Anda di halaman 1dari 15

Arc. Com.

Health • April 2021


ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN CAMPAK DI KABUPATEN BADUNG


PROVINSI BALI TAHUN 2014-2019

Ni Made Rai Riastini, I Made Sutarga*


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
*Email: dr.sutarga@unud.ac.id

ABSTRAK
Kegiatan surveilans yang dilakukan setiap tahun melaporkan lebih dari 11.000 kasus suspek campak di Indonesia.
Suspek campak juga banyak ditemukan di Kabupaten Badung dari tahun 2014-2019. Diawali pada angka 499 kasus
suspek pada tahun 2014 hingga hanya 21 kasus suspek di tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran epidemiologi kejadian campak di Kabupaten Badung tahun 2014 – 2019. Jenis penelitian ini
adalah epidemiologi deskriptif dengan desain cross sectional. Sumber data penelitian ini adalah Surveilans Campak
berbasis individu (Case Based Measles Surveillance) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2014-2019. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kejadian campak pada tahun 2014-2019 cenderung mengalami penurunan dengan
kejadian tertinggi di tahun 2014 dan terendah di tahun 2019. Kejadian campak tertinggi di Kabupaten Badung
terjadi di Kecamatan Kuta Selatan. Periode tahun 2014-2019, kejadian campak tertinggi pada kelompok umur 5-9
tahun dan didominasi pada jenis kelamin laki-laki. Ditemukan fenomena menarik dimana kejadian campak lebih
banyak terjadi pada penderita dengan status telah diimunisasi. Saran bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
melakukan kampanye imunisasi MR kembali untuk meningkatkan pembentukan imunitas masyarakat.
Kata kunci: Epidemiologi, Campak, Surveilans

ABSTRACT
Meales Surveillance annually report more than 11,000 suspected cases of measles in Indonesia. There are a lot of
measles suspects were also found in Badung Regency from 2014-2019. Starting at 499 suspected cases in 2014 to
only 21 suspected cases in 2019. The purpose of this study was to determine the description epidemiology of
measles in Badung Regency in 2014 - 2019. The type of this research is descriptive epidemiology with cross sectional
design. The data source in this study is from Case Based Measles Surveillance Badung Regency Health Office in
2014-2019. The results showed that the incidence of measles in 2014-2019 tended to decrease with the highest
incidence in 2014 and the lowest in 2019. The highest incidence of measles in Badung Regency occurred in South
Kuta District. For the period 2014-2019, the highest incidence of measles was in the 5-9 years age group and was
dominated by male. An interesting phenomenon was founded that the incidence of measles is more common in
patients with immunized status. The advice given to the Badung District Health Office to carry out a MR
immunization campaign again to increase the formation of community immunity.
Keywords: Epidemiology, Measles, Surveillance

PENDAHULUAN anggota genus Morbilivirus dari famili


Salah satu penyakit menular yaitu Paramyxoviridae.
penyakit campak yang disebabkan oleh Menurut data dari World Health
virus yang ditandai dengan gejala kulit Organization (WHO), pada dekade
kemerahan dan dapat menular dari droplet terakhir ini 40 juta anak menderita campak
orang ke orang melalui udara. Penyakit (measles) dari 481.000 anak yang terjangkit
campak adalah suatu penyakit virus akut campak 74% meninggal dunia (World
yang sangat menular dengan gejala awal Health Organization, 2019). Sebagian
berupa demam, konjungtivitis, pilek, besar kasus campak menyerang anak-
batuk, dan bintik-bintik kecil dengan anak usia pra sekolah dan usia SD.
bagian tengah berwarna putih atau putih Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga
kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di mencatat sekitar 30 ribu anak Indonesia
daerah mukosa pipi (bercak Koplik). meninggal akibat penyakit campak dengan
Penyebab infeksi adalah virus campak, komplikasi penyakit ikutan lainnya seperti

174
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

radang paru-paru, diare, kebutaan, Bali sebanyak 9 kali dengan total 480 kasus
gangguan pendengaran, dan encephalitis (Kementerian Kesehatan, 2018).
yang merusak otak (World Health Campak merupakan penyakit
Organization, 2019). menular. Pencegahan yang efektif untuk
Kegiatan surveilans yang dilakukan dilakukan yaitu dengan imunisasi.
setiap tahun melaporkan lebih dari 11.000 Cakupan imunisasi pada bayi di Provinsi
kasus suspek campak. Hasil konfirmasi Bali tahun 2018 100,2%. Cakupan
laboratorium tehadap kasus tersebut yaitu Imunisasi Lanjutan campak Indonesia
12-39% diantaranya merupakan campak pada tahun 2018 sebesar 67,14%,
pasti (confirmed) (Kementerian Kesehatan, sedangkan untuk Provinsi Bali sebesar
2018). Incidence rate kasus suspek campak 85,10%. Cakupan imunisasi campak pada
per 100.000 penduduk di Indonesia tahun Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
2018 sebesar 3,18%, sedangkan Provinsi Indonesia tahun 2018 sebesar 64,33%.
Bali sebesar 11,18%. Kurun waktu tahun Cakupan drop out imunisasi Indonesia
2010-2015, diperkirakan terdapat 23.164 tahun 2018 sebanyak 3%, sedangkan
kasus campak (Kementerian Kesehatan, Provinsi Bali sebesar 1,6%. Proporsi kasus
2019). Kasus ini diperkirakan masih lebih campak berdasarkan vaksinasi Indonesia
rendah dibanding angka sebenarnya di tahun 2018 sebesar 18,97% (Kementerian
lapangan, mengingat banyaknya kasus Kesehatan, 2019). Walaupun imunisasi
yang tidak dilaporkan, terutama dari campak pelaksanaannya tengah
pelayanan swasta serta kelengkapan digencarkan, namun kasus suspek campak
laporan surveilans yang masih rendah. pada individu yang telah divaksinasi terus
Kasus campak masih mendominasi pada bermunculan.
kelompok umur diatas 5 tahun dengan Kejadian campak juga menjadi masalah
proporsi kasus campak di Indonesia tahun yang tidak berujung bagi salah satu
2018 menurut umur yaitu balita 32,2% dan kabupaten di Provinsi Bali yaitu
bukan Balita 59,2% (Kementerian Kabupaten Badung. Kabupaten Badung
Kesehatan, 2019). terkenal dengan keberhasilan yang dicapai
Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dari berbagai macam bidang, termasuk
dalam tiga tahun terakhir 2015-2017 diantaranya adalah keberhasilan dalam
hampir disetiap provinsi dengan jumlah bidang kesehatan. Banyak pengembangan
provinsi yang melaporkan KLB meningkat program kesehatan yang menghasilkan
27 provinsi tahun 2015 menjadi 30 provinsi keluaran yang baik guna menjamin
tahun 2017. Terdapat 18 provinsi (52,9%) kesejahteraan masyarakat Kabupaten
yang mengalami peningkatan kasus dalam Badung terutama dari segi kesehatan. Saat
tiga tahun terakhir termasuk Bali di ini, Kabupaten Badung sedang berusaha
dalamnya. Kejadian Luar Biasa Campak di meningkatkan derajat kesehatan
Provinsi Bali tahun 2017 sebanyak 15 KLB masyarakat dengan melakukan
dengan 148 kasus dan 13 meninggal dunia. pencegahan dan pengendalian terhadap
Pada tahun 2018, KLB suspek campak di penyakit.

