Anda di halaman 1dari 8

SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...

(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI INDONESIA TAHUN


2010-2019

Maya Arisanti1*, Nungki Hapsari Suryaningtyas1

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja


1

Jl. A.Yani KM.7 Kemelak Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Indonesia
*Korespondensi penulis pertama: e-mail maya_arisanti@yahoo.co.id

Naskah masuk: 29-09-2021; Revieu: 04-10-2021; Layak Terbit: 18-10-2021

Abstract
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) control focuses on preventation efforts with the mosquito
nest eradication movement (PSN). The larva free number (ABJ) is an indicator of the success of
PSN and early prevention by ensuring a negative house with Aedes sp. This research is
descriptive used secondary data on Indonesia’s health profile in 2010-2019. This study
describes cases of DHF, incidence rate and larva free rate (ABJ) for 10 years. The results
showed that DHF cases in Indonesia from 2010-2019 fluctuating where the higehest cases
occurred in 2016 which was 204.171 cases and the lowest occurred in 2018 which was 65.602
cases. The highest incidence of DHF occurred in 2016 which was 78,85 per 100.000 population.
Indonesia’s ABJ for 10 years is still below the target <95% in the range 24,1-80,2%.
Transmission of DHF still occurs in Indonesia, this can be seen from the still finding cases of
DHF every year and indicators of morbidity due to DHF which is still high above 49 per 100.000
population. The low ABJ affects the occurrence of dengue cases in Indonesia.

Keywords: DHF, incidence rate, ABJ, Indonesia.

THE EVENT OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) IN INDONESIA


2010 - 2019

Abstrak
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan upaya pencegahan yang
diutamakan dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD). Angka bebas jentik (ABJ)
indikator keberhasilan kegiatan PSN dan pencegahan awal dengan memastikan rumah negatif
dengan larva Aedes sp. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder
profil kesehatan Indonesia tahun 2010-2019. Penelitian ini menggambarkan kasus DBD, angka
Incidence Rate dan ABJ di Indonesia selama 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan kasus
DBD di Indonesia dari tahun 2010-2019 mengalami perubahan fluktuatif dimana kasus paling
tinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu 204.171 kasus dan paling rendah terjadi pada tahun 2018
yaitu 65.602 kasus. Puncak insiden tertinggi DBD terjadi pada tahun 2016 yaitu 78,85 per
100.000 penduduk. ABJ Indonesia selama 10 tahun masih di bawah target (<95%) yaitu
dikisaran 24,1-80,2%. Penularan DBD masih terjadi di Indonesia, hal ini terlihat dari masih
ditemukannya kasus DBD setiap tahunnya dan indikator angka kesakitan akibat DBD yang
masih tinggi yaitu di atas 49 per 100.000 penduduk. ABJ yang masih rendah berpengaruh
terhadap terjadinya kasus DBD di Indonesia.

Kata kunci: DBD, incidence rate, ABJ, Indonesia.

34
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) persentase kabupaten/kota yang mencapai
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus angka kesakitan incidence rate (IR) ≤ 49
dengue dan ditularkan melalui vektor per 100.000 penduduk. Pada awal tahun
nyamuk Aedes sp. Kasus DBD banyak 2020 sebanyak 73,35% (377 kab/kota) telah
ditemukan pada musim penghujan ketika mencapai IR ≤ 49 per 100.000 penduduk.1
muncul banyak genangan air dari Data 10 tahunan dibutuhkan untuk melihat
wadah/media yang menampung air hujan sejauh mana program yang telah
menjadi tempat perindukan nyamuk. dilaksanakan berdampak pada penurunan
Sampai dengan saat ini jumlah kasus dan pencapaian target ABJ nasional.
kabupaten/kota terjangkit DBD di Indonesia
sebanyak 477 kabupaten/kota atau sebesar METODE
92,8% dari seluruh kabupaten/kota yang
ada di Indonesia. Jumlah ini cenderung Penelitian ini adalah analisis secara
meningkat sejak tahun 2010 sampai dengan deskriptif dengan menggunakan data
2019.1 sekunder profil kesehatan Indonesia tahun
2010-2019. Penelitian ini menggambarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor kasus DBD, angka incidence rate dan
92 tahun 1994 mengatur tentang angka bebas jentik di Indonesia selama 10
pengendalian DBD yang dititikberatkan tahun. Variabel yang diteliti dalam penelitian
pada upaya pencegahan dengan gerakan ini adalah kasus DBD, IR, dan angka bebas
pemberantasan sarang nyamuk (PSN). jentik. Kasus DBD per tahun dalam
Pada tahun 2015 diluncurkanlah Gerakan 1 penelitian ini adalah kasus DBD yang terjadi
Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan selama satu tahun berdasarkan laporan dari
pendekatan pemberdayaan masyarakat sarana pelayanan kesehatan.
yang bertujuan untuk menurunkan angka
penderita dan angka kematian akibat DBD HASIL
melalui pembudayaan kegiatan PSN 3M
Plus.2 Pada gambar 1 dapat dilihat kasus
Indikator keberhasilan PSN ditentukan DBD di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
berdasarkan angka bebas jentik (ABJ) Pola kasus DBD terjadi kecendrungan
sebagai upaya pencegahan awal penularan peningkatan dari tahun 2011 sampai tahun
DBD dengan memastikan ada/tidaknya 2016. Di tahun 2017-2019 kasus DBD
larva Aedes sp. pada tiap rumah.3 Nilai ABJ cenderung menurun. Kasus paling tinggi
≥ 95% merupakan sasaran program terjadi pada tahun 2016 yaitu 204.171
pengendalian DBD di Indonesia sebagai kasus dan paling rendah terjadi pada tahun
upaya untuk membatasi penularan DBD.4 2018 yaitu 65.602 kasus.
Selain itu, sasaran program pengendalian
juga menitikberatkan peningkatan

35
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011-2020


Gambar 1. Grafik kasus DBD di Indonesia tahun 2010-2019

Angka kesakitan akibat DBD dapat IR Indonesia sudah sesuai harapan yaitu
digambarkan dengan menggunakan dibawah 49,0 per 100.000 penduduk.
indikator IR per 100.000 penduduk. Pada Namun tahun 2019 terjadi peningkatan
gambar 2 dapat dilihat IR paling tinggi angka kesakitan menjadi 51,5 per 100.000
terjadi pada tahun 2016 yaitu 78,85 per penduduk.
100.000 penduduk. Di tahun 2017 dan 2018

Sumber : Ditjen P2P Kemenkes RI tahun 2020


Gambar 2. Grafik incidence rate di Indonesia tahun 2010-2019

Angka bebas jentik merupakan persentasi dibandingkan dengan target ABJ, selama
jumlah rumah/bangunan yang tidak terdapat 10 tahun ABJ Indonesia masih di bawah
jentik nyamuk. Pada gambar 3 dapat dilihat target (<95%) yaitu dikisaran 24,1-80,2%.
tren penurunan ABJ pada tiap lima tahun
yaitu tahun 2014 dan tahun 2018. Jika

36
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

Sumber : Ditjen P2P Kemenkes RI tahun 2020


Gambar 3. Grafik ABJ di Indonesia tahun 2010-2019
BAHASAN nyamuk.8 Penelitian di Kota Banjarbaru
menyatakan bahwa curah hujan memiliki
Hasil menunjukkan bahwa dalam 10
pengaruh yang paling dominan terhadap
tahun terakhir (2010-2019) masih
kejadian DBD.9 Penelitian di Kota
ditemukan kasus DBD. Pola kasus DBD
Banjarbaru menyatakan secara langsung
terjadi kecendrungan peningkatan terutama
curah hujan berpengaruh positif terhadap
di tahun 2016 terjadi peningkatan paling
kejadian DBD yaitu 0,098 artinya tinggi
tinggi. Hal ini dikarenakan terjadi anomali
rendahnya kejadian DBD dipengaruhi oleh
iklim yang menyebabkan kemarau basah
curah hujan sebesar 9,8%.10 Suhu optimum
dan peningkatan suhu udara dengan nilai
untuk perkembangbiakan nyamuk adalah
anomali sebesar 0,80C.5,6 Kemarau basah
25-270C. kelembapan ideal untuk nyamuk
merupakan fenomena tingginya intensitas
dapat berkembangbiak secara optimal
curah hujan pada musim kemarau. Hujan
adalah 70-98%. Pada kelembapan 60%
yang turun dengan curah hujan tinggi, tapi
Aedes aegypti tidak dapat menularkan virus
durasinya singkat menyebabkan timbulnya
dengue karena nyamuk akan terlebih
genangan air. Hujan yang turun secara tiba-
dahulu mati sebelum virus dengue sampai
tiba lalu reda disertai panas menjadi hal
di kelenjar liurnya.5
yang paling disukai nyamuk untuk bertelur.
Kepadatan penduduk di Indonesia
Genangan-genangan air inilah yang
setiap tahunnya mengalami peningkatan.
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan
dan pertumbuhan nyamuk cenderung
kepadatan penduduk pada tahun 2015,
banyak.7 Penelitian di Kecamatan Sawahan
2016, 2019 sebesar 134 jiwa/km2, 135
Surabaya menyatakan bahwa di tahun 2016
jiwa/km2, 140 jiwa/km2.11 Kepadatan
terjadi kenaikan kasus DBD yang cukup
penduduk menunjukkan tingkat persebaran
tinggi hal ini disebabkan adanya perubahan
penduduk. Angka kepadatan penduduk
iklim yang ekstrem.5
menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per
Kelangsungan hidup nyamuk Aedes
1 kilometer persegi. Semakin besar angka
sebagai vektor penyebab DBD dapat
kepadatan penduduk menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh perubahan iklim.
semakin banyak penduduk yang mendiami
Perubahan iklim menyebabkan perubahan
wilayah tersebut.12 Kepadatan penduduk
curah hujan, suhu, kelembapan, arah udara
dapat meningkatkan penularan kasus DBD.
sehingga berdampak terhadap ekosistem
Dengan semakin banyak manusia maka
daratan dan lautan serta berpengaruh
peluang nyamuk Aedes menggigit semakin
terhadap perkembangbiakan vektor
besar mengingat kemampuan terbang
penyakit terutama nyamuk Aedes. Curah
nyamuk Aedes rata-rata 40 meter.13,14
hujan merupakan faktor penentu
Penelitian di Kabupaten Bantul menyatakan
tersedianya tempat perindukan bagi
permukiman padat sangat berpengaruh

