Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG ICU RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO

OLEH :
KELOMPOK I

1. Rustam Dahiba, S.Kep


2. Apriyani Bantu, S.Kep
3. Cynthia Aprilia Mamahit, S.Kep
4. Mirna Febri Hasan,S.Kep
5. Nikma A.Husain, S.Kep
6. Nur Meiliany Bouty, S.Kep
7. Oktafian Mutoneng, S.Kep
8. Rivana U. Piola, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah Azza wa jalla, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan konsep kegiatan "Ronde
Keperawatan" dalam proposal ini. Kami bermaksud untuk mengadakan kegiatan "
Ronde Keperawatan " sebagai pemecahan masalah klien dengan diagnosa
Hipertensi Emergency .
Karena itu kami berharap agar kegiatan ini dapat menjadi suatu hal bermanfaat
bagi mahasiswa. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami sangat berharap partisipasi
dan dukungan dari seluruh pihak yang terkait.
Semoga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar dan berdampak positif.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan terimakasih kepada
pembimbing Akademik dan pembimbiing Klinik yang selalu membimbing dalam
proses manajemen keperawatan. Mohon maaf bila terdapat kesalahan penulisan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, 2021

Hormat kami

DAFTAR ISI
BAB I Latar Belakang
1.1 Latar
Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus................................................................................2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien.......................................................................................3
1.3.2 Bagi Perawat..................................................................................3
1.3.3 Bagi Rumah
Sakit...............................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Hipertensi Emegency.....................................................4
2.2 Kosep Dasar Ronde Keperawatan............................................................8
BAB III Kegiatan
3.1 Pelaksanaan Kegiatan...............................................................................14
3.2 Tujuan Ronde Keperawatan......................................................................14
3.3 Pengorganisasian.......................................................................................14
3.4 Materi........................................................................................................14
3.5 Metode.....................................................................................................14
3.6 Media........................................................................................................15
3.7 Mekanisme kegiatan..................................................................................15
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan................................................................................................20
4.2 Saran..........................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Sel-sel otak yang saling berhubungan dengan neuron, yang disebut akson dan
dendrite, yang tercakup dalam selubung myelin. Impuls listrik bekerja sama
dengan reseptor kimia untuk memungkinkan aktivitas otak untuk menerjemahkan
ke dalam pikiran dan tindakan. Lokasi yang berbeda di otak yang berhubungan
dengan fungsi khusus, misalnya fungsi penglihatan terletak di lobus oksipital,
produksi ujaran di daerah Brocca di bagian bawah lobus frontal, pengenalan suara
terletak di daerah Wernicke dari lobus temporal. ( Ensefalopati. [serial 101262].
2013. [cited] 3 Desember 2014. Available from : Charles Patrick Davis
http://www.medicinenet.com.encephalopathy, 3. Mark Mumenthaler, M.D.,
Heinrich Mattle, M.D. Fundamental of Neurology,1st edition 2006 ).
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada klien dan kebutuhan
klien akan perawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate, supervisor dan seluruh tim keperawatan
dengan melibatkan klien secara langsung sebagai fokus kegiatan (Nursalam,
2002). Kegiatan ini mempunyai karakteristik yaitu : Klien dilibatkan langsung,
klien merupakan fokus kegiatan, PP/ PA dan konselor melakukan diskusi.
Konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan
PP dan PA dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien dengan
penyakit kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit komplikasi,
klien dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan keperawatan yang
belum terselesaikan.
Pelaksanaan ronde keperawatan pada tanggal 15 Oktober 2021 hari Jumat,
tepat pukul 10.00 dilaksanakan di ruangan ICU yang dihadiri oleh Pembimbing
akademik, Pembimbing klinik, koordinator keperawatan dan supervisi dengan
pembahasan klien Ny. I.M karena memiliki diagnose Ensefalopati, Hipertensi
Emergency, dan afasia motorik, sehingga di buatlah ronde keperawatan untuk
dipecahkan masalah tersebut dengan melibatkan profesi dokter dan ahli gizi untuk
diminta usulan dalam pemecahan masalah.
Ronde keperawatan merupakan media bagi perawat untuk membahas lebih
dalam masalah dan kebutuhan pasien serta sebagai proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu
transfer pengetahuan dan mengaplikasikan konsep teori ke dalam praktik
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan. Pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan ini
dapat meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan di Ruang
ICU RSUD. Otanaha Kota Gorontalo.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.
1.2.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien :
a. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga
mempercepat masa penyembuhan.
b. Mengurangi masa rawat inap
c. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien.
d. Memenuhi kebutuhan pasien.
1.3.2 Bagi Perawat :
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Menjalin kerjasama tim antar multidisiplin.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan
c. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Ensefalopati


2.1.1 Definisi
Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat aku atau kronik,
progesif/statis. Ensefalopati yang terjadi sejak dini dapat menyebabkan
gangguan perkembangan neurologis (WHO, 2011). Pasien dengan
ensefalopati dapat mengalami kemunduran dalam fungsi kognitif umum,
prestasi akademis, fungsi neuropsikologik. Skor intelegensi pasien yang
mengalami ensefalopati juga rendak di bandingkan anak seusianya. Dari
segi prestasi akademis pasien akan mengalami kesulitan untuk membaca,
mengeja, dan aritmatik. Sedangkan fungsi neuropsikologikal dapat
menjadi hiperaktif maupun autis. Berasal dari kata : enchepalo (otak),
pathy (gangguan). Yang menggambarkan fungsi dan struktur otak yang
abnormal (Departemen Kesehatan RI, 2010 ). Ensefalopati adalah istilah
yang di gunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak menyeluruh yang
dapat akut/kronik, progesif/statis Ensefalopati tidak mengacu pada
penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom disfungsi otak global.
Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik
perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga bebrapa hari), secara nyata
terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan
delusi yang sering dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara
umum meningkat, akan tetapi dapat munurun)
2.1.2 Etiologi
1. Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat
menyebabkan fungsi mental berubah dan ensefalopati
2. Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi fungsi.
Racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal,
atau mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau
tidak sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat
beracun)
3. Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang
meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala
yang di temukan pada saat lahir)
4. Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :
1. Menular (bakteri, virus, parasit)
2. Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab trauma)
3. Alcohol (toksisitas alcohol)
4. Hepatik (missal : kanker hati)
5. Uremik (ginjal/gagal ginjal)
6. Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor, abses)
7. Bahan kimia beracun (timbale, merkuri)
8. Penyakit metabolik
2.1.3 Manifestasi klinis
Ciri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan
tingkat keparahan ensefalopati. Gejala neurologis umum :
1. hilangnya fungsi kognitif,
2. perubahan kepribadian ringan,
3. ketidakmampuan untuk berkonsentrasi,
4. lesu, kesadaran menurun
5. demensia
6. kejang, otot berkedut
7. mialgia
8. respirasi cheynes-stokes (pola pernapasan di ubah dilihat dengan
kerusakan otak dan koma)
2.14 Komplikasi
Komplikasi encephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan
mental yang mendalam yang menyebabkan kematian. Komplikasi dapat mirip
dalam beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati
sendiri menjadi komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama atau
diagnosis utama. Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari
ensefalopati dan dapat diilustrasikan dengan mengutip beberapa contoh dari
berbagai penyebab :
1. Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakan otak dengan herniasi,
koma, kematian)
2. Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-
kadang, koma, kematian)
3. Ensefalopati uremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang,
kematian)
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan/pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab
utama dari gejala, akibatnya, tidak semua kasus ensefalopati diperlakukan
sama. Perlakuan terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat setelah
diagnosis utama pasien dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena
penyebab yang sangat berbeda. Contoh dapat menunjukkan betapa
berbedanya “pengobatan ensefalopati” dapat berubah sesuai dengan
penyebabnya:
1. Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi
oksigen
2. Anoksia jangka panjang: rehabilitasi
3. Toksisitas alkohol jangka pendek: cairan IV atau ada terapi
4. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirosis atau gagal hati
kronis): laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic
5. Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal): memperbaiki penyebab
fisiologis yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
6. Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati
hipoglikemia, penghapusan glukosa darah untuk mengobati
hiperglikemia
7. Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat untuk meningkatkan (untuk
hipotensi) atau mengurangi (untuk hipertensi) tekanan darah
2.2 Konsep Dasar Ronde Keperawatan
2.2.1 Pengertian
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada klien dan
kebutuhan klien akan perawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat associate, supervisor dan seluruh tim
keperawatan dengan melibatkan klien secara langsung sebagai fokus kegiatan
(Nursalam, 2002).
2.2.2 Karakteristik Ronde
a. Pasien dilibatkan secara langsung
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi
d. Konselor memfasilitasi kreativitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
2.2.3 Tujuan Ronde Keperawatan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi melalui pendekatan
berfikir kritis
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.2.4 Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
2.2.5 Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk ronde keperawatan adalah pasien yang
mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
b. Pasien dengan
kasus baru atau langka
2.2.6 Tim Pelaksana Ronde Keperawatan
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer 1 dan 2
c. Perawat Associate 1 dan 2
d. Perawat Konselor
2.2.7 Peran Masing-masing Anggota
Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelasakan hasil yang didapat
e. Menentukan tindakan selanjutnya
f. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
g. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
Peran Perawat Konselor :
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
2.2.8 Metode
a. Diskusi
b. Bed Side Teaching
2.2.9 Alat Bantu
a. Sarana diskusi: alat tulis, handout (materi ronde keperawatan), laptop
b. Status / dokumentasi keperawatan pasien

2.2.10 Alur Ronde Keperawatan


Gambar 2.1 : Alur pelaksanaan ronde keperawatan (Nursalam, 2007)

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

 Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP  Data apa yang mendukung?
PELAKSANAAN Penyajian  Bagaimana intervensi yang
DI NURSE Masalah sudah dilakukan?
STATION  Apa hambatan yang ditemukan?

TAHAP RONDE
DI BED PASIEN Validasi data

TAHAP Diskusi PP-PP,


PELAKSANAAN Konselor,KARU, dokter,
DI NURSE
STATION Lanjutan diskusi
di Nurse Station
Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
TAHAP PASCA
RONDE

Keterangan :
1. Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
f. Diskusi: apa diagnosis keperawatan, apa data yang mendukung,
bagaimana intervensi yang sudah dilakukan, dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan
3. Pasca ronde
a. Evaluasi pelaksanaan ronde
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan
intervensi keperawatan selanjunya
c. Revisi dan perbaikan
2.2.11 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administrative (alat, informed consent dll)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari
awal hingga akhir
b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam
kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah klien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB III
KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Topik :Perawatan klien dengan Ensefalopati
Sasaran :Klien Ny.I.M
Waktu :10.00 WIB
Hari/tanggal :Jumat, 15 Januari 2021
3.2 Tujuan Ronde Keperawatan
3.2.1 Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.
3.2.2 Tujuan Khusus :
1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain dan
tim kesehatan yang lain
3) Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
4) Merumuskan intrevensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien
3.3 Pengorganisasian
Kepala ruangan : Rustam Dahiba, S.Kep
Perawat Primer 1 : Rivana U Piola, S.Kep
Perawat Primer 2 : Cynthia Aprilia Mamahit, S.Kep
Perawat Associate 1 : Nur Meiliany Bouty, S.Kep
Apriany Bantu, S. Kep
Perawat Associate 2 : Oktafian Mutoneng, S.Kep
Nikma A. Husain, S. Kep
Mirna Hasan, S. Kep
3.4 Materi
1. Teori asuhan keperawatan klien dengan Ensefalopati
2. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan Ensefalopati
3.5 Metode
1. Diskusi
2. Bed side teaching
3.6 Media
1. Laptop
2. Status pasien
3. Materi yang disampaikan secara lisan
3.7 Mekanisme Kegiatan

TAHA TEMPA
KEGIATAN PELAKSANA WAKTU
P T
Pra Pra Ronde
Ronde 1) Menetapkan kasus dan topik Ruang PP 1 Sehari
sehari sebelum pelaksanaan Bedah H sebelum
ronde. pelaksana
2) Menentukan tim ronde. an ronde
3) Menentukan literatur.
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan klien
6) Informed consent kepada
keluarga
7) Diskusi pelaksanaan

Ronde Pembukaan dan Penyajian Data


1) Salam pembukaan
2) Memperkenalkan klien dan Nurse Kepala 15 menit
tim ronde dan menjelaskan Station Ruangan
tujuan kegiatan ronde serta Nurse
mempersilahkan PP Station
menyampaikan kasusnya
3) Menjelaskan riwayat penyakit
4) Menjelaskan masalah klien Nurse PP1
dan tindakan yang telah Station PP1
dilaksanakan Nurse
5) Menyampaikan evaluasi Station
6) Menyampaikan dasar PP1
pertimbangan dilakukan ronde Nurse
Station PPI

Validasi Data
1) Memberi salam dan 15 menit
memperkenalkan tim ronde
kepada klien dan keluarga. Bed Karu
2) Memvalidasi data yang Klien
telah disampaikan
Bed Konselor,
3) Memberikan respons dan Klien Karu, PP,
menjawab pertanyaan PA, Gizi,
Bed Dokter
4) Karu membuka dan Klien Keluarga
memimpin diskusi. klien
5) Diskusi antar anggota tim dan Nurse Karu
klien tentang masalah Station
keperawatan tersebut Nurse Konselor,
Station Karu, PP,
6) Pemberian justifikasi oleh PA, Gizi,
perawat primer atau konselor Dokter
atau kepala ruangan tentang Nurse Konselor,
masalah klien serta rencana Station Karu, PP2
tindakan yang akan dilakukan.

Pasca Pasca Ronde


Ronde 1) Menyimpulkan 15 menit
hasil diskusi dan
merekomendasikan solusi yang Nurse Karu
dilakukan dalam mengatasi Station
masalah.
2) Reward dan Salam
penutup Nurse Karu
Station
3.8 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pelaksaan ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang ICU RSUD.
Otanaha
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus
e. Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan ronde
2. Evaluasi Proses
a. Kelancaran kegiatan
b. Peran serta perawat yang bertugas
c. Pelaksanaan ronde keperawatan sesuai dengan rencana dan alur
yang telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil
a. Klien puas dengan hasil pelaksanaan ronde keperawatan
b. Masalah klien dapat teratasi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Ronde keperawatan yang dilaksanakan pada hari Jumat,
15 oktober 2021 terhadap klien Ny. I.M dengan Ensefalopati mempunyai
keluhan Sesak. Pada pelaksanaan telah disampaikan intervensi yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan masalah diantaranya memberikan terapi obat
yang sudah di instruksi oleh dokter untuk pasien Ny. I.M
4.2 Saran
1. Memfokuskan pembahasan laporan pasien pada Ensefalopati
2. Lebih memperdalam pemeriksaan fisik pada pasien
3. Memasukan edukasi

Anda mungkin juga menyukai