175
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Perkembangan penyakit dipengaruhi sosial pada masyarakat yang hidup


oleh tiga faktor penting yaitu waktu, orang berdampingan (Arianto, 2018).
dan tempat. Begitupula pada Kejadian campak di Kabupaten
perkembangan penyakit campak yang Badung dari tahun 2014 hingga 2019
pengaruhi oleh waktu, orang dan tempat. sendiri ditemukan lebih dari 1200 kasus
Beberapa faktor orang yang memengaruhi campak berdasarkan gejala klinis. Namun,
penyakit campak seperti usia, jenis kurang dari 80% dari kasus suspek
kelamin, status imunisasi, serta status tersebut yang dapat konfirmasi dengan
pemberian vitamin A. Faktor lingkungan pemeriksaan laboratorium. Sehingga
yang dapat memengaruhi kejadian jumlah kasus campak positif dengan
campak seperti kepadatan penduduk, konfirmasi laboratorium tidak dapat
keadaan rumah, iklim daerah, serta kontak menunjukkan keaadan sebenarnya
lingkungan sosial (Arianto, 2018). Penyakit dilapangan. Cakupan imunisasi campak
campak juga dipengaruhi oleh waktu, yang tinggi pun masih belum cukup untuk
virus penyebab campak mengalami menghilangkan kemunculan kasus suspek.
keadaan yang paling stabil pada Kejadian luar biasa pun masih tetap terjadi
kelembaban dibawah 40%, di daerah tropis di wilayah tertentu di Kabupaten Badung
campak timbul biasanya pada musim di tahun tersebut.
panas atau kemarau saat udara kering Pemeriksaan spesimen yang kurang
sekitaran bulan april sampai september. dari 80% setiap tahunnya tersebut
Kepadatan penduduk Kabupaten menghasilkan kasus positif campak yang
Badung tahun 2018 yaitu 1570 penduduk terkonfirmasi laboratorium di Kabupaten
per km2 dengan kepadatan tertinggi di Badung mencapai angka 49 kasus pada
Kecamatan Kuta yaitu 6145 penduduk per tahun 2014, kemudian mengalami
km (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung,
2 penurunan menjadi 6 kasus di tahun 2015.
2018). Seiring dengan perkembangan dan Penemuan kasus campak mengalami
pertumbuhan penduduk yang dibarengi peningkatan dari 9 kasus tahun 2016
dengan tingginya mobilisasi penduduk menjadi 68 kasus di tahun 2017. Namun,
setiap tahunnya angka tersebut akan terus mengalami penurunan kembali menjadi 7
bertambah. Jika dikaitkan dengan masalah kasus di tahun 2018. Cakupan imunisasi
– masalah sosial, kesehatan dan campak tahun 2014-2018 pada imunisasi
lingkungan hidup, maka semakin padat dasar menunjukkan hasil yang baik hingga
suatu wilayah semakin besar 100%. Namun, cakupan imunisasi campak
kemungkinan terjadinya kerawanan sosial lanjutan dan cakupan imunisasi campak
serta dampaknya terhadap lingkungan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
sekitar. Begitupula akan berpengaruh memiliki capaian imunisasi hanya berada
pada perkembangan penyakit salah disekitaran angka 80% (Dinas Kesehatan
satunya penyakit campak yang Kabupaten Badung, 2018).
penularannya membutuhkan interaksi Penurunan dan peningkatan kasus
campak pada waktu 5 tahun terakhir