37
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

terhadap perkembangbiakan nyamuk DBD. fluktuatif dan di tahun 2019 masih berada di
Area dengan tingkat kepadatan penduduk angka 51,53 per 100.000 penduduk. Artinya
tinggi/daerah sangat padat masuk kedalam untuk angka Indonesia sendiri pun masih
area rawan kasus DBD. Pertumbuhan tidak sesuai target. Sama halnya yang
breeding place di wilayah Kabupaten Bantul terjadi di Malaysia, IR dari tahun 2011-2016
sangat erat hubungannya dengan wilayah pun bersifat fluktuatif dimana di tahun 2016
yang padat permukiman.15 Penelitian di terdapat 328,3 per 100.000 penduduk.21
Jambi menyatakan kepadatan penduduk DBD diperkirakan akan masih cenderung
memiliki hubungan dengan kejadian DBD, meningkat dan meluas sebarannya. Hal ini
semakin bertambah kepadatan penduduk disebabkan karena vektor penular DBD
semakin tinggi kemungkinan bertambahnya tersebar luas baik di tempat permukiman
kejadian DBD.16 Penelitian di Kota maupun di tempat umum, kepadatan
Palembang menyatakan bahwa kepadatan penduduk, mobilitas penduduk serta
penduduk tidak berpengaruh nyata urbanisasi yang semakin meningkat.22,23
terhadap kasus DBD. Meskipun demikian, Hasil ABJ Indonesia selama 10 tahun
nyamuk Aedes berkembang biak di wilayah terakhir masih di bawah target ABJ yaitu
permukiman penduduk dimana daerah yang <95%. Angka ABJ merupakan indikator
terjangkit DBD umumnya adalah keberhasilan dilakukannya PSN. Program
kota/wilayah yang padat penduduknya.13 G1R1J merupakan kebaruan dari program
Penelitian di Kota Bogor menyatakan faktor- PSN. Program ini menitikberatkan upaya
faktor yang berpengaruh terhadap jumlah pemberdayaan masyarakat dalam
penderita DBD adalah kepadatan penduduk, melaksanakan PSN. Kegiatan ini
mobilitas penduduk.17 Penelitian di melibatkan setiap anggota keluarga untuk
Puskesmas Gamping Kabupaten Sleman melakukan pemeriksaan, pemantauan dan
menyatakan bahwa ada hubungan antara pemberantasan jentik nyamuk. Surveilans
kepadatan penduduk dengan kejadian berbasis masyarakat merupakan suatu
DBD.18 upaya untuk mengidentifikasi dan
Mobilitas penduduk merupakan faktor melaporkan situasi kesehatan di
yang dapat mempengaruhi kejadian DBD di lingkungannya dalam rangka pengawasan
suatu wilayah. Mobilitas yang tinggi kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh
memudahkan penyebaran penyakit dari nantinya dapat menjadi bahan early warning
satu tempat ke tempat lainnya. Seseorang system DBD di wilayah tersebut.24
yang mempunyai mobilitas tinggi dapat Keberhasilan pengendalian dan
menularkan DBD di tempat baru atau pencegahan DBD dengan G1R1J sangat
sebaliknya orang tersebut dapat terkena bergantung pada besarnya partisipasi aktif
DBD di tempat baru tersebut.19 Penelitian di masyarakat.25 Penelitian di Desa
wilayah Puskesmas Hajimena, Lampung Watudambo Kecamatan Kauditan
Selatan menyatakan bahwa mobilitas menyatakan bahwa terdapat hubungan
penduduk mempunyai hubungan yang yang bermakna dan signifikan antara
bermakna dengan kejadian DBD, mobilitas tindakan pemberantasan sarang nyamuk
penduduk yang tinggi memberi peluang dengan kejadian kasus demam berdarah
untuk terjadinya penularan DBD di daerah dengue. Semakin tinggi tindakan
lain.20 Penelitian di Kupang menyatakan masyarakat dalam PSN maka akan
bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi mengurangi kasus atau kejadian DBD di
mobilitas penduduk dengan kejadian DBD.19 lingkungan sekitar.26 Penelitian di
Sesuai rencana strategis Kementerian Kabupaten Grobogan menyatakan bahwa
Kesehatan RI tahun 2015-2019 yaitu ada perbedaan keberadaan jentik antara
menurunnya angka kesakitan akibat sebelum dan sesudah penggerakan
penyakit menular dengan meningkatkan jumantik. 27
Penelitian di Kulon Progo
persentase kabupaten/kota dengan angka dimana pada desa endemis ABJ 78,0% dan
kesakitan DBD ≤49 per 100.000 desa non endemis 73,1%, hal ini
penduduk.14 Target 2019 diharapkan menunjukkan antusias warga dalam
sekurang-kurangnya 68% kab/kota telah melakukan PSN DBD masih kurang.28
mencapai target tersebut. Untuk IR Salah satu upaya untuk meningkatkan
Indonesia sendiri selama 10 tahun masih antusias masyarakat untuk melakukan PSN

