Anda di halaman 1dari 15

Arc. Com.

Health • April 2021


ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

PEMETAAN CAKUPAN IMUNISASI MR DAN KASUS CAMPAK RUBELLA DI


PROVINSI BALI TAHUN 2019

Ni Made Suweni Handayani, Made Pasek Kardiwinata*


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
*Email : pkardiwinata@gmail.com

ABSTRAK
Informasi mengenai cakupan imunisasi MR dan kasus campak rubella di Dinas Kesehatan pada umumnya
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga belum dapat digunakan untuk melihat detail informasi
mengenai kedua hal tersebut secara geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi kejadian
campak rubella dan cakupan imunisasi MR dalam bentuk kewilayahan di Provinsi Bali. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif dengan menyajikan peta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cakupan kampanye imunisasi MR di setiap desa di Provinsi Bali belum merata dan masih
terdapat desa yang belum mencapai target 95%. Masih ditemukan beberapa kasus pasca kampanye imunisasi MR
di Provinsi Bali. Sebaran kasus suspek campak ditemukan paling banyak di daerah perkotaan dan padat
penduduk seperti Kabupaten Badung, Klungkung, dan Kota Denpasar. Sedangkan kasus positif rubella
ditemukan di daerah pedesaan terkait dengan status imunisasi yang belum lengkap. Dinas Kesehatan dapat
memanfaatkan peta digital dalam pengambilan keputusan untuk mengendalikan campak dan rubella serta
meningkatkan cakupan imunisasi MR dengan mempertimbangkan aspek kewilayahan, melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap suatu program pengendalian campak dan rubella yang telah dilaksanakan setiap
tahunnya.
Kata Kunci: Pemetaan, Campak Rubella, Imunisasi

ABSTRACT
The information about MR immunization coverage and measles rubella cases at the Health Department was
generally presented in the form of tables and graphs so that it could not be used to see detailed information about
measles rubella and MR immunization coverage geographically. This study aimed to describe the distribution of
measles rubella and MR immunization coverage geographically in the province of Bali. This type of study is
descriptive. The analysis used is descriptive with presenting the map. The results of the study showed that the
coverage of the MR immunization campaign in each village in Bali was not evenly distributed and there were still
villages that had not reached the target. Several cases are still found after the MR immunization campaign in Bali
Province. Distribution of suspected cases of measles were the most found in urban and densely populated areas
such as Badung, Klungkung, and Denpasar. While rubella positive cases found in rural areas related to
incomplete immunization status. The Health Department can utilize digital maps in the process of decision
making to control measles and rubella and increase MR immunization coverage by considering regional aspects,
monitoring and evaluating a measles and rubella control program which has been done every year.
Keywords: Mapping, Measles Rubella, Immunization

PENDAHULUAN
Campak atau dikenal juga sebagai 562.000 anak per tahun meninggal di
measles atau morbili adalah penyakit yang seluruh dunia pada tahun 2000. Rubella
disebabkan oleh virus dan dapat merupakan penyakit akut yang sering
ditularkan melalui batuk dan bersin. menginfeksi anak serta dewasa muda
Gejala campak berupa demam tinggi, rash yang rentan. Penyebab rubella adalah
yang disertai batuk dan pilek serta togavirus jenis rubivirus. Virus ini dapat
konjungtivitis, namun sangat berbahaya menular melalui sawar plasenta sehingga
apabila diseertai komplikasi pneumonia, dapat menginfeksi janin.
meningitis, dan diare. Komplikasi Kasus campak yang dilaporkan
penyakit campak menyebabkan lebih dari melonjak pada tahun 2017 diakibatkan

109
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

karena banyaknya negara yang dan kematian dari penyakit khususnya


mengalami wabah yang parah dan balita (Ponidjan, 2012). Imunisasi adalah
berkepanjangan. Terjadinya wabah salah satu cara untuk mencegah penyakit
campak di semua region WHO disebabkan menular khususnya Penyakit yang Dapat
karena adanya kesenjangan dalam Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang
cakupan imunisasi dan mengakibatkan diberikan kepada anak sejak masih bayi
110.000 kematian terkait dengan penyakit hingga remaja dan dewasa.
ini (WHO, 2018). Insiden rate campak per Cakupan imunisasi campak secara
100.000 penduduk di Indonesia pada global menurut (WHO, 2019) pada akhir
tahun 2011 hingga tahun 2017 mengalami tahun 2018, 86% anak-anak telah
penurunan dari 9,2 menjadi 5,6 per mendapatkan satu dosis vaksin campak
100.000 penduduk, namun mengalami pada usia dua tahun, dan 171 negara telah
peningkatan sejak tahun 2015 hingga memasukkan dosis kedua sebagai bagian
tahun 2017 yaitu dari 3,2 menjadi 5,6 per dari imunisasi rutin serta 69% anak-anak
100.000 penduduk akibat menurunnya menerima dua dosis vaksin campak sesuai
cakupan campak sejak tahun 2012 sebesar dengan jadwal imunisasi nasional.
99,3% menjadi 89,8% pada tahun 2017. Pengendalian campak di Indonesia
(Kemenkes RI, 2018b). Sejak tahun 2010 dimulai pada tahun 1982. Cakupan
hingga 2015 diperkirakan terdapat 23.164 imunisasi campak semakin meningkat dan
kasus campak dan 30.463 kasus rubella di mencapai lebih dari 90% pada tahun 1990.
Indonesia dan pada tahun 2015-2016 Cakupan imunisasi campak di Indonesia
dilaporkan terdapat 226 kasus CRS. Kasus menunjukkan peningkatan sejak tahun
campak di Provinsi Bali pada tahun 2016 2008 hingga tahun 2012. Namun
terlaporkan sebanyak 25 kasus dan kecenderungan penurunan terjadi sejak
meningkat pada tahun 2017 menjadi 179 tahun 2012 sebesar 99,3% menjadi 89,8%
kasus, selanjutnya mengalami penurunan pada tahun 2017.
pada tahun 2018 menjadi 17 kasus. Kegiatan kampanye MR adalah
Sedangkan rubella di Provinsi Bali kesempatan yang penting untuk
dilaporkan sebanyak 148 kasus pada menutupi kesenjangan tersebut sehingga
tahun 2017 dan meningkat menjadi 176 tidak terdapat daerah yang akan menjadi
kasus pada tahun 2018.(Dinas Kesehatan sumber penularan. Dengan cakupan yang
Provinsi Bali,2019). tinggi dan merata minimal 95% akan
Sejak tahun 2000 lebih dari satu terbentuk herd immunity dan memutus
miliar anak di negara-negara dengan rantai penularan campak dan rubella.
risiko tinggi telah mendapatkan imunisasi (Kemenkes RI, 2017). Cakupan imunisasi
campak, sehingga pada tahun 2013 campak di Provinsi Bali pada tahun 2017
kematian akibat campak secara global mencapai 95%. Kemudian pada tahun
telah mengalami penurunan sebesar 75%. 2018 dilakukan kampenye imunisasi MR
Program imunisasi adalah salah satu (Measles Rubella) dengan cakupan 98%.
upaya pelayanan kesehatan untuk Meskipun cakupan imunisasi cukup
menurunkan angka kecacatan, kesakitan, tinggi, namun KLB campak masih

110
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

mungkin terjadi apabila masih adanya campak yang penularannya melalui


daerah dengan cakupan imunisasi yang percikan ludah atau berupa cairan saat
rendah bersin. Selain itu, orang dengan sosial
Cakupan imunisasi dapat dilihat ekonomi yang rendah kemungkinan
secara kewilayahan untuk tujuan untuk berperilaku kurang sehat yang
intervensi dan pembuatan kebijakan dapat meningkatkan risiko terkena suatu
terkait imunisasi. Sehingga penggunaan penyakit. Menurut (Som, S., 2010) sosial
SIG bisa bermanfaat untuk hal tersebut ekonomi memiliki pengaruh yang
yang karena sampai saat ini masih signifikan karena orang dengan sosial
menggunakan tabel dan grafik dalam ekonomi yang baik memiliki
pengajian data cakupan imunisasi. kemungkinan menerima imunisasi penuh
Melalui sistem informasi geografis, 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan
informasi terkait cakupan imunisasi MR orang dengan sosial ekonomi buruk.
dan kasus campak rubella yang ada Campak dapat terjadi dimana saja dan
diintegrasikan dalam suatu peta untuk endemis di masyarakat perkotaan serta
dapat mengetahui distribusi kasus dapat mencapai proporsi untuk terjadi
campak rubella dan cakupan imunisasi epidemi setiap 2 - 4 tahun apabila terdapat
MR di tiap desa/kelurahan dan 30-40% anak yang rentan karena belum
mengetahui pola persebaran penyakit mendapat vaksinasi. (Heniwati, 2015).
serta sebaran cakupan imunisasi MR Menggunakan pendekatan
apakah sudah merata atau belum. kewilayahan akan lebih memudahkan
Penyajian cakupan kampanye untuk menentukan daerah yang menjadi
imunisasi MR dan kasus campak rubella prioritas dengan membandingkan besar
dengan peta dapat memberikan informasi masalah antara satu wilayah dengan
yang lebih baik pada dua variabel tersebut wilayah lainnya, sehingga dapat
karena baik cakupan imunisasi maupun mengetahui lokasi yang rawan terhadap
kejadian campak rubella berkaitan dengan penularan campak. Selanjutnya
karakteristik kewilayahan, yang sampai pemerintah dapat fokus terhadap
saat ini masih disajikan dengan tabel dan program yang disusun di wilayah
grafik sehingga belum bisa tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik
menggambarkan hal tersebut secara dalam mengaplikasikan SIG untuk
kewilayahan. Kasus campak dan rubella memetakan cakupan imunisasi MR, kasus
berkaitan dengan karakteristik campak rubella, dan informasi terkait.
kewilayahan seperti kepadatan penduduk,
sosial ekonomi, dan wilayah rural urban. METODE PENELITIAN
Kepadatan penduduk dapat menjadi Penelitian ini menggunakan
persemaian subur bagi virus karena rancangan deskriptif untuk
pemukiman yang padat dapat menggambarkan distribusi kasus campak
mempermudah penularan penyakit yang dan rubella serta cakupan imunisasi MR
menular melalui udara, terutama penyakit per desa. Penelitian ini dilakukan selama

111
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

empat bulan di Provinsi Bali dari bulan Kementrian Kesehatan RI menyatakan


Maret sampai Juni 2020. Unit analisis salah satu pencegahan penyakit campak
dalam penelitian ini adalah unit dan rubella yang paling efektif adalah
administrasi desa. Data yang melalui program imunisasi MR. Efikasi
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa dari vaksin campak hanya 85% sedangkan
data primer (titik koordinat suspek pemberian satu dosis vaksin kombinasi
campak, kasus campak dan rubella) dan antara campak dan rubella (MR) akan
data sekunder (data persentase cakupan memberikan efikasi hingga sebesar 98%.
imunisasi MR Tahun 2018, data jumlah Imunisasi MR harus mencapai cakupan
penduduk miskin di masing-masing minimal 95% dan merata agar terbentuk
Kabupaten/Kota Tahun 2016, data herd immunity. (Kemenkes RI, 2017).
kepadatan penduduk Tahun 2018, dan Menurut (Salim, Agus., Hari Basuki
data wilayah rural dan urban Tahun 2018). N., 2007) cakupan imunisasi memiliki
Pengolahan data dilakukan menggunakan hubungan yang signifikan terhadap
aplikasi pengolahan peta. Analisis data kejadian campak. Berdasarkan penelitian
dilakukan secara deskriptif dengan tersebut dipercaya cakupan imunisasi
menyajikan peta. dapat menjadi indikator untuk
memprediksi KLB campak. Data cakupan
HASIL DAN DISKUSI imunisasi dapat menggambarkan status
Distribusi Cakupan Imunisasi MR dan wilayah tersebut beresiko KLB atau tidak.
Kasus Campak Rubella di Provinsi Bali Berikut merupakan peta distribusi Kasus
Berdasarkan data sekunder yang Campak dan Rubella Tahun 2019 Setelah
didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Dilakukan Kampanye Imunisasi MR
Bali diketahui bahwa cakupan kampanye Tahun 2018 per Kecamatan di Provinsi
imunisasi MR dan sebaran kasus campak Bali:
dan rubella yang ada di Provinsi Bali
memiliki besaran yang bervariasi.
Gambar 1. Peta Distribusi Kasus Campak dan Rubella Tahun 2019 Setelah Dilakukan
Kampanye Imunisasi MR Tahun 2018 per Kecamatan di Provinsi Bali

112
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Berdasarkan gambar 1 secara berpengaruh terhadap kesadaran warga


administrasi kecamatan, hampir setiap untuk belajar dalam menerima program
kecamatan sudah mencapai target imunisasi. (Rusmana, 2013).
kampanye imunisasi MR yaitu 95%, hanya Virus campak dan rubella dapat
sedikit kecamatan dengan cakupan ditularkan melalui droplet yang keluar dari
imunisasi dibawah 95% yaitu Kecamatan hidung, mulut, atau tenggorokan orang
Gerokgak, Seririt, dan Sukasada di yang terinfeksi virus pada saat batuk,
Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana bicara, bersin, atau melalui sekresi hidung.
bagian Barat (Kecamatan Negara, Oleh karena itu, penularan penyakit
Kecamatan Jembrana), Kabupaten campak dan rubella sangat mudah terjadi.
Tabanan bagian Utara (Kecamatan Dalam memahami distribusi spasial kasus
Baturiti), Kabupaten Badung bagian campak dan rubella dan pola
Timur (Kecamatan Abiansemal), penularannya sangat penting sangat
Kabupaten Karangasem bagian Timur penting untuk memperkirakan
(Kecamatan Karangasem), dan seluruh munculnya kasus baru dan
kecamatan di Kota Denpasar khususnya penyebarannya ke wilayah geografis yang
Kecamatan Denpasar Utara dengan baru dengan demikian akan membantu
cakupan imunisasi dibawah 85%. memberikan informasi mengenai target
Pada peta juga menunjukkan bahwa yang akan diberikan intervensi. Seperti
secara kewilayahan cakupan kampanye yang terlihat pada gambar 2, suspek
imunisasi MR yang belum mencapai campak terjadi pada desa/kelurahan
target cenderung mengelompok, sebagian dengan jarak yang berdekatan di beberapa
besar desa/kelurahan dengan cakupan kabupaten/kota di Provinsi Bali yaitu
kampanye imunisasi MR <95% Kabupaten Klungkung, Kabupaten
bersebelahan dengan desa/kelurahan Badung, dan Kota Denpasar.
lainnya yang memiliki cakupan <95% Pelaksanaan surveilans yang intensif
pula. Perbedaan cakupan imunisasi di tiap akan bermanfaat untuk memahami pola
daerah kemungkinan disebabkan oleh transmisi kasus dan pelaksanaan
berbagai hal seperti perbedaan sosial kampanye imunisasi MR tepat untuk
budaya di daerah dengan banyak memutus transmisi. Sejak tahun 2011,
penduduk muslim sehingga menyebabkan surveilans campak dilakukan dengan
adanya penolakan terhadap imunisasi pendekatan berbasis individu (CBMS).
MR. Dalam beberapa penelitian Surveilans campak yang sensitif sangat
menunjukkan masih adanya penolakan penting untuk memonitor kemajuan
terhadap imunisasi MR seperti penelitian program eliminasi campak. Salah satu
oleh (Swandari & Kardiwinata, 2019) yaitu strateginya adalah dengan meningkatkan
hanya 77,63% ibu – ibu di Kampung Jawa sensitifitas penemuan kasus, yaitu
Wanasari Kota Denpasar yang menerima mengubah definisi operasional suspek
pemberian imunisasi MR pada balitanya. campak menjadi demam dan ruam
Perbedaan kondisi sosial ekonomi juga makulopapular.