176
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

tersebut menunjukkan adanya hal yang merupakan penelitian epidemiologi


memengaruhi kejadian campak di deskriptif yang bertujuan untuk
Kabupaten Badung. Hal tersebut dapat mengetahui gambaran epidemiologi
berupa pengaruh dari faktor individu kejadian campak di Kabupaten Badung
masyarakat, faktor kewilayahan, faktor tahun 2014-2019 dengan menggunakan
cuaca, faktor keadaan penyakit, faktor teknik pengambilan sampel yaitu total
pelaksanaan program, maupun faktor sampling. Sumber data pada penelitian ini
kinerja petugas surveilans dan imunisasi menggunakan data sekunder. Data yang
dalam validitas data yang ada. digunakan yaitu laporan Surveilans
Penanggulangan penyakit campak akan Campak berbasis individu (Case Based
berhasil apabila mengetahui dan Measles Surveillance) Dinas Kesehatan
mengatasi faktor-faktor yang Kabupaten Badung tahun 2014-2019. Data
memengaruhi kejadian penyakit campak yang digunakan merupakan kasus campak
di Kabupaten Badung tersebut. berdasarkan gejala klinis di Kabupaten
Badung tahun 2014-2019. Data-data hasil
METODE PENELITIAN penelitian diolah dan ditampilkan secara
Desain penelitian dalam penelitian ini deskriptif dalam bentuk tabel, grafik, dan
adalah desain crosssectional yang bersifat gambaran.
epidemiologi deskriptif. Penelitian ini

HASIL
Kejadian Campak Berdasarkan Waktu

Trend Kejadian Campak di Kabupaten


Badung tahun 2014-2019
600
499
500

400
261
300
180 180
200
67
100 21
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 1. Trend Kejadian Campak di Kabupaten Badung tahun 2014-2019

Berdasarkan Grafik 1, pada tahun 67 kasus di tahun 2016. Namun, kasus


2014 kasus campak berdasarkan gejala kembali naik ditahun 2017 dengan 261
klinis mencapai angka tertinggi yaitu 499 kasus. Kemudian menurun kembali
kasus. Kemudian kejadian kasus menurun menjadi 180 kasus di tahun 2018 dan 21
pada tahun 2015 dengan 180 kasus hingga kasus di tahun 2019.

177
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Trend Kejadian Campak per Bulan di


Kabupaten Badung tahun 2014-2019
80
70
60 2014
50
2015
40
30 2016
20 2017
10 2018
0
2019

Grafik 2. Trend Kejadian Campak per Bulan di Kabupaten Badung tahun 2014-2019

Berdasarkan Grafik 2 tersebut, tahun 2014. Peningkatan kasus campak


kejadian campak di Kabupaten Badung juga terjadi pada bulan september hingga
tahun 2014-2019 menunjukkan kasus november di akhir tahun khususnya
tertinggi pada bulan maret hingga bulan ditahun 2014 dan tahun 2017. Bulan
juni. Peningkatan kasus campak di bulan september dan november di tahun 2014
maret terjadi pada tahun 2015, tahun 2016, kasus campak mengalami peningkatan
dan tahun 2017. Peningkatan kasus pada kembali. Sedangkan di bulan oktober
bulan april terjadi pada tahun 2014 dan tahun 2017 kasus campak mengalami
tahun 2015. Kasus tertinggi pada bulan mei peningkatan kembali setelah sempat
dan juni masing-masing di tahun 2017 dan turun.

Kejadian Campak Berdasarkan Tempat

Kejadian Campak per Kecamatan di Kabupaten


Badung tahun 2014-2019
350
300
250
200
150
100
50
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Petang Abiansemal Mengwi Kuta utara Kuta Kuta selatan

Grafik 3. Kejadian Campak per Kecamatan di Kabupaten Badung tahun 2014-2019

178
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Berdasarkan Grafik 3, Kecamatan dengan kejadian campak tertinggi di tahun


Kuta Selatan memiliki kejadian campak tersebut. Kejadian campak hampir
tertinggi setiap tahunnya dibandingkan ditemukan di setiap kecamatan pada setiap
dengan kecamatan lainnya dengan 327 tahunnya, kecuali di Kecamatan Petang
kasus di tahun 2014 sehingga 65% kasus yang hanya ditemukan di tahun 2014
berasal dari kecamatan tersebut serta 75% dengan dan 2019 dengan serta pada tahun
kasus di tahun 2015. Namun pada tahun 2019 tidak ditemukannya kasus campak di
2018, 70% kasus berasal dari Kecamatan Kecamatan Kuta.
Abiansemal dan menjadi kecamatan
Kejadian Campak Berdasarkan Orang

Kejadian Campak berdasarkan Kelompok Umur


di Kabupaten Badung tahun 2014-2019
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

<1 1-4 5-9 10-14 ≥15

Grafik 4. Kejadian Campak berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Badung tahun


2014-2019

Berdasarkan Grafik 4, pada tahun persentase 28,86% di tahun 2016 dan


2014 dan tahun 2017 kejadian campak 36,67% di tahun 2017. Pada tahun 2015
tertinggi pada kelompok umur 5-9 tahun kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok
dengan persentase 32% pada tahun 2014 umur ≥15 tahun memiliki jumlah kejadian
dan 28% pada tahun 2017. Kemudian campak yang hampir sama. Pada tahun
diikuti oleh kelompok umur 1-4 tahun 2019, meski kasus campak yang ditemukan
diurutan kedua sebagai kelompok umur sedikit, namun kelompok umur ≥15 masih
dengan kejadian campak tertinggi 26,8% di mendominasi kejadian campak di tahun
tahun 2014 dan 23,3% di tahun 2017. tersebut. Kejadian campak di tahun 2014-
Namun, pada tahun 2018 dan tahun 2016 2019 tertinggi pada kelompok umur 5-9
kejadian campak tertinggi berada pada tahun dengan 28,8% dan kelompok umur
kelompok umur ≥15 tahun dengan ≥15 dengan 23,6%.

179
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Kejadian Campak berdasarkan Jenis


Kelamin di Kabupaten Badung tahun
2014-2019
300
250
200
150
100
50
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

L P

Grafik 5.Kejadian Campak berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung tahun 2014-
2019

Berdasarkan Grafik 5, proporsi perempuan pada tahun 2016 (52,45%),


kejadian campak lebih banyak terjadi pada tahun 2018 (57,22%), dan tahun 2019
laki-laki daripada perempuan di tahun (57,14%). Secara keseluruhan, kejadian
2014 (56,11%), tahun 2015 (52,22%); dan campak dari tahun 2014-2019 lebih banyak
tahun 2017 (50,57%). Namun, proporsi terjadi pada laki-laki (51,7%) dibandingkan
kasus campak lebih banyak terjadi pada perempuan (48,2%).
Kejadian Campak Berdasarkan Status Imunisasi

Kejadian Campak berdasarkan Status


Imunisasi di Kabupaten Badung tahun
2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

tidak ya

Grafik 6. Kejadian Campak berdasarkan Status Imunisasi di Kabupaten Badung tahun


2014-2019

180
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Berdasarkan Grafik 6, proporsi Penurunan kejadian campak di Kabupaten


kejadian campak di tahun 2014-2019 lebih Badung dimulai tahun 2018 hingga pada
banyak terjadi pada seseorang yang telah tahun 2019 kejadian campak yang tercatat
diimunisasi dibandingkan dengan yang sangat sedikit.
belum atau tidak diimunisasi. Proporsi Penurunan kejadian campak dari
kasus campak pada yang telah diimunisasi tahun 2014 hingga 2019 disebabkan oleh
tahun 2014 (77,23%), tahun 2015 (87,75%), pelaksanan kampanye imunisasi MR yang
tahun 2017 (65,18%), tahun 2018 (74,79%), dilakukan. Berhasilnya pelaksanaan
dan tahun 2019 (58,82%). kampanye imunsasi MR tersebut
dibuktikan pada tahun 2019 kejadian kasus
DISKUSI suspek campak yang ditemukan menurun
Kejadian Campak Berdasarkan Waktu dengan tajam hingga 21 kasus suspek
Pada tahun 2014, kejadian campak campak. Sekitar 66% dari 21 kasus suspek
yang tercatat di Kabupaten Badung cukup dilakukan pemeriksaan spesimen
tinggi. Namun, pada tahun 2015 kejadian didapatkan tidak adanya kasus positif,
campak di Kabupaten Badung berangsur namun ada 1 kasus positif rubella yang
menurun. Hal tersebut disebabkan oleh ditemukan.
mulai dimaksimalkannya pelaksanaan Pelaksanaan kampanye dalam
kebijakan pemberian imunisasi lanjutan menurunkan kejadian campak juga pernah
pada usia 24 bulan. Kejadian campak di dilakukan pada Penelitian Ahadi (2017)
Kabupaten Badung pada tahun 2017 mengenai kejadian campak di Afghanistan
kembali meningkat akibat KLB setelah tahun 2016 menunjukkan kampanye
sempat menurun pada tahun 2016. Measles Mortality Reduction Campaigns
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten (MMRCs) yang dilakukan di daerah
Badung terjadi pada akhir tahun 2017 tersebut lebih efektif menurunkan angka
tepatnya bulan Oktober di Banjar Belawan, kejadian campak dibandingkan dengan
Desa Dauh Yeh Cani, Kecamatan pelaksanaan imunisasi rutin. Kejadian
Abiansemal. campak di tahun 2012 dan 2015 di
Pada akhir tahun 2017 hingga awal Afghanistan sebagai tahun dengan
tahun 2018, KLB terjadi di Desa Punggul, kejadian campak tertinggi berangsur
Kecamatan Abiansemal. Kejadian Luar menurun di tahun selanjutnya setalah
Biasa tersebut merambat hingga desa pelaksanaan kampanye.
disekitarnya yaitu Desa Selat, Kecamatan Kejadian campak di Kabupaten
Abiansemal pada bulan februari tahun Badung tahun 2014-2019 mencapai
2018. Peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB) puncaknya antara bulan maret hingga juni
tersebut terjadi bersamaan dengan adanya setiap tahunnya. Campak merupakan
kampanye imunisasi MR yang dilakukan penyakit yang mempunyai periodisitas
bertahap di seluruh Indonesia. Setelah tahunan (cyclic) bersifat endemis atau
peningkatan kejadian campak di berjangkit sepanjang tahun dan tidak
Kabupaten Badung pada tahun 2017 serta mengenal musim. Prevalensi Campak
Kejadian Luar Biasa yang terjadi. tidak memiliki pola tertentu (siklik

