Anda di halaman 1dari 11

EVIDENCE BASED PRACTICE SISTEM

PERSYARAFAN PADA PASIEN STROKE YANG


MENGALAMI AFASIA MOTORIK
KELOMPOK 1
1. DIAH AYU SETIANIGSIH (010118A037)
2. NINA UMI OKTAVIANI (010118A093)
3. NOVA NOVIYANTI (010118A095)
4. NOVI ALVIANITA (010118A096)
5. NOVIA ISDAYANTI (010118A097)
ANALISIS JURNAL

• “Pengaruh Terapi Aiueo Terhadap


Kemampuan Bicara Pada Pasien
Judul Penelitian Stroke Yang Mengalami Afasia
Motorik”

• Ghoffar Dwi Agus Haryanto,


Peneliti • Dody Setyawan
• Muslim Argo Bayu Kusuma
Ringkasan Jurnal
Masalah kesehatan yang muncul akibat stroke
sangat bervariasi, tergantung luas daerah otak yang
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang mengalami infark atau kematian jaringan dan lokasi
timbul secara mendadak dan terjadi pada yang terkena. Bila stroke menyerang otak kiri dan
siapa saja dan kapan saja. Penyakit ini mengenai pusat bicara, kemungkinan pasien akan
menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan mengalami gangguan bicara atau afasia, karena otak
anggota gerak, gangguan bicara, proses kiri berfungsi untuk menganalisis, pikiran logis,
berfikir sebagai akibat gangguan fungsi otak konsep dan memahami bahasa
(Muttaqin,2008,hal.234). (Sofwan,2010,hal.35). secara umum afasia dibagi
dalam tiga jenis yaitu afasia motoric, afasia sensorik
dan afasia global.

Penderita stroke yang mengalami kesulitan


berbicara akan diberikan terapi AIUEO yang
bertujuan untuk memperbaiki ucapan supaya
dapat dipahami oleh orang lain. Orang yang
mengalami gangguan bicara atau afasi akan
mengalami kegagalan dalam berartikulasi.oleh
karena itu penatalaksanaan terapi aiueo
sangan berperan penting dalam upaya
mengidentifikasi terhadap kemampuan bicara
pasien stroke.
• Untuk mengidentifikasi pengaruh terapi Aiueo terhadap
Tujuan kemampuan bicara pasien stroke yang mengalami afasia
Penelitian motorik

• Teknik ini mudah dilakukan pasien dengan mengerakkan otot bicara yang
akan digunakan untuk mengucapkan lambing-lambang bunyi AIUEO
• Teknik ini dapat dilakukan pasien setelah pasien mendapatkan penyuluhan
Kelebihan kesehatan
• Kemampuan bicara mulai mengalami peningkatan pada hari ke 3 setelah
diberikan terapi AIUEO

• Pada jurnal belum dijelaskan tentang anjuran minimal


berapa hari dilakukan terapi aiueo
Kekurangan • Dijurnal juga belum belum dijelaskan atau dicantumkan
tentang perbedaan hasil antara pasien yg melakukan
latihan secara rucin dengan tidak
Problem

PENELITIAN OBSERVASIONAL
MENGGUNAKAN PURPOSIVE SAMPLING.
SEMPEL PENELITIAN PASIEN STROKE YANG
MENGALAMI AFASIA MOTORIC BERJUMLAH
21 RESPONDEN.
 
Intervention

• Penelitian ini untuk melihat kemampuan berbicara pasien stroke yang mengalami
afasia motorik.

• Sempel yang digunakan adalah pasien stroke yang mengalami afasia motorik.

• Dalam penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan pendekatan one group
pre-post test design.
Menggunakan teknik one group pre-post test
design. Sampling yang diambil dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Didapatkan gangguan
bicara berat sebanyak 4 orang (19,9%), gangguan
bicara sedang 14 orang (66,7%). Dan yang
mengalami gangguan bicara ringan sebanyak 3 orang
(14,3%).