113
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Adapun pelaksanaan penemuan 3. Pada tingkat rumah sakit, tim


kasus campak dan rubella di Provinsi Bali surveilans rumah sakit bertanggung
dari tingkat puskesmas, fasilitas kesehatan jawab terhadap penemuan dan
swasta, rumah sakit, dan kabupaten/kota pelaporan kasus. Setiap kasus
adalah sebagai berikut: suspek campak yang ditemukan di
1. Pada tingkat puskesmas, penemuan semua unit yang berpotensi seperti
kasus bersumber dari laporan instalasi rawat jalan dan rawat inap,
puskesmas dan fasyankes swasta instalasi gawat darurat, instalasi
yang potensial. Puskesmas rekam medis, dan NICU/PICU/ICU.
melibatkan peran aktif kader untuk Kontak person di setiap bangsal,
melaporkan ke petugas puskesmas poliklinik dan rekam medis
setiap adanya kasus dengan gejala menelusuri setiap kasus maupun
yang mengarah ke suspek campak. kematian yang disebabkan oleh
Petugas puskesmas wajib untuk diare, bronchopneumonia, ensefalitis
melakukan penyelidikan apakah merupakan komplikasi dari
epidemiologi dengan menggunakan penyakit campak. Apabila
form investigasi kasus suspek merupakan komplikasi dari
campak (form MR-01) untuk setiap penyakit campak maka kasus
suspek yang dilaporkan ke tersebut dicatat dan dilaporkan
puskesmas, laporan dari rumah sebagai kasus campak.
sakit, dan dari fasyankes lainnya. 4. Pada tingkat kabupaten/kota,
Pada saat melakukan penyelidikan petugas dinas kesehatan
epidemiologi, petugas puskesmas kabupaten/kota setiap minggu akan
mencari kasus tambahan lainnya mengunjungi rumah sakit di
dengan menanyakan pada keluarga wilayah kerjanya untuk mereview
penderita apakah terdapat kasus register, verifikasi, dan validasi data
yang sama di keluarga maupun di rekam medik. Setiap kasus campak
tempat lain. yang ditemukan dan dilaporkan dari
2. Pada tingkat fasilitas kesehatan rumah sakit maka akan segera
swasta, setiap praktik dokter, bidan, diinformasikan ke puskesmas untuk
perawat dan fasilitas pelayanan dilakukan penyelidikan
kesehatan swasta melaporkan setiap epidemiologi. Setiap sinyal/alert
kasus suspek campak yang yang muncul pada SKDR, akan
ditemukan ke puskesmas wilayah dilakukan verifikasi oleh dinas
kerja fasyankes tersebut kesehatan kabupaten/kota ke
menggunakan form notifikasi untuk puskesmas setiap hari senin, apabila
kasus suspek PD3I (form MR-03) data valid maka dilakukan
melalui SMS, WhatsApp, atau E-Mail investigasi di lapangan.
untuk kemudian dilakukan Sebelum dilakukannya imunisasi
penyelidikan epidemiologi oleh MR, berdasarkan data Cased Based Measles
puskesmas. Surveillance Provinsi Bali Tahun 2017

