Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA NY.

S
DENGAN DIABETES MELITUS
Disusun Oleh Kelompok 8
1. Arlin Mutiara (012221036)
2. Emirensiana Woa (012221004)
3. Narmi (012221007)
4. Risma Putri Dewanti (012221050)
5. Selianti (012221030)
6. Tri Mustiasasri (012221048)
Pengertian Keperawatan Paliative

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan,dan “Palliare”
(bahasa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan kesehatan yang
berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif
merupakan pelayanan kesehatan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatan kualitas hidup,
mengurangi keluhan pasien, memberikan dukungan spiritual dan psikososial yang diberikan mulai
ditegakkan diagnosa hingga akhir hayat. Perawatan paliatif yang diberikan sejak dini dapat
mengurangi penggunaan layanan kesehatan atau perawatan rumah sakit yang tidak diperlukan
(WHO, 2018)

2
1) Rumah Sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan
perawatan yang memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau perawalatan kh
Tempat-tempat Pelayanan
2) Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan perawatan
Paliatif Berdasarkan rawat jalan

Permenkes Nomor 812/ 3) Rumah singgah / panti (hospice) : Untuk pasien yang tidak
memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau
Menkes/ SK/VII/2007 peralatan khsus tetapi belum dapat dirawat dirumah karena
dijelaskan tempat untuk memerlukan pengawasan
4) Rumah pasien : untuk pasien yang tidak memerlukan
layanan paliatif meliputi :
pengawasan ketat tindakan khsusus atau peralatan khusus atau
keterampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh
keluarga (PERMENKES, 2007).
Pengertian Diabetes Melitus ( DM )

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berbahaya dikenal


oleh masyarakat Indonesia dengan nama penyakit kencing manis adalah
penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara kronis atau menahun
karena tubuh tidak mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan
pada sekresi insulin. hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana
mestinya atau keduanya (Kemenkes RI, 2014). Mufeed Jalil Ewadh (2014)
menyebutkan bahwa DM adalah penyakit gangguan metabolik dengan ciri
ditemukan konsentrasi glukosa yang tinggi di dalam darah (hiperglikemia).
Klasifikasi Diabetes Mellitus (DM)
1. Diabetes melitus (DM) tipe 1 DM yang terjadi karena kerusakan atau
destruksi sel beta di pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan
defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan
sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.
2. Diabetes melitus (DM) tipe 2 : seperti yang diketahui adalah resistensi
insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja
secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam
tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada penderita
DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi insulin absolut.
3. Diabetes melitus (DM ) tipe lain : Penyebab DM tipe lain sangat
bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan
sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes melitus Gestasional
Etiologi Diabetes Mellitus (DM)
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015) etiologi diabetes mellitus, yaitu :

a. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)


tipe I Diabetes yang tergantung pada insulin b. Diabetes Melitus tak
ditandai dengan penghancuran sel-sel beta tergantung insulin
pancreas yang disebabkan oleh : (DMTTI)

• Faktor genetik

• Faktor imunologi :

• Faktor lingkungan
Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus (DM)

1) Poliuria (peningkatan volume urine)

2) Polidipsia (peningkatan rasa haus ). akibat volume urine yang sangat besar keluarnya air yang

menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehisrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel

akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma hipertonik (sangat pekat).

Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.

3) Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air kemih, penderita mengalami

penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa.

4) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes lama, katabolisme

protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi
Komplikasi Diabetes Mellitus (DM)
1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah keadaan dimana glukosa dalam darah mengalami penurunan dibawah 50
sampai 60 mg/dL disertai dengan gejala pusing,gemetar, lemas, pandangan kabur, keringat dingin,
serta penurunan kesadaran.

2. Ketoasidosis Diabetes (KAD)

KAD adalah suatu keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolic akibat pembentukan keton
yang berlebih.

3. Sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik (SNHH)

Suatu keadaan koma dimana terjadi ganagguan metabolisme yang menyebabkan kadar glukosa
dalam darah sangat tinggi, menyebabkan dehidrasi hipertonik tanpa disertai ketosis serum.
Identitas Klien :
a. Nama Pasien : Ny. S
b. Tempat tanggal lahir : 1 April 1971

ANALISA c.
d.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

MASALAH e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

1. Pengkajian i. Alamat : Jl. Jati Padang Rt 001/Rw005 Paras


minggu Jakarta selatan
j. Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
k. No.RM : 22091104710004
l. Tanggal Masuk RS : 28 September 2022
a. Data diperoleh dari : klien dan keluarga
b. Keluhan utama : Ny S mengatakan nyeri
pada luka dibagian kaki kiri dengan skala
Riwayat
nyeri 7- 8, pasien merasa khawatir dengan
kondisi yang di hadapi saat ini, pasien
Kesehatan
mengeluh pusing, badan terasa panas, dan
sulit tidur
Pasien mengatakan 2 minggu sebelum masuk rumah sakit ,pasien nyeri pada luka
kaki kiri , terdapat bula atau melepuh di telapak kaki kiri , kemudian bula
tersebut pecah 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dan jari kelingking kaki kiri
sudah di amputasi di klinik DM , kemarin jari manis kaki kiri mulai warna
Riwayat kehitaman, pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi saat

Kesehatan ini, pasien mengeluh pusing, badan terasa panas,dan sulit tidur. Nyeri yang
dirasakan pada kaki kiri dengan skala 7-8, pasien merasa tidak berdaya dan tidak
Sekarang ada harapan. Pasien diketauhi sakit Diabetes Melitus sejak tahun 2012, keluarga
pasien sudah berusaha untuk mengobati pasien dengan membawanya ke Rumah
Sakit, dengan penyakit yang sama sebanyak dua kali. Kemudian pada hari Rabu ,
tanggal 28 September 2022 pasien masuk rawat inap dengan keluhan yang sama.
Saat pengkajian, di dapatkan hasil GDS 242 gr/dL dan tampak terdapat luka pada
kaki kiri klien. Klien mengatakan bahwa luka tersebut sudah ada sejak kurang
lebih 3 tahun yang lalu.
1. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien sudah mengetauhi
sakit DM sejak tahun 2012

2. Riwayat kesehatan keluarga :


Dalam keluarga klien
tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti klien.
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian,
ancaman terhadap konsep diri
2. Berduka berhubungan dengan kehilangan ( bagian tubuh)
3. Keputusaasaan berhubungan dengan stress jangka panjang
Diagnosa penurun kondisi fisiologis, pembatasan aktifitas jangka

Keperawatan panjang.
4. Distress spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit
kronis, menjelang ajal, peningkatan ketergantungan
kepada orang lain dan kejadian hidup yang diharapkan
Tanggal/jam Analisa Data Diagnosa Keperawatan

28 / 9/ 2022 DS : Ansietas berhubungan


Jam 07:00 dengan ancaman
- Klien mengatakan kaki kiri nyeri skala 7- 8 kematian, ancaman
terhadap konsep diri
- Klien mengatakan cemas khawatir dengan akibat dari
kondisi yang di hadapi saat ini.

- klien mengeluh pusing, badan berasa panas, sulit tidur

DO :

- Klien tampak cemas, tegang, sulit tidur, frekuensi


nafas dan nadi meningkat.

- Muka tampak pucat dan suara bergetar.

- Pengkajian (PQRST)

- Nyeri pada kaki kiri, nyeri berlangsung terus


menerus,terasa seperti terbakar dan perih,

- Skala nyeri 7 – 8 dan nyeri dapat berkurang


setelah minum obat analgetic.
28/9/2022 DS : Berduka berhubungan dengan
Jam 07:00 kehilangan ( bagian tubuh)
- Pasien mengatakan bahwa luka dikaki kiri tersebut sudah
ada sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu dan kaki tampak
kehitaman dan pucat, telapak kaki terdapat bula/melepuh
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

- Pasien mengatakan kaki kiri nyeri skala nyeri 7- 8

- Klien mengetahui mengidap Diabetes Melitus sejak tahun


2012.

- Klien sudah pernah opname dengan penyakit yang sama


sebanyak dua kali.

- Klien mengatakan merasa tidak berdaya dan merasa tidak


ada harapan hidup.