Teknik yang di ajarkan pasien afasia adalah


menggerakkan otot bicara yang akan digunakan
untuk mengucapkan lambang lambang bunyi bahasa
yang sesuai dengan pola-pola standar, sehingga
dapat dipahami oleh pasien. Pengartikulasian bunyi
bahasa atau suara akan dibentuk oleh koordinasi tiga
unsur, yaitu unsur pernafasan, unsur tenggorokan
dengan pita suara, unsur rongga penuturan : rongga
hidung,mulut dan dada)
Comparation

1.Jurnal “pengaruh terapi aiueo terhadap kemampuan bicara pada 2. Jurnal ‘‘pengaruh terapi aiueo terhadap kemampuan bicara pasien
pasien stroke yang mengalami afasia motorik di rsud tugurejo stroke yang mengalami afasia motorik’’
semarang’’
• Hasil dari Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental
• Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bicara mulai dengan menggunakan Nonequivalen Control Group Design dipilih satu
mengalami peningkatan pada hari ke 3 setelah diberikan terapi AIUEO, kelompok, selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah
sedangkan pengaruh terapi AIUEO menjadi bermakna dalam diberi perlakuan Terapi AIUEO selama 1 bulan dan setengah lagi
meningkatkan kemampuan bicara (p value <0,05) dimulai pada hari ke tidak. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah purposive
5 sampai dengan hari ke 7. Agar para penderita afasia dapat sampling. Penelitian bini dilakukan di RSUD Ahmad Thabib
memperoleh kembali bahasanya, maka ditempuh berbagai perlakuan Tanjungpinang dengan menggunakan total sampling dengan samel
(treatment), seperti rehabilitasi, training, dan terapi. Tahapan usia sebanyak 18 responden. Setelah jumlah sampel ditetapkan, maka
lansia akhir yaitu sebesar 9 responden (42.9%), berjenis kelamin jumlah sampel akan menjadi 2 kelompok penelitian yaitu terdiri dari 9
perempuan yaitu sebesar 13 responden (61,9%), baru pertama kali kelompok perlakuan dan 9 kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan
mendapatkan serangan stroke yaitu sebesar 12 responden (57,1%), rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan Nonequivalent
dan mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebesar 13 responden Control Group Design. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
(61,9%). Menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebelum adalah uji Wilcoxon Test yaitu untuk melihat pengaruh kemampuan
mendapatkan terapi AIUEO berada pada katagori gangguan bicara bicara pasien stroke yang mengalami afasia motorik sebelum dan
sedang yaitu sebesar 14 responden (66,7%), sedangkan sesudah sesudah terapi AIUEO pada kelompok perlakuan di RSUD Ahmad
diberikan terapi AIUEO jumlah tersebut menjadi berkurang menjadi 2 Thabib Tanjungpinang dan pengaruh kemampuan bicara pasien stroke
responden (9,5%). Menunjukkan bahwa hasil analisis uji statistik yang mengalami afasia motorik sebelum dan sesudah terapi AIUEO
dengan menggunakan Paired T Test didapatkan p value 0,000 (p <0,05) pada kelompok kontrol di RSUD Ahmad Thabib Tanjungpinang,
yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, menunjukkan ada sedangkan untuk mengetahui pengaruh kemampuan bicara.
pengaruh terapi AIUEO terhadap kemampuan bicara pasien stroke
yang mengalami afasia motorik.
3. Komparasi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
• Terapi AIUEO adalah salah satu terapi rehabilitasi yang dapat dilakukan pada
penderita stroke yang mengalami afasia motorik. Beberapa penelitian,
menunjukkan bahwa terapi AIUEO berefektif dalam mengembalikan kemampuan
berbicara.
• Kemampuan berbicara lebih banyak terjadi pada kelompok perlakuan dibandingkan
kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan pada saat pre-test didapat 89%
responden berkemampuan bicara sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol pada
saat post-test didapatkan 78% responden berkemampuan bicara baik. Hal ini
terlihat jelas terdapat peningkatan yang segnifikan pada kelompok perlakuan
setelah dilakukan terapi AIUEO selama 1 bulan.
Outcome
• Dari hasil penelitian menunjukkan ada • Dalam ilmu kesehatan dan
pengaruh pengaruh terapi AIUEO terhadap
kemampuan bicara pasien stroke yang keperawatan penggunaan
mengalami afasia motorik. dengan nilai p terapi AIUEO tidak memberi
value sebesar 0,005 Dari hari ke 5 sampai efek negatif bagi tubuh dan
dengan hari ke 7. pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa terapi AIUEO dapat dimanfaatkan sebagai
berpengaruh terhadap kemampuan terapi rehabilitasi untuk
berbicara pasien stroke yang mengalami penyakit stroke yang
afasia motorik.
mengalami afasia motorik.
• Terapi AIUEO menjadi salah satu alternatif
pengurangan terhadap kemampuan • Penelitian ini bisa diterapkan
berbicara pasien stroke yang mengalami ditempat pelayanan kesehatan
afasia motorik dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat. Terapi AIUEO bertujuan karena mudah dilakukan dan
untuk memperbaiki ucapan supaya dapat dapat dilakukan secara mandiri
dipahami oleh orang lain dan dapat
memperoleh kembali bahasanya.
oleh pasien.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai