Dosen Pengampu :
Pujiani S.Kep.,Ns.,M.Kes.
Di susun oleh :
Khairun Nisak (7120009)
Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang diberi judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Diabetes Militus ”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga.
Selayaknya pepatah yang mengatakan “Kesalahan adalah milik manusia, dan Kesempurnaan
hanyalah milik Allah” maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca terhadap makalah ini, sehingga penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Di dunia sekitar 425 juta orang atau 8,8% dewasa berusia 20-79 tahun diperkirakan
menderita diabetes. Sekitar 79% tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Jumlah penderita meningkat menjadi 451 juta jika umurnya bertambah hingga 18-99
tahun. Diperkirakan pada tahun 2045, akan meningkat menjadi 693 juta orang pada usia
18-99 tahun atau 629 juta orang pada usia 20-79 tahun (IDF, 2017).
Indonesia menempati peringkat ke tujuh tertinggi bersama dengan China, India, Amerika
Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah penderita diperkirakan sebesar 10 juta
(IDF Atlas, 2015).
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2. 2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi diabetes mellitus menurut Rumahorbo (2014, p. 14); Utami (2010, p. 14),
terdiri dari :
a. Diabetes mellitus tipe 1, yaitu diabetes tergantung insulin atau insulin
dependen diabetes mellitus (IDDM). Penyebab utamanya adalah tubuh tidak
menghasilkan insulin atau hilangnya sel beta, penghasil insulin pada pulau-
pulau Langerhans pankreas. Penderita tergantung dengan insulin dari luar
tubuh karena pankreas tidak adekuat mencukupi kebutuhan tubuh.
b. Diabetes mellitus tipe II, yaitu diabetes tidak tergantung insulin atau non
insulin dependen diabetes mellitus (NIDDM), diabetes mellitus tipe II
disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas,
menurunnya aktifitas insulin di jaringan dan atau meningkatnya resistensi
jaringan terhadap insulin.
c. Diabetes mellitus tipe lain, yaitu diabetes yang timbul akibat penyakit lain
yang mengakibatkan gula darah meningkat seperti infeksi berat, kelainan
pankreas, kelainan hormonal, karenaobat/zat kimia, kelainan reseptor insulin,
dan kelainan genetik.
d. Gestasional Diabetes mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi
selama kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi bila pada trimester ke dua
kehamilan sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionic
somatomamotropin (HCS) meningkat untuk mensuplai asam amino dan
glukosa ke fetus.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak
dalam darah meningkat sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan
plak lemak di dalam pembuluh darah). Sirkulasi darah yang buruk
akibat aterosklerosis yang melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak,
jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan yang melalui pembuluh darah kecil
(mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf, dan kulit serta memperlambat penyembuhan
luka. Kerusakan pada pembuluh darah mata bias menyebabkan gangguan penglihatan
akibat kerusakan retina mata (retinopati diabetikum). Berkurangnya aliran darah ke kulit
juga bias menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat.
Terjadinya ulkus diabetikum diawali adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes
mellitus yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah.
Neuropati, baik neuropati sensorikmaupun motorik dan autonomik akan mengakibakan
perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah
terjadinya ulkus (Shanty, 2011; Rumahorbo, 2014).
BAB III
A. Identifikasi Data
Pengkajian terhadap data umum keluarga menurut Sulistyo Andarmoyo, 2012 meliputi:
1) Nama kepala keluarga (KK)
Identifikasi siapa nama KK sebagai penanggung jawab penuh terhadap
keberlangsungan keluarga.
2) Alamat dan telepon
Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi sehingga memudahkan
dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Pekerjaaan dan pendidikan KK
Identifikasi pekerjaaan dan latar belakang pendidikan Kepala Keluarga dan anggota
keluarga yang lainnya sebagai dasar dalam menentukan tindakan keperawatan
selanjutnya.
4) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka.
5) Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi
keluarga atau pohon keluarga dan genogram merupakan alat pengkajian informatif
yang digunakan untuk mengetahui keluarga, dan riwayat, serta sumber-sumber
keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Suku bangsa
Asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta keperacayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah status ekonomi:
1. Berapa jumlah pendapatan per bulan?
2. Darimana sumber-sumber pendapatan perbulan?
3. Berapa jumlah pengeluaran perbulan?
4. Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga?
5. Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya?
C. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
D. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik cara formal
maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar dispilin, norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4. Fungsi reproduksi
a. Berapa jumlah anak?
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalan mengendalikan jumlah anak?
5. Fungsi perawatan keluarga
Fungsi ini penting untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
6) Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang
1. Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stresor jangka panjang (> 6
bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga. Apakah keluarga dapat mengatasi
stresor biasa dan ketegangan sehari-hari?
2. Bagaimana keluarga mengatasi tersebut? Jelaskan Strategi koping apa yang
digunakan oleh keluarga untuk menghadapi masalah-masalah? (koping apa yang
dibuat?) Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara–cara koping terhadap
masalah-masalah mereka sekarang? Jelaskan
7) Pemeriksaan Fisik
Data selanjutnya yang harus dikumpulkan oleh perawat adalah data tentang
kesehatan fisik. Tidak hanya kondisi pasien, melainkan kondisi kesehatan seluruh
anggota keluarga.
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda-tanda vital. Biasanya pada penderita diabetes didapatkan berat badan
yang diatas normal/obesitas.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran pada leher, kondisi
mata, hidung, mulut dan apakah ada kelainan pada pendengaran. Biasanya pada
penderita diabetes mellitus ditemui penglihatan yang kabur/ganda serta diplopia
dan lensa mata yang keruh, telinga kadang-kadang berdenging, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah.
c. Sistem integumen
Biasanya pada penderita diabetes mellitus akan ditemui turgor kulit menurun,
kulit menjadi kering dan gatal. Jika ada luka atau maka warna sekitar luka akan
memerah dan menjadi warna kehitaman jika sudah kering. Pada luka yang susah
kering biasanya akan menjadi ganggren
d. Sistem pernafasan
Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Biasanya pada penderita
diabetes mellitus mudah terjadi infeksi pada sistem pernafasan.
e. Sistem kardiovaskuler
Pada penderita diabetes mellitus biasanya akan ditemui perfusi jaringan menurun,
nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,hipertensi,
aritmia,kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Pada penderita diabetes mellitus akan terjadi polifagi, polidipsi, mual, muntah,
diare, konstipasi, dehidrasi,perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen
dan obesitas.
g. Sistem perkemihan
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya poliuri, retensi urine,
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
h. Sistem muskuluskletal
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya penyebaran lemak,
penyebaran massa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,
adanya gangren di ekstremitas.
i. Sistem neurologis
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya penurunan sensoris,
anastesia, letargi, mengantuk, kacau mental, disorientasi dan rasa kesemutan pada
tangan atau kaki
3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
3.3 Intervensi
serta di lengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standart. Tujuan
dirumuskan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, rasional dan menunjukkan
waktu. Rencana intervensi permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif
dan langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi sejumlah intervensi
kesehatan yang di alami meningkat, aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat
Intervensi :
tepat
masyarakat
3) Pendampingan keluarga
Intervensi :
2) Promosi koping
membaik.
Intervensi :
pengobatan.
terdekat.
c) Brikan penguatan dan umpan balik positif jika melaksanakan tanggung jawab
4) Promosi koping
Intervensi :
1) Edukasi Kesehatan :
melakukanidentifikasi sejauh mana tujuan dari recana keoerawatan tercapai atau tidak.
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi proses keperawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut
evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang di harapkan
sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat, 5) pertanyaan tentang masalah yang
3.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan
tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh,
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme lemak dan protein.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas di harapkan kita dapat lebih memahami makna
kesehatan,semoga informasi ini bisa membantu kita menghindari penyakit diabetes yang
sekarang bukan lagi hanya disebabkan oleh genetis. bila gejala-gejala tersebut pernah
anda/orang terdekat anda tangani, segerakan memeriksa kadar gula dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A dan Larraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC
Suddart & Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta : EGC
Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Jakarta : EGC
McPhee, Stephen J & William F. Ganong. 2011. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju
Kedokteran Klinis. Jakarta : EGC
Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI
Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Nathan DM, Cleary PA, Backlund JY, et al. (December 2005)."Intensive diabetes treatment and
cardiovascular disease in patients with type 1 diabetes". The New England Journal of Medicine
353 (25): 2643 53. doi:10.1056/NEJMoa052187.PMC 2637991. PMID 16371630.
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.