114
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

dilaporkan bahwa jumlah suspek yang


dilakukan pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium sebanyak 564 jumlah suspek yang dilakukan
orang dengan hasil pemeriksaan pemeriksaan laboratorium sebanyak 28
laboratorium IgM Campak (+) sebanyak orang dengan tidak ditemukannya IgM
179 orang, IgM Rubella (+) 148 orang, dan Campak (+), IgM Rubella (+) 3 orang, dan
sebanyak 237 orang menunjukkan hasil (-) sebanyak 25 orang menunjukkan hasil (-)..
baik untuk campak maupun rubella. Berikut merupakan peta distribusi
Kemudian pada tahun 2018, dilaporkan kasus campak dan rubella tahun 2019
jumlah suspek yang dilakukan berdasarkan status imunisasi atau dosis
pemeriksaan laboratorium sebanyak 270 vaksinasi yang diterima suspek campak
orang, dengan hasil pemeriksaan sebelum sakit dan cakupan kampanye
laboratorium IgM Campak (+) sebanyak imunisasi MR tahun 2018 per desa di
17 orang, IgM Rubella (+) 176 orang, dan Provinsi Bali:
sebanyak 77 orang menunjukkan hasil (-).
Pada Bulan Agustus hingga Desember
Tahun 2018 dilakukan kampanye
imunisasi MR sehingga pada tahun 2019
Gambar 2. Peta Distribusi Kasus Campak dan Rubella Tahun 2019 Berdasarkan Status Imunisasi
dan Cakupan Kampanye Imunisasi MR Tahun 2018 per Desa di Provinsi Bali

115
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Berdasarkan hasil penelitian pada terbentuk meskipun sudah mendapatkan


gambar 2 bahwa sebagian besar daerah di imunisasi.
Provinsi Bali sudah memiliki cakupan Suspek campak maupun kasus
imunisasi MR 95% bahkan ada yang campak rubella tidak terdapat di
melebihi dari target tersebut. Namun di Kabupaten Jembrana yang memiliki
daerah tersebut masih ditemukan adanya cukup banyak desa/kelurahan yang tidak
suspek campak bahkan positif rubella mencapai target cakupan kampanye
sebanyak 3 kasus yaitu di Desa Lalang imunisasi MR. Hal ini bisa saja disebabkan
Linggah, Tibubeneng, dan Sambirenteng oleh surveilans campak dan rubella yang
dengan masing-masing sebanyak 1 kasus. kurang baik. Seperti pada penelitian oleh
Meskipun cakupan imunisasi sudah (Anggaraini, Umbul, & W.K, 2016) yang
tinggi, namun kasus campak dan rubella menunjukkan kekurangan pelaksanaan
masih dapat terjadi karena status sistem surveilans di tingkat puskesmas
imunisasi yang belum lengkap atau tidak menyebabkan kualitas, sensitivitas, dan
imunisasi sama sekali seperti pada stabilitas data rendah.
gambar 2 yang menunjukkan status Selain itu, suspek campak masih
imunisasi atau dosis imunisasi yang banyak terdapat di daerah dengan
diterima oleh suspek campak. Sebagian cakupan tinggi kemungkinan disebabkan
besar suspek campak memiliki status oleh ketidaktepatan dalam membuat
imunisasi yang tidak lengkap yaitu hanya perkiraan target imunisasi mengingat
1 atau 2 kali atau bahkan tidak imunisasi terjadinya mobilitas penduduk seperti di
sama sekali. Sejalan dengan penelitian Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana,
oleh (Giarsawan, Asmara, & Yulianti, Gianyar, dan Kota Denpasar yang
2012) yaitu anak dengan status imunisasi memiliki angka mobilitas yang tinggi
yang tidak lengkap memiliki ditandai dengan banyaknya jumlah
kemungkinan 16,923 kali lebih beresiko penduduk migran. Penyebab lainnya
untuk terkena campak dan campak. yaitu tidak meratanya cakupan imunisasi,
Menurut (Kemenkes RI, 2018a) anak harus seperti masih terdapat desa/kelurahan
mendapatkan minimal 2 dosis imunisasi yang tidak mencapai target bahkan
yang diberikan pada usia 9 bulan dan 18 memiliki cakupan imunisasi yang sangat
bulan untuk mendapatkan kekebalan rendah yaitu di bawah 50%. Selain itu,
secara optimal terhadap penyakit campak dapat juga disebabkan karena adanya
dan rubella. Selanjutnya untuk kesalahan dalam penanganan vaksin di
memastikan setiap anak sudah lapangan seperti cold chain vaksin yang
mendapatkan perlindungan terhadap menyebabkan tidak terbentuknya
penyakit campak dan rubella, maka kekebalan. (Arianto, Setiawati, Adi,
diberikan 1 dosis lagi pada saat menginjak Hadisaputro, & Budhi, 2018). Meskipun
kelas 1 sekolah dasar. Namun, suspek demikian, apabila terdapat kasus campak
campak dan positif rubella juga terjadi dan rubella maka ditangani sesuai dengan
pada status imunisasi yang sudah prosedur penanganan, namun penularan
lengkap, dikhawatirkan antibodi tidak sulit terjadi karena cakupan imunisasi