181
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

musim). Siklik musiman dari campak musim hujan. Pada penelitian Santoso
kemungkinan berhubungan dengan (2014) mengenai gambaran case based
temperatur udara. Semakin dekat suatu measles surveillance di Kabupaten
negara dengan garis khatulistiwa maka Karawang tahun 2014, kasus campak
siklik musimannya akan semakin tidak tertinggi ditemukan pada bulan januari,
tampak. Seperti di Indonesia kejadian september, dan desember (Santoso, 2014).
campak terjadi pada awal musim hujan Faktor yang menyebabkan tingginya
dan awal musim kemarau (Sugiarto, 2013). kasus campak pada bulan tersebut
Kejadian campak di Kabupaten disebabkan hujan serta udara menjadi
Badung tahun 2014-2019 berjangkit di lebih lembab. Kelembaban yang tinggi
sepanjang tahun. Namun, terdapat dapat mempengaruhi penurunan daya
fenomena yang cukup menarik yaitu kasus tahan tubuh seseorang dan meningkatkan
campak ditemukan tertinggi pada saat kerentanan tubuh terhadap penyakit
masa pancaroba. Masa pancaroba biasanya terutama penyakit infeksi. Penelitian
pada bulan maret dan april yang Wisudariani (2018) di Kota Jambi tahun
merupakan peralihan dari musim hujan 2015-2017 kejadian campak terjadi diantara
dengan kemarau serta pada bulan bulan oktober hingga februari. Tingginya
september dan oktober yang merupakan kasus di bulan tersebut disebabkan
peralihan antara musim kemarau dengan terjadinya angin kencang hingga puting
musim hujan. Periode tahun 2014-2019 beliung di Kota Jambi yang disertai dengan
tidak jarang ditemukan tingginya kasus curah hujan yang tinggi. Akan tetapi hasil
campak pada bulan mei dan juni di analisis variabel cuaca dengan kejadian
Kabupaten Badung seperti pada tahun campak di Kota Jambi tahun 2015-2017,
2014 dan 2017. Bulan mei dan juni faktor kelembaban udara, penyinaran
merupakan musim kemarau dimana udara matahari, dan curah hujan tidak
menjadi sangat kering. Virus penyebab menunjukkan adanya hubungan yang
campak mengalami keadaan yang paling signifikan terhadap kejadian campak.
stabil pada kelembaban dibawah 40%. Hubungan yang terjadi pada curah hujan
Pada penelitian Nurani (2012) dan kelembaban, yaitu bukan merupakan
mengenai gambaran epidemiologi kasus hubungan secara langsung pada virus,
campak di Kota Cirebon tahun 2004-2011, melainkan mempengaruhi sifat manusia
kasus campak dari tahun 2004-2011 setiap (Wisudariani, 2018).
tahunnya kasus tertinggi pada bulan April Kejadian Campak Berdasarkan Tempat
dan Oktober yang merupakan masa Kecamatan Kuta Selatan memiliki
pancaroba (Nurani, 2012). Berdasarkan kejadian campak yang hampir selalu tinggi
penelitian Sugiarto (2013) mengenai setiap tahunnya, dibandingkan dengan
gambaran epidemiologi kasus campak di kecamatan lainnya. Kejadian campak di
Kabupaten Serang tahun 2010-2012, kasus Kecamatan Kuta Selatan didominasi
campak tertinggi ditemukan pada bulan terjadi di Kelurahan Benoa dan Kelurahan
desember hingga april yang merupakan Jimbaran. Kelurahan Benoa dan Kelurahan

182
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Jimbaran dikenal sebagai pemukiman panas dan kering sehingga faktor agent
yang padat penduduk. Wilayah kedua virus dapat berkembang dengan optimal
kelurahan tesebut dikenal memiliki di kondisi tersebut. Didukung oleh faktor
banyak daerah perumahan bagi penduduk host dan lingkungan lainnya yang
pendatang dari dalam maupun luar Bali. menyebabkan kejadian campak di
Kecamatan Kuta Selatan sendiri dikenal kecamatan tersebut cukup tinggi.
dengan pantainya yang indah sebagai Kecamatan Petang merupakan daerah
daya tarik pariwisata Bali. Perkembangan rural sebagai pusat pengembangan
pariwisata di Kecamatan Kuta Selatan kegiatan pertanian dengan kepadatan
sendiri yang menarik penduduk dalam penduduk 224 penduduk/km2. Kejadian
maupun luar Bali untuk tinggal dan campak di Kecamatan Petang sangat
bekerja di daerah tersebut. Berbanding jarang terjadi. Dalam periode tahun 2014-
lurus dengan perkembangan 2019, hanya ada 6 kasus klinis campak
pariwisatanya, kehidupan sosial yang tercatat. Berbeda dengan Kecamatan
bermasyarakat di Kecamatan Kuta Selatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta Selatan, dan
juga mengalami perkembangan pesat. Kecamatan Kuta dengan kepadatan
Pada tahun 2018, kepadatan penduduk di penduduk hingga 6.145 penduduk/km2
Kecamatan Kuta Selatan yaitu 1629 yang merupakan daerah urban sebagai
penduduk/km . 2 pusat pengembangan industri pariwisata
Virus penyebab campak mengalami dengan kepadatan dan mobilisasi
keadaan yang paling stabil pada penduduk yang tinggi. Ketiga Kecamatan
kelembaban dibawah 40%. Maka virus tersebut memiliki kasus campak setiap
campak sendiri akan berkembang dengan tahunnya hampir di setiap desanya (Dinas
baik pada dataran rendah dengan Kesehatan Kabupaten Badung, 2018).
kelembaban udara yang kering, sebaliknya Tingginya kejadian campak
akan sulit stabil pada dataran tinggi. diperkirakan akibat kepadatan penduduk
Kecamatan petang sendiri berada pada yang tinggi. Penularan penyakit campak
dataran tinggi dengan ketinggian 500-1000 (transmisi virus campak) lebih mudah
meter diatas permukaan laut yang terjadi pada pemikiman yang padat,
merupakan daerah perbukitan dengan daerah yang kumuh dan miskin, serta
rata-rata suhu ≤20◦C. Pada daerah tersebut daerah yang populasinya padat.
virus tidak dapat berkembang dengan Pemukiman yang padat dapat
optimal karena kelembaban udara yang mempermudah penularan penyakit yang
tinggi. Namun, kasus tetap ada yang dapat menular melalui udara, terutama penyakit
disebabkan oleh faktor host seperti campak yang proses penularannya terjadi
imunitas penduduknya. Berbeda halnya saat percikan ludah atau cairan yang
pada Kecamatan Kuta Selatan dan keluar ketika penderita bersin.
sekitarnya yang merupakan daerah Berbagai penelitian telah menjelaskan
dataran rendah dengan ketinggian 0-50 bahwa suatu penyakit menular akan lebih
meter diatas permukaan laut. Daerah mudah menular dalam populasi yang
tersebut juga merupakan daerah yang padat karena virus akan lebih mudah

