Anda di halaman 1dari 71

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Sehat Jiwa Usia Toddler dan


PraSekolah

FG 2 :
Anggie Aprilia
Efa Fathurohmi
Karina Novianti
Mila Perwita Intansari
Nurhadi Wibowo
Riki Satya Nugraha
Samuel Situmorang
Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak Usia Toddler
Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur sengan satuan panjang dan berat.
• Perkembangan (development) merupakan bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya.
Toddler atau anak Batita (bawah tiga tahun) dikategorikan sebagai
anak yang berusia antara 1 - 3 tahun (Hockenberry, 2017). Anak usia
toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia 12-36 bulan
(Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013). Masa ini juga merupakan masa
golden age/masa keemasan untuk kecerdasan dan perkembangan anak
(Loeziana Uce, 2015).
Masa toddler berada pada rentang masa kanak-kanak mulai berjalan
sendiri hingga anak dapat berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu
mendekati usia 12 bulan sampai 36 bulan. Toddler adalah usia anak 1-3
tahun yang secara psikologis membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa
aman atau bebas dari ancaman. Perkembangan anak sangat dipengaruhi
oleh lingkungan eksternal yang mampu memberikan rasa aman, peduli,
dan penuh kasih sayang (Rahma, 2013).
Pertumbuhan Fisik Toddler
Pertumbuhan FISIK : Tinggi Pertumbuhan FISIK : Maturasi sistem organ
dan Berat Badan

1 - 2 TAHUN Berat badan RESPIRASI: Jumlah alveoli mulai meningkat, amandel dan kelenjar
bertambah 227 g (8 oz) atau gondok besar, tabung eustachius relatif pendek dan lurus
lebih per bulan, Tinggi badan NEUROLOGIS: Mielinisasi otak dan sumsum tulang belakang yang
mulai berkembang. otak sudah berkembang 80%, dan keterampilan
tumbuh 9–12 cm (3,5–5 inci)
bahasa meningkat.
Pertumbuhuan Fisik : Tinggi KARDIOVASKULER: Denyut jantung menurun, tekanan darah
dan Berat Badan anterior meningkat, dan pembuluh darah dekat dengan permukaan kulit
fontanelle pada batita telah GASTROINTESTINAL: Ukuran perut mulai meningkat,
menutup dengan sempurna. memungkinkan untuk makan tiga kali sehari, usus bertambah panjang,
warna feses normal, dan usus kurang matang sehingga melewatkan
2 - 3 TAHUN Berat badan makanan yang sulit untuk dicerna.
bertambah 1.4 - 2.3 kg (3-5 ons) GENITOURINARY: Uretra pendek sehingga rentan untuk terinfeksi
per tahun Tinggi badan tumbuh saluran kemih, output urin sebanyak 1 ml/kg/jam, memungkinkan
menahan eleminasi urin karena kapasitas kandung kemih meningkat
5 - 6.5 cm (2-2.5 inc) per tahun MUSCULOSKELETAL: Tulang bertambah panjang dan otot
bertambah kuat
Perkembangan Anak Usia Toddler

a. Perkembangan motorik kasar


anak usia toddler b. Perkembangan motorik halus
1) Usia 12-18 bulan anak mampu anak usia toddler
berdiri sendiri tanpa berpegangan, 1) Usia 12-18 bulan anak mampu
membungkuk untuk memungut menumpuk dua buah kubus,
permainannya kemudian berdiri memasukkan kubus ke dalam kotak.
tegak kembali secara mandiri, 2) Usia 18-24 bulan anak mampu
berjalan mundur lima langkah. melakukan tepuk tangan, melambaikan
2) Usia 18-24 bulan anak mampu tangan, menumpuk empat buah kubus,
berdiri sendiri tanpa berpegangan memungut benda kecil dengan ibu jari
selama 30 detik, anak mampu dan telunjuk, anak bisa
berjalan tanpa terhuyung-huyung. menggelindingkan bola ke sasaran.
3) Usia 24-36 bulan anak mampu 3) Usia 24-36 bulan anak mampu
menaiki tangga secara mandiri, anak mencoret-coretkan pensil diatas kertas
dapat bermain dan menendang bola (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).
kecil.
c. Perkembangan bahasa d. Perkembangan personal-sosial
Tahapan perkembangan bahasa pada Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu
anak yaitu Reflective vocalization, (usia 2-3 tahun)
Bubbling, Lalling, Echolalia, dan True Perkembangan personal-sosial anak
speech. Usia 10-16 bulan anak mampu pada usia toddler sebagai berikut.
memproduksi kata-kata sendiri, Usia 12-18 bulan anak mampu bermain
menunjuk bagian tubuh atau mampu sendiri di dekat orang dewasa yang sudah
memahami kata-kata tunggal ; usia 18- dikenal, mampu menunjuk apa yang
24 bulan anak mampu memahami diinginkan tanpa menangis, anak mampu
kalimat sederhana, perbendaharaan kata mengeluarkan suara yang menyenangkan
meningkat pesat, menucapkan kalimat atau menarik tangan ibu, memeluk orang
yang terdiri dari dua kata atau lebih ; tua, memperlihatkan rasa cemburu atau
usia 24-36 bulan pengertian anak sudah bersaing.
bagus terhadap percakapan yang sudah Usia 24-36 bulan anak mampu
sering dilakukan di keluarga, anak menunjukkan kemarahan jika
mampu melakukan percakapan melalui keinginannya terhalang, mampu makan
kegiatan tanya-jawab (Soetjiningsih dan dengan sendook dan garpu secara tepat,
Gde Ranuh, 2013). mampu dengan baik minum dari cangkir.
e. Perkembangan seksualitas
• Teori psikoseksual oleh Sigmund Freud
• 1) Fase oral (umur 0-1 tahun) Tahap ini anak akan selalu memasukkan
segala sesuatu yang berada di genggamannya ke dalam mulut.
• 2) Fase anal (umur 2-3 tahun) Fungsi tubuh yang memberikan
kepuasan terhadap anus.
• 3) Fase phallic/oedipal (3-6 tahun) Anak senang memegang genetalia,
anak cenderung akan dekat dengan orang tua yang berlawanan jenis
kelamin
f. Perkembangan kognitif anak usia toddler
• 1) Usia 12-18 bulan anak dapat menemukan objek yang disembunyikan,
membedakan bentuk dan warna, memberikan respon terhadap perintah
sederhana, menggunakan trial dan error untuk mempelajari tentang
objek.
• 2) Usia 18-24 bulan anak mampu menggelindingkan bola kearah
sasaran, membantu atau meniru pekerjaan rumah tangga, dapat memulai
permainan pura-pura, memegang cangkir sendiri, belajar makan dan
minum sendiri, menikmati gambar sederhana, mengeksplorasi
lingkungan, mengetahui bagianbagian dari tubuhnya.
• 3) Usia 24-36 bulan anak dapat menunjuk satu atau lebih bagian
tubuhnya ketika diminta, melihat gambar dan dapat menyebut nama
benda dua atau lebih, dapat bercerita menggunakan paragraf
sederhana,menggabungkan dua sampai tiga kata menjadi kalimat,
menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan dirinya.
g. Perkembangan moral anak usia toddler
• Teori Kohlberg menyatakan perkembangan moral
anak sudah harus dibentuk pada usia toddler. Tahap
orientasi hukuman dan kepatuhan (sekitar usia 2-4
tahun) anak mampu menilai suatu tindakan apakah
baik atau buruk bergantung dari hasilnya berupa
hukuman atau penghargaan. Usia 4-7 tahun anak
berada pada tahap orientasi instrumental naif
dimana segala tindakan ditujukan ke arah pemuasan
kebutuhan mereka dan lebih jarang ditujukan pada
kebutuhan orang lain, rasa keadilan konkret.
Penyimpangan Tumbuh
Kembang Anak
Menurut buku Depkes RI (2010) beberapa gangguan yang sering ditemukan pada perkembangan
anak adalah:
a. Gangguan bicara dan bahasa Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak.

b. Cerebral palsy Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan sel- sel motorik pada susunan syaraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

c. Sindrom down Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal mempunyai
kecerdasan yang terbatas atau dikenal dengan keterbelakangan mental. Ini menyebabkan perkembangan
lebih lambat dari anak yang normal.

d. Perawakan pendek (Sort stature) Sort stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi
mengenai tinggi bandan berada dibawah normal.

e. Gangguan autisme Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup
bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

f. Retardasi mental Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat
atas kemampuan yang dianggap normal.

g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH).


(Depkes RI, 2010)
TEORI PSIKOSEKSUAL, PSIKOSOSIAL,
KOGNITIF DAN MORAL PADA TODDLER SERTA
PERAN ORANG TUA YANG DIHARAPKAN
Teori Psikoseksual
Menurut Sigmun Freud tahapan perkembangan anak dibagi menjadi 6 (enam)
fase perkembangan yakni :
a. Fase Oral
Yaitu pada usia 0 sampai dengan 18 bulan. Pada fase ini, mulut merupakan
central pokok keaktifan yang dinamis.

b. Fase Anal
Yaitu pada usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun. Pada fase ini, dorongan dan
tahanan berpusat pada rectum.

(Fokus pada Toddler)


Teori Psikososial
Selama perkembangan anak 3 tahun pertama, terdapat dua tahap yang
mempengaruhi, yaitu :
• Trust vs Mistrust (Percaya vs Tidak Percaya)

Terjadi pada usia 0 s.d. 18 bulan


• Autonomy vs Shame (Otonomi vs malu/ragu)

Terjadi pada usia 18-36 bulan


Tingkat kedua dari teori perkambangan psikososial ini terjadi selama masa
awal kanak-kanak berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian
diri.
Teori Kognitif
Teori perkembangan kognitif menurut Jean Peaget adalah salah satu teori
yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Sebagai
contoh anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti
mainan, perabot, dan makanan, serta objek-objek social seperti diri, orang
tua dan teman.

Teori Moral
Menurut Piaget perkembangan moral merupakan proses internalisasi
nilai/norma masyarakat sesuai dengan kematangan dan kemampuan seseorang
menyesuaikan diri terhadap aturan yang berlaku dalam kehidupannya.
Perkembangan moral mencakup aspek kognitif yaitu pengetahuan tentang
baik/buruk atau benar/salah, dan aspek afektif yaitu sikap perilaku moral yang
dipraktekkan.
FASE TEORI MORAL
• Fase absolut; anak menghayati peraturan sebagai suatu hal yang dapat
diubah, karena berasal dari otoritas yang dihormatinya. Peraturan
sebagai moral adalah obyek eksternal yang tidak boleh diubah

• Fase realitas; anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan


orang lain. Peraturan dianggap dapat diubah, karena berasal dari
perumusan bersama. Mereka menyetujui perubahan yang jujur dan
disetujuibersama, serta merasa bertanggung jawab menaatinya

• Fase subjektif; anak memperhatikan motif/kesengajaan dalam


penilaian perilaku.
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
PRASEKOLAH
Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan perubahan


yang bersifat kuantitatif (dapat
diukur) perubahan ukuran tubuh dan
bagiannya seperti peningkatan
jumlah sel, jaringan, struktur, dan
sistem (DeLaune & Ladner, 2011).
 
1. Pertumbuhan Fisik Anak Usia Prasekolah

Berat badan usia


prasekolah
Tinggi anak usia bertambah sekitar
prasekolah (3-5 thn) 2,3 kg/tahun
tumbuh 6,5-7,8 cm
/tahun
2. Pematangan Sistem Organ Anak Usia
Prasekolah
Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu


pola yang teratur terkait perubahan
struktur, pikiran, perasaan, atau
perilaku yang dihasilkan dari proses
pematangan, pengalaman, dan
pembelajaran. (Taylor et al., 2011).
1. Perkembangan Psikososial
Rasa Inisiatif Versus Rasa Bersalah

• Anak usia prasekolah adalah siswa yang ingin tahu,


mereka sangat antusias mempelajari hal-hal baru.
• Anak usia prasekolah ingin mengembangkan dirinya
melebihi kemampuannya, kondisi ini dapat
menyebabkan dirinya merasa bersalah.
• Permainan dan imajinasi berperan penting pada
tahap ini.
2. Perkembangan Kognitif
• Menurut teori Jean Piaget anak usia prasekolah berada di tahap
praoperasi, yaitu didasarkan pada pemahaman dunia yang
mementingkan diri sendiri.
• Paham konsep penghitungan dan mulai terlibat dalam permainan
fantasi atau khayalan. Anak usia prasekolah juga sering memiliki
teman khayalan.

• Berikut adalah beberapa contoh untuk membantu anak


meningkatkan keterampilan kognitif: Permainan Pencocokan
Memori, Teka-Teki, Sortifikasi Dan Klasifikasi, dan Pengurutan
3. Perkembangan Moral Dan Spiritual

Dapat memahami konsep benar dan salah dan sedang


mengembangkan hati nurani.

Anak memproyeksikan orang tua mereka atau perasaan atau


karakteristik pengasuh terhadap “Tuhan”: jika ibu marah, maka
Tuhan mungkin juga marah.
4. Perkembangan Keterampilan Motorik
Kasar
• Anak usia prasekolah memiliki kontrol yang lebih besar
atas gerakannya

Memberikan pujian pada anak ketika


mampu melakukan aktivitas secara
mandiri

Mengecek lingkungan rumah untuk


Tugas orang tua pada tahap keselamatan sebagai balita, karena
perkembangan motorik kasar
aktivitas fisiknya lebih banyak.

Menyediakan lingkungan yang aman untuk


bermain dan eksplorasi.
5. Keterampilan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus memiliki implikasi
penting bagi keterlibatan anak-anak dalam seni rupa,
menggambar, dan pengalaman menulis yang muncul.
Anak berusia 3 tahun dapat menggerakkan masing-
masing jari secara independen dan mampu
menggenggam peralatan dan krayon seperti cara orang
dewasa.
6. Perkembangan Sensorik

Anak berisiko lebih tinggi untuk menelan benda asing


secara tidak sengaja. Ketajaman visual terus
mengalami kemajuan dan harus sama secara
bilateral. Pada usia 5 tahun memiliki ketajaman
visual 20/40 atau 20/30. Penglihatan warna masih
utuh pada usia ini.
7. Perkembangan Komunikasi Dan Bahasa

Masa penyempurnaan keterampilan bahasa

• Anak berusia 3 tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya


berisi informasi penting.
• Kosakata pada anak usia 3 tahun terdiri dari sekitar 900 kata.
• Anak usia prasekolah dapat memperoleh sebanyak 10 hingga 20
kata baru per hari dan pada usia 5 tahun biasanya memiliki
kosakata 2.100 kata (Taylor et al., 2011).
8. Perkembangan Emosional Dan Sosial

