Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab VI ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari

pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi

pada asuhan keperawatan Tn. S dengan stroke non hemoragik di ruang

flamboyan lantai 2 di RSUD Salatiga selama tiga hari kelolaan dengan

menerapkan aplikasi riset keperawatan pemberian terapi AIUEO terhadap

kemampuan bicara pada pasien stroke yang mengalami afasia motorik,

maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengkajian

Setelah penulis melakukan pengkajian pada tanggal 4

Januari 2016 keluhan utama yang dirasakan pasien adalah pasien

mengatakan sulit berbicara (pelo) dan sering merasa sakit kepala

(pusing). Sulit berbicara dan sakit kepala merupakan salah satu

menifestasi klinik stroke hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan

bahwa sering pusing, mengalami gangguan kognitif dan deminsia

ketika berkomunikasi dengan orang lain (Lingga, 2013).

2. Rumusan masalah

Hasil perumusan masalah sesuai dengan pengkajian

keperawatan pada Tn. S ditegakkan diagnosa keperawatan sesuai

dengan hirarki kebutuhan dasar menurut maslow yaitu prioritas

75
76

pertama gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

infark pembuluh darah di otak, diagnosa prioritas kedua gangguan

komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan hemisfer wicara.

3. Perencanaan

Diagnosa keperawatan Gangguan perfusi jaringan selebral

berhubungan dengan infark pembuluh diotak, intervensi yang

diberikan pada Tn. S adalah kaji tanda-tanda vital untuk memonitor

tekanan darah, suhu, nadi. Berikan pendidikan kesehatan seputar

penyakit stroke untuk pengetahuan klien dan keluarga seputar

penyakit yang diderita. Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi

pengunjung agar dapat istirahat untuk mengurangi TIK.

Kolaborasikan dengan dokter untuk terapi obat piracetam untuk

memperbaiki perfusi selebral (Nursalam, 2008). Kolaborasi pemberian

oksigen sesuai indikasi untuk menurunkan hipoksia yang dapat

vasodilatasi selebral.

Diagnosa keperawatan Gangguan komunikasi verbal

berhubungan dengan kerusakan hemisfer wicara, intervensi yang

diberikan adalah berbicara metode alternatif komunikasi, misal

dengan bahasa isyarat untuk memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai

dengan kemampuan pasien, bicara dengan klien secara pelan dan

gunakan pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak” untuk

mengurangi kecemasan dan kebingungan saat komunikasi, anjurkan

kepada keluarga pasien untuk tetap berkomunikasi dengan pasien


77

untuk mengurangi rasa isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi

yang efektif, hargai pasien dalam berkomunikasi untuk memberi

semangat pada pasien agar lebih sering berkomunikasi, kolaborasi

dengan fisioterapi untuk terapi wicara untuk melatih pasien berbicara

secara mandiri dengan baik dan benar, berikan terapi AIUEO.

4. Implementasi

Dalam asuhan keperawatan Tn. S dengan stroke non

hemoragik di ruang flamboyan lantai 2 RSUD Salatiga telah sesuai

dengan intervensi yang penulis rumuskan. Penulis menekankan

penggunaan terapi AIUEO terhadap kemampuan bicara pada pasien

stroke yang mengalami afasia motorik, dengan melakukan terapi

AIUEO 2 kali dalam sehari dalam 3 hari kelolaan.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan pertama gangguan

perkusi jaringan serebral berhubungan dengan infark pembuluh darah

diotak belum teratasi. Intervensi dilanjutkan Monitor ttv, berikan

pendidikan kesehatan seputar stroke, berikan lingkungan yang

nyaman, dan batasi pengunjung, kolaborasi pemberian oksigen sesuai

indikasi.

Masalah keperawatan kedua gangguan komunikasi verbal

berhubungan dengan kerusakan hemisfer wicara masalah belum

teratasi. Intervensi dilanjutkan berikan metode alternatif komunikasi,

misal dengan bahasa isyarat, bicaralah dengan klien secara pelan dan
78

gunakan pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”, ajarkan

kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien, hargai klien

dalam berkomunikasi, kolaborasi dengan fisioterapi untuk latihan

wicara, berikan terapi AIUEO.

6. Analisa pemberian terapi AIUEO

Analisa hasil implementasi aplikasi jurnal penelitian yang

telah dilakukan oleh gunawan (2008) dan wiwit (2010), dengan judul

Pemberian Terapi AIUEO terhadap “Kemampuan Bicara pada Pasien

Stroke yang Mengalami Afasia Motorik di RSUD Salatiga” penulis

mendapatkan hasil analisa dari implementasi yang dilakukan selama 3

hari kelolaan yaitu adalah untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan

fungsional komunikasi pasien melalui tiga skala, yaitu kemampuan

mengungkapkan, pemahaman dan interaksi dengan terapi AIUEO

secara rutin 2 kali sehari terjadi peningkatan kemampuan

mengungkapkan, pemahaman dan interaksi 4 pada evaluasi hari

pertama menjadi 5 ekspresi “ mengekspresikan ide-ide yang lebih

rumit tetapi harus didukung oleh komunikasi non verbal (misalnya

meminta supaya diberikan minum), pemahaman “memahami ide-ide

yang hanya bisa diekspresikan secara lengkap melalui kata-kata”,

interaksi “dapat berinteraksi dengan beberapa orang tetapi

membutuhkan dukungan untuk berpartisipasi secara efektif” pada

akhir evaluasi hari ke tiga menjadi 6 ekspresi “mengekspresikan ide-

ide abstrak yang memerlukan kata-kata (misal “ayah saya kecewa”)”,


79

pemahaman “memahami beberapa percakapan yang rumit (rangkaian

kalimat), tetapi sering kehilangan arah pembicaraan”, interaksi

“berinteraksi secara mandiri dengan berapapun banyaknya jumlah

orang, tetapi hanya bertahan sebentar dan dapat mengalami beberapa

kesulitan (misalnya giliran berbicara)”. Hasil tersebut sesuai dengan

kriteria hasil yang diharapkan dan terbukti sesuai teori yang ada

terjadi peningkatan wicara setelah dilakukan terapi AIUEO.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

stroke non hemoragik, penulis memberikan usulan dan masukan yang

positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

1. Bagi institusi pendidikan

Pendidikan Penelitian ini diharapkan memberi gambaran kepada

institusi pendidikan akan pentingnya terapi AIUEO/wicara terhadap

stroke di RSUD Salatiga.

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dengan mengupayakan aplikasi riset dalam setiap tindakan

keperawatan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan perawat

yang profesional, terampil, inovatif dan bermutu dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan ilmu dan kode

etik keperawatan.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat


80

Hendaknya perawat memiliki tanggung jawab dan

ketrampilan yang lebih dan selalu berkoordinasi dengan tim

kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat

melibatkan keluarga pasien dalam pemberian asuhan keperawatan

sehingga mampu melakukan tindakan terapi AIUEO.

3. Bagi Pelayanan kesehatan (rumah sakit)

Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada bidang pelayanan kesehatan mengenai gambaran

pengaruh terapi AIUEO terhadap stroke sehingga pelayanan

kesehatan dapat menjadi perantara untuk mengadakan terapi AIUEO

pada stroke, di RSUD Salatiga.

4. Bagi Peneliti atau penulis

Memperoleh kemampuan melakukan riset kuantitatif serta

menambah pengalaman peneliti dalam penelitian di bidang

keperawatan mengenai pengaruh terapi AIUEO terhadap stroke yang

mengalami afasia motorik.

Anda mungkin juga menyukai