Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA BAYI DAN ANAK

KELOMPOK 6
 Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

 Komunikasiterapeutik pada anak adalah komunikasi


yang dilakukan antara perawat dan klien (bayi dan
anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan
anak
Komunikasi dengan anak berdasarkan
usia tumbuh kembang :
 Usia Bayi 0-1 tahun
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah
dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat
komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat
dilakukan secara non verbal.

 Usia Todler dan Prasekolah Todler (1-3 tahun) dan Prasekolah (3-6
tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah
mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua
sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
 Usia Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan
yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran
anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke
delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.

 Usia Remaja (11-18 tahun)


Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara
konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering
kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam
komunikasi
Tujuan Komunikasi Terapeutik pada
Bayi dan Anak
 Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal- hal
yang diperlukan.
 Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil
tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Perkembangan Komunikasi Pada Bayi dan Anak
Masa Bayi
 Belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata
 Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan suara yang bisa diinterpretasikan oleh
orang-orang disekitarnya, seperti menangis, yang bisa jadi menunjukan lapar, sakit, pembatasan
gerak, atau kesepian.
 Ketika bayi berumur 6 bulan, perilaku yang basa dilakukan adalah menggerak-gerakkan tangan
dan kaki.
 Ketika bayi berusia diatas 6 bulan, biasanya selalu berpusat pada diri dan ibunya. Saat itu, bayi
merasa takut pada orang asing.

Anak Usia Kurang 5 Tahun


 Sangat egosentris. Melihat sesuatu hanya dengan sudut pandangnya sendiri (komunikasi yang
berpusat pada dirinya sendiri).
 Takut ketidaktahuan. Guna mengatasinya, beritahuan apa yang akan terjadi pada dirinya,
bagaimana merasakannya serta diberi kesempatan guna menyentuh atau memegang alat yang
menarik perhatiannya. 3.
 Belum lancar dalam berbicara. Pergunakkan kata-kata yang simpel, singkat, dan dikenal oleh
anak dalam berkomunikasi serta berikan pujian mengenai hal-hal yang sudah dicapainya.
 Sering-seringlah berpandangan dengan mata sejajar kepada anak.
Usia Sekolah (5-11 tahun)
 Pada umunya, saat menemui masalah, mereka hanya percaya pada apa yang dilihat dan
diketahui tanpa membutuhkan penjelasan lebih lanjut. 2.
 Anak usia ini sangat memerhatikan keberadaan tubuhnya. Mereka sangat peka terhadap
segala sesuatu yang diasumsikan bisa mengancam atau menyakiti tubuhnya.

Anak Usia Remaja


 Mulai memiliki pola pikir dan tingkah laku, sebagai penanda peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa.
 Apabila sedang mengalami stres, biasanya akan mendiskusikan masalah tersebut dengan
teman sebaya atau orang dewasa diluar keluarganya.
 Menolak sesorang yang diasumsikan dapat menjatuhkan harga dirinya. Untuk hal ini,
berikan mereka support dan pengertian agar jangan melakukan interupsi. Selain itu, hindari
ragam bentuk ertanyaan yang berpotensi menimbulkan rasa malu.
Bentuk Komunikasi pada Bayi dan Anak
 Tangisan
 Ocehan dan Celoteh
 Isyarat
 Ungkapan Emosional
Teknik Komunikasi Dengan
Bayi dan Anak
Pada Bayi
 Verbal
1. Dengan cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikannya lagu.
2 . Dengan cara merespon tangisannya.
3. Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal
 Non Verbal
1. Dengan cara sentuhan.
2. Dengan nada suara.
3. Dengan ekspresi.
Pada Anak
 Non Verbal
 Verbal
1. Teknik Orang Ketiga
1. Menulis
2. NLP (Neuro Linguistik Programming)
2. Menggambar
3. Facilitative Responding
3. Gerakan Gambar Keluarga
4. Story Telling (Bercerita)
4. Sosiogram 5. Bibliotherapy
5. Menggambar Bersama dalam 6. Fantasi
keluarga
7. Mimpi
6. Bermain
8. Pertanyaan “Bagaimana Bila”
9. Three Wishes
10. Rating Game
11. Word Association Game
12. Sentenoe Completion
(melengkapi kalimat)
13. Pros and Cons (Pro dan Kontra)
Peran Bicara dalam Komunikasi
Bayi dan Anak
 Pada Bayi
1. Merupakan ungkapan sayang pada bayi.
2. Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat
laun bayi akan menirukannya.
3. Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja syaraf otak dan
pendengaran untuk merangsang syaraf pada indera pengecapan.
4. Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan
dan merasa selalu diperhatikan.
 Pada Anak
1. Persiapan fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam hal kematangan
mekanisme bicara.
2. Persiapan mental
Tergantung pada kematangan otak (asosiasi otak), yang berkembang antara 1 sampai 18 bulan saat yang tepat
di ajak bicara.
3. Model untuk ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-ucapan yang sering
kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi pada perkembangan bicara selanjutnya.
4. Kesempatan praktek/ untuk berlatih
Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau diberikan untuk meniru kata-kata
yang sering kita ucapkan.
5. Motivasi dan tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi.
6. Bimbingan
Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara: menyediakan model yang
baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang diucapkan si anak.
Penerapan Strategi Pelaksanaan
Komunikasi Pada Bayi dan Anak

 Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)


Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginanya melalui komunikasi non
verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada
kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang
tidak enak dia rasakan, lapar, popok basah, kedinginan, lelah dan lain-lain.
(Kemenkes, 2013).
 Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun)
Contoh penerapan komunikasi :
1. Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan.
3. Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana
4. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”
5. Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi
6. Menghindari konfrontasi langsung
7. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
8. Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak merupakan
cara untuk menghilangkan perasaan cemas
9. Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran
anak.
 Komunikasi pada usia sekolah (5-11 tahun)
Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan:
1. Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan
menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik
2. Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak
3. Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya
4. Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak
mampu berkomunikasi secara afektif.

Anda mungkin juga menyukai