Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

STUDI KASUS : APLIKASI HANDOVER RUANG PETRA


Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nursing Practice V Pada Semester Ganjil
Tahun Akademik 2020/2021
Dosen pengampu : Herwinda Sinaga, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Lidya Maryani, S.Kep.,Ners.,MM.,M.,Kep

Disusun oleh : Kelompok 3

Deby Paulina (1420118037) Pelinda Sriayu (1420118008)


Penti Rohaeti (1420118032) Melvin Wattimena (1420118018)
Rajahot Parulin ( 1420118028) Sekar Pradita (1420118044)
Jissel Hanoatubun (1420118046 ) Vina Yunitami (432051420117040 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STUDI
KASUS : HANDOVER ,perumusan masalah,prioritas masalah,fishbone analysis,solusi
pemecahan masalah dan planning of action” tepat pada waktunya. Banyak pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara moril maupun spiritual
maka dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Lidya Maryani, S.Kep., Ners., MM., M.Kep selaku dosen pengampu
Nursing Practik V yang telah membimbing dalam proses pengerjaan makalah
ini

2. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memanjatkan doa setiap waktu dan memberi
motivasi pada saat pengerjaan makalah ini

3. Seluruh teman S1 Keperawatan 2018 yang dengan tulus ikhlas memberikan doa
dan dukungan hingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca dapat memberikan segala kritik dan
saran yang sifatnya membangun serta bisa bermanfaat bagi kami dan pembaca
khusunya dalam profesi keperawatan.

Bandung, 30 November 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

Latar Belakang...............................................................................................................1

Rumusan Masalah..........................................................................................................2

Tujuan Penulisan............................................................................................................2

Manfaat Penulisan..........................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI...........................................................................................................3

Pengertian Manajemen Keperawatan............................................................................3

Konsep Penghitungan jumlah kebutuhan Keperawatan................................................4

Analisis SWOT..............................................................................................................5

Konsep Perumusan
Masalah…………………………………………………………………………………
………………6

Konsep Diagram Fishbone.............................................................................................7

Metode Solusi Penyelesaian Masalah............................................................................8

Planing Of Action (POA)..............................................................................................9

Handover (Serah Terima Pasien).................................................................................11

BAB III............................................................................................................................17

STUDI KASUS...............................................................................................................17

ii
BAB IV............................................................................................................................18

PEMBAHASAN KASUS...............................................................................................18

BAB V.............................................................................................................................37

PENUTUP.......................................................................................................................37

KESIMPULAN............................................................................................................37

SARAN........................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah


sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat.
Diagram Fishbone(Tulang Ikan) membantu dan memampukan
setiap orang atau organisasidalam mengidentifikasi faktor penyebab
masalahdan menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya.
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan
holistik,dilakukan  berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi
kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional
keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Keperawatan  profesional secara umum merupakan tanggung jawab
seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan,
sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan
benar (rasional) dan baik (etikal).
Pokok pembahasan laporan ini berfokus pada studi kasus . Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpentingdari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan

1
B. Rumusan Masalah

1. Uraikan kebutuhan tenaga keperawatan pada kasus diatas.?


2. Uraikan penyusunan analisa SWOT pada kasus diatas.?
3. Uraikan penyusunan analisa fishbone pada kasus diatas.?
4. Uraikan perumusan masalah dan prioritas masalah pada kasus diatas.?
5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta
jelaskan bagaimana teknik manajemen keterampilan klinik yang tepat
dalam meningkatkan kompetensi perawat.?
6. Uraikan penyusunan buku pedoman handover, SOP dan laporan
harian perawat pelaksana.?
7. Uraikan penyusunan Planning Of Action pada kasus diatas.?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah penulis mampu memahami


konsep dan mempelajari pengelolaan unit rawar inap.

2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini yaitu penulis mampu :
a. mengidentifikasi pengelolaan unit rawar inap dengan pendekatan
analisis SWOT, perumusan masalah,prioritas masalah,fishbone
analysis,solusi pemecahan masalah, bagaimana teknik manajemen
keterampilan klinik dan POA

D. Manfaat Penulisan

1 Menambah wawasan penulis dalam mengidentifikasi pengelolaan unit


rawar inap yang sering terjadi di Rumah Sakit
2 Makalah ini dapat dijadikan suatu referensi dalam upaya pembahasan
permasalahan pengelolaan yang sering terjadi di ruangan, sehingga
mampu menyelesaikan permasalahan pengelolaan yang sering terjadi

2
di ruangan, sehingga memahami dan mampu untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dengan benar dan tepat

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Frederick W. taylor adalah salah seorang tokoh dari bidang ilmu
manajemen. Pada awal tahun 1900-an, ia mengemukakan bahwa teori
manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan utamanya adalah
produksi yang efisien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi kepuasan dalam bekerja sama untuk meningkatkan produksi.
(Nursalam, 2016)
Prinsip manajemen

1. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan.


2. Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian (uncertainty)
3. Untuk memperoleh tujuan pengambilan keputusan dan mengurangi
ketidakpastian diperlukan data, informasi dan proses pengendalian.
(Nursalam, 2012)
Metode modular
Metode modular merupakan variasi metode primer dan tim tetapi
dengan menggunakan tenaga perawat dari berbagai klasifikasi. Sama juga
dengan metode tim dimana perawat bekerjasama dengan perawat
associate. Modul bias juga modifikasi dari penerapan metode primer
dengan membuat pasangan antara 2-3 perawar yang merawat pasien
datang sampai pulang.
Satu modul bertanggung jawab terhadap 8-12 pasien, bila modul
tidak dinas maka bias digantikan oleh modul lain. Perawat associate.
Perawat primes bisa lulusan ners dengan pengalaman kerja 2 tahun atau
lulusan diploma tiga keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun. Penerapan kebijakan ini tergantung dari suatu ruah sakit. (Blacius
dedi, 2019)

4
B. Konsep Penghitungan jumlah kebutuhan Keperawatan
1. Metoda Need (Douglas)
Petunjuk Penetapan Jumlah Klien Berdasarkan Derajat Ketergantungan
1) Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari
2) Setiap klien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi klien (minimal 3
kriteria)
3) Kelompokkan klien sesuai degan klasifikasi tersebut dengan
memberi tanda tally (1) pada kolom yang tersedia sehingga dalam
waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada
dalam klasifikasi minimal, partial, dan total Bila klien hanya
mempunyai I kriteria dari klasifkasi tersebut, maka klien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.

