Pertanyaan penelitian:
“Apakah pemberian asuhan keperawatan efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigen
pasien penderita tuberkolosis ?”
Konsep:
- Pemenuhan kebutuhan oksigen
- Bersihan jalan nafas
- tuberkolosis
Sinonim konsep:
- Pemenuhan kebutuhan oksigen: batuk efektif, pemberian posisi semi fowler
- Bersihan jalan nafas: tidak efektif, kerusakan pada paru, sesak nafa
- tuberkolosis: paru, kardial, alergi, non alergi, okupasional
Formulasi Query:
Operator Boolean:
(posisi semi fowler atau pemberian O2 atau batuk efektif) DAN (bersihan jalan nafas
tidak efektif* atau gangguan pertukaran gas* atau respirasi*) DAN (“asma bronchial”
atau asma kardial atau asma alergi atau asma non alergi atau “asma okupasional”)
Implementasi query:
STUDI LITERATURE ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TB
Disusun oleh:
SUMARNI
PO713201191046
TK. 2A
KLP. B
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Wassalam...
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis Paru merupakan suatu penyakit infeksi disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis. Sumber penularan ini berasal dari dahak pasien yang
mengandung kuman tuberkulosis paru. Bakteri ini yaitu bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian tubuh yang lain.
(DEPKES, 2002).
World Health Organization mengungkapkan bahwa sepertiga penduduk
dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis paru. Diseluruh dunia di dapatkan sekitar
empat juta penderita tuberkulosis paru menular, ditambah dengan jumlah yang sama
tuberkulosis paru yang tidak menular sekitar tiga juta meninggal setiap tahunnya.
Dari seluruh kematian yang dapat dicegah, 25% diantaranya disebabkan oleh
tuberkulosis paru. Saat ini di negara maju diperkirakan setiap tahun terdapat 10-20
kasus baru setiap 100.000 penduduk dengan kematian satu sampai lima per 100.000
penduduk, sedangkan di negara berkembang angkanya masih tinggi. (Alsagaaf,
Hooddan Mukty, 2005).
Tuberkulosis paru pada tahun 2016 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis
paru sebanyak 351.893 kasus, terjadi peningkatan bila dibandingkan pada tahun
2015 yaitu sebanyak 330.729 kasus (Kemenkes, 2017) Kejadian tuberkulosis paru
beradasarkan data Dinas kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 yakni sebesar 3.034
Kasus dengan rincian kasus baru sebanyak 2.892 kasus penyebaran jumlah pasien
tuberkulosis paru di masing - masing kabupaten di Provinsi Bali (Profil Kesehatan
Provinsi Bali, 2015). Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Mangusada Badung
angka kejadian pasien Tuberkulosis Paru pada tahun 2017-2018 yaitu sebanyak 161
kasus.
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien tuberkulosis paru yaitu sesak
napas, nyeri dada dan kelemahan yang merupakan tanda gejala penurunan dari
gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas adalah suatu kondisi dimana
terjadinya kelebihan atau kekurangan gas, baik oksigen maupun karbondioksida
pada membrane alveolus kapiler (T. P. S. D. PPNI, 2016). Pertukaran gas terjadi di
paru-paru di mana melibatkan dua proses umum yaitu membawa darah ke jaringan
kapiler paru (perfusi) dan membawa udara ke permukaan alveolus (ventilasi).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien secara holistic memiliki tanggung jawab untuk membantu pemenuhan
kebutuhan oksigen klien yang tidak adekuat. Dalam tindakannya, seorang perawat
sebelum memberikan asuhan keperawatan harus melakukan metode keperawatan
berupa pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi.
Dari uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
”Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Gangguan
Pertukaran Gas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
masalah "Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis
Paru dengan Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung
Tahun 2019?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum Studi Kasus
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan
Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung tahun 2019.
2. Tujuan Khusus Studi Kasus
Secara lebih khusus penelitian pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan
Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung tahun 2019
, bertujuan untuk mngetahui hal - hal sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien Tuberkulosis Paru dengan
Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung Tahun
2019.
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru
dengan Gangguan Pertukran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada
Badung Tahun 2019.
c. Mengidentifikasi rencana asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis
Paru dengan Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg RSUD Mangusada
Badung Tahun 2019
d. Mengidentifikasi implementasi yang sudah dilaksanakan pada pasien
Tuberkulosis Paru dengan Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Oleg
RSUD Mangusada Badung Tahun 2019.
e. Mengidentifikasi evaluasi tindakan keperawatan yang telah direncanakan
pada pasien Tuberkulosis Paru dengan Gangguan Pertukaran Gas di Ruang
Oleg RSUD Mangusada Badung Tahun 2019.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau mengembangkan
ilmu keperawatan medikal bedah khususnya Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Gangguan Pertukaran Gas.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data bagi peneliti
berikutnya khususnya yang terkait dengan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Tuberkulosis Paru Dengan Gangguan Pertukaran Gas.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1) Bagi perawat diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru Dengan Gangguan
Pertukaran Gas.
2) Bagi management dihaharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bagi
kepara ruangan dalam melakukan monitoring atau suvervisi tentang pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis Paru
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Percikan
dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan
mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi
dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar
limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya
infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif
menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa
kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh
tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
F. Pengobatan TBC
1. Jenis Obat
Isoniasid
Rifampicin
Pirasinamid
Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan
dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis
tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan
obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal.
Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama 4 – 5
bulan.
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB bervariasi
mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine
menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan
rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan
(ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi
dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus
pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena adanya bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya
harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-
benar segera ditangani dengan cepat.
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang dapat
disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar
sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA