Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga I

DOSEN MATA KULIAH :


Adesulistyawati, S.Kep.,Ns. M.H.Kes.
Disusun Oleh :

Kelompok 2

I Wayan Adi Sucipta (201901053)


Moh. Fausan Baso (201901059)
Aisa T Hasan (201901042)
Ni Kadek Phani Ardiani (201901061)
Deslin N Salarupa (201901048)
Nur Aviva Pemasi (201901066)
Saidatul Faujiah (201901071)
Trisinta (201901078)

PROGRAM STUDI S1 NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

kami nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas makalah ini dengan mata kuliah Keperawatan Keluarga I.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna masih terdapat

kekurangan. Oleh karna itu, kami siap untuk menerima segala masukan dan

kritik agar kami bisa melakukan perbaikan yang baik dan benar.

Demikian, makalah dari kami. Jika banyak kesalahan, kami mohon

maaf. Semoga bermanfaat.

Palu, 12 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..........................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I PENDAULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
A. Konsep Dasar Penyakit..................................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga..............................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Peningkatan glukosa darah yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah,
mata, ginjal dan saraf (WHO, 2016). Banyak orang yang masih menganggap
penyakit ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul
karena faktor keturunan. Banyak orang yang tidak menyadari dirinya mengidap
penyakit ini (Shanty, 2011: 23).
Di dunia sekitar 425 juta orang atau 8,8% dewasa berusia 20-79 tahun
diperkirakan menderita diabetes. Sekitar 79% tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Jumlah penderita meningkat menjadi 451 juta jika
umurnya bertambah hingga 18-99 tahun. Diperkirakan pada tahun 2045, akan
meningkat menjadi 693 juta orang pada usia 18-99 tahun atau 629 juta orang
pada usia 20-79 tahun (IDF, 2017).
Indonesia menempati peringkat ke tujuh tertinggi bersama dengan
China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah
penderita diperkirakan sebesar 10 juta (IDF Atlas, 2015).

B. Rumusan masalah
Bagaimana proses asuhan keperawatan keluarga dengan masalah diabetes
mellitus?

C. Tujuan Penulisan
Penulis dapat mengaplikasikan penatalaksanaan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan masalah Diabetes Mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Diabetes mellitus klinis adalah sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi
insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya
(M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu
kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula
darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006).

2. Etiologi Diabetes Mellitus


Etiologi diabetes mellitus menurut M. Clevo Rendy dan Margareth
Th, 2019 yaitu:
a. Diabetes mellitus tergantung insulin (DM tipe I)
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke
arah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini
ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasi oleh proses imun
lainnya.
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta
pankreas sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa
virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
dapat menimbulkan destruksi sel beta pankreas. Faktor lingkungan
diyakini memicu perkembangan DM tipe I (Priscilla LeMone, dkk,
2016).
b. Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DM tipe II)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor
genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Resistensi ini ditingkatkan oleh kegemukan, tidak
beraktivitas, penyakit, obat-obatan dan pertambahan usia. Pada
kegemukan, insulin mengalami penurunan kemampuan untuk
mempengaruhi absorpsi dan metabolisme glukosa oleh hati, otot
rangka, dan jaringan adiposa.

3. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus


Beberapa gejala penyakit diabetes menurut Shanty (2011, p. 25);
Fady (2015, p. 8), adalah :
a. Banyak kencing (Poliuria)
Jika kadar gula dalam darah diatas 160-180 mg/dL, glukosa akan
sampai ke air kemih. jika kadarnya semakin tinggi, ginjal akan
membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa
yang hilang. Oleh karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah
berlebihan, penderita akan sering berkemih dalam jumlah banyak.
b. Banyak minum (Polidipsi)
Awalnya, penderita diabetes mengalami poliuri. Karena sering
berkemih, akibatnya penderita merasakan haus yang berlebihan.
c. Banyak makan (Polifagia)
Sejumlah besar kalori akan hilang ke dalam air kemih sehingga
penderita diabetes akan mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengompensasi hal ini, penderita sering merasakan lapar yang luar
biasa.
d. Lemas
Ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa
sebagai energi menyebabkan lemas pada penderita diabetes.

4. Komplikasi Diabetes Mellitus


Menurut Priscilla LeMone, dkk, 2016 penyandang DM apapun
tipenya, berisiko tinggi mengalami komplikasi yang melibatkan banyak
sistem tubuh yang berbeda. Perubahan kadar glukosa darah, perubahan
sistem kardiovaskuler, neuropati, peningkatan kerentanan terhadap infeksi,
dan penyakit peridontal umum terjadi. Selain itu, interaksi dari beberapa
komplikasi dapat menyebabkan masalah kaki.

5. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia), tanpa
terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada
lima komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu:
a. Diet
b. Latihan
c. Penyuluhan
d. Obat
e. Cangkok pancreas
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
a. Data umum
1) Yang perlu dikaji pada data umum antara lain nama kepala keluarga
dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan
berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola makan dan
kemampuan pasien dalam pengelolaan serta perawatan diabetes
mellitus. Umur juga dikaji karena faktor usia berpengaruh terhadap
terjadinya diabates mellitus dan usia dewasa tua ( >40 tahun ) adalah
resiko tinggi diabetes mellitus (Harmoko, 2012).
2) Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui adanya faktor
genetik atau faktor keturunan untuk timbulnya diabetes mellitus pada
pasien.
3) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe / jenis keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi pada keluarga tersebut. Biasanya
dapar terjadi pada bentuk keluarga apapun.
4) Suku
Mengakaji asal usul suku bangsa keluarga serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa dan kebiasaan adat penderita
tersebut terkait dengan penyakit diabetes melitus.
5) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi terjadinya diabetes melitus.
6) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Pada
pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status
sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.
Diabetes Melitus sering terjadi pada keluarga yang mempunyai
status ekonomi menengah keatas. (Friedmann, 2010).
7) Aktifitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga dapat dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, kegiatan
menonton televisi serta mendengarkan radio.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini. Biasanya diabetes mellitus sering terjadi pada laki-laki
atau perempuan yang berusia > 40 tahun.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi. Biasanya keluarga dengan
diabetes mellitus kurang peduli terhadap pengontrolan kadar gula
darah jika belum menimbulkan komplikasi lain.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga karena
diabetes mellitus juga merupakan salah satu dari penyakit keturunan,
disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian keluarga terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami dan istri untuk mengetahui kemungkinan jika diabetes nelitus
yang terjadi pada pasien merupakan faktor keturunan.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank
dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah
(Friedman, 2010). Penataan lingkungan yang kurang pas dapat
menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes melitus
bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan penderita diabetes melitus.
3) Mobilitas geografis keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat
kebiasaan keluarga berpindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang
dimilki keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan
fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat terhadap
pasien dengan diabetes melitus.
d. Struktur Keluarga
Menjelaskan mengenai pola komunikasi antar keluarga, struktur
kekuatan keluarga yang berisi kemampuan keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah prilaku, struktur peran yang
menjelaskan peran formal dan informal dari masing-masing anggota
keluarga serta nilai dan norma budaya yang menjelaskan mengenai nilai
dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan
penyakit diabetes mellitus.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya dan seberapa jauh keluarga saling
asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman,
2010). Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.
Keluarga yang kurang memparhatikan keluarga yang menderita DM
akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya,
penghargaan, hukuman dan perilaku serta memberi dan menerima
cinta (Friedman, 2010). Keluarga yang memberikan kebebasan
kepada anggota keluarga yang menderita DM untuk berinteraksi
dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga.
Biasanya penderita DM akan kehilangan semangat oleh karena
merasa jenuh dengan pengobatan yang berlaku seumur hidup.
3) Fungsi Perawatan
Keluarga Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yg
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji biasanya pada penderita diabetes yang
laki-laki akan mengalami beberapa masalah seksual seperti disfungsi
ereksi atau bahkan kehilangan gairah seksual, sedangkan pada
wanita biasanya akan mengalami radang vagina yang disebabkan
infeksi jamur.
5) Fungsi ekonomi
Menjelaskan sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Pada keluarga dengan tingkat ekonomi
yang mencukupi akan memperhatikan kebutuhan perawatan
penderita diabetes, misalnya dengan menggunakan susu diabetasol.
f. Stress dan koping keluarga
Hal yang perlu dikaji cara keluarga untuk mengatasi stressor dan
ketegangan sehari-hari, dan strategi koping keluarga yang digunakan
untuk mengatasi atau menghadapi masalah.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik klinik head to toe.

2. Diagnosa
Adapun diagnose yang mungkin muncul antara lain :
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus.
b. Resiko komplikasi penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus.

3. Intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan dan kriteria
Keluarga Intervensi
hasil
1 Kerusakan integritas Setelah dilakukan a. Kaji pengetahuan
kulit berhubungan kunjungan sebanyak keluarga tentang
dengan ketidakmampuan 2x50 menit perawatan luka.
keluarga merawat diharapkan keluarga b. Kaji pengetahuan
anggota keluarga yang mampu memahami keluarga tentang apa
sakit diabetes mellitus tentang pencegahan saja fasilitas
dan perawatan kesehatan tersebut
diabetes mellitus. c. Diskusikan dengan
Dengan kriteria hasil keluarga tata cara
a. Keluarga mampu perawatan luka.
melakukan d. Diskusikan bersama
tindakan keluarga apa saja
perawatan luka. fasilitas kesehatan
b. Keluarga mampu yang ada dan
menyebutkan apa memanfaatkan
saja fasilitas fasilitas pelayanan
kesehatan yang kesehatan tersebut.
ada dan apa e. Jelaskan tata cara
keuntungan perawatan luka dan
membawa mendemonstrasikan
anggota keluarga f. Cuci tangan sebelum
yang sakit ke dan sesudah
fasilitas melakukan
kesehatan. perawatan luka
c. Keluarga mampu g. Berikan kesempatan
memutuskan keluarga untuk
tindakan yang bertanya.
akan dilakukan. h. Jelaskan kembali
tahapan-tahapan
perawatan luka dan
manfatnya.
2 Resiko komplikasi Setelah dilakukan a. Kaji pengetahuan
penyakit DM kunjungan sebanyak keluarga tentang
berhubungan dengan 5 x 50 menit pengertian
ketidakmampuan diharapkan keluarga komplikasi diabetes
keluarga dalam merawat mampu mengenal mellitus
anggota keluarga yang dan memahami b. Kaji pengetahuan
sakit diabetes mellitus. pencegahan keluarga tentang
komplikasi diabetes macam-macam
mellitus. Dengan komplikasi diabetes
kriteria hasil mellitus
a. Keluarga mampu c. Diskusikan dengan
menyebutkan keluarga tentang
komplikasi komplikasi diabetes
diabetes mellitus mellitus dengan
dengan bahasa menggunakan
sendiri lembar balik dan
leaflet
d. Diskusikan dengan
keluarga tentang
macam-macam
komplikasi diabetes
mellitus dengan
menggunakan
lembar balik dan
leaflet
e. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
f. Berikan
reinforcement
positif

4. Implementasi
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk
dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya
melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk :
mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan
persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga
sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi
setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
terdekat (Sudiharto, 2012).

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga
memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota
keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi
adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan
menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi
(Sudiharto,2012).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar
gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa
di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Diabetes mellitus tipe
1 disebabkan oleh Faktor genetic, Faktor imunologi, Faktor lingkungan.
Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Tanda dan gejala
dari diabetes melitus adalah Banyak kencing (Poliuria), Banyak minum
(Polidipsi), Banyak makan (Polifagia), dan Lemas.
Pada bagian asuhan keperawatan keluarga terdapat pengkajian,
diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pada bagian pengkajian yang
di perlu dikaji antara lain data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, dan pemeriksaan fisik. Adapun diagnose yang mungkin muncul
antara lain kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus, dan resiko
komplikasi penyakit dm berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus.

B. Saran
1. Bagi Penderita Diabetes Mellitus
Sebaiknya penderita diabetes mellitus lebih aktif dalam meningkatkan
pengendalian gula darah dengan mematuhi diet yang ditetapkan oleh tenaga
kesehatan, menjalani pengobatan dengan baik dan memeriksakan kadar gula
darah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
2. Bagi Keluarga Penderita Diabetes Mellitus
Sebaiknya keluarga harus dapat meningkatkan komunikasi dengan penderita
diabetes mellitus tipe II misalnya dengan meluangkan waktu untuk
berdiskusi dengan penderita sehingga motivasi penderita untuk menjalankan
pelaksanaan diabetes mellitus meningkat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pengendalian gula darah.
DAFTAR PUSTAKA

Fady, M. F. (2015). Madu dan Luka Diabetik. Yogyakarta: Gosyen Publising.


Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
LeMone, Priscilla, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Intergumen, Gangguan Endokrin, dan Gangguan
Gastrointestinal Vol 2 Edisi 5. Terjemahan oleh, Bhetsy Angelina, et al.
2015. Jakarta: EGC.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus, Mengenali Gejala, Menanggulangi,
Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Shanty, Meita. (2011). Silent Killer Diseases. Yogyakarta: Javalitera.
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC
TH, M.Clevo Rendy Margaret. 2019. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2016). Global Report On Diabetes.

Anda mungkin juga menyukai