ABSTRAK
Kegiatan surveilans yang dilakukan setiap tahun melaporkan lebih dari 11.000 kasus suspek campak di Indonesia.
Suspek campak juga banyak ditemukan di Kabupaten Badung dari tahun 2014-2019. Diawali pada angka 499 kasus
suspek pada tahun 2014 hingga hanya 21 kasus suspek di tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran epidemiologi kejadian campak di Kabupaten Badung tahun 2014 – 2019. Jenis penelitian ini
adalah epidemiologi deskriptif dengan desain cross sectional. Sumber data penelitian ini adalah Surveilans Campak
berbasis individu (Case Based Measles Surveillance) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2014-2019. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kejadian campak pada tahun 2014-2019 cenderung mengalami penurunan dengan
kejadian tertinggi di tahun 2014 dan terendah di tahun 2019. Kejadian campak tertinggi di Kabupaten Badung
terjadi di Kecamatan Kuta Selatan. Periode tahun 2014-2019, kejadian campak tertinggi pada kelompok umur 5-9
tahun dan didominasi pada jenis kelamin laki-laki. Ditemukan fenomena menarik dimana kejadian campak lebih
banyak terjadi pada penderita dengan status telah diimunisasi. Saran bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
melakukan kampanye imunisasi MR kembali untuk meningkatkan pembentukan imunitas masyarakat.
Kata kunci: Epidemiologi, Campak, Surveilans
ABSTRACT
Meales Surveillance annually report more than 11,000 suspected cases of measles in Indonesia. There are a lot of
measles suspects were also found in Badung Regency from 2014-2019. Starting at 499 suspected cases in 2014 to
only 21 suspected cases in 2019. The purpose of this study was to determine the description epidemiology of
measles in Badung Regency in 2014 - 2019. The type of this research is descriptive epidemiology with cross sectional
design. The data source in this study is from Case Based Measles Surveillance Badung Regency Health Office in
2014-2019. The results showed that the incidence of measles in 2014-2019 tended to decrease with the highest
incidence in 2014 and the lowest in 2019. The highest incidence of measles in Badung Regency occurred in South
Kuta District. For the period 2014-2019, the highest incidence of measles was in the 5-9 years age group and was
dominated by male. An interesting phenomenon was founded that the incidence of measles is more common in
patients with immunized status. The advice given to the Badung District Health Office to carry out a MR
immunization campaign again to increase the formation of community immunity.
Keywords: Epidemiology, Measles, Surveillance
174
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
radang paru-paru, diare, kebutaan, Bali sebanyak 9 kali dengan total 480 kasus
gangguan pendengaran, dan encephalitis (Kementerian Kesehatan, 2018).
yang merusak otak (World Health Campak merupakan penyakit
Organization, 2019). menular. Pencegahan yang efektif untuk
Kegiatan surveilans yang dilakukan dilakukan yaitu dengan imunisasi.
setiap tahun melaporkan lebih dari 11.000 Cakupan imunisasi pada bayi di Provinsi
kasus suspek campak. Hasil konfirmasi Bali tahun 2018 100,2%. Cakupan
laboratorium tehadap kasus tersebut yaitu Imunisasi Lanjutan campak Indonesia
12-39% diantaranya merupakan campak pada tahun 2018 sebesar 67,14%,
pasti (confirmed) (Kementerian Kesehatan, sedangkan untuk Provinsi Bali sebesar
2018). Incidence rate kasus suspek campak 85,10%. Cakupan imunisasi campak pada
per 100.000 penduduk di Indonesia tahun Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
2018 sebesar 3,18%, sedangkan Provinsi Indonesia tahun 2018 sebesar 64,33%.
Bali sebesar 11,18%. Kurun waktu tahun Cakupan drop out imunisasi Indonesia
2010-2015, diperkirakan terdapat 23.164 tahun 2018 sebanyak 3%, sedangkan
kasus campak (Kementerian Kesehatan, Provinsi Bali sebesar 1,6%. Proporsi kasus
2019). Kasus ini diperkirakan masih lebih campak berdasarkan vaksinasi Indonesia
rendah dibanding angka sebenarnya di tahun 2018 sebesar 18,97% (Kementerian
lapangan, mengingat banyaknya kasus Kesehatan, 2019). Walaupun imunisasi
yang tidak dilaporkan, terutama dari campak pelaksanaannya tengah
pelayanan swasta serta kelengkapan digencarkan, namun kasus suspek campak
laporan surveilans yang masih rendah. pada individu yang telah divaksinasi terus
Kasus campak masih mendominasi pada bermunculan.