Anak usia prasekolah cenderung memiliki emosi yang


kuat. Mereka sangat bersemangat, bahagia, dan
bingung dalam satu saat, kemudian merasa sangat
kecewa setelahnya. Anak usia prasekolah memiliki
imajinasi yang jelas, dan ketakutan sangat nyata.
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Dan Perkembangan

• Warisan genetic • Lingkungan


• Pengalaman hidup • Pengaruh kebudayaan
• Status kesehatan • Pertemanan
• Faktor prenatal, individu, • Perangai
dan pengasuh • Ketakutan
Cara Menstimulasi Anak Usia PraSekolah

• Stimulasi tumbuh kembang pada anak merupakan kegiatan


merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh
kembang secara optimal
• Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh orang tua,
yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu
atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan orang dewasa
lainnya.
• Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
Berikut adalah cara menstimulasi anak
prasekolah :
• Sebutkan nama benda, sifat, • Puzzle, balok, menggambar,
guna benda mewarna, menulis
• Bacakan cerita, tanya jawab, • Mengelompokkan benda
bercerita sejenis
• Menonton TV didampingi, • Mencocokan gambar dan
menyanyi benda
• Cuci tangan, membersihkan • Menghitung, mengenal angka
diri, berpakaian, rapikan dan huruf
mainan • Melempar, menangkap, berlari,
• Makan dengan sendok garpu, melompat
masak-masakan • Memanjat, merayap, main
• Menggunting, menempel, sepeda roda 3
menjahit
Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak
1. Down Syndrome
• DS disebabkan oleh kelebihan kromosom ke-21 pada sel tubuh. Kelebihan
kromosom ini tidak disebabkan oleh kesalahan yang terjadi selama masa
kehamilan.

2. Autisme
• Autisme didefinisikan sebagai gangguan pada kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial.
• Penderita autisme memiliki tingkah laku, minat, dan kegiatan yang terbatas dan
berulang-ulang

3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Gangguan pemusatan perhatian yang ditandai dengan perilaku hiperaktif dan
terburu-buru (impulsif).
Teori Psikoseksual dan Psikososial pada anak
Pra Sekolah serta peran orang tua yang
diharapkan
1. Teori Perkembangan Psikoseksual
A. Masa oral (0-1 tahun)
Masa oral adalah tahap pertama perkembangan psikoseksual pada bayi memperoleh
dan merasakan kepuasan dan kenikmatan bersumber daerah mulutnya. Kegiatan
daerah mulut menimbulkan kepuasan karena menghilangkan perasaan tidak enak dari
rasa lapar.

B. Masa anal (1-3 tahun)


Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat dengan kegiatan buang air besar
karena keduanya merupakan sumber kenikmatan secara libidinal. Masa anal
berhubungan dengan kebersihan, keteraturan atau kerapian yang ingin diterapkan
oleh orang tua kepada anak.

C. Masa falik (3-5 tahun)


Anak mulai menaruh perhatian pada perbedaan anatomic antara laki-laki dan
perempuan, terhadap asal-usul bayi dan hal-hal yang ada kaitannya dengan kegiatan
seks.
D. Masa laten (6-12 tahun)
Masa ketika aktivitas seksual dapat dikatakan tenang, terpendam
dan tidak aktif. Sekalipun dalam kelompok bisa timbul
pembicaraan atau bahkan kenakalan seksual (termasuk
berbicara kotor), intensitasnya tidak sehebat ketika masa atau
sesudah masa laten. Sifatnya tidak terlalu pribadi biasanya dalam
kelompok.

E. Masa genital (12 tahun)


Masa ketika dorongan seks ada pada masa falik mulai
berkembang lagi setelah pada masa laten
2. Teori Perkembangan Psikososial
Tahap 1: Masa oral sensorik
• Dimensi polaritasnya: memperoleh dasar kepercayaaan dan di pihak lain mengatasi dasar
ketidakpercayaan.

Tahap 2: Masa anal muskulatur


• Dimensi polaritasnya: merasakan adanya kebebasan dan perasaan malu dan ragu-ragu
• Pertumbuhan fisik anak pada masa ini memungkinkan untuk melakukan gerak gerik, berjalan,
berlari dengan bebas. Anak membutuhkan pengarahan yang baik dan halus dan dorongan
yang berkali-kali agar tidak terlalu jauh mengalami perasaan malu-malu dan ragu-ragu ini.

Tahap 3: Masa genital locomotor


• Dimensi polaritasnya: memperoleh perasaan bebas berinisiatif dan dipihak lain mengatasi
perasaan bersalah.