116
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

sudah tinggi dan membentuk herd sosial ekonomi yang baik memiliki
immunity. kemungkinan menerima imunisasi penuh
Berbagai macam penyakit sering 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan
dikaitkan dengan tingkat sosial ekonomi orang dengan sosial ekonomi buruk.
suatu masyarakat. Tingkat sosial ekonomi Keadaan sosial seseorang dapat
seseorang dapat dilihat melalui tingkat menentukan akses seseorang terhadap
kemiskinan seseorang Hubungan sosial kesehatannya. Dengan pendapatan yang
ekonomi dengan hal kesehatan dapat tinggi maka kemungkinan untuk
menjadi alasan bahwa sosial ekonomi memperoleh sarana akan lebih baik
merupakan salah satu faktor yang diantaranya sumber informasi dengan
berpengaruh terhadap kejadian penyakit tujuan untuk menambah ilmu
yaitu salah satunya campak. Sejalan pengetahuan pada masyarakat.
dengan penelitian oleh (Som, S., 2010)
yaitu sosial ekonomi memiliki pengaruh
yang signifikan karena orang dengan

Gambar 3. Peta Distribusi Kasus Campak dan Rubella Tahun 2019 serta Jumlah Penduduk
Miskin di Provinsi Bali

117
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Berdasarkan gambar 3 diketahui terkena campak dapat disebabkan karena


bahwa sebagian besar wilayah dengan faktor ibu yang masih mengabaikan
jumlah penduduk miskin yang tinggi imunisasi campak pada anak dan
terdapat suspek campak. Penelitian pendapatan yang ada dialokasikan keada
(Yanitasari, 2011) yang menunjukkan keperluan lain seperti keperluan sekolah
bahwa terdapat hubungan status ekonomi dan biaya hidup (Marniasih, Hermawan,
responden dengan kejadian campak yaitu & Abidin, 2012). Dapat juga disebabkan
responden dengan status ekonomi rendah karena sistem surveilans yang kurang baik
memiliki peluang anak terkena campak sehingga penemuan terhadap kasus
sebesar 14 kali. Rendahnya status ekonomi campak juga kurang.
dapat mempengaruhi daya beli terhadap Kepadatan penduduk dapat menjadi
makanan dengan nilai gizi yang baik persemaian subur bagi virus karena
sehingga pemenuhan gizi balita rendah pemukiman yang padat dapat
dan berdampak pada menurunnya daya mempermudah penularan penyakit yang
tahan tubuh anak sehingga mudah untuk menular seperti campak dan rubella yang
terinfeksi virus campak. Namun jumlah penularannya melalui percikan ludah atau
suspek campak terbanyak berada di berupa cairan saat bersin.
Kabupaten Badung yang memiliki jumlah Secara teori, semakin padat
penduduk miskin yang rendah penduduk di suatu wilayah maka
dibandingkan dengan Kabupaten penularan penyakit infeksi dari satu orang
Buleleng yang memiliki jumlah penduduk ke orang lainnya juga semakin mudah.
miskin tertinggi. Selain itu, wilayah Sejalan dengan penelitian oleh (Ayu,
dengan jumlah penduduk miskin yang Nugroho, & Kusnanto, 2016) yang
rendah seperti Kabupaten Bangli dan membuktikan secara spasial bahwa
Klungkung juga terdapat lebih banyak terdapat korelasi antara kepadatan
suspek campak dibandingkan Kabupaten penduduk dengan kejadian campak.
Karangasem dengan jumlah penduduk Penyakit campak dan rubella memiliki
miskin yang lebih tinggi. Hal ini kemampuan untuk menular yang sangat
kemungkinan terjadi karena meskipun tinggi. Distribusi kasus campak dan
status ekonomi yang tinggi apabila tidak rubella serta kepadatan penduduk di
disertai dengan tingkat pemahaman yang Provinsi Bali dapat dilihat pada peta
baik terhadap penyakit campak dan berikut:
rubella maka risiko untuk terpapar
penyakit tersebut akan sama besarnya.
(Batubara & Oktaviani, 2018). Selain itu,
pendapatan yang tinggi namun masih

118
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Gambar 4. Peta Distribusi Kasus Campak dan Rubella Tahun 2019 serta Kepadatan
Penduduk

Gambar 4 menunjukkan sebaran timbulnya suatu penyakit. Pemukiman


suspek campak di Provinsi Bali cenderung yang padat dapat mempermudah
mengikuti sebaran kepadatan penduduk. penularan. Kepadatan penduduk sangat
Suspek campak lebih banyak terjadi pada berhubungan dengan herd immunity
kecamatan dengan kepadatan penduduk untuk mempengaruhi terjadinya
sedang (Sawan, Abiansemal, Mengwi, penularan virus.(Heniwati, 2015). Pada
Ubud, Susut, Kuta Selatan) dan tinggi peta menunjukkan, daerah dengan
(Klungkung, Denpasar Barat, Kuta Utara). kepadatan penduduk sedang juga
Hal ini dikarenakan sebuah wilayah kota terdapat banyak suspek campak, hal ini
yang padat penduduk dapat dijadikan bisa saja disebabkan karena daerah
proses perkembangbiakan virus. Virus tersebut memiliki jumlah balita yang lebih
akan berkembang biak dengan leluasa, banyak, sehingga lebih banyak terdapat
berpindah dari satu orang ke orang lain suspek campak yang umumnya
yang tidak memiliki kekebalan tubuh. menyerang anak-anak yang berusia <5
Tingginya tingkat kepadatan penduduk tahun. Seperti pada penelitian (Nurani,
disebabkan karena adanya migrasi 2012) yang menunjukkan insiden campak
penduduk dari daerah pedesaan ke tertinggi paling banyak terjadi pada usia
daerah perkotaan. Penduduk dan di bawah 5 tahun setiap tahunnya.
lingkungannya memiliki hubungan yang Distribusi kasus campak dan
saling berinteraksi secara terus menerus rubella serta wilayah rural urban dapat
sehingga memungkinkan untuk

