PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu manifestasi dari ISPA (IDAI, 2016). Penyakit Infeksi
saluran pernafasan akut(ISPA) sering terjadi pada anak anak, episode penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun (rata-rata 4
pernafasan akut (ISPA) tertinggi terjadi pada kelompok umur satu sampai
empat tahun yaitu sebesar 13,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Infeksi
laki (53,3%) dan lahir dengan berat badan normal (94,6%), untuk rata-rata
penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit
infeksi disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri,virus, parasit,
atau jamur. Salah satu contoh penyakit infeksi yang menjadi masalah saat ini
yaitu infeksi saluran permafasan akut (ISPA) yang sampai saat ini masih
2022)
Akut, istilah ini di adaptasi dari istilah dalam Bahasa Inggris Acute
Respiratory infections (ARI) infeksi penyakit akut yang menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari idung (saluran atas) hingga
telinga tengah dan pleura. (Soviana Tiar, 2020). Infeksi Saluran Pernafasan
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan akibat faktor
Faktor yang mempengaruhi terjadi nya ISPA pada balita yang sering
(BBLK), umur muda, faktor lingkungan, udara dingin, jumlah kuman yang
banyak di tenggorokan, tepapar polusi udara oleh asap rokok, gas beracun dan
lain lain. Penyebab umum infeksi saluran napas atas adalah virus dan bakteri.
Penyakit ini diawali dengan gejala panas dan disertai dengan gejala
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek,batuk kering atau berdahak. Penyakit
adalah nafsu makan yang menurun, badan lesu, perasaan sakit (malaise), sakit
kepala dan sakit tubuh, influenza, rewel dan merasa tidak nyaman. Paru-paru
yanh dapat terjadi akibat infeksi saluran permafasan akut (ISPA), antara lain
gahal napas karena paru-paru berhenti berfungsi, dan gagal jantung kongestif .
Hal yang perlu digaris bawahi, komplikasi infeksi saluran permafasan akut
Selain beberapa faktor di atas bahwa salah satu faktor resiko meningkatnya
angka kematian adalah tidak menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat,
seperti : kebersihan air yang tidak memadai, bahkan kebiasaan buang air besar
minuman beralkohol, serta tidak mencuci tangan dengan sabun. Karena ISPA
adalah salah satu penyakit menular maka penyebab utama nya disebabkan
oleh buruk nya Prilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga atau
lingkungan rumah yang dapat menular cepat ke balita. (Idris Handriana, 2018)
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu faktor
keluarga atau keluar yang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
memberi bayi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan kamar
makanan yang sehat seperti buah dan sayur setiap harinya, melakukan aktifitas
fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah (Idris Handriana 2018)
menunjukan bahwa prilaku hidup bersih adalah merupakan salah satu faktor
penelitian nya pada tahun (2018) hidup beraih dan sehat (PHBS) dengan
kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Majalengka tahun (2018) dengan nilai
bahwa ibu balita yang PHBS-nya kurang baik berpeluang anak nya mengalami
ISPA sebesar 2,466 kali dibanding ibu balita yang PHBS nya baik. Menurut
dan sehat yang sedang berjumlah 61 orang. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang tidak maksimal dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang
masih rendah. Dari hasil kuesioner yang didapatkan bahwa nilai hasil
kuesioner” mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan dengan air
bersih” didapatkan nilai angka yang sangat rendah yaitu: 1,1 dan 3,4. Dan
menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlinda (2022) di Desa Tarai
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita dapat dilihat bahwa dari 67
responden yang kurang baik menerapkan PHBS terdapat 5 balita (7,5%) yang
ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian infeksi
November 2022 didapatkan data dari RS. Islam Metro dikecamatan Metro
Timur pada tahun 2022 tedapat 168 kasus penderita ISPA, dan paling sering
diderita oleh balita yang saat ini masih menjadi prioritas penyakit utama pada
balita di RS. Islam Metro kecamatan Metro Timur pada tahun 2022.