Tahap 4: Masa laten


• Dimensi polaritasnya: memperoleh perasaan gairah dan dipihak lain
mengatasi perasaan rendah diri.
TEORI KOGNITIF DAN
MORAL PADA ANAK
PRA SEKOLAH SERTA
PERAN ORANG TUA
YANG DIHARAPKAN
Perkembangan anak usia
dini merupakan titik
penting kehidupan anak,
karena pondasi yang
kuat untuk proses belajar
TEORI KOGNITIF DAN
MORAL PADAANAK dimulai pada usia-usia
PRA SEKOLAH awal perkembangan
anak. 
SERTA PERAN ORANG Salah satu hasilnya
TUAYANG DIHARAPK
adalah anak usia pra

AN   sekolah mulai menjadi


pemikir fleksibel, jika
suatu masalah tidak
dapat diselesaikan
dengan cara tertentu,
anak dapat mengubah
strategi berpikir
alternatif 
Perkembangan Anak usia pra-
moral pada anak
usia pra sekolah
sekolah memiliki
bertambah dengan pengetahuan yang
pengertian tingkah berkaitan erat dengan
laku yang dianggap
salah atau benar 
pengalamannya yang
konkret dan fantasi
yang dimiliki.
. Perkembangan moral pada usia
pra-sekolah adalah kemampuan
anak usia pra-sekolah untuk
mengidentifikasi tingkah laku
yang akan menghasilkan hadiah
ataupun hukuman dan mempu
membedakannya sebagai benar
atau salah. 
Anak membutuhkan dukungan dan bantuan
dari keluarga dalam hal pemberian pengakuan
yang positif terhadap perilaku anak yang adaptif
sehingga anak dapat mengembangkan
kemampuan berhubungan yang dimilikinya
 Peran orang tua dalam perkembangan psikososial
anak yaitu melibatkan anak dalam kegiatan sehari-
hari yang sederhana di rumah, puji keberhasilan
yang dicapai oleh anak, diskusikan dengan anak
mengenai harapannya dalam berinteraksi dan
belajar, tidak menuntut anak dalam hal-hal yang
tidak sesuai dengan kemampuannya (menerima
anak apa adanya), bantu kemampuan belajar, tidak
menyalahkan dan menghina anak, beri contoh cara
menerima orang lain apa adanya, beri kesempatan
untuk mengikuti aktifitas kelompok yang
terorganisasi, buat atau tetapkan aturan disiplin
dirumah bersama anak 
 Selama masa pra sekolah, anak-anak
memerlukan orang tua menjadi teladan yang
baik, bagaimana mengajarkan sopan santun,
dan mempraktekan pengendalian diri untuk
mengajarkan pengendalian diri. Anak pra
sekolah secara  aluriah mempercayai orang
tua mereka, pertahankanlah kepercayaan
mereka itu dengan sikap yang penuh kasih
saying dan hangat, tetapi tegas dan
konsisten.  
ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA SEHAT PADA MASA
TODDLER
KASUS

• IBU A( 28 TAHUN) MEMILIKI ANAK PEREMPUAN (ANAK D)


BERUSIA 2.5 TAHUN . IBU A SERING MENGAJAK ANAK D BERMAIN
DENGAN PERMAINAN YANG MENARIK SEPERTI BERMAIN AIR
ATAU TANAH DI HALAMAN RUMAH. MENURUT IBU A IA
CENDERUNG UNTUK BERUSAHA MEMENUHI APA DIMINTA OLEH
ANAKNYA NAMUN KADANG-KADANG IA PUN DAPAT TEGAS
UNTUK MENOLAK KEINGINAN ANAKNYA. IBU A MENGATAKAN
BELUM MEMILIKI PENGALAMAN MENGENAI PENGAJARAN DAN
PENGASUHAN YANG TEPAT UNTUK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
PENGKAJIAN

1. KEMANDIRIAN
• MENGENAL DAN MENGAKUI NAMANYA
• SERRING MENGATAKAN KATA “JANGAN/TIDAK/NGGAK”
• BANYAK BERTANYA TENTANG HAL BENDA YANG ASING BAGINYA
• MULAI MELAKUKAN KEGIATAN SENDIRI DAN TIDAK MAU DIPERINTAH, MISSAL MINUM SENDIRI, MAKAN
SENDIRI, BERPAKAIAN SENDIRI
• MULAI BERGAUL DENGAN ORANG LAIN TANPA DIPERINTAH
• MULAI BERMAIN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK DILUAR KELUARGANYA.
• HANYA SEBENTAR MAU BERPISAH DENGAN ORANG TUA
• MENUNJUKAN RASA SUKA DAN TIDAK SUKA
• MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN YANG DILAKUKAN KELUARGA
• MAMPU MENYATAKAN AKAN BUANG AIR BESAR DAN BUANG AIR KECIL
2. RAGU-RAGU DAN MALU
• TIDAK BERANI MELAKUKAN SUATU KEGIATAN
• MERASA TAKUT MELAKUKAN SESUATU
• MERASA TERPAKSA DALAM MELAKUKAN TINDAKAN
3. MOTORIC KASAR 5. BERBICARA , BERBAHASA,
• BERDIRI DENGAN SATU DAN KECERDASAN
KAKI TANPA • MAMPU MENYATAKAN
BERPEGANGAN SELAMA KEINGINAN PALING
PALING SEDIKIT 2 SEDIKIT 2 KATA
HITUNGAN
4. MOTORIC HALUS
• MEMBUAT GARIS LURUS
No Kemampuan Ya Tidak

