Latar Belakang
Diabetes melitus menurut American Diabetes Association (ADA) tahun
2017 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Beberapa gejala yang sering ditemukan pada penderita diabetes
adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan penglihatan
kabur.
Faktor risiko yang sering memengaruhi timbulnya penyakit diabetes melitus
3
menunjukkan komplikasi yang paling banyak diderita oleh penyandang DM
adalah neuropati sebesar 54% (Infodatin, 2014). Penelitian lain menunjukkan
prevalensi ulkus kaki pada penderita diabetes melitus yang usianya ≥ 25 tahun
2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien pengelolaan
penderita Diabetes Melitus tipe II di Ruang IGD RSUD Simo Boyolali.
l. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas laporan akhir praktik komprehensif IV
Keperawatan gawat darurat dan kritis.
b. Untuk mengetahui tentang Tinjauan teori tentang Diabetes Melitus
c. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien kasus kelolaan
Diabetes Melitus
d. Untuk mengetahui hubungan kesenjangan antara teori dan praktik
yang ada dilapangan
3. Manfaat
a. Rumah Sakit
Laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi masukan dalam pelayanan
peningkatan asuhan keperawatan pada pasien DM
b. Mahasiswa
Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa kesehatan dalam menegakkan diagnose keperawatan sesuai
kasus kelolaan.
<
LAPORAN PENDAHULUAN
I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan
berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis.
(Purwanto. H, 2016)
Diabetes melitus menurut American Diabetes Association (ADA) adalah
suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya. Hiperglikemia
kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
darah.
(Tanto. C, dkk, 2014)
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai infasi kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).
2. Etiologi
a. DM tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh :
1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe 1.
2) Faktor imunologi (autoimun).
3)
Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
>
autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
Destruksi sel beta, pada umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolute yaitu autoimun dan idiopatik
b. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II antara
lain: usia, obesitas, riwayat dan keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan di bagi menjadi
3 yaitu:
1) <140 mg/DL = normal
2) 140 - <200 = toleransi glukosa terganggu
c. DM tipe lain
1) Defek genetik fungsi sel beta
2) Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin tipe A, leprechaunisme,
sindrom rabson mendenhall
3) Penyakit eksokrin pancreas: pancreatitis. Trauma / pankreatektomi,
neoplasma, fibrosis kistik
4) Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromositoma
5) Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, tiazid.
6) Infeksi: rubella congenital
7) Imunologi (jarang) : sindrom stiff-man, anti bodi anti reseptor insulin
8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
(ADA, 2014)
6
3. Manifestasi Klinis
d. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam
minum (polidipsia).
f. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar
insulin maka produksi energi menurun, penurunan energy akan
menstimulasi rasa lapar. Makareaksi yang terjadi adalah seseorang akan
lebih banyak makan (poliphagia).
g. Penurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam
sel maka sel kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan
metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh
5
4. Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2011, klasifikasi
Diabetes Melitus adalah sbb:
3. Diabetes Kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan
onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi
pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali
normal pada trimester ketiga.
5. Komplikasi
Menurut Tarwoto (2012) komplikasi diabetes melitus digolongkan menjadi
dua yaitu :
a. Komplikasi Akut
Terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dalam
glukosa darah,yaitu :
1) Hipoglikemia : komplikasi insulin dalam menerima jumlah banyak
dari kebutuhan
5
2) Ketoasidosis Diabetik : Gangguan metabolik terjadi akibat defisiensi
b. Komplikasi Kronis
Umumnya terjadi 10-15 tahun
1) Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, nefropati, dan neuropati
2) Neuropati
3) Komplikasi makrovaskuler
8
hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi
glukosa darah sebesar 160 „ 180 mg/100 ml), akan timbul glikosuria
karena tubulus „ tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa.
penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan
memudahkan terjadinya gangren.
0
9
7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik Oral
34
2) Jenis insulin
a) Insulin kerja cepat jenisnya adalah reguler insulin, cristalin zink,
dan semilente
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat
insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan
berat badan, memperkuat jantung dan mengurangi stress .Bagi pasien
DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan
melakukan olahraga terlalu berat.
33
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Kaji kepatenan jalan nafas,observasi adanya benda asing amsuk
pada jalan nafas, adanya edema pada mulut, suara stridor,weezing,
gurgling ada masalah pada jalan nafas.
2) Breathing
Kaji keefektifan jalan napas, RR, abnormalitas pernafasan, bunyi
nafas tambahan, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
3) Circulation
Kaji Heart rate, tekanan darah, kekuatan nadi, capillary refill, akral,
suhu tubuh, warna kulit, kelembapan kulit.
4) Disability
Berisi pengkajian kesadaran GCS atau VPU , ukuran dan reaksi
pupil
5) Exposure
Berisi pengkajian suhu serta adanya injury atau kelainnan lain
b. Pengkajian Sekunder
1) Full set of vital sign
Mengkaji tanda tanda vital dan keadaan/kesadaran pasien
2) Five Intervention
Mengkaji dengan observasi pemasangan EKG, NGT, Fo ley Chateter, dan
Pulse oximetry.
3) Give Comfort
Berisi pengkajian PQRST
4) History (SAMPLE)
Berisi keluhan pasien, riwayat alergi, medikasi, riwayat penyakit
sebelumnya, makanan terakhir dan kejadian sakitnya.
5) Head to toe
3<
Pemeriks an fisik dari kepala sampai ekstremitas
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya riwayat keluarga yang terkena diabetes mellitus, hal ini
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisien volume cairan (00027)
b. Resiko infeksi (00004)
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
d. Kerusakan integritas kulit (00046)
e. Gangguan persepsi dan sensori
3>
3. Perencanaan Keperawatan
NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
36
2. Mengetahui cara
mengurangi penularan
infeksi (skala 5)
3. Mengetahui aktivitas
yang dapat
meningkatkan infeksi
(skala 4)
15
selama……jam 2. Hindari kerutan pada tempat
kerusakan integritas kulit tidur
pasien teratasi dengan 3. Jaga kebersihan kulit agar
kriteria hasil : tetap bersih dan kering
1. Integritas kulit yang 4. Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) tiap dua jam
kulit bisa
sekali.
dipertahankan
5. Monitor kulit akan adanya
(sensasi, elastisitas,
kemerahan.
temperature, hidrasi,
6. Montor aktivitas dan
pigmentasi).
2. Tidak ada luka/ lesi mobilisasi pasien.
pada kulit 7. Monitor status nutrisi
pasien.
3. Perfusi jaringan baik
8. Observasi luka : lokasi,
4. Menunjukkan
pemahaman dalam dimensi, kedalaman luka,
warna cairan, granulasi
proses perbaikan kulit jaringan nekrotik, tanda „
dan mencegah
terjadinya cedera tanda infeksi lokal, formasi
berulang. traktus.
5. Mampu melindungi 9. Ajarkan pada keluarga
kulit dan kelembaban tentang luka dan perawatan
kulit dan perawatan luka
alami. 10. Kolaborasi ahli gizi
6. Menunjukan proses pemberian diit TKTP
penyembuhan luka.
15
1. Ketajaman 2. Andalkan penglihatan
penglihatan pusat pasien yang tersisa
(kiri) sebagaimana mestinya
2. Ketajaman 3. Sediakan kaca pembesar
penglihatan pusat atau kacamata prisma
(kanan) sewajarnya untuk membaca
3. Ketajaman 4. Sediakan bahan bacaan
penglihatan sekitar Braille, sebagaimana
(kiri) perlunya
4. Ketajaman 5. Bacakan surat, koran, dan
penglihatan sekitar informasi lainnya pada
(kanan) pasien
5. Respon untuk
rangsangan
penglihatan
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh
mana tujuan tercapai :
a) Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan di tujuan
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
PADA Tn. N DENGAN DIABETES MELITUS (DM) TIPE
I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Pasien : Tn. N
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Simo
Diagnosa Medis : DM Tipe II
No. Registrasi : 18101XXXXX
Dokter : Dr. R
B. HASIL TRIAGE
Hasil triase di IGD RSUD Simo yaitu masuk kategori ATS 3 / warna kuning
30
C. PRIMARY SURVEY
1. Airway
Tidak ada sumbatan dalam pernafasan berupa cairan atau sputum, tidak
terdapat suara nafas tambahan.
2. Breathing
RR : 27 x/m, SPO2 97%, suara nafas vesikuler, pasien tampak sesak nafas,
menggunakan otot bantu nafas, dan terdapat retraksi dada.