dengan judul “ Hubungan Prilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dengan
kejadian ISPA di RS. Islam Metro kecamatan Metro Timur pada tahun 2022 “
B. Rumusan Masalah
dan lahir dengan berat badan normal (94,6%). Karena kurang nya kesadaran
diri tentang prilaku hidup bersih maka penyakit infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) masih terus meningkat Setiap harinya. Penyakit ini merupakan
infeksi saluran pernafasan akut dengan gejala demam, batuk kurang dari 2
minggu, pilek atau hidung tersumbat dan sakit tenggorokan (kemenkes 2018)
Yakni apakah ada “ Hubungan prilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan
kejadian ISPA pada balita di RS Islam Metro Kecamatan Metro Timur pada
tahun 2022”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Hubungan Prilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) dengan kejadian ISPA
2. Tujuan Khsuus
D. Ruang Lingkup
masalah Hubungan Prilaku hidup bersih dan Sehat dengan kejadian ISPA di
rumah sakit Islam Metro pada tahun 2022, pada penelitian populasi pasien
yang menderita ISPA di Rumah Sakit Islam Metro, Lokasi penelitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Swasta Islam Metro, kota metro pusat pada tahun
2022
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
memberikan sumbangan konsep dan teori khsuus nya tentang Pola hidup
bersih dan sehat, serta cara pencegahan dan penangan pada penderita ISPA
2. Manfaat Praktis
b. Bagi keluarga
ilmu mengenai PHBS dengan kejadian ISPA balita, serta bisa dijadikan
dan ISPA
BAB II
TINAUUAN PUSTAKA
1. Definisi ISPA
bagian atas (hidung ) dan saluran pernafasan bawah (alveoli) beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga dan pleura. Selain itu virus,
jamur dan bakteri juga merupakan salah satu penyebab terjadinya ISPA
(Padila 2019)
rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran
adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.. Batas 14 hari ini
yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai
penyakit yang parah dan mematikan, Namun demikian, sering juga ISPA
gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa
hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorokan,
coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernafas. ISPA dapat
adneksa saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. (Liza
anggraeni 2019)
2. Etiologi
bakteri, virus dan riketsia. ISPA bagian atas disebabkan oleh virus,
sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri dan virus.
dalam penganannya. ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri. ISPA adalah infeksi akut
adalag tinggi nya presentase rumah yang belum menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Selain presentase rumah tidak sehat asap kayu
memasa setiap hari, masih banyak ibu ibu yang menggunakan kayu bakar
dalam rumah nya, dan asap rokok akibat perokok aktif didalam rumah
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari hari,
sehingga banyak masayarakat yang mengeluh batuk, sesak nafas, dan sulit
bernafas. Polusi dari kayu bakar tersebut termasuk dalam zat sat seperti
Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfar, Nitrogen dan Oxygen yang
2021)
3. Klasifikasi ISPA
dibedakan atas dua kelompok umur yaitu kurang dari 2 bulan atau lebih
berikut :
1) ISPA Berat
cepat, yang lebih dari 60 napas per menit, dengan atau tanpa
2) ISPA Ringan
cepat, tidak memiliki sesak nafas atau laju pernapasan kurang dari
sebagai berikut :
1) ISPA Berat
Ditandai dengan adanya batuk atau sukar saat bernafas,
2) ISPA Sedang
dengan golongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2
bulan sampai dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada
3) ISPA Ringan
Frekuensi nafas kurang dari 40x per menit untuk golongan usia 2
salah”
(Sugiyono 2016)
5. Faktor Resiko
a. Faktor Demografis
b. Faktor Biologis
c. Faktor Polusi
dapur
Faktor resiko infeksi pneumonia pada pasien (host) dalam hal ini pada
resiko pneumonia antara lain faktor lingkungan fisik rumah dan sosial
proses penyediaan udara dari ruangan baik secara alami atau mekanis,
secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
behavior)
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
mengandung lemak.
1. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
2. Pelayanan Kesehatan
keseluruhan (Tri,20114)
B. Konsep PHBS
1. Definisi
yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat
2. Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan kemauan masyarakat agar hidup sehat dan meningkatkan peran aktif
derajat hidup yang optimal. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga,
berinteraksi dan lain-lain. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat
3. Manfaat PHBS
Ada 5 (lima) tatanan PHBS yang dapat menjadi simpul untuk memulai
proaktif untuk :
1) Pengetahuan
2) Sikap
1) Keyakinan
kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan
1) Fasilitas
bersih seseorang
2) Pelayanan kesehatan
3) pendapatan keluarga
tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru
kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan
1) Orang tua
2) Guru
Pihak kedua setelah orang tua yaitu guru untuk saling bantu
3) Petugas kesehatan
5. Indikator PHBS
Ada 10 indikator PHBS menurut Kementrian Kesehatan Republik
penelitian angka kejadian ISPA pada balita masih cukup tinggi sehingga
bersih dan sehat dengan kejadian ISPA pada balita menunjukkan bahwa
perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu upaya menurunkan
penyakit ISPA (Nandang Sutrisna, 2016). Masih banyak nya keluarga yang
kurang baik dalam melaksanakan PHBS hal ini disebabkan karena masih
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat serta masih kurangnya
meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup sehat,
demikian maka dengan berperilaku hidup bersih dan sehat akan mencegah
C. Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
hubungan atau kaitan antara konsep atau terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
E. Hipotesis
Machmud 2016)
Berdasarkan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penilitian ini adalah:
Ha : Ada hubungan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian ISPA di
Ho : Tidak ada hubungan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian
Hasil penelitian dari Sutrisna & Wahyuni (2016), menjelaskan bahwa dari hasil
penelitian angka kejadian infeksi saluan permafasan akut (ISPA) pada balita masih
(ISPA) karena penyakit infeksi saluran permafasan akut (ISPA) merupakan salah
satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada balita. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Wulandari, tentang prilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan kejadian infeksi saluran permafasan akut (ISPA) pada balita
menunjukan bahwa prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu
upaya yang dapat menurunkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).