kelompok umur diatas 5 tahun dengan Kejadian campak juga menjadi masalah
proporsi kasus campak di Indonesia tahun yang tidak berujung bagi salah satu
2018 menurut umur yaitu balita 32,2% dan kabupaten di Provinsi Bali yaitu
bukan Balita 59,2% (Kementerian Kabupaten Badung. Kabupaten Badung
Kesehatan, 2019). terkenal dengan keberhasilan yang dicapai
Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dari berbagai macam bidang, termasuk
dalam tiga tahun terakhir 2015-2017 diantaranya adalah keberhasilan dalam
hampir disetiap provinsi dengan jumlah bidang kesehatan. Banyak pengembangan
provinsi yang melaporkan KLB meningkat program kesehatan yang menghasilkan
27 provinsi tahun 2015 menjadi 30 provinsi keluaran yang baik guna menjamin
tahun 2017. Terdapat 18 provinsi (52,9%) kesejahteraan masyarakat Kabupaten
yang mengalami peningkatan kasus dalam Badung terutama dari segi kesehatan. Saat
tiga tahun terakhir termasuk Bali di ini, Kabupaten Badung sedang berusaha
dalamnya. Kejadian Luar Biasa Campak di meningkatkan derajat kesehatan
Provinsi Bali tahun 2017 sebanyak 15 KLB masyarakat dengan melakukan
dengan 148 kasus dan 13 meninggal dunia. pencegahan dan pengendalian terhadap
Pada tahun 2018, KLB suspek campak di penyakit.
175
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
176
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
HASIL
Kejadian Campak Berdasarkan Waktu
400
261
300
180 180
200
67
100 21
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
177
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
Grafik 2. Trend Kejadian Campak per Bulan di Kabupaten Badung tahun 2014-2019
178
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
179
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
L P
Grafik 5.Kejadian Campak berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung tahun 2014-
2019
tidak ya
180
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
181
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
musim). Siklik musiman dari campak musim hujan. Pada penelitian Santoso
kemungkinan berhubungan dengan (2014) mengenai gambaran case based
temperatur udara. Semakin dekat suatu measles surveillance di Kabupaten
negara dengan garis khatulistiwa maka Karawang tahun 2014, kasus campak
siklik musimannya akan semakin tidak tertinggi ditemukan pada bulan januari,
tampak. Seperti di Indonesia kejadian september, dan desember (Santoso, 2014).
campak terjadi pada awal musim hujan Faktor yang menyebabkan tingginya
dan awal musim kemarau (Sugiarto, 2013). kasus campak pada bulan tersebut
Kejadian campak di Kabupaten disebabkan hujan serta udara menjadi
Badung tahun 2014-2019 berjangkit di lebih lembab. Kelembaban yang tinggi
sepanjang tahun. Namun, terdapat dapat mempengaruhi penurunan daya
fenomena yang cukup menarik yaitu kasus tahan tubuh seseorang dan meningkatkan
campak ditemukan tertinggi pada saat kerentanan tubuh terhadap penyakit
masa pancaroba. Masa pancaroba biasanya terutama penyakit infeksi. Penelitian
pada bulan maret dan april yang Wisudariani (2018) di Kota Jambi tahun
merupakan peralihan dari musim hujan 2015-2017 kejadian campak terjadi diantara
dengan kemarau serta pada bulan bulan oktober hingga februari. Tingginya
september dan oktober yang merupakan kasus di bulan tersebut disebabkan
peralihan antara musim kemarau dengan terjadinya angin kencang hingga puting
musim hujan. Periode tahun 2014-2019 beliung di Kota Jambi yang disertai dengan
tidak jarang ditemukan tingginya kasus curah hujan yang tinggi. Akan tetapi hasil
campak pada bulan mei dan juni di analisis variabel cuaca dengan kejadian
Kabupaten Badung seperti pada tahun campak di Kota Jambi tahun 2015-2017,
2014 dan 2017. Bulan mei dan juni faktor kelembaban udara, penyinaran
merupakan musim kemarau dimana udara matahari, dan curah hujan tidak
menjadi sangat kering. Virus penyebab menunjukkan adanya hubungan yang
campak mengalami keadaan yang paling signifikan terhadap kejadian campak.
stabil pada kelembaban dibawah 40%. Hubungan yang terjadi pada curah hujan
Pada penelitian Nurani (2012) dan kelembaban, yaitu bukan merupakan
mengenai gambaran epidemiologi kasus hubungan secara langsung pada virus,
campak di Kota Cirebon tahun 2004-2011, melainkan mempengaruhi sifat manusia
kasus campak dari tahun 2004-2011 setiap (Wisudariani, 2018).
