Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 Karakteristik Studi

Sepuluh artikel yang memenuhi kriteria inklusi berdasarkan topik literature


review yaitu manajemen jalan nafas terhadap pasien cedera kepala. Adapun
database yang di gunakan dalam pencarian literatur adalah Google scholar
terdapat 6 artikel, Portal Garuda sebanyak 1 artikel dan Research Gate sebanyak 3
artikel. Dari sepuluh jurnal yang di temui terdapat 2 artikel yang membahas
tentang intervensi ataupun tatalaksana pembebasan jalan nafas pada pasien trauma
kepala, 4 artikel yang membahas tentang pemberian terapi oksigen terhadap
saturasi oksigen pasien cedera kepala, 3 artikel yang membahas tentang
pemberian posisi head up 30⁰, dan 1 artikel yang membahas tentang nilai GOS
pada pasien trauma kepala.

Jumlah rata-rata responden lebih dari lima ratus. Secara keseluruhan setiap
peneliti membahas tentang intervensi ataupun tatalaksana pembebasan jalan nafas
pada pasien trauma kepala (Irina et al., 2018; Wardani et al., 2017). Pemberian
terapi oksigen terhadap saturasi oksigen pasien cedera kepala (Friska, 2020;
Takatelido, 2017; Safita, Ristanti, Rismayanti, 2019; Ristanto & Zakaria, 2018).
Pemberian posisi head up 30⁰ (Yusterien M et al., 2021; Wahidin, Ngabdi, 2020;
Ginting et al., 2020), serta membahas mengenai nilai Glasgow Outcome Sale
pasien cedera kepala (Indradmojo et al., 2020). Studi yang sesuai dengan tinjau
sistematis ini di lakukan di Indonesia dan di jelaskan pada table di bawah ini.
Tabel 3.1 Hasil pencarian studi berdasarkan database penelitian

N Author Tahun Volume Judul Metode (Desain, Hasil Penelitian Data


o. Sampel, base
Variabel,
Instrumen,
Analisis)

1. Irina et 2018 Vol.7, Ventilasi Design: Penanganan Google


al No.1 hal mekanik Menggunakan trauma kepala Scholar
110-160 yang metode berat perlu
memanja kuntitatif dilakukan secara
ng pada Sampel : optimal sejak
pasien 1 orang dari awal
cedera Variabel : kejadian dan
otak Independen untuk mencegah
traumatik (Ventilasi terjadinya
berat Mekanik yang cedera ottak
dengan Memanjang) sekunder yang
kejang Dependen (pada akan
pascatrau pasien cedera memperberat
ma otak traumatic luaran.
berat dengan penanganan
kejang yang dilakukan
pascatrauma) pada kasus ini
Instrumen : meliputi
Observasi, tatalaksana jalan
pengukuran, dan nafas dan
dokumentasi sissystemspirasi,
Analisis : optimalisasi
Penelitian hemodinamik,
deskriptif pengendalian
TIK dan
tindakan lain
yang diperlukan
untuk menjaga
perfusi dan
oksigenasi
serebral
2. Wardan 2017 Vol. 8 Analisis Desain: Dari asuhan Google
i et al No. 1 asuhan kuantitatif keperawatan Scholar
keperawa Sampel: 1 didapatkan hasil
tan pada orang pasien yang
pasien Variable: mengalami
cedera independen cedera kepala
kepala (Analisis berat rata-rata
berat Asuhan mengalami
dengan Keperawatan penurunan
masalah dengan masalah kesadaran, nyeri
keperawa keperawatan kepala, dan
tan ketidakefektifan sumbatan jalan
ketidakef bersihan jalan nafas. Tindakan
ektifan nafas) dependen Suction efektif
bersihan (pada pasien untuk
jalan cedera kepala membebaskan
nafas di berat) sumbatan
igd rsud Instrumen: jalan nafas pada
prof. Dr. observasi, pasien dengan
Margono wawancara, masalah
dokumentasi keperawatan
Analisis: ketidakefektifan
deskriptif bersihan
jalan nafas.
Kesimpulan:
Hasil analisis
dari inovasi
tindakan
keperawatan
sangat efektif
untuk
mempertahanka
n jalan nafas
dan memenuhi
kebutuhan
oksigen dalam
tubuh yang
ditandai dengan
peningkatan
kesadaran atau
Glass Coma
Scale.
3. Friska 2020 Vol. 7 Asuhan Desain: Manajemen Google
No. 1 keperawa Kuantitatif intracranial Scholar
tan gawat Sampel: 1 yang telah
darurat orang dilakukan pada
edema Variable: Tn. A meliputi
serebri dependen pasien
pada (cedera kepala diposisikan
cedera traumatik) Head up 30º,
kepala Instrumen: terapi oksigen
traumatik observasi, dengan Non-
dokumentasi, Rebreathing
pemeriksaan Mask 9L,
fisik resusitasi cairan
Analisis: dengan drip
deskriptif NaCl 0,9% 1
kolf, injeksi
midazolam
(extra) 5 mg1
amp,
pemasangan
folley cateter,
pemasangan
OGT ukuran 16,
drip manitol 250
cc/ 30 menit dan
injeksi citicolin
1 gr/ 12 jam. 1
jam setelah
penanganan
kegawat
daruratan
dilakukan
pasien
menunjukkan
perbaikan status
hemodinamik
yang dipantau
melalui monitor.
Manajemen
asuhan
keperawatan
gawat darurat
pada Tn A.
dengan cedera
kepala traumatik
secara umum
sudah
dilaksanakan
secara optimal
yaitu dengan
melakukan
tindakan
kegawat
daruratan yang
bertujuan
mencegah
peningkatan
TIK serta
prognosis pasien
semakin
membaik
selama masa
rawatan di IGD.
4. Takatel 2017 Vol. 5 Pengaruh Desain: quasi Hasil penelitian Resear
ide et al No. 1 terapi eksperimen menggunakan chGate
oksigena Sampel: 16 paired t test
si nasal sampel SaO2 sebelum
prong Variable: dan sesudah 10
terhadap dependen menit pertama,
perubaha (pasien cedera 10 menit
n saturasi kepala) pertama dan 10
oksigen Independen menit kedua
pasien (pengaruh terapi didapat nilai p-
cedera oksigenasi nasal value = 0,000 <
kepala di prong) α 0,05. Hasil uji
instalasi Instumen: antara 10 menit
gawat pengukuran kedua dan 10
darurat (nilai saturasi ketiga didapat
RSUP oksigen nilai p-value =
PROF. menggunakan 0,005 < α 0,05
DR. R. alat pulse serta uji
D. oxymetri repeated
Kandou Analisis: ANOVA.
Manado univariat Kesimpulan
hasil penelitian
ini
menunjukkan
terdapat
pengaruh terapi
oksigenasi nasal
prong terhadap
perubahan
saturasi oksigen
pasien cedera
kepala di
Instalasi Gawat
Darurat RSUP
Prof. Dr. R. D.
Kandou
Manado.
5. Safita, 2019 Vol. 2, Ketepata Desain: studi Hasil penelitian Resear
Ristanti No. 2 n teknik kasus ini mendalilkan chGate
,Risma evakuasi Sampel: 10-20 korban luka-
yanti pada korban luka terutama
korban Variable: pasca
cedera independen bencana
kepala (ketepatan membutuhkan
dalam teknik evakuasi evakuasi yang
mengura dalam cepat dan tepat,
ngi mencegah penilaian dan
kejadian kejadian cedera teknik
cedera sekunder) manajemen
sekunder dependen (pada untuk
korban cedera menyelamatkan
kepala) hidup penderita.
Instrumen: Perawatan yang
observasi dilakukan ketika
Analisis: mendapat
penelitian cedera kepala
deskriptif adalah menjaga
jalan napas
pasien,
mengawasi
perdarahan dan
mencegah syok,
melumpuhkan
pasien,
mencegah
komplikasi
dan cedera
sekunder setiap
keadaan yang
melibatkan
abnormal dan
berbahaya harus
diberikan
resusitasi.
Penanganan
dilakukan
mengacu pada
perlunya metode
ABCDE dengan
menggunakan
metode START
dan
mantain
stabilisasi teknik
serviks
menggunakan
teknik log roll.
6. Ristant 2018 Vol. 4, Akurasi Desain: Berdasarkan Resear
o& No. 2 oxygen observasional hasil analisis Uji chGate
Zakaria saturatio analitik Regresi Logistik
n (spo2) Sampel: 150 SpO2, memiliki
sebagai sampel sensitivity =
predictor Variable: 0.907 (90.7%),
mortality independen specificity =
pada (nilai SpO2 0.881 (88.1%),
pasien pada triage Positive
cedera IGD) dependen Predictive Value
kepala (mortality (PPV) = 0.951
pasien cedera (95.1%), dan
kepala dalam 7 Negative
hari perawatan) Predictive Value
Instrumen: (NPV) = 0.787
observasi, (78.7%) dengan
pengukuran kemampuan
Analisis: uji ketepatan
Mann-Whitney prediksi sekitar
90%.
Berdasarkan
hasil tersebut
maka SpO2
dapat digunakan
sebagai
prediktor
mortality yang
baik pada pasien
cedera kepala.
Hal tersebut
didukung bukti
bahwa variabel
SpO2 memiliki
korelasi
signifikan
terhadap
mortality pasien
cedera kepala (p
value = 0.000).
Oxygen
Saturation
memiliki
negative
correlation
dengan
mortality pasien
cedera kepala,
artinya semakin
meningkat
jumlah SpO2
maka akan
semakin
menurun
kejadian
mortality pasien
cedera kepala.
7. Yusteri 2021 Vol. 6 Asuhan Design: Pemberian Google
en M et No. 2 keperawa Desain yang oksigenasi dan Scholar
al tan digunakan yaitu elevasi kepala
pasien metode 30° mampu
cedera kualitatif secara efektif
kepala Sampel : 1 digunakan pada
sedang orang pasien cedera
dalam Variabel : kepala sedang
pemenuh Independen dengan masalah
an (pemenuhan keperawatan
kebutuha kebutuhan risiko perfusi
n oksigenasi) serebral tidak
oksigena Dependen efektif.
si (pasien cedera Pemberian
kepala sedang) oksigenasi dan
Instrumen : elevasi kepala
wawancara, 30° dilakukan
observasi dan secara
pemeriksaan bersamaan
fisik, selama 1x6 jam
Analisis : di instalasi
Penelitian gawat darurat.
deskriptif Terdapat
peningkatan
yang bermakna
pada tingkat
kesadaran dan
nilai saturasi
oksigen pasien
cedera kepala
sedang.

8. Ginting 2020 Vol.2, Pengaruh Desain: quasy Hasil Google


et al No.2 pemberia experimental menunjukkan Scholar
n oksigen Sampel: 80 bahwa ada
dan responden pengaruh
elevasi Variable: pemberian
kepala Independen oksigen dan
30⁰ (pengaruh elevasi kepala
terhadap pemberian 30⁰ untuk
tingkat oksigen dan mengubah
kesadara elevasi kepala tingkat
n pada 30⁰). Dependen kesadaran
pasien (terhadap cedera kepala
cedera tingkat sedang. Nilai
kepala kesadaran pada rata-rata GCS
sedang. pasien cedera sebelum adalah
kepala sedang) 10,10 dan rata-
Instrument: rata GCS
observasi, setelah 12,90
wawancara, nilai adalah
pengukuran. dengan nilai p
Analisis: adalah 0,000.
deskriptif maka dapat
disimpulkan
bahwa
hipotesis
diterima bahwa
ada pengaruh
pemberian
oksigen dan
kepala
elevasi 30º ke
tingkat
kesadaran pada
pasien dengan
kepala sedang
cedera di RS
Grandmed
Lubuk Pakam
tahun 2019.
9. Wahidi 2020 Vol. 1, Penerapa Design: Setelah Google
n, No. 1 n teknik penelitian diberikan terapi Scholar
Ngabdi head up deskriptif peninggian
30⁰ Sampel : 2 kepala 30° pada
terhadap orang Tn.A dan Tn.I
peningka Variabel : tidak mengalami
tan Independen sesak dibuktikan
perfusi (penerapan dengan RR
jaringan teknik head up dalam batas
otak pada 30⁰) Dependen normal dan
pasien (pasien yang peningkataan
yang mengalami kesadaran.
mengala cedera kepala Penerapan
mi sedang) teknik head up
cedera Instrumen : 30° dapat
kepala Observasi, meningkatan
sedang pengukuran, perfusi jaringan
wawancara, dan otak pada pasien
dokumentasi yang mengalami
Analisis : cedera kepala
deskrptif . sedang.
10 Indrad 2020 Vol. 7, Faktor- Desain: Faktor-faktor Portal
. mojo et No.3 faktor penelitian yang Garuda
al yang observasional mempengaruhi
mempen analitik dengan nilai GOS
garuhi desain kohort adalah usia,
nilai Sampel: 60 mekanisme
glasgow pasien cedera, GCS
outcome Variable: masuk, kriteria
scale independen perawatan,
pada (Faktor-faktor kualifikasi
pasien Yang penolong dan
trauma Mempengaruhi intervensi awal
kepala Nilai Glasgow (p < 0,05).
Outcome Scale) Sedangkan
Dependen (Pada faktor jenis
Pasien Trauma kelamin, jenis
Kepala) trauma dan
Instrumen: durasi transpor
wawancara, tidak
observasi berpengaruh
Analisis: Uji signifikan (p >
Chi-square/ 0,05) terhadap
Mann-Whitney nilai GOS.
dilanjutkan Kesimpulannya,
dengan uji makin tinggi
regresi usia pasien akan
meningkatkan
peluang pasien
memiliki nilai
GOS rendah
(Mati-SD)

3.2 Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian ini ialah seluruh pasien yang mengalami cedera
kepala ringan ataupun sedang yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor, dengan rata-rata GCS 9-15 . Secara keseluruhan responden berjumlah
kurang lebih dari lima ratus individu. Rata-rata responden dalam penelitian ini
berusia mulai dari 20-50 tahun. Adapun Karateristik responden dari setiap artikel
berbeda-beda.

3.3 Manajemen Jalan Nafas Mencegah Cedera Otak Berat pada Pasien
Trauma Kepala Akibat Kecelakaan

Berbagai intervensi manajemen jalan nafas pada pasien trauma kepala telah
dijelaskan dapat mencegah terjadinya peningkatan cedera yang lebih berat.
Penanganan trauma kepala perlu dilakukan secara optimal sejak dari awal
kejadian dan untuk mencegah terjadinya cedera otak sekunder yang akan
memperberat luaran. Penanganan yang dilakukan pada kasus ini meliputi
tatalaksana jalan nafas dan system inspirasi, optimalisasi hemodinamik,
pengendalian TIK dan tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga perfusi dan
oksigenasi serebral (Irina et al., 2018).

Pasien yang mengalami cedera kepala berat rata-rata mengalami penurunan


kesadaran, nyeri kepala, dan sumbatan jalan nafas. Tindakan suction efektif untuk
membebaskan sumbatan jalan nafas pada pasien dengan masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Hasil analisis dari inovasi tindakan
keperawatan sangat efektif untuk mempertahankan jalan nafas dan memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan kesadaran
atau Glass Coma Scale (Wardani et al., 2017).

Pemberian tindakan keperawatan yaitu terapi oksigen dengan Non-Rebreathing


Mask 9L didapatkan hasil 1 jam setelah penanganan kegawat daruratan pasien
menunjukkan perbaikan status hemodinamik yang dipantau melalui monitor.
Sementara itu pemberian terapi oksigen dengan menggunakan nasal prong juga
berpengaruh terhadap perubahan saturasi oksigen pasien cedera kepala ditandai
dengan setelah pemberian oksigenasi nasal prong selama 30 menit berada dalam
kondisi normal dengan saturasi oksigen 95% - 100%. (Friska, 2020; Takatelido,
2017)

Perawatan yang dilakukan ketika mendapat cedera kepala adalah menjaga jalan
napas pasien, mengawasi perdarahan dan mencegah syok, mencegah komplikasi
dan cedera sekunder pada setiap keadaan yang melibatkan abnormal dan
berbahaya harus diberikan resusitasi dan tetap berlandaskan SOP (Safita, Ristanti,
Rismayanti, 2019). SpO2 dapat digunakan sebagai prediktor mortality yang baik
pada pasien cedera kepala. Hal tersebut didukung bukti bahwa variabel SpO2
memiliki korelasi signifikan terhadap mortality pasien cedera kepala (p value =
0.000). Saturasi oksigen memiliki korelasi negatif dengan mortality pasien cedera
kepala, artinya semakin meningkat jumlah SpO2 maka akan semakin menurun
kejadian mortality pasien cedera kepala (Ristanto & Zakaria, 2018).
Pasien yang mengalami cedera kepala sedang terjadi perbaikan tingkat kesadaran
dan peningkatan nilai saturasi oksigen setelah diberikan oksigen dan elevasi
kepala 30° secara bersamaan selama 1x6 jam (Yusterien M et al., 2021).
Pemberian oksigen dan kepala elevasi 30º berpengaruh terhadap tingkat kesadaran
pada pasien dengan cedera kepala sedang (Ginting et al., 2020). Setelah diberikan
terapi peninggian kepala 30° pada Tn.A dan Tn.I tidak mengalami sesak
dibuktikan dengan RR dalam batas normal dan peningkataan kesadaran.
Penerapan teknik head up 30° dapat meningkatan perfusi jaringan otak pada
pasien yang mengalami cedera kepala sedang (Wahidin & Supraptini, 2020).

Kondisi pasien cedera kepala dengan komplikasi dijelaskan memiliki potensi


sepuluh kali lipat untuk mengalami defisit neurologis dan akan semakin buruk,
dan skala pengukuran yang bisa menilai hal tersebut adalah GCS. Oleh karena itu,
GCS merupakan skala penting untuk penilaian awal tingkat kesadaran, status
klinis, dan prognosis pasien cedera kepala (Indradmojo et al., 2020).

Anda mungkin juga menyukai