DO :

- Terdapat luka gangren dan post amputasi kaki kiri

- Warna kulit pada kaki kiri tampak hitam dan pucat, akral
teraba dingin

- Klien tampak menangis ,berduka , klien tampak cemas


dan terdapat luka amputasi di kaki kanan pasien.
28/9/2022 DS : Keputusaasaan berhubungan
Jam 07:00  Pasien mengatakan mengetahui sakit diabetes dengan stress jangka panjang
Melitus sejak tahun 2012 penurun kondisi fisiologis,
 Pasien mengatakan bahwa luka dikaki kiri pembatasan aktifitas jangka
tersebut sudah ada sejak kurang lebih 3 tahun panjang.
yang lalu dan kaki tampak kehitaman dan
pucat, telapak kaki terdapat bula/ melepuh
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
 Pasien mengatakan cemas khawatir dengan
akibat dari kondisi yang di hadapi saat ini
 Pasien mengatakan sulit tidur, klien
mengatakan sulit melakukan aktivitas sehari –
hari.
 Pasien mengatakan merasa tidak berdaya /
merasa tidak ada harapan hidup.
 
DO :
• Warna kulit pada kaki kiri tampak hitam dan
pucat
• Capilarry Refill Time lebih dari 3 detik
• Akral teraba dingin
• Pasien tampak malas berbicara
• Pasien tampak kurang terlibat dalam aktifitad
melakukan perawatan luka

16
28/9/2022 DS : Distress spiritual
Jam07.00 • Pasien merasa tidak berdaya dan berhubungan dengan
tidak ada harapan hidup. kondisi penyakit
• Pasien mengatakan sakit DM sejak kronis, menjelang ajal,
tahun 2012 peningkatan
• Selama ini pasien rutin kontrol rawat ketergantungan kepada
jalan, dan pasien sering masuk rumah orang lain dan kejadian
sakit dengan keluhan yang sama hidup yang diharapkan.
• Pasien tidak mampu melakukan
aktifitas sehari- hari,pasien selalu
dibantu oleh keluarganya.
DO :
• Tampak kaki kanan post amputasi
dan kaki kiri kehitaman dan
pucat,telapak kaki terdapat bula/
melepuh.
• Aktifitas sehari – hari tergantung
keluarga.
• Hasil laboratorium GDS 242 mg/dl
Hba1c 13 (<6,4)

17
Intervensi dan Implementasi
Tanggal & Jam Diagnosa Tujuan & Hasil yang diharapkan Intervensi

28/9/2022 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. 0bservasi


Jam 07:00 ancaman kematian,ancaman keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan Perfusi perifer tidak 2. Identifikasi tingkat kecemasan (anxietas)
terhadap konsep diri
efektif berhubungan dengan proses 3. Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan
penyakit diabetes mellitus dapat kecemasan
teratasi dengan kriteria hasil:
4. Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi
1. Ansietas berkurang
5. Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
2. Pasien tidak merasa gelisah kepercayaan.
3. Pasien tidak merasa 6. Gunakan pendekatan terapeutik
ketakutan
7. Anjurkan keluarga untuk menemani klien dalam
4. Pasien tampak tenang mengurangi ansietas
  8. Berikan dukungan kepada klien agar tetap menjalankan
kehidupannya dengan baik
9. Motivasi klien untuk mengungkapkan pikiran atau
masalah dan dapat menerima ekspresi kesedihan dan
kecemasannya
10. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas,jika perlu.
 
 
28/9/2022 Berduka berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Indentifikasi kehilangan yang
Jam 07:00 kehilangan (bagian tubuh) keperawatan selama 3x24 jam, dihadapi.
diharapkan Perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan 2. Identifikasi proses berduka yang
proses penyakit diabetes mellitus dialami.
dapat teratasi dengan kriteria 3. Identifikasi reaksi awal terhadap
hasil: kehilangan teraupetik.
1. Pasien mengerti dengan 4. Memberi motifasi kepada pasien
perubahan tubuh yang
dialami. 5. Kaji secara verbal (respon pasien
terhadap dirinya) dan non-verbal
2. Pasien dapat menerima (mimic wajah pasien apakah sedih
keadaan tubuhnya. atau senang).
3. Pasien dapat berinteraksi 6. Jelaskan tentang pengobatan serta
dengan teman sekamarnya. pentingnya perawatan luka post
post amputasi kaki kiri
selanjutnya.
7. Support dari suami dan
keluarga.
28/9/2022 Keputusaasaan Setelah dilakukan 1. Memberi motifasi kepada
Jam 07:00 berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
stres jangka panjang selama 3x24 jam, 2. Memberi dukungan dari
diharapkan Perfusi keluarga
perifer tidak efektif 3. Observasi reaksi non verbal
berhubungan dengan dan ketidaknyamanan
proses penyakit diabetes 4. Gunakan tehnik komunikasi
mellitus dapat teratasi terapetik untuk mengetauhi
dengan kriteria hasil: pengalaman nyeri pasien
1. Pasien mampu 5. Anjurkan klien untuk
mengekspresikan terlibat dalam melakukan
harapan positif tentang aktivitas luka.
masa depan
2 Pasien merasa nyaman
3. Pasien kooperative
dalam perawatan

20
28/9/2022 Distress spiritual Setelah dilakukan asuhan keperawatan, • Identifikasi perasaan
Jam 07:00 berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi distress spiritual khawatir, kesepian dan
kondisi penyakit dengan kriteria hasil: Ketidakberdayaan
kronis,menjelang 1. Pasien mampu • Identifikasi pandangan
ajal,peningkatan beristirahat dengan tentang hubungan antara
ketergantungan kepada tenang spiritual dan kesehatan.
oranglain dan kejadian 2. Menyatakan penerimaan • Identifikasi harapan dan
hidup yang diharapkan moral/etika kekuatan pasien
3.Mengekspresikan • Identifikasi ketaatan
rasa damai dalam beragama
berhubungan • Berikan kesempatan
dengan Tuhan mengekspresikan
4. Menunjukkan perasaan tentang
hubungan yang penyakit dan kematian
hangat dan terbuka • Berikan kesempatan
5. Menunjukkan mengekspresikan dan
sikap efektif tanpa meredakan marah secara
rasa marah, rasa tepat
bersalah dan • Yakinkah bahwa
ansietas perawat bersedia
6. Menunjukkan mendukung selama masa
perilaku lebih Ketidakberdayaan
positif • Sediakan privasi dan
7. Mengekspresikan waktu tenang untuk aktivitas
arti postitif
terhadap situasi
dan keberadaannya

21
Evaluasi
Tanggal & Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan

28/9/2022 Ansietas berhubungan S : Klien mengatakan sudah mulai bersemangat karena Kel 8
Jam 08:00 dengan ancaman
kematian anak-anaknya sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk pengobatannya.
O : Pasien masih sedikit cemas, keluarga klien selalu
mendukung klien dalam pengobatan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
28/9/2022 Berduka S : Pasien mengatakan sudah bisa Kel 8
Jam 08:00 berhubungan menerima kehilangan paska
dengan kehilangan amputasi
(bagian tubuh) O : Perasaan pasien masih sedih
tetapi pasien sudah bisa menerima
keadaanya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
28/9/20 Keputusasaan S : Pasien mengatakan mampu Kel 8
22
berhubungan dengan berpartisipasi dalam perawatan.
Jam
08:00 stres jangka panjang, O : Pasien tampak lebuh koperatif
penurunan kondisi dalam perawataan
fisiologi, pembatasan A : Masalah teratasi sebagian
aktivitas jangka
panjang. P : Lanjutkan intervensi sesuai care

plan
28/9/202 Distress spiritual S : Pasien mengatakan Kel 8
2 berhubungan mampu
Jam dengan kondisi beristirahat dengan
08:00 penyakit kronis, tenang
menjelang ajal, O: sikap pasien lebih tenang
peningkatan tanpa
ketergantungan rasa marah, dan rasa
kepada orang bersalah
lain dan A : Masalah belum teratasi
kejadian hidup P : Lanjutkan intervensi sesuai
yang diharapkan care plan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai