Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak – kanak dan
masa dewasa, berlangsung antara usia 10 – 19 tahun. Masa remaja terdiri dari remaja
awal ( 10 – 14 tahun ), masa remaja pertengahan ( 14- 17 tahun )dan masa remaja akhir
(17 – 19 tahun). Pada masa remaja terjadi banyak perubahan baik biologis, psikologis
maupun sosial (Kusumawati, F, 2010).
Faktor non fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat sekitarnya. Oleh
karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri
perkembangan jiwa remaja , pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja
serta masalah maupun gangguan jiwa remaja. Pengetahuan tersebut dapat membantu
mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepada hal negatif. Masalah
kesehatan jiwa terjadi pada 15 -22 % anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan
pengobatan jumlahnya kurang dari 20 %. Diagnosa gangguan jiwa pada anak- anak dan
remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila
dibandingkan dengan norma budaya yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya
fungsi adaptasi. Dasar memahami gangguan jiwa yang terjadi pada remaja adalah dengan
menggunakan teori perkembangan. Penyimpangan dari norma perkembangan merupakan
tanda adanya suatu masalah.

Tingkat perubahan dalam sikap dalam sikap dan perilaku selama masa remaja
sejajar dengan dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung
pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku akan menurun
juga (Hurlock, 2000). Meningkatnya minat pada seks, remaja selalu ingin berusaha
mencari lebih banyak lagi informasi mengenai seks, oleh karena itu remaja mencari
berbagai sumber informasi yang dapat diperoleh misalnya kebersihan alat kelamin di

1
sekolah atau perguruan tinggi tentang seks dengan jalan masturbasi, bercumbu, atau
bersenggama (Hurlock, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan remaja?
2. Apa saja adaptasi Fisiologis yang terjadi pada Remaja?
3. Apa saja adaptasi Psikososial yang terjadi pada Remaja?
4. Apa yang perubahan konsep seksualitas remaja?
5. Bagaimana adaptasi fisiologis dan psikososial remaja saat kehamilan?
6. Bagaimana adaptasi fisiologis dan psikososial remaja saat menjadi orangtua?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari remaja
2. Memahami adaptasi fisiologis yang terjadi pada usia remaja
3. Mengetahui Psikososial pada masa remaja
4. Adanya perubahan konsep seksualitas pada remaja
5. Mengetahui dengan jelas adaptasi fisiologis dan psikososial remaja saat kehamilan
6. Mengetahui dengan jelas adaptasi fisiologis dan psikososial remaja saat menjadi
orangtua

2
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan selama dimana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia
13 – 20 tahun. Menurut World Health Organization (WHO 2012) dan Pinem (2009)
remaja adalah seseorang yang berusia 10 – 19 tahun. Sedangkan menurut Soetjingsih
(2004) remaja berusia 11 – 20 tahun yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu : remaja awal (11-
13 tahun) ; remaja tengah (14-16 tahun) ; remaja akhir (17-20 tahun). Istilah adolescence
biasanya menunjukkan maturasi atau proses menjadi dewasa psikologis individu. Ketika
puberitas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan
hormonal puberitas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan
perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan
dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke remaja dewasa.
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan kehidupan dimasa
depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa
transisi kehidupan remaja (dalam BKKBN 2008). Transisi Kehidupan Remaja oleh Bank
Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang
dimaksudkan menurut progress report World Bank adalah: (1) Melanjutkan sekolah
(continue learning). (2) Mencari pekerjaan (start working). (3) Mulai kehidupan
berkeluarga (form families). (4) Menjadi anggota masyarakat (exercise chizenship). (5)
Memperhatikan hidup sehat (practice healthy life).
B. Adaptasi Fisiologis pada Remaja
1. Tahap Perkembangan
* Perkembangan fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada masa
remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja
akhir. Cole (dalam monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik
merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis

3
dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar, maka
perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik terhambat
sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat
dewasa.Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebutdi ikuti masa munculnya
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer
Yang di maksud dengan tanda-tanda seks primer adalah orgn seks.pada laki-laki
gonad atau testes.organitu terletak di dalam scrotum.pada usia 14 tahunsekitardari
10% dari ukuran matang setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu
atau dua tahu.kemudian pertumbuhan menurun.testes berkembang penuh pada usia
20-21 tahun.sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang
lazimnya terjadi mimpi basah,artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.namun tingkat
kecepatan antaraorgan yang satu dengan yang lain berbeda.berat uterus pada anak
usia11-12 tahun kira-kira 5,3 gram,padausia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan orgen reproduksi pada perempuan adalah datang
haid.ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir dari jaringan
sel yang hancur dari uterussecara berkala,yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari.hal
ini berlansung terus sampai menjelangmasa monopause.monopause bisa terjadi pada
usia sekitar limah puluan.
2. Tanda-tanda sekunder
a. Pada laki-laki
1. Rambut
Rambut yang mmencolok tumbuh pada mas remaja adalah rambut kemaluan.terjadi
sekitar 1 tahun setelah testes dan penis mulai membesar.ketika rambut kemaluan
hampir selesai tumbuh,maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah,seperti
halnya kumis dan cambang.
2. Kulit
Kulit menjadi lebih kasar,tidak jernih,pori-pori membesar.
3. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

4
Kelenjarlemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Sering kalo menyebabkan jerawat
karena produksiminyak yang menigkat. Aktifitas kelenjar keringat juga
bertambah,terutama bagian ketiak.
4. Otot
Oto-otot pada tubu remaja makinbertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila di
lakukan latihan otot,maka akan tampakmemberi bentukpada lengan,bahu dan tungkai
kaki.
5. Suara
Seirama tumbuhnya rambut pada kemaluan ,maka terjadi perubahan suara. Mula-
mula agak serak,kemudian volumenya juga meningkat.
6. Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar
susu.setelah beberapa minggu besar danjumlahnya menurun.
b. Pada wanita
1. Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tubuh seperti halnya remaja laki-laki.tumbuh
rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudarah mulai berkembang.buluh
ketiak dan buluh pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.semua rambut kecuali
rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnahnya kemudian menjadi lebih
subur ,lebih kasar, labih gelap dan agak keriting.
2. Pinggul
Pinggul pun menjadi lebih berkembang,memesar dan membulat.hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
3. Payudara
Seiring panggul membesar,maka payudara juga membesar dan putung susu
menonjol.hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin
besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit
Kulit halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar,lebih tebal,pori-pori membesar.Akan
tetapi berbedadengan laki-laki pada wanita tetap leih lembut.
5. Kelenjar lemak dengan kelenjar keringat

5
Kelenjar dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat.kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama
masa haid.
6. Otot
Menjelang akhir masa puber,otot semakin membesar dan kuat.akhirnya akan
membentuk bahu,lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah semakin merdu.suara serak jarang terjadi pada wanita.
* Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117)
menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15
tahun. Seorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung.
Struktur kognitif anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas
penalaran dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum.
Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi
mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan
selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum
mempunyai kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa.
Namun, hal itu tidak berarti bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran
formal (formal reasoning) sama baiknya dengan pemikiran aktual orang dewasa
karena hanya secara potensial sudah tercapai.
* Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif. Aspek
psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, dan
dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga
ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia dapat berfungsi dengan tepat
sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.

6
Prawitasari (dalam Zailani, 1887:85) mengembangkan alat pengungkap emosi dasar
manusia berupa foto-foto sebagai ekspresi wajah dari berbagai model dasar manusia
yaitu : senang, sedih, terkejut, jijik, marah, takut dan malu.
Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang-kadang tidak
mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang marah seribu
bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung pada
kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened emotionality
atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan keadaan
sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi
meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya gairah apapun,
atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping kondisi emosi
yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol pada remaja
termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin tahu, dan afeksi,
atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia.
C. Adaptasi Psikososial Pada Remaja
Perkembangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun )
Pada tahap ini adapun perkembangan psikososial remaja pertengahan ini terdiri atas :
1. Tahap perkembangan
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
• Lebih mampu berkompromi.
• Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri.
• Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru , mengujinya walaupun beresiko.
2. Dampak Terhadap Anak
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
• Lebih tenang, sabar dan lebih ber toleransi.
• Dapat menerima pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.
• Cenderung merasa dirinya mampu akan sesuatu yang dihadapinnya.
3. Efek Terhadap Orang Tua
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :

7
• Adanya perasaan cemas yang dirasakan oleh orang tua terhdap perkembangan
anaknya.
• Orang tua lebih membatasi dan menetapkan aturan yang bisa atau yang tidak bisa.
Perkembangan Psikososial Remaja Tahap Akhir ( 17 – 19 Tahun )
Pada tahap ini adapun perkembangan psikososial remaja pertengahan ini terdiri atas :
1. Tahap Perkembangan
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
• Kepribadian seorang remaja lebih ideal.
• Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diantara keluarganya.
• Lebih mampu membuat hubungan yang lebih stabil dengan lawan jenisnya.
• Hampir siap untuk menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.
2. Dampak Terhadap Anak
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
• Cenderung menggeluti masalah sosial atau politik , dan bisa juga menggeluti nilai –
nilai agama bahkan bisa memutuskan untuk pindah agama.
• Mempunyai pasangan hidup yang lebih serius terhadap lawan jenisnya, dan
cenderung menghabiskan waktu dengannya.
• Cenderung merasa pengalamannya berbeda dari orang tuanya.
• Ada kecenderungan untuk hidup mandiri dan pisah rumah dari orang tuanya.
3. Efek Terhadap Orang Tua
Dampak / pengaruh pada tahap ini adalah meliputi :
• Orang tua menjadi tegang dan cenderung stress karena penolakan agama yang
dilakukan oleh anaknya.
• Keinginan orang tua untuk melindungi anaknya bisa menjadi bentrokan karena anak
merasa dirinya bisa hidup mandiri tanpa orang tuanya.
• Orang tua mungkin masih memberikan dukungan finasial kepada anaknya karena
dianggap belum terlalu mampu untuk berdiri sendiri.
• Orang tua cenderung cemas terhadapa hubungan anaknya yang terlalu serius da
terlalu dini. Biasanya orang tua akan merasa sekolah atau pekerjaan anaknya akan
terbengkalai oleh hubungan tersebut.

8
D. Konsep Seksualitas Pada Remaja
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang
berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menurut WHO dalam
Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya
dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan,
kemesraan dan reproduksi.
 Adaptasi Fisiologis
Perubahan fisik pada masa pubertas akan membentuk identitas seksual. Menurut Frued,
perubahan ini akan merangsang timbulnya libido, yaitu sumber energi bagi dorongan
seksual. Ini dapat dilihat dari terjalinnya hubungan romantis dan praktik masturbasi oleh
remaja. Jika perubahan ini disertai penyimpangan, remaja akan memiliki kesulitan
membentuk identitas seksualnya. Remaja bergantung pada petunjuk fisik tersebut karena
mereka membutuhkan kepastian akan kewanitaan atau kejantanan. Selain itu, mereka
tidak ingin dianggao berbeda dari kelompoknya. Pencapaian identitas seksual tanpa
karateristik fisik diatas akan menimbulkan masalah. Pengaruh lainnya adalah sikap
budaya dan harapan pihak sekitar tentang tingkah laku yang sesuai jenis kelamin dan
peran contoh yang tersedia.
Pengaruh yang lain adalah aktivitas, minat, dan gaya tingkah laku ( Santrock,2007).
Tingkah laku maskulin dan feminim yang diamati oleh remaja akan mempengaruhi cara
mereka mengekspresikan seksualitas.
 Adaptasi Psikososial
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan
dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.
Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya. Mereka
sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang halus dan nonverbal.
Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual berhubungan dengan apa
yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka tentang tubuh dan tindakan mereka.
Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda berdasarkan
jender.

9
E. Adaptasi Fisiologis dan Psikososial Pada Kehamilan Remaja
Masa remaja adalah masa dimana anak berada dalam tahapan usia yang penuh
dengan gejolak karena pengaruh hormonal yang memppengaruhi fisik maupun psikis.
Oleh sebab itu kehamilan pada usia remaja sangat rentan dan mempunyai implikasi
negatif. Kehamilan di usia remaja dapat menimbulkan banyak masalah hal ini terjadi
karena emosi ibu belum stabil dan ibu mudah tegang,sehingga terkadang timbul rasa
penolakan secara emosional ketika mengandung sampai pada saat melahirkan dan
mengasuh anak. Risiko medis yang dapat terjadi pada kehamilan remaja antara lain;
keguguran,persalinan premature, berat badan lahir rendah, persalinan macet,anemia,
serta ibu remaja belum siap merawat anak dan tidak dapat memberikan stimulasi
sehingga beresiko pada pemberian ASI.
Kehamilan pada remaja tidak berbeda jauh dengan kehamilan pada usia dewasa
dengan beberapa pengecualian. Penambahan berat badan dan protein yang
direkomendasikan tidak berbeda akan tetapi kehamilan pada remaja membutuhkan lebih
banyak kalori untuk mendukung pertumbuhan bayi yang baru dikandungnya serta
kebutuhan kalsium 1300 mg/hari. Kehamilan remaja lebih berisiko dengan
anemia,kelahiran premature, dan pendaraahan post partum.
Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa wanita hamil yang masih remaja
sebagian besar memiliki perasaan sedih,marah,bingung,kaget,takut,kesal,tersiksa,malu.
Secara emosional atau psikologis mereka sebenarnya belum siap menjalani
kehamilannya. Hal ini disebabkan karena factor usianya yang masih sangat muda dan
sebagian kehamilannya tidak direncanakan atau diinginkan. Masalah sosial yang muncul
berupa gangguan sosialisasi dan penarikan diri terhadap lingkungan. Remaja yang masih
sekolah terpaksa berhenti akibat hamil. Meskipun banyak kehamilan yang lancar,namun
ada juga yang menghadapi masalah seperti perdarahaan, lahir premature,partus macet dan
bayi lahir mati,sebagai akibat belum matangnya organ reproduksi remaja. Sehingganya,
peran keluarga dan orang tua merupakan hal yang sangat penting terhadap psikososial ibu
usia remaja. Dukungan orang tua berupa dukungan moril dan finansial sangat berperan
dalam proses kehamilan hingga melahirkan dan membesarkan anak, sedangkan bentuk
dukungan dari tenaga kesehatan berupa pemberian motivasi,konseling,dan bimbingan
bagaimana menjalankan kehamilan dengan baik.

10
F. Adaptasi Fisiologis dan Psikososial Saat Remaja Menjadi Orang Tua
Disisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada keharmonisan keluarga.
Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis yang belum matang, sehingga cenderung
labil dan emosional. Pada usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang
mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta
belum matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukanya
kasus perceraian yang merupakan dampak dari mudahnya usia untuk menikah (Sarwono,
2006).
Dalam hal ini terkadang anak menjadi sasaran dari tingkat emosi remaja yang tidak dpat
terkontrol, banyak kasus kekerasan pada anak bahkan sampai pembunuhan pada anak
dikarenakan orangtua yang tidak dapat mengontrol emosinya sehingga anak menjadi
sasaran. Dalam masa seorang remaja menjadi orangtua tidak jarang anak sering
diterlantarkan karena orangtua hanya sibuk dengan dunianya sendiri sehingga anak tidak
bisa merasakan kasih sayang orangtua pada umumnya.
Masaroh (2013) secara luas menjelaskan dampak dari pernikahan usia dini.
Berikut penjelasannya:
1. Dampak Fisik atau Biologis
Secara biologis alat reproduksi remaja masih dalam proses menuju kematangan
sehinggabelum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika
sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma,
perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ
reproduksinya, sampai membahayakan jiwa anak.
2. Dampak Psikologis
Secara psikis, remaja juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga
akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa remaja yang sulit
disembuhkan. Remaja akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada
pernikahan yang Ia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan
pernikahan akan menghilangkan hak remaja untuk memperoleh pendidikan (wajib 9
tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat
dalam usia remaja.
3. Dampak Sosial

11
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat
patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah
dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan
dengan ajaran & norma apapun termasuk agama. Kondisi ini hanya akan melestarikan
budaya patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap perempuan.

Peneliti dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) baru-baru


ini mempublikasi studi perbandingan tumbuh kembang anak yang diasuh orang tua muda
dengan yang diasuh orang tua dewasa. Peneliti ingin melihat apakah perbedaan pola asuh
di antara dua kelompok tersebut bisa memengaruhi anak.
Salah satu peneliti, Sri Sugiharti dari BKKBN Yogyakarta mendeskripsikan orang
tua muda adalah mereka yang memiliki anak pertama di usia 20 tahun ke bawah.
Sementara itu orang tua dewasa adalah responden yang memiliki anak pertama di usia 20
tahun ke atas. Hasilnya diketahui bahwa anak dari orang tua muda lebih lambat dari segi
tumbuh kembangnya. Selain itu ada juga fenomena lain yang ditemukan peneliti yaitu
lebih banyak anak yang berperilaku buruk.
Menurut Sri hal ini terjadi karena peran pengasuhan yang kemungkinan kurang
pada orang tua muda. Biasanya yang lebih terlibat mengasuh lebih ke sang kakek-nenek
atau kerabat lain

12
BAB III
Penutup
Kesimpulan

13
Daftar Pustaka

sumber : https://googleweblight.com/i?u=https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3372391/jadi-
orang-tua-di-usia-muda-berdampak-juga-pada-pola-asuh-ke-anak&hl=id-ID

Maisya,Iram Barida,dan Andi Susilowati. 2017. Jurnal Peran Keluarga dan Lingkungan
Terhadap Psikososial Ibu Usia Remaja.

https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-pada-remaja

http://www.asuhanperawat.com/2012/05/perubahan-fisiologi-pada-remaja.html

https://dosenpsikologi.com/psikologi-remaja

14

Anda mungkin juga menyukai