3. Circulation
HR : 60 x/m , TD : 147/87 mmHg , Suhu 36,5 0C, CRT : < 2 detik , akral
hangat, warna kulit sawo matang, kulit lembab. Tidak ada perdarahan
eksternal.
4. Disability
Tingkat kesadaran : Composmetis, GCS : E4 M5 V6, Pupil : Isokor
5. Exposure
Akral hangat, tidak ada tanda-tanda syok suhu 36,5 0C, tidak ada jejas atau
luka
D. SECONDARY SURVEY
Irama : Cepat
19
d. Suhu : 36,50C
Keadaan/penampilan : Baik
2. Five Intervention
a. Pemasangan EKG/Bed Side Monitor : Ya, Hasil irama reguler
b. Pemasangan NGT : Tidak
c. Pemasangan Folley Chateter : Ya
d. Pengambilan darah untuk cek lab : Ya, hasilnya terlampirkan
e. Pemasangan Pulse Oximetry : Ya, 97%
3. Give Comfort
Tidak terdapat nyeri
4. History (SAMPLE)
5. Head to Toe
a. Kepala :
1) Bentuk kepala : Mesochepal
2) Kulit kepala : Bersih
<4
a) Muka : Tidak ada jejas atau luka
b) Mata : tidak ada oedema
c) Palpebra : tidak ada oedema
d) Konjungtiva : anemis
e) Sclera : ikterik
f) Pupil : isokor
g) Diameter ka/ki :2/2 Simetris
h) Reflek terhadap cahaya :+/+ Pupil mengecil
i) Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak
j) Hidung : Simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran polip
k) Mulut : Simetris, warna lidah merah muda
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : Simetris, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Suara jantung normal
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi / jejas
<1
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar/ nyeri tekan
e. Genetalia : Terpasang cateter
Genogram :
<<
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DATA PENUNJANG
Hari/Tangga
Nilai Keterangan
l Jam Jenis pemeriksaan Hasil Satuan
Normal Hasil
Rabu/ 27
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
November Hemoglobin 10,5 12,8 „ 16,8 g/dl Abnormal
2019 / 08.
Leukosit 4,15 4,5-12,5 10^3 sel/ml Normal
22 wib
Trombosit 75 150-440 10^3/ul Abnormal
Eritrosit 3,44 4,00-5,50 10^6/ul Abnormal
Hematokrit 28,7 38-47 % Abnormal
INDEKS ERITROSIT
MCV 104 80-97 fl Abnormal
MCH 33 27-31 pg Normal
MCHC 31,8 32-36 % Normal
RDW-CV 16,9 11,6-14,8 % Abnormal
RDW-SD 58,5 35-66 fL Normal
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 700 70 - 140 mg/dL Abnormal
G. TERAPI MEDIS
<>
Ranitidine HCI 28
mg setara 25Mengatasi mual
Inj. Ondan mg/mldan muntah Gol. Antiemetik,
(iv)
ohnydaroncsethlor ridn e
Mengendalikan
Glimepiride 1 x 2 mg Antidiabetes kadar gula darah pada pend
(Oral) sulfonylurea
O2 3 lpm Memenuhi
kebutuhan oksigen rendah
Golongan VI A (kalkogen)
kandungan O2
lpm
<6
RR : 27x/ menit
SPO2 97%
Rabu, 27 Ds : Pasien Resiko Gangguan status
25
1. Kedalaman inspirasi dan 4. Pertahankan posisi
kemudahan bernafas dari pasien
skala 2 menjadi skala 3 5. Monitor adanya
25
3. Peningkatan urine menetap atau
output dari skala 1 memburuk
menjadi 3
TD : 147/87 mmHg
S : 36,5 0C,
HR : 60 x/m
RR : 27 x/m
SPO2 : 97%
08.20 1 Mempertahankan jalan S : Pasien mengatakan
nafas dengan memasang bersedia diberikan
kanul oksigen kanul oksigen
28
O : Pasien tampak
menggunakan nasal
oksigen 3 lpm
O : Pasien tampak
lemah
GDS : 700 mg/dL
08.30 2 Memberikan cairan IV S : Pasien bersedia
sesuai kebutuhan diberikan cairan IV
O : Terpasang NaCL
pada ekstermitas atas
sebelah kiri.
08.30 1 Mempertahankan posisi S : Pasien bersedia
20
RR : 22 x/m
08.45 2 Memerikan insulin sesuai S : Pasien mengatakan
resep bersedia diberikan
insulin
O : Inj. IM Novorapid
15 unit
08.55 2 Mengajarkan diet yang S : Pasien bersedia
sesuai untuk diet DM
O : Pasien tampak
kooperatif
09.00 2 Mengkonsultasikan S : Pasien bersedia
dengan dokter tanda dan dipantau kadar gula
29
V. CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI
Nama : Tn. N No. CM : 18101XXXXX
Umur : 61th Diagnosa Medis : DM Tipe II
Ajarkan diet DM
>4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dari data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya kami melaksanakan
asuhan keperawatan dengan menerapkan 5 proses keperawatan berawal dari
yang pertama yaitu pengkajian data yang dilakukan pada hari pertama dalam
pengambilan kasus. Dalam metode pengkajian kami menggunakan metode
autoanamnesa dan alloanamnesa. Kami melakukan pengkajian mulai dari
wawancara dengan pasien dan keluarga pasien mengenai identitas pasien,
keluhan utama dan riwayat kesehatan yang pernah dialami pasien atau keluarga,
lalu dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien secara head to toe dan untuk
menunjang data subjektif dan obyektif lebih kuat lagi, kami mempelajari
catatan medis untuk melihat hasil pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.
Dalam data pengkajian yang telah kami lakukan tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam tinjaun teori diagnosa keperawatan yang biasanya muncul dalam
kasus diabetes melitus antara lain :
5. Resiko infeksi
>1
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor resiko gangguan
status kesehatan fisik (00179)
C. Intervensi Keperawatan
Pada tahap ke 3 proses keperawatan ini, kami melakukan perencanaan
keperawatan berdasarkan masalah prioritas yang pasien alami dengan
didasarkan dengan ONEC (Observation, Nursing, Education, Colaboration)
sehingga kami dapat menyelesaikan masalah dari 2 diagnosa yang telah
ditegakkan.
D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ke 4 ini kami melaksanakan proses tindakan keperawatan dengan
melibatkan pasien,keluarga, perawat dan tim medis lainnya sesuai kondisi
pasien :
faktor resiko gangguan status kesehatan fisik yaitu memonitor kadar GDS
, memberikan insulin dan terapi IV sesuai yang ditentukan.
>2
E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap terakhir dalam proses keperawatan ini, berisikan mengenai
reaksi pasien dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Dalam laporan kasus asuhan keperawatan ini dilakukan evaluasi 2 jam setelah
pemberian intervensi yang telah dilakukan. Evaluasi keperawatan selama 2 jam
ini untuk untuk indikatornya (NOC) sudah sesuai untuk waktu intervensi selama
2 jam , namun masalah belum dapat teratasi perlu dilakukan intervensi
selanjutnya.
>>
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus yang kami ambil, kami dapat melakukan pengkajian mulai dari
wawancara dengan pasien dan keluarga pasien mengenai identitas pasien,
keluhan utama dan riwayat kesehatan yang pernah dialami pasien atau
keluarga, lalu dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien secara head to toe dan
untuk menunjang data subjektif dan obyektif lebih kuat lagi, kami mempelajari
catatan medis untuk melihat hasil pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan, setelah kami melakukan pengkajian didapatkan 2 diagnosa
keperawatan, diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. N adalah :
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
(00032)
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan faktor resiko gangguan
status kesehatan fisik (00179)
B. Saran
Proses keperawatan merupakan metode yang sistemik yng digunakan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien untuk diharapkan pada
pihak pihak yang berkompeten dalam bidang keperawatan lainnya yakni:
1. Bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan khususnya bagi kepala bidang pelayanan
keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan yang akan
disampaikan kepada seluruh perawat .
2. Bagi institusi pendidikan
Dari pihak institusi diharapkan untuk meningkatkan kemampan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan DM melalui
>6
penerapan teori dan penelitian dilapangan terlebih khusus di Rumah
sakit.
3. Bagi mahasiswa
35
DAFTAR PUSTAKA