2. Standar Ketenagaan Keperawatan (perawat & bidan) di Rumah Sakit


Depkes RI 2001
a. Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Klien
Klien dikategorikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/asuhan kebidanan meliputi :
1) Asuhan keperawatan minimal
2) Asuhan keperawatan sedang
3) Asuhan keperawatan agak berat
4) Asuhan keperawatan maksimal

Standar Ketenagaan Keperawatan (perawat & bidan) di Rumah Sakit


Depkes RI

1. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :


Jumlah Jam perawatan ruangan/hari. = 87,37 = 12.5 orang
Jam efektif keperawatan. = 7 jam

5
2. Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
(faktor koreksi) dengan : Loss Day dan Non Nursing Jobs
Rumus seperti pada perhitungan klasifikasi klien Jadi tenaga yang
dibutuhkan : Tenaga tersedia + faktor koreksi
= 12.5+ (3,4+3.9)
= 19,8 (dibulatkan 20 orang perawat)

C. Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strenghts (kekuatan), Weakness
(kelema han), Threats (ancaman), Opportunities (peluang). Analisis
SWOT adalah Identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi
perusahaan (Rangkuti, 2000). Dengan demikian dapat disimpulkan
analisis SWOT adalah identifikasi faktor lingkungan internal (Strengths &
Weakness) dan eksternal (Threats & Opportunities) dalam merumuskan
dan menganalisis tujuan serta sasaran organisasi melalui analisis yang
spesi fik terhadap situasi dan ide/gagasan sebagai perencanaan strategi.
1. Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah machine tool yang mampu menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
oleh orga nisasi harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki.
Matriks SWOT terdiri dari :
a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor internal organisasi berkaitan dengan
kekuatan dan kelema han yang dianggap penting.
Cara membuat matriks IFE yaitu :
1) Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal
kekua tan (strengths) dan kelemahan (weakness).
Menentukan rating se tiap critical success factors dengan
skala antara 1 sampai dengan 4 yaitu :

6
1 = kelemahan benar
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan kecil
4 = kekuatan besa
2) Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi
dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi dan
begitu pula yang sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus
sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-
rata nilai kepentingan organisasi.
3) Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya dari masing-
masing faktor untuk menentukan nilai skornya.
Jika nilainya di bawah 2,5 menun- jukan bahwa secara
internal organisasi adalah lemah, sedang nilai yang berada di
atas 2.5 menunjukan posisi internal organisasi yang kuat.
2. Eksternal Factor Evaluation (EFE).
Matrik EFE digunakan Untuk menyimpulkan dan mengevaluasi hal-
hal yang menyangkut peluang dan ancaman yang ada dalam
lingkungan eksternal.
Cara membuat matriks EFE yaitu
a. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek eksternal
mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
Menentukan rating setiap critical success factors dengan skala
antara 1 sampai dengan 4, yakni:
1. = Dibawah rata-rata
2. = Rata - rata
3. = Diatas rata-rata
4. = Sangat bagus
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan
skala yang lebih tinggi yang berprestasi dan begitu pula yang
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0. Nilai bobot

7
dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata nilai kepentingan
organisasi.
c. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya dari masing-masing
factor untuk menentukan nilai skornya.
Jadi rating mengacu pada kondisi diluar organisasi, sedangkan
bobot pada nilai kepentingan organisasi terhadap data kajian.
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total organisasi.
Jika nilainya 1.0 menunjukan bahwa secara internal organisasi
tidak memanfaatkan pelu ang-peluang yang ada atau tidak
menghindari ancaman-ancaman ekter nal, sedang nilai yang 4,0
mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan cara luar
biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan meng hindari
ancaman-ancaman ekternal

D. Konsep Diagram Fishbone


Diagram atau ishikawa diagram adalah diagram yang digunakan
untuk mengidentifikasi penyebab pada suatu masalah yang terjadi.
Diagram ini menyajikan data sebab-akibat dari beberapa kategori
kemungkinan yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Sesuai namanya, fishbone berarti tulang ikan, bentuk diagram ini
menyerupai kerangka ikan, dengan “tulang rusuk” yang mewakili
penyebab suatu peristiwa dan masalah yang ditulis di kepala kerangka
ikan. (Darmawan, 2020)

E. Konsep Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah


Penetapan Prioritas dalam masalah kesehatan penduduk dan
penentuan prioritas dalam program intervensi yang dilaksanakan
merupakan sesuatu yang penting mengingat adanya keterbatasan sumber
daya SDM dan dana. Untuk itu dijelaskan yaitu metode CARL
CARL
Matriks Alternatif Pemecahan Masalah

8
C : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana).
A : Kemudahan masalah yang ada (muah diatasi atau tidak).
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana.
L : Seberapa berpengaruh kriteria yang satu dengan yang lain.
Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor
0 –10.Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa
pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total
merupakan hasil perkalian: C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas
adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

F. Metode Solusi Penyelesaian Masalah


1. Penyelesaian masalah
Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui
fakta, kemudian memisahkan faktatersebut dan melakukan interpretasi
data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalahtersebut.
Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan prioritas
pemecahan masalah.Umumnya untuk pemecahan masalah selalu
menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen,dan atau tidak
berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang
sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan
datang pada saat manajer hendak mengadakansuatu perubahan.
Langkah langkah penyelesaian masalah :
1) Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah
yang dihadapi.
2) Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3) Mengolah fakta dan data.Menentukan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
4) Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
5) Memutuskan tindakan yang akan diambil.

9
6) Evaluasi.
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti pada
gambar di bawah ini :
1) MasalahPengumpulan Data
2) Analisa Data
3) Mengembangkan pemecahan
4) Memilih alternative
5) Implementasi
6) Evaluasi
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diatas
adalah salah satu penyelesaian yangdinamis. Penyebab umum gagalnya
penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasimasalah. Oleh
karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting.

G. Planing Of Action (POA)


POA atau Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu.
Suatu perencanaan kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi
melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah, merumuskan
masalah, mencari penyebab masalah dengan salah satunya memakai
metode fishbone, baru setelah itu melakukan penyuunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK).
1. Tujuan Plan of Action (PoA)
a. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
b. Menguji dan membuktikan bahwa :
1) Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan,
2) Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran,
3) Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh,
4) Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat
diperoleh,

10
5) Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
c. Berperan sebagai media komunikasi
1) Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam
organisasi memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian,
2) Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian
sasaran.
2. Langkah Plan of Action (PoA)
a) Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah
(Diagram 6 kata : What, Who, When, Where, Why, How)
b) Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa
dilakukan.
c) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk
matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,
sasaran, target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil
yang diharapkan.
d) Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan
melakukan validasi rencana kegiatan untuk
mendapatkankesepakatan dan dukungan.

H. Handover (Serah Terima Pasien)


1. Pengertian Handover
Handover adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab
utama untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu
pengasuh ke salah satu pengasuh yang lain. Pengasuh termasuk dokter
jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat
terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. (The Joint Commission
Journal on Quality and Patient Safety, 2010).
2. Prinsip Handover

11
Australian Resource Centre for Healthcare Innovation (2009);
Friesen, White, dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar
prinsip serah terima pasien, yaitu :
a. Kepemimpinan dalam serah terima pasien :
Semakin luas proses serah terima (lebih banyak peserta dalam
kegiatan serah terima), peran pemimpin menjadi sangat penting
untuk mengelola serah terima pasien di klinis.
b. Pemahaman tentang serah terima pasien :
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa
serah terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian
penting dari pekerjaan sehari-hari dari perawat dalam merawat
pasien.
c. Peserta yang mengikuti serah terima pasien :
Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta, melibatkan
mereka dalam tinjauan berkala tentang proses serah terima
pasien.
d. Waktu serah terima pasien :
Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk
serah terima pasien. Ketepatan waktu serah terima sangat
penting untuk memastikan proses perawatan yang berkelanjutan,
aman dan efektif,.
e. Tempat serah terima pasien :
Sebaiknya, serah terima pasien terjadi secara tatap muka dan di
sisi tempat tidur pasien. maka pilihan lain harus
dipertimbangkan untuk memastikan serah terima pasien
berlangsung efektif dan aman.
3. Proses Handover
a. Standar protokol,
Standar protokol harus jelas mengidentifikasi pasien dan peran
peserta, kondisi klinis dari pasien, daftar pengamatan/
pencatatan terakhir yang paling penting, latar belakang yang

12
relevan tentang situasi klinis pasien, penilaian dan tindakan
yang perlu dilakukan.
b. Kondisi pasien memburuk, pada kondisi pasien memburuk,
meningkatkan pengelolaan pasien secara cepat dan tepat pada
penurunan kondisi yang terdeteksi.
c. Informasi kritis lainnya, prioritaskan informasi penting
lainnya, misalnya: tindakan yang luar biasa, rencana
pemindahan pasien, kesehatan kerja dan risiko keselamatan
kerja atau tekanan yang dialami oleh staf.
4. Jenis Handover
Serah terima pasien terjadi di seluruh kontinum perawatan
kesehatan dalam semua jenis pengaturan layanan. Ada berbagai
jenis serah terima pasien dari satu penyedia jasa perawatan
kesehatan kepada yang lain, seperti transfer pasien dari satu lokasi
ke lokasi lain dalam suatu rumah sakit atau transisi informasi dan
tanggung jawab selama serah terima pasien antar shift pada unit
yang sama.
Menurut Hughes (2008); Australian Resource Centre for
Healthcare Innovation (2009); Friesen, White, dan Byers (2009)
beberapa jenis serah terima pasien yang berhubungan dengan
perawat, antara lain :
a. Serah terima pasien antar shift :
Metode serah terima pasien antar shift dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, antara lain: secara lisan,
catatan tulisan tangan, di samping tempat tidur pasien, melalui
telepon, rekaman, nonverbal, menggunakan laporan elektronik,
cetakan komputer, dan memori.
b. Serah terima pasien antar unit keperawatan :
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit
keperawatan selama mereka tinggal di rumah sakit. Namun,
sejumlah faktor telah diidentifikasi berkontribusi terhadap