183
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

menular ke orang lain. Seperti penelitian Kejadian Campak Berdasarkan Orang


Ayu (2014) mengenai analisis spasial Kejadian campak di Kabupaten
penentuan wilayah berisiko campak di Badung tahun 2014-2019 didominasi pada
Kabupaten Bantul, menunjukan secara kelompok umur 5-9 tahun. Kelompok
spasial ada hubungan kepadatan Umur 5-9 tahun merupakan usia anak
penduduk dengan kejadian campak di sekolah yang masih rentan dengan
Kabupaten bantul (Ayu, Nugroho and penularan penyakit diantara teman-teman
Kusnanto, 2014). Namun penelitian Szusz. sebayanya. Pada kelompok umur 5-9
Dkk (2010) menyatakan tidak ditemukan tahun penularan campak akan mudah
variasi yang signifikan kasus campak terjadi di lingkungan sekolah maupun di
dengan kepadatan penduduk pada lingkungan rumah dimana anak aktif
negara-negara berkembang. Kepadatan bermain dan bersosialisasi. Selain itu,
penduduk diketahui memang akan diurutan kedua tertinggi terjadi pada
memudahkan penularan dari satu ke kelompok umur 1-4 tahun. Balita
orang lain, namun pada penyakit yang merupakan kelompok usia yang rentan
dapat dicegah dengan imunisasi seperti rentan tertular penyakit. Maka dari itu,
campak, cakupan imunisasi dapat imunisasi di usia balita dan menjaga gizi
menghambat penularan virus (Szusz et al., balita tetap terpenuhi untuk meningkatkan
2010). daya tahan tubuh sangat diperlukan.
Berdasarkan penelitian Nurani (2012) Seperti pada penelitian Wijaya (2018)
mengenai gambaran epidemiologi kasus menurut kelompok umur, proporsi kasus
campak di Kota Cirebon, insiden kasus campak di Indonesia tahun 2016 terbesar
tertinggi pada dua kecamatan yaitu terdapat pada kelompok umur 5-9 tahun
Kecamatan Kesambi dan Harjamukti di dan kelompok umur 1-4 tahun dengan
tahun 2004 hingga 2009 yang diperkirakan proporsi masing-masing sebesar 32,2% dan
disebabkan oleh kepadatan penduduk 25,4% (Wijaya, 2018). Pada Penelitian
sebesar 8.827,30 penduduk per km2 yang Ahadi (2017) mengenai kejadian campak di
diketahui daerah tersebut merupakan Afghanistan tahun 2016 menunjukkan
daerah perumahan rakyat yang padat, kejadian campak didominasi pada
daerah yang kumuh dan miskin dengan kelompok umur 2-5 tahun sebesar 37%
populasi padat. Selain itu, pada Kecamatan dengan rata-rata umurnya 5,6 tahun.
Harjamukti tersebut cakupan imunisasi Pada tahun 2018, kejadian campak di
campak belum mencapai target UCI Kabupaten Badung bergeser kearah
(Universal Child Immunization) pada salah kelompok umur yang lebih tua. Kejadian
satu kelurahannya, dimana cakupan campak tahun 2018 didominasi terjadi di
rendah tersebut disebabkan oleh kelompok umur ≥15 tahun dan kelompok
rendahnya tingkat pendidikan dan umur 10-14 tahun. Pergeseran tersebut
perilaku orang tua serta adanya penolakan akan terjadi apabila cakupan imunisasi
imunisasi di daerah tersebut (Nurani, tinggi dan merata. Seperti halnya kejadian
2012). campak pada kelompok umur 1-4 tahun

184
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

mulai menurun disebabkan imunisasi kejadian campak di Larut, Matang, dan


yang telah diterima dari usia balita. Selama Malaysia menunjukkan bahwa
Meningkatnya keberhasilan program proporsi kejadian campak pada laki-laki
imunisasi campak dibandingkan di tahun- (52,2%) lebih tinggi dibandingkan pada
tahun sebelumnya berperan besar pada perempuan (Qamruddin et al., 2020). Pada
pergeseran tersebut. Penelitian Ahadi (2017) mengenai kejadian
Proporsi kejadian campak di campak di Afghanistan tahun 2016
Kabupaten Badung pada laki-laki lebih menunjukkan proporsi kejadian campak
tinggi dibandingkan pada perempuan. pada laki-laki (51%) lebih besar
Proporsi kasus campak pada laki-laki lebih dibandingkan perempuan (Ahadi, 2017).
banyak dari pada perempuan dimana Begitu juga pada penelitian Faisal (2017)
dimungkinkan karena titer antibodi mengenai kejadian campak di Dubai tahun
perempuan secara garis besar lebih tinggi 2013-2014 menunjukkan bahwa proporsi
daripada laki-laki, sehingga laki-laki kejadian campak pada laki-laki (66%) lebih
memiliki peluang lebih besar untuk besar dibandingkan perempuan (Faisal,
terkena campak. Tidak ada perbedaan Hussain and Behandy, 2017).
insiden dan tingkat kefatalan penyakit Kejadian campak di Kabupaten
campak pada wanita ataupun pria. Badung lebih banyak terjadi pada
Berdasarkan penelitian Abdul Aziz (2019) seseorang dengan status telah diimunisasi
di Kota Tanggerang, menunjukkan dibandingkan dengan belum atau tidak
kejadian campak lebih banyak pada laki- diimunisasi. Hasil itu bisa terjadi karena
laki akan tetapi tidak ada hubungan antara kegagalan dalam imunisasi campak yang
jenis kelamin dengan kejadian campak dapat disebabkan oleh banyak faktor.
dengan didapatkannya nilai OR sebesar Misalnya dari faktor host bisa disebabkan
1,907 namun nilai ini tidak begitu berarti oleh umur bayi masih terlalu muda untuk
atau tidak dapat diinterpretasikan (Azis, diberi imunisasi, sehingga masih terdapat
2019). antibodi maternal dari ibu. Daya guna
Seperti pada penelitian di China, vaksin akan menurun jika diberikan pada
menunjukkan penderita campak pada laki- bayi yang lebih muda sebab proporsi
laki lebih tinggi daripada pada perempuan antibodi maternal masih tinggi, umur saat
dengan 59,69% (Lei, 2019). Pada penelitian bayi kehilangan antibodi maternal adalah
Nurlaila (2016) pada kejadian luar biasa di waktu yang optimal. Menurut penelitian
Lampung lebih banyak terjadi pada laki- Meilani (2013) mengenai faktor yang
laki (60%) dibandingkan perempuan. memengaruhi kejadian campak di
Berdasarkan penelitian Sugiarto (2013) Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa
mengenai gambaran epidemiologi kasus ada hubungan antara umur pemberian
campak di Kabupaten Serang tahun 2010- imunisasi terhadap kejadian campak
2012, kejadian campak pada perempuan dengan besar risiko 5,760 kali lebih besar
memiliki proporsi lebih tinggi daripada pada pada umur pemberian 9-12 bulan.
laki-laki setiap tahunnya. Berdasarkan Proteksi vaksin yang diberikan sebelum
penelitian Qamruddin (2020) mengenai berusia 1 tahun biasanya kurang baik