38
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

DBD adalah dengan dilakukannya DAFTAR PUSTAKA


pemicuan. Pemicuan berfokus pada
pemberdayaan masyarakat secara penuh 1. Kementerian Kesehatan Republik
dan mandiri. Penelitian di Kelurahan Indonesia. Profil kesehatan Indonesia
Rahandouna Kota Kendari menyatakan 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan
bahwa terdapat pengaruh pemicuan RI. 2021.
terhadap ABJ, dimana terdapat peningkatan 2. Kementerian Kesehatan Republik
proporsi ABJ pada daerah intervensi Indonesia. Petunjuk teknis
setelah dilakukan pemicuan.29 Tingkat implementasi PSN 3M-plus dengan
pengetahuan yang baik juga akan
gerakan 1 rumah 1 jumantik. Jakarta:
mempengaruhi tindakan dan motivasi
seseorang dalam melakukan pencegahan Kemenkes RI. 2016.
terhadap DBD.24 3. Alfiyanti UN, Siwiendrayanti A. Analisis
spasial dan temporal kejadian dbd di
KESIMPULAN
kota semarang tahun 2016-2019. J
Masih ditemukannya kasus DBD Kesehat Lingkung J dan Apl Tek
setiap tahunnya dan indikator angka Kesehat Lingkung. 2021; 18(1):39.
kesakitan akibat DBD masih tinggi yaitu di
atas 49 per 100.000 penduduk. Sejak tahun 4. Trapsilowati, SKM, M.Kes W,
2010-2019 target ABJ belum tercapai, Anggraeni YM, Prihatin MT, Pujiyanti A,
masih di bawah 95%, hal ini bisa menjadi Garjito TA. Indikator entomologi dan
salah satu penyebab penularan kasus DBD
risiko penularan demam berdarah
terus terjadi di Indonesia.
dengue (DBD) di Pulau Jawa,
SARAN Indonesia. Vektora J Vektor dan
Reserv Penyakit. 2019; 11(2):79–86.
PSN perlu dilaksanakan secara
optimal oleh masyarakat supaya ABJ 5. Fitriana B. Hubungan faktor suhu
meningkat dan kasus DBD berkurang. dengan kasus demam berdarah
Edukasi ke masyarakat akan pentingnya dengue (DBD) di Kecamatan Sawahan
PSN perlu dilakukan oleh petugas
Surabaya. Indones J Heal. 2018;
kesehatan/kader supaya meningkatkan
pengetahuan dan memicu kesadaran 13(1):83–94.
masyarakat akan pentingnya penerapan 6. BMKG. Ekstrem perubahan iklim.
PSN di lingkungannya. Tindakan [internet]. [disitasi tanggal 6 Oktober
pencegahan pun perlu dilakukan ketika
masyarakat berpergian keluar rumah 2021]. Diakses dari
supaya mereka tidak tertular ketika mereka https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstre
berada di daerah lain. m-perubahan-iklim
7. Ruliansyah A. Perspektif informasi
KONTRIBUSI PENULIS
keruangan (geospasial) dalam melihat
MA dan NHS sebagai kontributor fenomena demam berdarah dengue.
utama dalam penulisan ini yang Aspirator J Vector Borne Dis Stud.
bertanggung jawab pada konsep, analisis
2010; 2(1):17–22.
data, metodologi, mengkaji hasil,
penelusuran referensi, kesimpulan, dan 8. Hidayat, Nasriah. Faktor yang
saran. berhubungan dengan kejadian dbd di
Pulau Balang Lompo Kabupaten
UCAPAN TERIMA KASIH
Pangkep. J Sulolipu Media Komun
Terima kasih disampaikan kepada Sivitas Akad dan Masy. 2017;
Pusdatin Kementerian Kesehatan, Kepala 17(II):73–81.
Balai Litbang Kesehatan Baturaja yang
telah memfasilitasi dan membantu dalam 9. Zubaidah T. Dampak perubahan iklim
penulisan artikel ini. terhadap kejadian penyakit demam

39
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

berdarah dengue di Kota Banjarbaru, [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.


Kalimantan Selatan selama tahun 2015.
2005-2010. J BUSKI. 2012; 4(2):59–65.
18. Biis NA, Sukesi TW. Hubungan antara
10. Zubaidah T, Ratodi M, Marlinae L. curah hujan dan kepadatan penduduk
Pemanfaatan informasi iklim sebagai dengan kejadian demam berdarah
sinyal peringatan dini kasus DBD di dengue (DBD) di wilayah kerja
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Puskesmas Gamping I (Desa Balecatur)
Vektora. 2016; 8(2):99–106. Kabupaten Sleman tahun 2015-2017.
[tesis]. Yogyakarta: Universitas Ahmad
11. Badan Pusat Statistik. Kepadatan
Dahlan. 2019.
penduduk menurut provinsi (jiwa/km2),
2010-2014, 2015-2019. [internet]. 19. Singga S, Wanti. Hubungan jumlah
[disitasi tanggal 29 September 2021]. anggota keluarga, kepadatan rumah
Diakses dari dan mobilitas dengan kejadian demam
https://www.bps.go.id/indicator/12/141/ berdarah dengue di Kota Kupang.
2/kepadatan-penduduk-menurut- Prosiding Semnas Sanitasi. 2019. p.
provinsi.html. 212–217.
12. Kemenkes RI. Profil kesehatan 20. Murwanto B, Trigunarso SI, Purwono P.
Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI. Faktor lingkungan sosial, lingkungan
2019. fisik, dan pengendalian program DBD
terhadap kejadian demam berdarah
13. Wurisastuti T, Sitorus H, Oktavia S.
dengue (DBD). J Kesehat. 2019;
Hubungan perilaku masyarakat
10(3):453.
dengan kasus demam berdarah
dengue di Kota Palembang Sumatera 21. Gintarong T, Emran A, Sherin A, Thein
Selatan. J Spirakel. 2017; 9(1):34–40. TT, Aung TS. Circulation of all dengue
virus serotypes during dengue
14. Kemenkes RI. Pedoman pencegahan
outbreak in Sandakan, Sabah,
dan pengendalian demam berdarah
Malaysia (2016). J Vector Borne Dis.
dengue Indonesia. Jakarta: Kemenkes
2018; 55(2):168–171.
RI. 2017.
22. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman
15. Sulistyo A, Yudhana A, Aini R.
pembinaan perilaku hidup bersih dan
Kombinasi teknologi aplikasi gps
sehat (PHBS). Jakarta: Kemenkes RI.
mobile dan pemetaan sig dalam sistem
2011.
pemantauan demam berdarah (DBD).
Khazanah Inform J Ilmu Komput dan 23. Kemenkes RI. Buletin jendela
Inform. 2019; 5(1):6–14. epidemiologi demam berdarah dengue.
Bul Jendela Epidemiol. 2010; 2:48.
16. Chandra E. Pengaruh faktor iklim,
kepadatan penduduk dan angka bebas 24. Fuadzy H, Prasetyowati H, Astuti EP,
jentik (ABJ) terhadap kejadian demam et al. Kepatuhan jumantik rumah dalam
berdarah dengue (DBD) di Kota Jambi. mengisi kartu jentik sebagai upaya
J Pembang Berkelanjutan. 2019; surveilans vektor DBD di Kecamatan
1(1):1–15. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
Balaba. 2020; 16(2):159–168.
17. Zamahsary M, Budi S, Muhammad Nur
A. Pemodelan regresi data panel pada 25. Salim M, Lasbudi AP, Indah M, Rizki N.
kasus jumlah penderita demam Pelaksanaan gerakan satu rumah satu
berdarah dengue (DBD) di Kota Bogor. jumantik (G1R1J) dengan pola

40
SPIRAKEL, Vol. 13, No. 1, 2021: 34-41 Kejadian Demam Berdarah...(Maya, dkk)
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

pendampingan terhadap pengetahuan,


sikap dan tindakan masyarakat dalam
di Kota Jambi. J Ekol Kesehat. 2020;
19(3):196–210.
26. Mangindaan MA V, Pingkan W,
Kaunang J, et al. Hubungan perilaku
pemberantasan sarang nyamuk
dengan kejadian demam berdarah
dengue di Desa Watudambo
Kecamatan Kauditan. Kesmas. 2018;
7(5).
27. Mubarokah R, Indarjo S. Upaya
peningkatan angka bebas jentik (ABJ)
DBD melalui penggerakan jumantik.
Unnes J Public Heal. 2013; 2(3):1–9.
28. Budiman A. Hubungan keberadaan
jentik nyamuk dan perilaku
pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengue (PSN-DBD)
masyarakat di daerah endemis dan
non endemis Kecamatan Nanggulan
Kabupaten Kulon Progo. Indones J
Public Heal. 2017; 11(1):28.
29. Mangidi MAGT, Sunarsih, Jahadipraja
EA. Pengaruh pemicuan terhadap
angka bebas jentik (ABJ) di Kelurahan
Rahandouna Kota Kendari. Al-Sihah
Public Heal Sci J. 2019; 11(2):134–142.

41

Anda mungkin juga menyukai