Anda di halaman 1dari 3

KURANGNYA JUMLAH BALITA YANG MENDAPAT IMUNISASI

CAMPAK DI POSYANDU SUKAMAJU KARENA KURANGNYA


PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK

Oleh:
YENIE FARIDAWATI
113063C1221074

Salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan masyarakat indonesia adalah
penyakit campak. Penyakit campak dikenal juga dengan istilah Morbili (Latin) Measles
(Inggris) gabagen (Jawa) Kerumut (Banjar) dan Rubeola (Ilmiah).Campak adalah penyakit
menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang
rentan (Brunner &Suddart, vol 3,2001)

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus
genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Cara penularan penyakit ini adalah melalui
droplet dan kontak, yakni karena menghirup. Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut
maupun  tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak
bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.  Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam
kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi 
Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan.
Kemenkes mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di halaman gedung
daerah, Kepri pada rabu 18 Mei 2022 ( Sehat negeriku.kemkes.go.id,2022). Program ini
diwujudkan sebagai upaya mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat
pandemi COVID-19 dan juga sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan
melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar
(OPV,IPV dan DPT-HB-Hib). BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan campak-rubella
serta melengkapi dosis imunisasi polio dan DPT-HB yang terlewat. ( azizah,2022). Dikutip dari
instagram @kemenkes_ri, program ini terbagi menjadi dua tahap yaitu Tahap satu (pada bulan
mei 2022 di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,Maluku dan Papua) dan
Tahap dua ( pada bulan agustus 2022 di pulau Jawa dan Bali )
Imunisasi ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena indonesia ikut serta dalam
program Eliminasi Campak pada tahun 2020 dengan cakupan campak minimal 95% disetiap
wilayah secara merata (Kemenkes RI,2017). Untuk persentase cakupan imunisasi campak pada
bayi di Indonesia dari tahun 2015-2018 mengalami naik turun.Menurut data Riskesda ada 19
provinsi yang masih di bawah target ketercapaiannya dari 95%.(kemenkes RI,2019). Pemerintah
indonesia juga ikut berkomitmen pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan
cakupan imunisasi campak sebesar 90 % (Profil kes Kalteng,2019).
Pada tanggal 16 juni 2022 Peneliti melakukan wawancara kepada 10 ibu bayi dan balita
tentang apakah mereka mengetahui tentang imunisasi campak yang dilaksanakan pada program
BIAN. 2 orang mengatakan bahwa mereka mengetahui program tentang imunisasi campak pada
balita yang dilaksanakan pada program BIAN. 6 orang mengatakan mereka hanya mengetahui
tentang imunisasi campak bayi saat berumur 9 bulan saja .sedangkan 2 orang mengatakan tidak
mengetahui tentang imunisasi campak.
Berdasarkan fenomena yang didapatkan oleh peneliti dalam hasil studi pendahuluan, maka
peneliti tertarik untuk melakukan studi mengenai “Hubungan tingkat pengetahuan ibu balita
terhadap status imunisasi campak di posyandu Suka Maju Kelurahan Jingah Muara Teweh ”.
REFERENSI

Dinkes. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019. Retrieved June
28,2022, https://dinkes.kalteng.go.id/?wpdmpro=profil-dinas-kesehatan-prov-kalteng-tahun-
2019
Dinkes. 2021. Profil Kesehatan Barito Utara Tahun 2019. Retrieved June 27,2022 :
https://dinkes.baritoutara kab.go.id.

Zen,Dini N. ., & Ramdani,Dea R..(2020). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU


TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KETERCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPAKU KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2020 Jurnal
Keperawatan Galuh, Vol.2No.2(2020).https://jurnal.unigal.ac.
id/index.php/JKG/article/view/4533.
Kemenkes. 2021. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Retrieved June 28,2022 :
https://pusdatin.kemkes.go.id.

Savita, Riza. .,& Elvira (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap status
imunisasi pada balita pasien campak. Jurnal ilmiah Stikes Cahaya Delima.
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI Vol.5 No.1 Juli 2021.

Dillyana,Tri Anisca. ., &Nurmala, Ira (2020). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan persepsi Ibu
dengan Status Imunisasi dasar di Wonokusumo. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of
Health Promotion and health education. Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 (2019) 68–78. doi:
10.20473/jpk.V7.I1.2019.68–78

Sidabutar, Rugun.(2019). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN


IMUNISASI MEASLES, RUBELLA (MR) DI DESA LINGGA TIGA KECAMATAN BILAH
HULU KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2019.INSTITUT KESEHATAN
HELVETIA MEDAN. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai