Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama NIM
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 1443H/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami, sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing mata kuliah keperawatan
komunitas. Adapun tugas makalah ini yang berjudul “Terapi Komplementer Pada Luka
Gangrene Menggunakan Madu”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangn dari makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi
lainnya, tetapi kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................5
A. Definisi Diabetes....................................................................................................5
B. Etiologi Diabetes....................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada
keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali
tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum
diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus
yang tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2005).
Gangguan kesehatan akibat komplikasi Diabetes Mellitus dapat berupa
gangguan mata (retinopati), gangguan ginjal (nefropati), gangguan pembuluh darah
(vaskulopati) dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang paling sering muncul adalah
perubahan patologis pada anggota gerak (Irwanashari, 2008). Salah satu perubahan
patologis yang terjadi pada anggota gerak ialah timbulnya luka. Luka yang tidak
dirawat dengan baik akan berkembang menjadi ulkus gangrene (Suyono, 2004).
Pada gangren, kulit dan jaringan disekitar luka akan berwarna kehitaman dan
menimbulkan bau. Luka gangrene yang telah meluas akan dilakukan amputasi
(pemotongan jari kaki) untuk mencegah infeksi luka menyebar ke bagian yang lain.
Penanganan luka gangren diabetes dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis. Madu merupakan terapi non farmakologis yang biasa diberikan
dalam perawatan luka diabetes mellitus (Suriadi, 2004). Berbagai penelitian ilmiah
membuktikan bahwa kandungan fiskal dan kimiawi dalam madu, seperti kadar
keasaman dan pengaruh osmotik, berperan besar membunuh kuman-kuman (Dixon,
2003). Madu memiliki sifat anti bakteri yang membantu mengatasi infeksi pada
luka dan anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi
yang berpengaruh pada proses penyembuhan (Hamad, 2008).
Diharapkan penggunaan pembalutan madu alami dapat menjadi salah satu
pilihan dalam pengobatan pada pasien yang mengalami luka kaki diabetes karena
bahan yang digunakan merupakan bahan alami sehingga efek samping dapat
diminimalisir.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh terapi madu terhadap luka diabetes mellitus?
b. Bagaimana efek samping dari terapi madu terhadap diabetes mellitus?
c. Bagimana Langkah-langkah terapi madu untuk pasien diabetes mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Diabetes
Mellitus Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner & Sudarth,
2002). Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat.Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit
vaskular mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006).
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Soegondo, 2002). Dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus
adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
B. Etiologi Diabetes
Mellitus Diabetes Mellitus dapat dibagi menjadi, diabetes mellitus tipe I,
diabetes mellitus tipe II, diabetes gestasional dan diabetes dengan tipe spesifik lain.
Diabetes tipe I adalah disebabkan sel beta pankreas yang dirosakkan secara
permanen akibat proses autoimun. Diabetes mellitus tipe II mempunyai prevalensi
yang lebih tinggi dan merupakan akibat dari resistensi insulin. Diabetes gestasional
pula merupakan diabetes yang didapat sewaktu hamil dan yang terakhir adalah
diabetes dengan tipe spesifik yang lain. Diabetes ini terjadi akibat sekunder dari
penyakit-penyakit lain, contohnya sindrom Cushing’s, pankreatitis dan akromegali
(NIH, 2008).
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga
4. Kelompok etnik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu.
Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine
yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Terapi madu untuk
kesembuhan luka diabetes merupakan terapi komplementer dalam keperawatan
luka. Madu telah digunakan sebagai obat sejak jaman kuno. Ayurveda (pengobatan
India) mendefinisikan madu sebagai sari kehidupan dan merekomendasikan
penggunaannya sebagai pengobatan. Madu banyak mengandung glukosa, fruktosa,
air, asam amino, vitamin biotin, asam nikotinin, asam folit, asam pentenoik,
proksidin, tiamin, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium. Madu juga
mangandung zat antioksidan dan H2O2. Madu sangat efektif digunakan sebagai
terapi topical pada luka melalui peningkatan jaringan granulasi dan kolagen serta
periode epitelisasi secara signifikan (Aljady et al., 2000). Madu dengan cepat dapat
membersihkan infeksi dari luka. Kemampuan madu sangat efektif bahkan untuk
strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Madu tidak memiliki sifat seperti
antiseptik atau antibiotik, sehingga madu tidak menyebabkan kerusakan pada
proses penyembuhan luka melalui efek samping (Johnson, 1999).
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui tentang trend dan issue terapi madu terhadap luka diabetik sehingga
mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah yang dialami
pasien diabetes mellitus dengan luka diabetik