  Kemampuan Klien    
1 Mengenal dan menyebut namanya V  
2 Bertindak sendiri dan tidak mau diperintah V  
3 Mau berpisah dengan orang tua dalam waktu singkat/ sebentar V  

4 Sering bertanya tentang hal/benda yang asing bagi dirinya V  


5 Sering menggunakan kata jangan/tidak/nggak V  
6 Berinteraksi dengan orang lain tanpa diperintah V  
7 Mampu mengungkapkan rasa suka dan tidak suka V  
8 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar keluarga V  

9 Meniru kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga V  


  Kemampuan keluarga    
1 Menyebutkan cara menstimulasi perkembangan anak   V
2 Menentukan cara untuk menstimulasi perkembangan anak   V
3 Memberikan mainan yang sesuai dengan usia anak V  
4 Tidak menggunakan kata perintah saat berbicara tetapi memberikan alternatif untuk memilih V  

5 Membuat aturan perilaku yang baik (makan, mandi, tidur bermain) V  

6 Memuji keberhasilan yang dicapai anak V  


7 Memberi kesempatan anak untuk bermain permainan yang bertujuan menggali rasa ingin tahu V  

8 Segera membawa baita ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan kesehatan bila sakit V  


TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. KOGNITIF , ANAK MAMPU:


• MENGENAL DAN MENYEBUTKAN NAMA
• MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
B. PSIKOMOTOR, ANAK MAMPU :
• MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIC KASAR DAN HALUS
• MELAKUKAN KEGIATAN SENDIRI

C. AFEKTIF, ANAK MAMPU :


• MENUNJUKAN RASA SUKA DAN TIDAK SUKA
• MELAKUKAN KEGIATAN KEAGAMAAN BERSAMA KELUARGA
DIAGNOSA

• 1. RESIKO KETERLAMBATAN PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN BERHUBUNGAN DENGAN ORANG TUA
KURANG PENGETAHUAN
• 2. DEFISIT PENGETAHUAN ORANG TUA
BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI
MENGENAI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. RESIKO KETERLAMBATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN PADA ANAK :
• LATIH ANAK MERAWAT MANDIRI, MANDI, MAKAN, BERPAKAIAN,
TOILETING.
• LATIH ANAK MELAKUKAN KEGIATAN RUMAH TANGGA YANG SEDERHANA
SECARA MANDIRI.
• HINDARI MENGGUNAKAN KATA PERINTAH DAN SUASANA YANG MEMBUAT
ANAK BERSIKAP NEGATIVE
• BERIKAN MAINAN SESUAI PERKEMBANGAN
• LATIH ANAK MENGENAL TINDAKAN YANG BOLEH DAN TIDAK BOLEH
DILAKUKAN
• LATIH DISIPLIN DAN TATA KARMA
• LIBATKAN ANAK DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN
TINDAKAN PADA ORANG TUA
• JELASKAN PERKEMBANGAN YANG HARUS DICAPAI KANAK-KANAK
• LATIH CARA MEMFASILITASI KEMANDIRIAN KANAK-KANAK MERAWAT DIRI :
MAKAN SENDIRI, MANDI SENDIRI , BERPAKAIAN SENDIRI, TOILETING SENDIRI.
• LATIH CARA MEMFASILITASI KEMANDIRIAN KANAK-KANAK DALAM KEGIATAN
RUMAH TANGGA YANG SEDERHANA.
• AJARKAN CARA MELATIH DENGAN JELASKAN, BERI CONTOH, DAMPINGI,
MOTIVASI, DAN BERI PUJIAN.
• DISKUSIKAN TANDA PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN DAN CARA MENGATASI
SERTA PENGGUNAAN PELAYANAN KESEHATAN
2. DEFISIT PENGETAHUAN ORANG TUA
• AJARKAN ORANG TUA TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN
YANG SESUAI DENGAN KELOMPOK USIA
• BERI PENDIDIKAN KESEHATAN ATAU INFORMASI MENGENAI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

•  
EVALUASI

KOGNITIF PSIKOMOTOR
• ANAK MAMPU MENGENAL
• ANAK MAMPU
DIRINYA SENDIRI
MELAKUKAN AKTIVITAS
• ANAK MAMPU BERMAIN
MANDIRI SEPERTI MAKAN
DENGAN TEMAN SEBAYANYA
SENDIRI, MANDI SENDIRI,
• ANAK MAMPU BERKOMUNIKASI
TOILETING SENDIRI
DENGAN BAIK
• ANAK MAMPU
• ANAK MAMPU MERESPON
SECARA VERBAL MELAKUKAN PEKERJAAN
RUMAH TANGGA YANG
SEDERHANA
AFEKTIF
• ANAK MAMPU MENUNJUKAN RASA SUKA DAN TIDAK SUKA
• ANAK MAMPU MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN
BERSAMA KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
SEHAT JIWA USIA PRA-SEKOLAH.
KASUS

Seorang mahasiswa FIK UI sedang melakukan praktik keperawatan jiwa


di suatu RT dan berkunjung ke rumah Ibu Lina yang memiliki anak
perempuan bernama D berusia 5 tahun. Ibu Lina mengemukakan kepada
mahasiswa bahwa D sangat senang bermain boneka atau masak-masakan
dengan teman-teman sebayanya, kadang susah untuk diajak tidur siang.
Anak D juga sering berlari-larian, bermain perosotan, ayunan bersama
teman-temannya sehingga lupa mandi sore. Ibu Lina menanyakan apakah
anaknya berkembang normal dan mengatakan bahwa ia belum
mengetahui apa kemampuan yang harus dicapai oleh anak umur 5 tahun.
PENGKAJIAN
a. Data demografi.
Pengkajian data demografi meliputi nama, usia, tempat dan tanggal lahir
anak, pendidikan, alamat orangtua serta data lain yang dianggap perlu
diketahui. Riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang pernah
diterima anak, juga perlu dikaji. Selain itu, aktivitas kehidupan sehari-hari
anak meliputi keadaan gizi termasuk berat badan, jadwal makan dan minat
terhadap makanan tertentu, tidur fan kualitas tidur, eliminasi meliputi
kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi, kecacatan dan
keterbatasan lainnya.
b. Fisik.
Dalam pengkajian fisik, pemeriksaan fisik secara lengkap sangat diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap perilaku anak. Selain
itu, hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam menentukan pengobatan
yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan
yang pernah dialami anak.
c. Status mental.
Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk memberi gambaran mengenai
fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi ego anak
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, status mental anak perlu dikaji setiap waktu
dengan suasana yang santai dan nyaman bagi anak.
Pemeriksaan status mental meliputi keadaan emosi, proses berpikir dan isi pikiran,
halusinasi dan persepsi, cara bicara dan orientasi, keinginan untuk bunuh diri atau
membunuh.
d. Pengkajian terhadap hubungan interpersonal anak dilihat dalam hubungannya
dengan anak sebayanya yang penting untuk mengetahui kesesuaian perilaku dengan
usia. Pertanyaan yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
a) Apakah anak berhubungan dengan anak sebaya dan dengan jenis kelamin tertentu?
b) Apakah posisi anak dalam struktur kekuasaan dalam kelompok?
c) Bagaimana keterampilan social anak ketika menjalin dan berhubungan dengan
anak lain?
d) Apakah anak mempunyai teman dekat?
Diagnosa Keperawatan

a. Risiko keterlambatan pertumbuhan dan


perkembangan berhubungan dengan dukungan
orangtua yang tidak adekuat.
b. Defisit pengetahuan orang tua berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai pertumbuhan
dan perkembangan anak
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1:
Risiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
dukungan orangtua yang tidak adekuat.
Intervensi yang dilakukan:

a. Ajarkan orangtua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok


usia anak.
b. Kaji tingkat perkembangan anak dalam seluruh area fungsi.
c. Beri waktu anak untuk bermain dan menggali lingkungan bermain.
Diagnosa 2:
Defisit pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
Intervensi yang dilakukan:
a. Berikan pendidikan kepada orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak sesuai kelompok usia.
IMPLEMENTASI
Implementasi pada anak:

a. Latih anak kebersihan diri

b. Bantu anak mengembangkan keterampilan motorik: Bermain dengan melibatkan aktivitas


fisik, ciptakan lingkungan yang aman bagi anak.

c. Latih anak mengembangkan keterampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi dengan sopan
santun, beri contoh yang benar.

d. Latih anak mengembangkan keterampilan psikososial: motivasi anak untuk bermain


dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan.

e. Latih anak memahami identitas dan peran sesuai jenis kelamin: ajari anak mengenal
bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin.

f. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: bantu anak menggali kreativitasnya, bimbing


anak mengembangkan keterampilan baru, latih anak mengenal huruf, angka, warna dan
benda, serta latih anak membaca, menggambar dan berhitung.

g. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya positif
pada anak, latih kedisiplinan pada anak.

h. Latih disiplin: waktu belajar, waktu bermain dan lain-lain.


Implementasi pada Keluarga ( Orang tua, pengasuh/care giver)
a. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai anak pra-sekolah.
b. Latih cara memfasilitasi inisiatif anak pra-sekolah, hindarkan
menyalahkan tetapi lebih kepada membimbing.
c. Sarankan kepada orang tua untuk menyediakan permainan dan kegiatan
yang mendorong inisiatif.
d. Ajarkan cara mendorong inisiatif: bertanya ide/gagasan keinginan anak;
fasilitasi dan dampingi serta beri pujian.
e. Diskusikan tanda penyimpangan dan cara mengatasinya serta
pelayanan kesehatan.
EVALUASI
1. Kognitif, anak mampu:
a. Berinisiatif untuk bermain pada alat-alat rumah 3. Afektif:
tangga.
b. Menciptakan kreativitas dan senang berkhayal
a. Senang bermain dengan teman sebaya

c. Memahami perbedaan benar dan salah b. Mampu mengekspresikan rasa senang,


d. Mengenal beberapa warna sedih, marah secara wajar.

e. Merangkai kata dan kalimat


f. Mengenal jenis kelamin.

