakit 8
dan tidak ada harapan hidup. kronis, menjelang ajal,
peningkatan ketergantungan
- Pasien mengatakan sakit
kepada orang lain dan kejadian
DM sejak tahun 2012 hidup yang diharapkan.
- Selama ini pasien rutin
kontrol rawat jalan, dan
pasien sering masuk rumah
sakit dengan keluhan yang
sama
- -Pasien tidak mampu
melakukan aktifitas sehari-
hari,pasien selalu dibanti
oleh keluarganya.
DO :
- Tampak kaki kanan post
amputasi dan kaki kiri
kehitaman dan pucat,telapak
kaki terdapat bula/ melepuh.
- Aktifitas sehari – hari
tergantung keluarga.
- Hasil laboratorium GDS 242
mg/dl Hba1c 13 ( <6,4 )
D. Implementasi
P : Lanjutkan intervensi
3 28/9/2022 Keputusasaan S : Pasien mengatakan mampu Kel. 8
Jam 08:00 berhubungan dengan stres betpartisipasi dalam
jangka panjang, perawatan
penurunan kondisi O; Pasien tampak lebih
fisiologi, pembatasan kooperatif dalam perawatan
aktivitas jangka panjang. A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi sesuai
care plan
A. KESIMPULAN
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh jumlah hormone
insulin yang tidak mencukupi atau tidak dapat bekerja secara normal, padahalhormon ini
memiliki peran utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah.
Perawatan palliative adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang menderita
penyakit kronis dan terminal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi psikologis,social ,mental
serta spiritual pasien, sehingga membuat pasienlebih tenang ,bahagia serta nyaman ketika
menjalani pengobatan.
B. SARAN
asuhan keperawatan palliative pada pasien dengan Diabetes Melitus , dan memberikan
PPNI ( 2018 ) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kreteria hasil Edisi 1
Adi Teruna Effendi & Sarwono Waspadji : Aspek Biomolekular Diabetes Melitus II penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2011