185
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

sehingga dibutuhkan imunisasi lanjutan terdapat hubungan yang bermakna


(Meilani, 2013). secara statistik antara status imunisasi
Selain itu, dari faktor agent hal tersebut balita dengan kejadian Campak di Kota
dapat terjadi akibat pengaruh virus vaksin Padang. Pada Penelitian Amri (2018)
campak yang virulen, dan mengalami mengenai faktor yang berhubungan
mutasi galur virus campak. Oleh karena dengan kejadian campak di Kabupaten
itu, pemberian imunisasi dosis kedua Langkat menunjukkan tidak ada
menjadi penting untuk mengatasi
hubungan yang signifikan antara status
kegagalan pembentukan antibodi pada
imunisasi campak dengan kejadian
pemberian imunisasi pertama. Antibodi
campak (Amri, 2018). Berdasarkan
akan bertahan lebih lama jika mendapat
penelitian Qamruddin (2020) mengenai
booster atau adanya infeksi ulang oleh virus
kejadian campak di Larut, Matang, dan
atau oleh vaksin pada saat titer antibodi
Selama Malaysia menunjukkan bahwa
rendah yang akan merangsang sel memori
kejadian campak lebih besar ditemukan
menghasilkan antibodi secara cepat
pada seseorang yang telah diimunisasi
(Nurani, 2012).
(51,9%) dibandingkan yang belum
Hasil penelitian serupa juga
diimunisasi.
didapatkan dalam penelitian Ayu (2014)
Dalam usaha untuk menekan penyakit
mengenai analisis spasial penentuan
campak, maka cakupan imunisasi tidak
wilayan berisiko campak di Kabupaten
hanya dipertahankan tinggi, namun juga
Bantul, menunjukkan bahwa secara spasial
harus merata. Hal itu untuk mencegah
tidak ada hubungan cakupan imunisasi
munculnya daerah kantong atau daerah
dengan kejadian penyakit campak di
rawan yang akan mempermudah
Kabupaten Bantul (Ayu, Nugroho and
terjadinya KLB campak. Di negara
Kusnanto, 2014). Hal ini tidak sejalan
berkembang walaupun cakupan imunisasi
dengan beberapa penelitian yang telah
tinggi namun, kejadian campak masih
dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil
mungkin terjadi. Sejalan dengan penelitian
bahwa mereka yang tidak diimunisasi
Anggraini (2016) mengenai faktor
campak memiliki risiko yang lebih besar
imunisasi sebagai prediktor KLB campak
untuk terkena penyakit campak
di Kabupaten Bangkalan menyatakan
dibandingkan dengan mereka yang
bahwa tidak ada hubungan bermakna
mendapatkan imunisasi campak.
antara cakupan imunisasi dengan insiden
Penelitian Nurlaila dan Hanna (2016)
campak. Cakupan imunisasi yang tinggi
mengenai karakteristik kejadian luar biasa
tetap memunculkan KLB campak. Hal ini
campak di Lampung, menunjukkan status
disebabkan beberapa faktor diantaranya
imunisasi yang sudah 100% tetap
sarana cold chain yang kurang baik
menyebabkan kejadian campak (Nurlaila
sehingga potensi vaksin menurun, teknik
and Hanna, 2016). Berdasarkan penelitian
pemberian vaksin oleh petugas maupun
Nelfrides (2016) mengenai faktor risiko
dosis yang kurang tepat berpengarih
kejadian campak di Kota Padang tidak
terhadap daya guna vaksin, termasuk juga