13
inefisiensi selama transfer pasien dari satu unit keperawatan ke
unit keperawatan yang lain.
c. Serah terima pasien antara unit perawatan dengan unit
pemeriksaan diagnostic :
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untuk
pemeriksaan diagnostik selama rawat inap. Pengiriman dari unit
keperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik (misalnya;
radiologi, kateterisasi jantung, laboratorium, dll)
d. Serah terima pasien antar fasilitas kesehatan :
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas
yang lain sering terjadi antara pengaturan layanan yang berbeda.
Pengiriman berlangsung antar rumah sakit ketika pasien
memerlukan tingkat perawatan yang berbeda.
e. Serah terima pasien dan obat-obatan :
Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapat
dicegah, masalah tentang obatobatan sering terjadi, misalnya
saat mentransfer pasien, pergantian shift, dan cara
pemberitahuan minum obat sebagai faktor yang berkontribusi
terhadap kesalahan pengobatan dalam organisasi perawatan
kesehatan.
Faktor eksternal dan internal individu atau kelompok
1. Komunikasi
Bahasa dapat menyebabkan masalah dalam beberapa cara
serah terima pasien. Dialek yang berbeda, aksen, dan nuansa dapat
disalahpahami atau disalahtafsirkan oleh perawat menerima
laporan..
2. Gangguan
Faktor-faktor situasional selama serah terima pasien yang
dapat berkontribusi sebagai gangguan. untuk mengatasi dengan
melaksanakan serah terima pasien di lokasi/lingkungan yang dapat
meminimalkan gangguan.

14
3. Kebisingan
Latar belakang suara, seperti; pager, telepon, handphone, suara
peralatan, alarm, dan berbicara, berkontribusi dalam meningkatkan
kesulitan untuk mendengar laporan dan dapat mengakibatkan
tafsiran informasi yang tidak tepat. untuk mengatainya dengan:
a. Menyediakan lokasi/ lingkungan serah terima pasien yang
memungkinkan mereka jelas dalam mendengar informasi.
b. Gunakan kebiasaan "membaca kembali" dan "mengulang
kembali" untuk mengurangi kesalahan komunikasi.
c. Gunakan klarifikasi fonetik dan angka
4. Kelelahan
Peningkatan kesalahan dapat terjadi oleh perawat yang
bekerja pada shift yang berkepanjangan. untuk mengatasi dengan
membatasi jumlah jam kerja untuk mengurangi kelelahan dan
kesalahan.
5. Pengetahuan/pengalaman
a. Perawat pemula dan perawat ahli memiliki kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda.
b. Perawat pemula mungkin menghadapi masalah dengan serah
terima pasien.
c. Perawat pemula mungkin memerlukan informasi tambahan yang
lebih selama serah terima pasien.

Strategi untuk mengurangi kesalahan :

a. Dukung perawat pemula dengan program orientasi dan


pembimbingan, menyediakan program pendidikan
berkelanjutan pada strategi serah terima pasien yang efektif.
b. Menyediakan konsultan pengalaman untuk perawat yang
kurang berpengalaman karena mereka mungkin belum
memiliki keahlian untuk pemecahan masalah.

15
c. Memberikan informasi terkait yang komprehensif, tapi
menghindari overload selama serah terima pasien.
6. Variasi dalam proses
Mungkin ada varians yang luas dalam melakukan cara
serah terima pasien yang dapat menyebabkan kelalaian dari
informasi penting dan berkontribusi untuk kesalahan dalam
tindakan dan obat – obatan.
Strategi untuk mengurangi kesalahan :
a. Mengadopsi pendekatan standar yang konsisten untuk
mengurangi kesalahan serah terima pasien.
b. Mengkomunikasikan informasi penting tentang proses
perawatan pasien.
c. Mengembangkan dan menerapkan proses yang sistematis
untuk manajemen obat pasien.
7. Faktor budaya Organisasi
Budaya organisasi yang tidak memiliki cukup perhatian
pada keselamatan pasien, staf mungkin enggan untuk melaporkan
masalah atau mungkin tidak merasa nyaman mengajukan
pertanyaan bila ada hal yang belum jelas saat serah terima pasien.
Strategi untuk mengurangi kesalahan:
a. Mendukung pengembangan budaya dalam menjaga
keselamatan pasien, di mana pelaporan kesalahan dan masalah
terkait budaya dapat didorong dan diterima sebagai keunikan.
b. Mendorong pengembangan "learning culture" dan "a just
culture"

16
BAB III

STUDI KASUS

Ruang Petra adalah ruangan rawat dewasa pria maupun wanita, pelayanan
yang diberikan yaitu multi penyakit, di dalamnya terdapat pelayanan dengan
penyakit dalam dan bedah. Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan
dengan lulusan S.Kep Ners yang sudah memiliki pengalaman kerja kurang lebih
15 tahun dan sudah mengikuti pelatihan manjemen unit bangsal yang
dilaksanakan oleh Rumah Sakit Immanuel . Ruang Petra mempunyai kapasitas
tempat tidur sebanyak 19 tempat tidur. ruang hana memiliki, 2 kapasitas kelas II
A dengan 1 ruangan 2 bed dan 1 ruangan isolasi 1 bed dan kelas II B dengan
jumlah 16 bed dan setiap ruangan 4 bed. BOR ruangan hana yaitu 70,55% dengan
rata-rata derajat ketergantungan pasien diruang hana yaitu self care, partial care
dan total care. Ruang Petra memiliki 10 fasilitas kamar mandi untuk pasien dan
keluarga dan 1 kamar mandi khusus untuk perawat. Ruang Petra memiliki jumlah
tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 14 orang perawat. Berdasarkan tingkat
pendidikan, dari 14 orang perawat terdapat 6 lulusan S. Kep Ners (termasuk
kepala ruangan), dan 8 orang lulusan D3 Keperawatan. Dalam pelaksaaan
handover perawat melakukan sesuai dengan pengetahuan masing-masing. Buku
panduan handover dan SOP serta laporan harian perawat pelaksana setiap shift
tidak ada. Pertanyaan Penuntun Diskusi :

1. Uraikan kebutuhan tenaga keperawatan pada kasus diatas.?


2. Uraikan penyusunan analisa SWOT pada kasus diatas.?
3. Uraikan penyusunan analisa fishbone pada kasus diatas.?
4. Uraikan perumusan masalah dan prioritas masalah pada kasus diatas.?
5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta jelaskan
bagaimana teknik manajemen keterampilan klinik yang tepat dalam
meningkatkan kompetensi perawat.?
6. Uraikan penyusunan buku pedoman handover, SOP dan laporan harian
perawat pelaksana.?
7. Uraikan penyusunan Planning Of Action pada kasus diatas.

17
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

1. Uraikan kebutuhan tenaga keperawatan pada kasus diatas.?


A. Metode Dougles
Cara Menentukan Derajat Ketergantungan Pasien :

Bor x TT

70,55% x 100 = 0,755

0,755 x 19 = 14,3 Pasien

Minimal care = 3

Parsial care = 10

Total care = 1

Cara nentuin jadwal shif dan kebutuhan tenaga keperawatan


yangdibutuhkan (Rumus Douglas ) :

1. Shif pagi
b) Minimal care = 3 x 0.17 = 0,51
c) Parsial care = 10 x 0.27 = 2,7
d) Total care = 1 x 0,36 = 0,36
Total tenaga perawat pada shif pagi 3,57 = 4 Perawat
2. Shif siang
a) Minimal care = 3 x 0,14 = 0,42

18
b) Parsial care = 10 x 0,15 = 1,5
c) Total care = 1 x 0,30 = 0.30
Total tenaga perawat pada shif siang 2,22 = 3 Perwat
3. Shif malam
a) Minimal care = 3 x 0,07 = 0,21
b) Parsial care = 10 x 0,10 = 1
c) Total care = 1 x 0,20 = 0,2
Total tenaga perawat pada shif malam 1,41 = 2 Perawat
Total tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 3,57 + 2,22 + 1,41
= 7,2 kurang lebih 8-9 perawat
Jumlah tenaga lepas perhari :
86 x 9 = 2,77 ( dibulatkan menjadi 3 )
279

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugs perharinya di


ruangan petra berjumlah 9 orang + 3 orang lepas + 2 orang kepala
ruangan dan wakil = 14 tenaga keperawatan yang dibutuhkan secara
keseluruhan.

keterangan :

86 : Jumlah hari libur dalam 1 tahun

279 : Jumlah hari efektif dalam 1 tahuh

19
B. Metode Gillies

Ruangan Petra memiliki 19 TT, BOR 70,55%,


Waktu perawatan 6 jam per/hari
Jam kerja 6 jam/hari

TP = A x B x 365 = 6 x (0,755% x 19) x 365


(365 – C) x Jam kerja/hari (365-66) x 6
= 6 x 13, 4045 x 365
299 x 6
= 29, 355, 855
1.794
= 16 Perawat

C. Metode Depkes
Perhitungan jumlah tenaga perawat dengan metode DEPKES 2005
Rumus :
∑ jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x ∑ TT x BOR + koreksi 25%
40 minggu x 40 jam

6 x 52 x 19 x 70,55 % + 25 % = 18,29 + 4,57 = 22, 8 ( 23 )


40 x 40

20
2. Uraikan penyusunan analisa SWOT pada kasus diatas.?
A. Strenght
1. Ruang Petra adalah ruangan rawat dewasa pria maupun wanita
2. Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan
S.Kep Ners yang sudah
3. Kepala ruangan memiliki pengalaman kerja kurang lebih 15 tahun
dan sudah mengikuti pelatihan manjemen unit bangsal yang
dilaksanakan oleh Rumah Sakit Immanuel
4. Ruang Petra mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 19
tempat tidur.
5. Memiliki2 kapasitas kelas II A
6. BOR ruangan hana yaitu 70,55%
7. Memiliki 10 fasilitas kamar mandi untuk pasien dan keluarga dan 1
kamar mandi khusus untuk perawat
8. Jumlah tenaga perawat sebanyak 14 perawat
9. 6 orang lulusan S. Kep Ners
10. 8 orang lulusan D3 Keperawatan.
B. Weekness
1. Dalam pelaksaaan handover perawat melakukan sesuai dengan
pengetahuan masing-masing
2. Buku panduan handover dan SOP tidak ada
3. Laporan harian perawat pelaksana setiap shift tidak ada.
C. Opportunity
1. Kebijakan rumah sakit mengenai mengenai pelaksaan handover
sesuai buku panduan
2. Peraturan mentri Kesehatan Nomer 11 /MANKES/ PER/ 2017
pasal 5 ayat 4 Tentang keselamatan pasien di rumah sakit salah
satunya menyebutkan bahwa komunikasi merupakan kunci
bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
3. SK Mankes No.423/ SK Mankes/ SK/ IV/ 2007 Tentang
pedoman menegemen K3 di rumah sakit dan OHSAS 18001

21
Tentang standar menejemen K3 yang berfokus untuk
meningkatkan pelayanan kesehatn di rumah sakit.
4. Kebijakan pemerintah tentang pengembangan jenjang karir
perawat
D. Threat
1. Adanya ruangan yang fasilitasnya lebih di akomodasikan
2. Adanya complain dari kepala bidang keperawatan tentang
pelaksanaan handover yang tidak sesuai panduan

Matriks IFE

Faktor Internal Bobot Rating Skor


Strength
1. Ruang Petra adalah ruangan rawat dewasa pria maupun wanita 0,04 3 0,12
2. Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan 0,04 4 0,16
S.Kep Ners yang sudah 0.,04 3 0,12
3. Kepala ruangan memiliki pengalaman kerja kurang lebih 15
tahun dan sudah mengikuti pelatihan manjemen unit bangsal 0,04 3 0,12
yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Immanuel 0,04 3 0,12
4. Ruang Petra mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 19 0,04 4 0,16
tempat tidur. 0,08 4 0,32
5. Memiliki2 kapasitas kelas II A 0,04 4 0,16
6. BOR ruangan petra yaitu 70,55% 0,08 4 0,32
7. Memiliki 10 fasilitas kamar mandi untuk pasien dan keluarga 0,04 4 0,16
dan 1 kamar mandi khusus untuk perawat
8. Jumlah tenaga perawat sebanyak 14 perawat
9. 6 orang lulusan S. Kep Ners
10. 8 orang lulusan D3 Keperawatan.
Total nilai 0,52 1,76
Weekness
1. Dalam pelaksaaan handover perawat melakukan sesuai dengan 0.15 2 0,3
pengetahuan masing-masing 0,20 1 0,2

22
2. Buku panduan handover dan SOP tidak ada 0,13 2 0,26
3. Laporan harian perawat pelaksana setiap shift tidak ada.
Total nilai 1 0,76
Total niali IFE 2,52
Keterangan :
1. Jika nilai di atas 2,5 : Strength
2. Jika nilai di bawah 2,5 : Weeknes

IFE = 2,52 dari hasil tersebut menunjukan ruangan petra memiliki


kekuatan lebih besar dari pada kelemahan.

Matriks EFE

Faktor Internal Bobot Rating Skor


Opportunity
1. Kebijakan rumah sakit mengenai mengenai pelaksaan handover 0,2 3 0,6
sesuai buku panduan
2. Peraturan mentri Kesehatan Nomer 11 /MANKES/ PER/ 2017 0,3 3 0,9
pasal 5 ayat 4 Tentang keselamatan pasien di rumah sakit salah
satunya menyebutkan bahwa komunikasi merupakan kunci bagi 0,2 3 0,6
staf untuk mencapai keselamatan pasien.
3. SK Mankes No.423/ SK Mankes/ SK/ IV/ 2007 Tentang pedoman 0,2 4 0,8
menegemen K3 di rumah sakit dan OHSAS 18001 Tentang
standar menejemen K3 yang berfokus untuk meningkatkan
pelayanan kesehatn di rumah sakit.
4. Kebijakan pemerintah tentang pengembangan jenjang karir
perawat
Total nilai 0,9 2,9
Threat
1. Adanya ruangan yang fasilitasnya lebih di akomodasikan 0,06 2 0,12
2. Adanya complain dari kepala bidang keperawatan tentang 0,04 2 0,08
pelaksanaan handover yang tidak sesuai panduan
Total nilai 0,1 0,2
Total nilai IFE 1 3,1
Keterangan :

23
1. Jika range nilai 3-4 : Opportunity
2. Jika range kurang daei 3 : Threat

EFE = 3,1 hasil tersebut menunjukan ruangan petra menerima dengan


baik peluang yang ada dan menghindari ancaman

DIAGRAM KARTESIUS

Kuadran 1 Kuadran III

24
Aggressive Strategy O Turn Around Strategy

3,1 3

2,52 1

S 1 2 3 4 5 6 W

6 5 4 3 2 1

Kuadran II T Kuadran IV

Diversification Strategy Defensive strategy

Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE, dan dari diagram kartesius diatas ruangan
petra berada di posisi kuadran 1 yaitu strategi Aggressive Strategialternatifnya
adalah yaitu strategi yang memiliki kekuatan internal dan memanfaatkan peluang
peluang eksternal.

a. Strategi SO = Yaitu strategi yang memiliki kekuatan internal dan


memanfaatkan peluang peluang eksternal
1) Membuat pelatihan pengembangan jenjang karir perawat

25
2) Mendemonstrasikan dan sosialisasikan buku panduan dan SOP
serah terima pasien (Handover) diruangan.
3) Mengesahkan SK Mankes No.423/ SK Mankes/ SK/ IV/ 2007
Tentang pedoman menegemen K3 di rumah sakit dan OHSAS
18001 Tentang standar menejemen K3 yang berfokus untuk
meningkatkan pelayanan kesehatn di rumah sakit.
4) Memotivasi perawat untuk melaksanakan handover sesuai dengan
buku panduan

26
3. Uraikan penyusunan analisa fishbone pada kasus diatas.?

Man Material Kurang optimal fungsi


controling dari kepala
Method dalam melaksanakan
Tidak adanya handover
Kepala ruangan kurang bijak
Tidak adanya ATK mini seminar
dalam mengelola ruangan mengenai buku
pandaduan
Kurang komunikasi antar Buku Panduan
handover
kepala ruangan Keterbatas formulir Handover Tidak ada
pendokumentasian SOP Tidak ada rapat yang membahas
belum optimal tentang buku panduan handover

Tempat penyimpanan formulir


Tidak ada anggaran tertentu laporan harian tidak rapih
untuk pembuatan SOP

Kurangnya standarisasi
ruangan

Money Environment

27
Man Material Method

Tidak adanya demonstrasi serah


terima pasien yang benar
Tidak adanya kordinasi kepela Tidak adanya sosialisasi
ruangan komite keperawatan sop handover
Tidak adanya formular handover
Kurangnya kerjasama kepalaruangan
dengan komite keperawatab SOP Handover Tidak
ada
Tidak adanya komunikasi kepala Tidak adanya kursi yang cukup
untuk kegiatan hand over diruangan Tidak adanya pertemuan
ruangan dengan komite keperawatan membahas tentang handover

Standarisasi ruangan kurang memadai

Tidak adanya realisasi anggaran khusus Tidak adanya ruangan khusus untuk
terkait pengesahan SOP handover kegiatan handover

Seting ruangan tidak nyaman saat


melakukan kegiatan handover Kondisi ruangan tidak mendukung

Money Environment 1. Berisik


2. Uadara yang panas didukung
dengan sirkulasi yang tidak baik
3. Nurse station tidak memadai
(Sempit)

28
4. Uraikan perumusan masalah dan prioritas masalah pada kasus
diatas.?
1. Tidak adanya buku panduan/ sop dan laporan harian di ruangan petra
2. Ketidakefektipan perawat dalam melakukan kegiatan serah terima
pasien
A. Metode Carl
1. Capability : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
prasarana)
2. Accessibility : Kemudahan masalah yang ada (mudah diatasi atau
tidak)
3. Readiness : Kesiapan dari tenaga pelaksana
4. Leverage : Seberapa Pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
Range Nilai :
1 = Sangat tidak penting
2 = Tidak penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting

No Masalah C A R L Score Rank


1 Sop handover tidak ada 4 3 4 4 192 I
2 Buku Panduan Handover tidak ada 3 3 4 4 144 II

Dari data diatas disimpulkan prioritas masalah yang dadapatkan dari


scooring menggunakan metode CARL adalah Tidak adanya buku
panduan dan tidak adanya SOP serah terima pasien.

29
5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta
jelaskan bagaimana teknik manajemen keterampilan klinik yang
tepat dalam meningkatkan kompetensi perawat.?
A. Metode solusi penyelesaian masalah
Metode Carl
C = Capability: Kemampuan melaksanakan alternatif
A = Accesability: Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
R = Readiness: Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
L= Leverage: Daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian
masalah
Rentang Nilai Yang Digunakan Nilai 1 sampai 5
5 = Sangat mampu
4 = Mampu
3 = Cukup
2 = Kurang Mampuj
1 = Tidak Mampu

Matriks Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah :

1. Buku panduan tidak ada


2. SOP tidak ada

No Alternatif Pemecahan masalah I dan II C A R L Score Rank


1 Membuat buku panduan 4 4 2 3 96 I
2 Membuat SOP 4 3 3 2 72 II

1. Membuat buku panduan perawat serah terima pasien koordinasi dan tim
untuk

30
a. Menyusun kelompok kerja
b. Mengadakan Mini Seminar tentang Handover
2. Koordinasi komuniakssi kepala ruangan untuk bekerja sama dengan
bagian komite keperawattan untuk pengesahan SOP handover
a. Sosialisasi Handover
b. Pelaksanaan Handover

6. Uraikan penyusunan buku pedoman Handover, SOP perawat


pelaksana.?
a. Buku Panduan Handover
1) Pengertian Hendover
2) Prinsip Hanover
3) Jenis Handover
4) Proses Handover
5) Faktor Eksternal atau Internal Individu Kelompok
b. SOP (Serah Terima Pasien)

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 3 Mnt Nursetation PP PA
setiap pergantian shift operan
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum /
dapat terastasi serta
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PA/PP menyampaikan timbang
terima kepada PP (yang
menerima pendelagasian)
berikutnya, hal yang perlu

31
disampaikan dalam timbang
terima :
a. Aspek umum yang meliputi :
MI s/d MS :
b. Jumlah pasien
c. Identitas pasien dan diagnosa
medis
d. Data ( keluhan / subjektif dan
objektif )
e. Masalah keperawatan yang
masih muncul
f. intervensi keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
g. Intervensi kolaboratif dan
dependen
h. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang dan
program lainnya)

Pelaksanaan Nurse station 3 Menit Nurse Karu, Pp,Pa


1. Kedua kelompok dinas sudah station
siap (shif jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
4. Penyampaian yang jelas,

32
singkat dan padat oleh perawat
jaga ( NIC )
5. Perawat jaga sif selanjutnya
dapat melakukan klasifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal – hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menyanyakan mengenai hal –
hal yang kurang jelas

Di bed pasien Ruang/bed


6. Kepala ruangan menyampaikan pasien
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan,
kebutuhan, dan tindakan yang
telah / belum dilaksanakan, serta
hal – hal penting lainnya selama
masa perawat
8. Hal – hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahkan terimakan kepada
petugas berikutnya

Post – 1. Diskusi Nurse Karu,pp,pa

33
timbang 2. Pelaporan untuk timbang station
terima terima dituliskan secara
langsung pada format timbang
terima yang ditandatangani
oleh PP yang jaga saat itu dan
PP yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang
3. Ditutup oleh kepala ruangan

34
7. Uraikan penyusunan Planning Of Action pada kasus diatas.?

No Masalah Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Penanggun Waktu Baiya


g Jawab
1 Buku Panduan 1. Agar dalam setiap Perawat 1. Membuat buku 1. Melakukan mini Kepala 1 Bulan 1.000.000
tidak ada melakukan Tindakan di panduan handover seminar mengenai ruangan
serah terima pasien ruangan yang berkoordinasi pentingnya handover = Deby
sesuai dengan SOP Petra dengan Komite dilakukan dengan PJ shif
2. Handover dilaksanakan Keperawatan efektif. =Penti
secara optimal dan a. Tahapan Mini Seminar
terdokumentasi dengan - Berapa peserta
baik - Penentuan Topik
- Tanya jawab
- Evaluasi
- Penutup
b. Roleplay Handover
- Model Asuhan
Keperawatan
- Peran perawat
- Pelaksanaan

35
2. Mendemonstrasikan
Handover
a. Pelaksanaan
Kegiatan
b. Evaluasi Kegiatan
2 SOP tidak ada 1. Agar perawat mampu Perawat 1. Membuat SOP 1. Melakukan mini Kepala 2 Minggu 1.000.000
menerapkan dalam di handover yang seminar mengenai ruangan
setiap kegiatan serah ruangan berkoordinasi pentingnya Handover =Sekar
terima pasien dilakukan petra dengan Komite dilakukan dengan PJ shif
secara efektif sesuai Keperawatan efektif =Raja
prosedur 2. Melakukan diskusi a) Tahapan Mini Seminar
2. Memberikan edukasi antar staf - Berapa Peserta
pada perawat tentang keperawatan - Penentuan Topik
pentingnya serah terima 3. Menentukan PJ - Tanya jawab
psien di lakukan dengan serah terima pasien - Penutup
benar dan sesuai buku 4. Melaksanakan 2. Mensosialisasikan
panduan dan SOP timbang terima Kembali tentang
setiap pergantian pentingnya SOP
shif Handover

36
5. Melakukan evaluasi 3. Melakukan
tentang SOP pelaksanaan kegiatan
Handover Handover dengan
6. Dokumentasi efektif
4. Melakukan evaluasi
tentang SOP Handover

37
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Frederick W. taylor mengemukakan bahwa teori manajemen
diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan utamanya adalah produksi
yang efisien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen dipengaruhi
kepuasan dalam bekerja sama untuk meningkatkan produksi. (Nursalam,
2016)
Metode modular merupakan variasi metode primer dan tim tetapi
dengan menggunakan tenaga perawat dari berbagai klasifikasi. Sama juga
dengan metode tim dimana perawat bekerjasama dengan perawat
associate. Modul bias juga modifikasi dari penerapan metode primer
dengan membuat pasangan antara 2-3 perawar yang merawat pasien
datang sampai pulang. Satu modul bertanggung jawab terhadap 8-12
pasien, bila modul tidak dinas maka bias digantikan oleh modul lain.
Perawat associate. Perawat primer bisa lulusan ners dengan pengalaman
kerja 2 tahun atau lulusan diploma tiga keperawatan dengan pengalaman
kerja minimal 5 tahun. Penerapan kebijakan ini tergantung dari suatu
rumah sakit. (Blacius dedi, 2019)
Metoda Need (Douglas) Petunjuk Penetapan Jumlah Klien
Berdasarkan Derajat Ketergantungan 1) Dilakukan 1 kali sehari pada
waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama
22 hari 2) Setiap klien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi klien
(minimal 3 kriteria) 3) Kelompokkan klien sesuai degan klasifikasi
tersebut dengan memberi tanda tally (1) pada kolom yang tersedia
sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang
ada dalam klasifikasi minimal, partial, dan total Bila klien hanya
mempunyai I kriteria dari klasifkasi tersebut, maka klien dikelompokkan
pada klasifikasi diatasnya.

38
Prinsip Handover Australian Resource Centre for Healthcare
Innovation (2009); Friesen, White, dan Byers (2009) memperkenalkan
enam standar prinsip serah terima pasien, yaitu : Kepemimpinan dalam
serah terima pasien : Semakin luas proses serah terima (lebih banyak
peserta dalam kegiatan serah terima), peran pemimpin menjadi sangat
penting untuk mengelola serah terima pasien di klinis.
Proses Handover : Standar protokol, Standar protokol harus jelas
mengidentifikasi pasien dan peran peserta, kondisi klinis dari pasien,
daftar pengamatan/ pencatatan terakhir yang paling penting, latar belakang
yang relevan tentang situasi klinis pasien, penilaian dan tindakan yang
perlu dilakukan.
Menurut Hughes (2008); Australian Resource Centre for
Healthcare Innovation (2009); Friesen, White, dan Byers (2009) beberapa
jenis serah terima pasien yang berhubungan dengan perawat, antara lain :
Serah terima pasien antar shift : Metode serah terima pasien antar shift
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, antara lain: secara
lisan, catatan tulisan tangan, di samping tempat tidur pasien, melalui
telepon, rekaman, nonverbal, menggunakan laporan elektronik, cetakan
komputer, dan memori.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya kami akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan
oleh kami.

39
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan.2020.Fishbone Diagram: Pengertian, Tujuan Dan Cara


Membuatnya.[online]. Tersedia di: https://sixsigma.id/fishbone-diagram/.[29
November2020]

Dedi, Blacius dan Luky Dwiantoro.2019.KEPEMIMPINAN DAN


MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN Teori, Konsep Dan Implementasi.
[online].Terdapat dari: https://scholar.google.com/scholar?
start=40&q=prioritas+masalah+menurut+para+ahli+manajemen+keperawatan&hl
=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DijdcBu-TpAwJ.[29 November 2020]

Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam


PraktekKeperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam


PraktekKeperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hajjul Kamil. 2011. Handover Dalam Pelayanan Keperawatan. Idea


Nursing Journal 4(2), 145 – 151

Ilyas, Yaslis. (2006). Perencanaan SDM Rumah Sakit. Jakarta: FKM UI.

Marriner, A.T. (1995). Nursing Management and Leadership ( 5th ed),


Mosby St Louis, Baltimore.

Susilo, Rimbara dan Tito Yustiawan.2015.Perhitungan Tenaga


Keperawatan dengan Metode Full Time Equivalent di Rumah Sakit Adi Husada
Undaan Wetan Surabaya.BuletinPenelitian Sistem Kesehatan vol.18 (4)
hal.401:Jawa Timur

40
Wati, Widya.(2018).Analis SWOT DALAM UPAYA Peningkatan Mutu
Pelayanan Keperawatan Di RS. TK III DR Reksodiryo.Universitas Andalas.

World Health Organization (WHO). 2003. Materi Pelatihan Plan of


Action. Pelatihan Ketrampilan Manajerial SPMK.Terdapat di:
www.kmpk.ugm.ac.id/data/.../9-POA(revWas%20&%20Feb'03).doc.[29
November 2020]

41

Anda mungkin juga menyukai