2. Psikomotor, anak mampu:


a. Mempertahankan kesehatan fisik
b. Melakukan kegiatan fisik sesuai usianya
c. Membantu pekerjaan rumah tangga yang
sederhana
d. Melakukan permainan yang diajarkan
e. Mencoba hal baru dan patang menyerah.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Azizah, L. M., dkk. (2016). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa: Teori dan
aplikasi praktik klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka
Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta.
Moersintowarti. (2002). Tumbang Anak dan Remaja. Jakarta; CV Sagung
Seto.
• BALL. (2013). BUKU AJAR KEPERAWATAN MATERNITAS. IN MEDICAL ONLINE BOOK
• DESNA, DONATE. 2014. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USAI TODDLER.
(HTTP://DONATADESNA.BLOGSPOT.COM)
• DONNA L. WONG. ET ALL. 2008. BUKU AJAR KEPERAWATAN PEDRIATIK. CETAKAN PERTAMA. JAKARTA : EGC.
• PUTRI, HERVIRA A. & MAHARANI Y., 2013. PUSAT TUMBUH KEMBANG ANAK.
• SOETJININGSIH DAN RANUH, G. TUMBUH KEMBANG ANAK ED 2. JAKARTA: EGC; 2013
• PAPALIA, D.E., OLD, S.W & FELDMAN, R.D. (2011|) HUMAN DEVELOPMENT (PSIKOLOGI PERKEMBANGAN BAGIAN V S/D
IX), ED.9 CET.2. JAKARTA : KENCANA.
• PAPALIA, D.E., ET AL. (2010). HUMAN DEVELOPMENT (PSIKOLOGI PERKEMBANGAN). JAKARTA : KENCANA.
• SOEMANTRI, S. (2005). PSIKOLOGI ANAK. BANDUNG : REFIKA ADITAMA.
• DESMITA. (2005). PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. BANDUNG : PT. REMAJA ROSDA KARYA.
• HURLOCK, ELIZABETH B. (1980). A LIFE APPROACH. JAKARTA : ERLANGGA.
• CAHYANI, F., FURQON, M.T., & RAHAYUDI, B. (2018). “IDENTIFIKASI PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
DENGAN ALGORITME BACKPROPAGATION” DALAM JURNAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMPUTER VOL.2, NO.5, MEI 2018 HLM. 1778-1786
• FADILLAH, D. (2017). STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK SEKOLAH.
HTTPS://WWW.RSUPPERSAHABATAN.CO.ID/ARTIKEL/READ/STIMULASI-TUMBUH-KEMBANG-BALITA-DAN-ANAK-PRA-
SEKOLAH
DIAKSES TANGGAL 26 APRIL 2021 PUKUL 10:00.
• KLIEGMAN, R. M., BEHRMAN, R. E., JENSON, H. B., & STANTON, B. M. (2007). NELSON TEXTBOOK OF PEDIATRICS E-
BOOK. ELSEVIER HEALTH SCIENCES.
• MANSUR, ARIF ROHMAN. (2019). TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRASEKOLAH. PADANG: ANDALAS UNIVERSITY PRESS.
• TAYLOR, C., LILLIS, C., LEMONE, P., & LYNN, P. A. (2011). FUNDAMENTALS OF NURSING: THE ART AND SCIENCE OF
NURSING CARE. LIPPINCOTT PHILADELPHIA.
• SAL SEVERE, PH.D. · 2020. BAGAIMANA BERSIKAP PADA ANAK AGAR ANAK (PRASEKOLAH)
BERSIKAP . JAKARTA. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. 
• LATIFAH, L. 2012. DAMPAK STIMULUS KOGNITIF BERBASIS PENGASUH DISERTAI IODIUM
PADA PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PRA SEKOLAH DI DAERAH ENDEMIK GAKI. BALAI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 
• KELIAT, 2007. MANAJEMAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL DAN KADER KESEHATAN JIWA.
JAKARTA: EGC. 
• POTTER, PERRY. 2009. FUNDAMENTAL OF NURSING EDISI 7 BUKU 1. SALEMBA MEDIKA.
JAKARTA 
• KELIAT, B. A., DKK. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. JAKARTA : EGC.
• AZIZAH, L. M., DKK. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA: TEORI DAN
APLIKASI PRAKTIK KLINIK. YOGYAKARTA: INDOMEDIA PUSTAKA
• PURWANTO, TEGUH. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN JIWA. PUSTAKA PELAJAR.
YOGYAKARTA
• KELIAT, B. A., DKK. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. JAKARTA : EGC.
• AZIZAH, L. M., DKK. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA: TEORI DAN
APLIKASI PRAKTIK KLINIK. YOGYAKARTA: INDOMEDIA PUSTAKA
• PURWANTO, TEGUH. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN JIWA. PUSTAKA PELAJAR.
YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai