Anda di halaman 1dari 3

Format

Analisa Jurnal Hasil Penelitian


Stase Keperawatan Jiwa Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata

Nama Mahasiswa : Dwi Prabowo Susanto (200300730)


Zidni Mubarokah (200300774)

Judul Artikel : EFEKTIFITAS TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI TERHADAP


KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PASIEN RUANG
CEMPAKADI RSJ PROF. DR. ILDREM MEDAN

Sumber artikel : Diakses melalui google scholar


https://jurnal.suryanusantara.ac.id/index.php/jurkessutra/article/view/64/59
pada tanggal 20 Februari 2021
1. Analisa PICO
Tabel 1. Analisa PICO

No Kriteri Jawab Pembenaran dan Critical Thingking


a
1 P Populasi Populasi dalam penelitian adalah pasien halusinasi
pendengaran yang dirawat di Cempaka rumah sakit jiwa
Prof. Dr. Ildrem Tahun 2019 yang berjumlah 19 orang.
2 I Intervensi Intervensi yang dilakukan pada jurnal adalah Terapi
Aktifitas Kelompok stimulasi persepsi terhadap
kemampuan pasien mengontrol halusinasi pendengaran
mempunyai nilai rata-rata sebelum (Terapi Aktifitas
Kelompok) (Pre-test) sebesar 7,25% dan setelah
dilakukan (Terapi Aktifitas Kelompok) (Post-test)
sebesar 11.5, dengan perbedaan standar deviasi Pre-test
dan Post-post sebesar 3.495.
3 C Controling/Comparing Tidak ada kelompok pembanding, tetapi paling tidak
sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji
perubahanperubahan yang terjadi setelah adanya
eksperiment (perlakuan).

4 O Outcome Hasilnya adalah TAK (Terapi Aktifitas Kelompok)


efektif terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran
1. Analisa Kritis
Jawablah sesuai dengan yang ditemukan dalam artikel dan berikan penjelasan.
a. Bagaimana level pembuktian artikel/evidence based dalam hirarki evidence based?
Jawab: penelitian ini reliabel dan dapat dibuktikan karena instrument dari penelitian ini
adalah lembar observasi yang berisi karateristik responden serta hasil pengukuran
halusinasi pendengaran dan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode observasi (pengamatan) terhadap pasien halusinasi pendengaran dengan
menggunakan format sesi TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yang sudah ada.. Penelitian
menggunakan analisis univariat untuk mendiskripsikan karakteristik masing-masing
variable yang diteliti.
b. Apakah jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel?
Jawab: Menggunakan jenis penelitian pra-experiment yang menggunakan rancangan one
group pre-test dan postest, dimana rancangan ini tidak ada kelompok pembanding, tetapi
paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti
dapat menguji perubahanperubahan yang terjadi setelah adanya eksperiment (perlakuan).
c. Apakah hasil penelitian ini reliable dan relevan dengan kondisi di lapangan?
Ya, hasil penelitian ini relevan dengan pasien kami, yaitu pasien degan halusinasi
pendengaran dengan kurangnya pengetahuan mengontrol masalah halusinasi
pendengaran.
d. Bagaimana etika penelitian artikel yang ditemukan?
Etika penelitian dengan menekankan prinsip-prinsip dalam etika yang berlaku, meliputi:
lembar persetujuan menjadi responden tanpa nama, kerahasiaan.
e. Bagaimana implikasi dalam keperawatan?
Hasil dari penelitian dapat kita implimintasikan dalam keperawatan yaitu pengetahuan
tentang TAK merupakan suatu bentuk agar dapat mengontrol halusinasi pendengaran dan
terhindar dari berbagai masalah gangguan kejiwaan. TAK yang teratur dapat membantu
mengontrol masalah halusinasi pendengaran dari masalah gangguan kejiwaan.
2. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian adalah TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) : Halusinasi
mempunyai efektifitas yang signifikan terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran pada pasien di ruang Cempaka dan Sipisopiso Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Ildrem pada setiap sesi, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, yaitu
dengan menggunakan uji-t dependent saat Pre-Test dan Post-Test diperoleh perbedaan
dengan hasil uji statistik didapat p adalah 0,1 (p<0,05)
b. Saran
1. RSJ Prof. Dr. Ildrem.
Bagi RSJ Prof. Dr. M. Ildrem, hendaknya mempertimbangkan untuk membuat
kebijakan (peraturan) baru kepada perawat, khususnya perawat ruangan untuk
melakukan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) secara kontiniu, yang bertujuan untuk
penurunan frekuensi pasien gangguan jiwa.
2. Bagi Tenaga Keperawatan Diharapkan kepada perawat, khususnya perawat ruangan
yang bekerja di RSJ TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yang telah dilakukan oleh
peneliti mengingat TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) merupakan terapi

Anda mungkin juga menyukai