186
Riastini & Sutarga Vol. 8 No. 1: 174 - 188

dalam hal ini validitas cakupan imunisasi DAFTAR PUSTAKA


yang dilaporkan (Anggraini, 2016). Ahadi, M. J. (2017) ‘Review of Measles
Epidemiological Situation and Trend
in Afghanistan, 2016’, Ghazanfar
Medical Journal, 2(1).
SIMPULAN
Amri, S. (2018) ‘Faktor yang Berhubungan
Kejadian campak berdasarkan dengan Kejadian Campak pada
waktu di Kabupaten Badung tahun 2014- Balita di Puskesmas Pantai Cermin
2019 cenderung mengalami penurunan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
dengan kejadian tertinggi di tahun 2014 Langkat’, Jurnal Maternitas Kebidanan,
dan terendah di tahun 2019. Kejadian 1(1), pp. 1–12.
Anggraini, R. D. (2016) Faktor Imunisasi
campak biasanya berjangkit sepanjang
sebagai Prediktor Kejadian Luar Biasa
tahun dengan peningkatan kasus pada (KLB) Campak di Kabupaten Bangkalan.
masa pancaroba antara bulan maret-april Universitas Airlangga.
dan bulan september-oktober. Kejadian Arianto, M. (2018) ‘Beberapa Faktor Risiko
campak di Kabupaten Badung tertinggi di Kejadian Campak Pada Balita di
Kecamatan Kuta Selatan. Kejadian campak Kabupaten Sarolangun’, Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas,
didominasi pada kelompok umur 5-9
3(1), pp. 41–47.
tahun. Proporsi kejadian campak pada
Ayu, R. D., Nugroho, A. and Kusnanto, H.
laki-laki lebih besar dibandingkan dengan (2014) ‘Analisis Spasial untuk
perempuan. Kejadian campak lebih Penentuan Wilayah Berisiko
banyak terjadi pada penderita dengan Campak di Kabupaten Bantul tahun
status telah diimunisasi dibandingkan 2014’, Berita Kedokteran Masyarakat,
dengan yang belum atau tidak 32(10), pp. 393–400.
Azis, A. (2019) ‘Hubungan Status
diimunisasi.
Imunisasi, Umur dan Jenis Kelamin
terhadap Penyakit Campak di Kota
SARAN Tangerang Selatan’, Jurnal Ilmiah
Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kesehatan, 18(2), pp. 37–41.
Badung melakukan kampanye imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
MR kembali untuk meningkatkan (2018) Profil Dinas Kesehatan
pembentukan imunitas masyarakat. Kabupaten Badung 2018. 2018th edn.
Meningkatkan pelaksanaan surveilans mangupura: dinas kesehatan
campak berbasis individu sebagai kabupaten badung. Available at:
pedoman dalam pengambilan keputusan https://badungkab.go.id/assets/CKI
dan perencanaan program yang adekuat mages/files/Renstra 2016 - 2021.pdf.
dengan pelatihan dan peningkatan Faisal, W. Al, Hussain, H. Y. and Behandy,
kompetensi petugas surveilans dan N. Al (2017) ‘Measles Incidence and
imunisasi. Bagi peneliti selanjutnya untuk Secular Trend over the Last Five
meningkatkan hasil penelitian, variabel Years , Pre and Post Massive
penelitian yang dapat ditambahkan seperti Population Based Vaccination’,
pengetahuan, status ekonomi, status gizi, International Journal of Biomedical and
faktor cuaca, faktor keadaan rumah, dan Clinical Sciences, 2(4), pp. 32–36.
faktor yang berhubungan lainnya. Kementerian Kesehatan (2018) Situasi
Campak dan Rubella di Indonesia 2018

187
Arc. Com. Health • April 2021
ISSN: 2527-3620 Vol. 8 No. 1: 174 - 188

Kementerian Kesehatan RI Pusat Data and Evaluation of Clinical Case


dan Informasi. Definitions for 2015-2019’, Malaysian
Kementerian Kesehatan (2019) Profil Journal of Public Health Medicine,
Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia 20(1), pp. 130–140.
Health Profile 2018]. Available at: Santoso, S. B. (2014) ‘Gambaran Case Base
http://www.depkes.go.id/resources/ Measles Surveillance di Kabupaten
download/pusdatin/profil- Karawang Tahun 2014’, The
kesehatan-indonesia/Data-dan- Indonesian Journal of Infectious
Informasi_Profil-Kesehatan- Diseases, pp. 11–15.
Indonesia-2018.pdf. Sugiarto, H. (2013) ‘Gambaran
Lei, M. (2019) ‘Phylogenetic and Epidemiologi Kasus Campak pada
Epidemiological Analysis of Measles Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak
Viruses in Shenzen, China’, Journal of di Kabupaten Serang Tahun 2010-
Experimental and Clinical Research, 25. 2012’, Universitas Indonesia, pp. 1–17.
Meilani, R. (2013) ‘Faktor-Faktor yang Szusz et al. (2010) ‘A review of data needed
Memengaruhi Kejadian Campak di to Paramerize a Dynamic Model of
Puskesmas Purwosari Kabupaten Measles in Developing Countries’,
Kudus’, Jurnal Keperawatan dan BMC Research Notes, 3(3), p. 75.
Kesehatan Masyarakat, 2(1), p. 93. Wijaya, S. (2018) ‘Pengaruh Cakupan
Nurani, D. S. (2012) ‘Gambaran Imunisasi Campak terhadap
Epidemiologi Kasus Campak di Kota Incidence Rate Penyakit Campak di
Cirebon Tahun 2004-2011’, Jurnal Indonesia tahun 2016’, Journal of
Kesehatan Masyarakat, 1(2), pp. 293– Health Sciences, 11(2), pp. 159–166.
304. Wisudariani, E. (2018) ‘Analisis Variabel
Nurlaila and Hanna (2016) ‘Karakteristik Cuaca dengan Kejadian Campak di
Kejadian Luar Biasa Campak pada Kota Jambi Tahun 2015-2017’, Jurnal
salah satu desa di Kabupaten Kesmas Jambi (JKMJ), 2(2), pp. 2015–
Pesawaran Provinsi Lampung’, 2017.
Jurnal Keperawatan, 12(2), pp. 185– World Health Organization (2019) New
189. Data Highlight Increases in Measles and
Qamruddin, A. A. et al. (2020) ‘Measles in Rubela. Available at: www.who.int.
Larut, Matang, and, Selama: Analysis

188

Anda mungkin juga menyukai