tahunnya kasus tertinggi pada bulan April Kejadian Campak Berdasarkan Tempat
dan Oktober yang merupakan masa Kecamatan Kuta Selatan memiliki
pancaroba (Nurani, 2012). Berdasarkan kejadian campak yang hampir selalu tinggi
penelitian Sugiarto (2013) mengenai setiap tahunnya, dibandingkan dengan
gambaran epidemiologi kasus campak di kecamatan lainnya. Kejadian campak di
Kabupaten Serang tahun 2010-2012, kasus Kecamatan Kuta Selatan didominasi
campak tertinggi ditemukan pada bulan terjadi di Kelurahan Benoa dan Kelurahan
desember hingga april yang merupakan Jimbaran. Kelurahan Benoa dan Kelurahan
182
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
Jimbaran dikenal sebagai pemukiman panas dan kering sehingga faktor agent
yang padat penduduk. Wilayah kedua virus dapat berkembang dengan optimal
kelurahan tesebut dikenal memiliki di kondisi tersebut. Didukung oleh faktor
banyak daerah perumahan bagi penduduk host dan lingkungan lainnya yang
pendatang dari dalam maupun luar Bali. menyebabkan kejadian campak di
Kecamatan Kuta Selatan sendiri dikenal kecamatan tersebut cukup tinggi.
dengan pantainya yang indah sebagai Kecamatan Petang merupakan daerah
daya tarik pariwisata Bali. Perkembangan rural sebagai pusat pengembangan
pariwisata di Kecamatan Kuta Selatan kegiatan pertanian dengan kepadatan
sendiri yang menarik penduduk dalam penduduk 224 penduduk/km2. Kejadian
maupun luar Bali untuk tinggal dan campak di Kecamatan Petang sangat
bekerja di daerah tersebut. Berbanding jarang terjadi. Dalam periode tahun 2014-
lurus dengan perkembangan 2019, hanya ada 6 kasus klinis campak
pariwisatanya, kehidupan sosial yang tercatat. Berbeda dengan Kecamatan
bermasyarakat di Kecamatan Kuta Selatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta Selatan, dan
juga mengalami perkembangan pesat. Kecamatan Kuta dengan kepadatan
Pada tahun 2018, kepadatan penduduk di penduduk hingga 6.145 penduduk/km2
Kecamatan Kuta Selatan yaitu 1629 yang merupakan daerah urban sebagai
penduduk/km . 2 pusat pengembangan industri pariwisata
Virus penyebab campak mengalami dengan kepadatan dan mobilisasi
keadaan yang paling stabil pada penduduk yang tinggi. Ketiga Kecamatan
kelembaban dibawah 40%. Maka virus tersebut memiliki kasus campak setiap
campak sendiri akan berkembang dengan tahunnya hampir di setiap desanya (Dinas
baik pada dataran rendah dengan Kesehatan Kabupaten Badung, 2018).
kelembaban udara yang kering, sebaliknya Tingginya kejadian campak
akan sulit stabil pada dataran tinggi. diperkirakan akibat kepadatan penduduk
Kecamatan petang sendiri berada pada yang tinggi. Penularan penyakit campak
dataran tinggi dengan ketinggian 500-1000 (transmisi virus campak) lebih mudah
meter diatas permukaan laut yang terjadi pada pemikiman yang padat,
merupakan daerah perbukitan dengan daerah yang kumuh dan miskin, serta
rata-rata suhu ≤20◦C. Pada daerah tersebut daerah yang populasinya padat.
virus tidak dapat berkembang dengan Pemukiman yang padat dapat
optimal karena kelembaban udara yang mempermudah penularan penyakit yang
tinggi. Namun, kasus tetap ada yang dapat menular melalui udara, terutama penyakit
disebabkan oleh faktor host seperti campak yang proses penularannya terjadi
imunitas penduduknya. Berbeda halnya saat percikan ludah atau cairan yang
pada Kecamatan Kuta Selatan dan keluar ketika penderita bersin.
sekitarnya yang merupakan daerah Berbagai penelitian telah menjelaskan
dataran rendah dengan ketinggian 0-50 bahwa suatu penyakit menular akan lebih
meter diatas permukaan laut. Daerah mudah menular dalam populasi yang
tersebut juga merupakan daerah yang padat karena virus akan lebih mudah
183
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
184
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
185
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
186
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188
187
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188
188