119
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

divisualisasikan dari segi geografis kumuh dan miskin, serta daerah yang
yaitu sebagai berikut: populasinya padat. (Nurani, 2012). Selain

Gambar 5. Peta Distribusi Kasus Campak dan Rubella Tahun 2019 serta Wilayah Rural
Urban

Wilayah perkotaan (urban) dan itu, suspek campak yang ditemukan lebih
pedesaan (rural) berpengaruh banyak di perkotaan bisa juga disebabkan
berpengaruh terhadap kejadian campak karena surveilans di perkotaan lebih baik,
dan rubella. Menurut penelitian oleh sehingga penemuan kasus menjadi tinggi.
(Heniwati, 2015) campak endemis di
masyarakat metropolitan dan dapat SIMPULAN
mencapai proporsi untuk terjadi KLB 1. Cakupan kampanye imunisasi MR
setiap 2-4 tahun. Hal ini disebabkan di setiap daerah di Provinsi Bali
daerah perkotaan memiliki jumlah sebagian besar sudah mencapai
penduduk yang lebih padat dibandingkan target 95% bahkan melebihi dari
dengan daerah pedesaan. target tersebut namun cakupan
Sejalan dengan hasil penelitian pada kampanye imunisasi MR belum
gambar 5 yaitu suspek campak lebih merata karena masih terdapat
banyak terdapat di wilayah perkotaan daerah yang belum mencapai
dibandingkan wilayah pedesaan. target yaitu Kecamatan Gerokgak,
Diketahui bahwa penularan penyakit Seririt, dan Sukasada di Kabupaten
campak lebih mudah terjadi pada Buleleng, Kabupaten Jembrana
perumahan yang padat, daerah yang bagian Barat (Kecamatan Negara,

120
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Kecamatan Jembrana), Kabupaten dengan desa/kelurahan lainnya yang


Tabanan bagian Utara (Kecamatan memiliki cakupan <95% pula. Demikian
Baturiti), Kabupaten Badung pula suspek campak yang terjadi pada
bagian Timur (Kecamatan desa/kelurahan dengan jarak yang
Abiansemal), Kabupaten berdekatan. Selain itu, Dinas Kesehatan
Karangasem bagian Timur juga dapat menggunakan peta digital
(Kecamatan Karangasem), dan untuk melakukan monitoring dan evaluasi
seluruh kecamatan di Kota terhadap suatu program pengendalian
Denpasar khususnya Kecamatan campak dan rubella yang telah
Denpasar Utara dengan cakupan dilaksanakan setiap tahunnya.
imunisasi dibawah 85%. Puskesmas dan Rumah Sakit
2. Suspek campak dan positif rubella diharapkan meningkatkan penemuan
lebih banyak ditemukan di daerah kasus campak dan rubella melalui sistem
dengan cakupan tinggi terkait surveilans yang lebih baik. Bagi peneliti
dengan riwayat status imunisasi selanjutnya, perlu adanya penelitian lebih
yang belum lengkap dan lanjut untuk mengetahui faktor-faktor
surveilans campak yang kurang yang menyebabkan rendahnya cakupan
sensitif. imunisasi MR di daerah selain Denpasar
3. Sebaran suspek campak di dan penelitian sero survey terhadap IgM
Provinsi Bali cenderung mengikuti Campak dan IgM Rubella pada anak-anak
sebaran kepadatan penduduk dan yang sudah mendapatkan imunisasi MR
mengelompok pada daerah untuk mengetahui apakah imunitas
perkotaan (urban) dan kepadatan terhadap penyakit campak dan rubella
penduduk tinggi. sudah terbentuk.

SARAN DAFTAR PUSTAKA


Dinas Kesehatan dapat Anggaraini, R. D., Umbul, C., & W.K, B.
memanfaatkan peta digital dalam (2016). Evaluasi Sistem Surveilans
pengambilan keputusan untuk Campak Di Dinas Kesehatan
mengendalikan campak dan rubella Kabupaten Bangkalan. Jurnal Wiyata,
dengan mempertimbangkan aspek 3(2), 174–186.
kewilayahan seperti wilayah dengan
Arianto, M., Setiawati, M., Adi, M. S.,
cakupan dibawah 95% yang terjadi pada
Hadisaputro, S., & Budhi, K. (2018).
wilayah dengan kepadatan penduduk
Beberapa Faktor Risiko Kejadian
sedang dan tinggi, dan wilayah perkotaan
Campak Pada Balita di Kabupaten
serta cakupan kampanye imunisasi MR
Sarolangun. Jurnal Epidemiologi
yang belum mencapai target cenderung
Kesehatan Komunitas, 3(1), 41.
mengelompok. Sebagian besar
https://doi.org/10.14710/jekk.v3i1.312
desa/kelurahan dengan cakupan
7
kampanye imunisasi MR <95% berdekatan
Ayu, R. D., Nugroho, A., & Kusnanto, H.

121
Handayani & Kardiwinata Vol. 8 No. 1: 109 - 123

(2016). Spatial Analysis of Measles Kemenkes RI. (2018b). Situasi Campak


Risk Areas in Bantul District of dan Rubella di Indonesia, 6.
Yogyakarta Province. Berita
Marniasih, W., Hermawan, D., & Abidin,
Kedokteran Masyarakat, 32(10), 393.
Z. (2012). Faktor-faktor Yang
https://doi.org/10.22146/bkm.11416
Berhunungan Dengan Kejadian
Batubara, A. R., & Oktaviani, W. (2018). Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas
Faktor Risiko yang Memengaruhi Natar Kabupaten Lampung Selatan
Kejadian Campak di Wilayah Kerja Tahun 2012. Jurnal Dunia Kesmas,
Puskesmas Kuta Makmur Kabupaten 1(April), 1–10.
Aceh Utara. Journal of Healthcare
Nurani, D. (2012). Gambaran
Technology and Medicine, 4(2), 225.
Epidemiologi Kasus Campak Di Kota
https://doi.org/10.33143/jhtm.v4i2.212
Cirebon Tahun 2004-2011 (Studi
Giarsawan, N., Asmara, I. W. S., & Kasus Data Surveilans Epidemiologi
Yulianti, A. E. (2012). Faktor-Faktor Campak Di Dinas Kesehatan Kota
yang Mempengaruhi Kejadian Cirebon). Jurnal Kesehatan Masyarakat
Campak di Wilayah Puskesmas Universitas Diponegoro, 1(2), 18799.
Tejakula I Kecamatan Tejakula
Ponidjan, T. S. (2012). Hubungan Tingkat
Kabupaten Buleleng Tahun 2012.
Pendidikan Ibu Dengan Status
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), 140–
Imunisasi Bayi Di Wilayah Kerja
145.
Puskesmas Bahu Kecamatan
Heniwati, L. (2015). Analisis Spasiotemporal Malalayang. Poltekkes Kemenkes
Kejadian Campak Di Provinsi Jawa Manado, Volume 1 N.
Timur Tahun 2009-2013. Digital
Rusmana, D. (2013). Beberapa Faktor yang
Repository Universitas Jember.
Mempengaruhi Keberhasilan
https://doi.org/10.1242/jcs.150862
Program Imunisasi di Kecamatan
Kemenkes RI. (2017). Petunjuk Teknis Banjaran Kabupaten Bandung:
Kampanye Imunisasi Measles Ditinjau dari Dimensi Pendidikan
Rubella (MR). Petunjuk Teknis Luar Sekolah. Bandung: Universitas
Kampanye Imunisasi Measles Rubella Pendidikan Indonesia. Sari.
(MR), 208.
Salim, Agus., Hari Basuki N., F. S. (2007).
https://doi.org/10.1039/b612259k
Indikator Prediksi Kejadian Luar
Kemenkes RI. (2018a). Imunisasi MR Biasa (KLB) Campak di Provinsi Jawa
Lindungi Anak Indonesia dari Barat. The Indonesian Journal of Public
Kecacatan. Retrieved December 10, Health, Vol 4 No 3, 112–116.
2019, from
Som, S., et al. (2010). Sosioeconomic
https://www.depkes.go.id/article/prin
Impact on Child Immunisation in the
t/18080200002/imunisasi-mr-
Districts of West Bengal, India.
lindungi-anak-indonesia-dari-
Singapore Med J, 51(5), 406–412.
kecacatan.html

122
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 109 - 123

Swandari, N. L. P. I., & Kardiwinata, M. P.


(2019). PENERIMAAN IBU – IBU
MUSLIM TERHADAP IMUNISASI
MEASLES RUBELLA PADA BALITA
DI KAMPUNG JAWA WANASARI,
KOTA DENPASAR. Archive of
Community Health, 6(2), 72–85.

WHO. (2018). Measles Cases Spike


Globally Due to Gaps in Vaccination
Coverage. Retrieved from
https://www.who.int/news-
room/detail/29-11-2018-measles-
cases-spike-globally-due-to-gaps-in-
vaccination-coverage

WHO. (2019). Immunization Coverage.


Retrieved from
https://www.who.int/news-
room/fact-
sheets/detail/immunization-coverage

Yanitasari, F. (2011). Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian
Campak di Wilayah Kerja Puskesmas
Kemiling Bandar Lampung Tahun
2010. FKM Malahayati, Lampung.

123

Anda mungkin juga menyukai