Anda di halaman 1dari 7

I.

Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihkan jalan nafas b.d adanya tanda akrosianosis
2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat b.d takut anaknya terpapar
covid 19
3. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d kurangnya pengetahuan ibu terhadap perawatan
tali pusat

II. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Ds :- Cedera kepala pada Bersihan jalan nafas
saat proses kelahiran tidak efektif
Do :
- tangan dan kulit terlihat sedikit
sianosis (akrosianosis)
- bunyi nafas menurun
- frekuensi nafas berubah
- pola nafas berubah
Ds : Resiko tinggi Takut bayinya terpapar
pemenuhan nutrisi covid 19
- Ny.T mengatakan “bagaimana proses
kurang dari
memberikan asi dengan kondisi
kebutuhan tubuh
terpapar covid 19”
Do :
- bb : 3100 gram
- pb : 50 cm
Ds : Kurangnya . Resiko tinggi terjadinya
pengetahuan ibu infeksi
- Ny.T mengatakan “kurang mengerti
tentang cara
cara perawatan tali pusat”
merawat tali pusat
Do :
- tali pusat tampak terpasang dengan
kassa
- tali pusat belum kering
- tali pusat tidak terlihat ada tanda -
tanda infeksi dan tidak ada kemerahan

1
RENCANA KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1 - Ketidakefektifan bersihkan jalan Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji apgar score pada menit ke-1 Untuk memastikan bayi sehat
nafas b.d adanya tanda akrosianosis keperawatan 3x24 jam dan menit ke-5 setelah kelahiran. dan dapat beradaptasi diluar
diharapkan resiko rahim ibu.
kerusakan pertukaran gas 2) Kaji frekuensi pernafasan.
2). Untuk mengetahui
tidak terjadi 3) Kaji hubungan antara suhu bayi
Kriteria hasi: frekuensi nafas bayi
dan suhu udara sekitar.
1) Jalan nafas normal. 3). Untuk menjaga kestabilan
4) Perhatikan adanya pernafasan suhu tubuh bayi di luar rahim
2) Frekuensi pernafasan cuping hidung, retraksi dada, ibu
dalam batas normal (30- pernafasan mendengkur, krekles.
60x/menit). 4). Untuk mengetahui adanya
5) Bersihkan jalan nafas, hisap kelainan nafas pada bayi
3) Tidak ada sianosis nasofaring dengan perlahan sesuai 5). melindungi kelembapan
4) Tidak ada tanda-tanda kebutuhan. bayi dari aliran udara atau
distress pernafasan. pendingin udara, dan
mmebatasi stress akibat
perpindahan lingkungan yang
1.
lebih dingin

2
2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji payudara ibu. 1. suhu tubuh bayi
yang tidak adekuat b.d takut keperawatan 3x24 jam berfluktasi dengan cepat
diharapkan perubaha suhu 2) Anjurkan kepada ibu bayi untuk
anaknya terpapar covid 19 sesuai perubahan suhu
tidak terjadi. memberikan ASI nya sesuka bayi
jangan dibatasi. lingkungan
Kriteria hasil:
2. Kehilangan panas dapat
3) Anjurkan ibu untuk banyak
1) Tidak ada tanda-tanda terjadi waktu kulit
mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
hipoglikemi. dan buah-buahan. dipajankan pada
lingkungan yang dingin
2) Penurunan BB kurang 4) Anjurkan ibu bayi untuk
dari 5-10% BB lahir. atau panas
menyusui secara bergantian antara
3. Meningkatkan gizi
3) ASI keluar banyak. payudara yang kiri dan kanan.
seimbang untuk
Sekitar 350 cc/24jam. 5) Observasi cara menyusui dan meningkatkan imunitas
4) Tidak ada bengkak dan produksi ASI ibu bayi. tubuh
nyeri dipayudara ibu.
6) Observasi bayi terhadap adanya 4. Menjaga keseimbangan
5) Ibu bayi dapat indikasi masalah pemberian makan produk ASI, mengurangi
memberikan ASI/ menyusui (misalnya produksi mukus berlebih payudara dari rasa sakit
dengan benar terdesak atau menolak makan). dan bengkak sebelah
karena ASI tidak
dikeluarkan
5. Mengkaji
ketidaknyamanan saat
memposisikan bayi saat
akan menyusui dan
melihat apakah ada yang
mempengaruhi keluarnya
ASI

3
6. Mendeteksi dini
terjadinya gangguan yang
terjadi pada bayi untuk
dapat segera diatasi
permasalahannya

3. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. gunakan pendekatan yang 1. situasi yang nyaman,
kurangnya pengetahuan ibu keperawatan 3x24 jam menenangkan rileks dapat mengurangi
terhadap perawatan tali pusat diharapkan terjadinya rasa cemas
1. pasien mampu 2. nyatakan dengan jelas harapan 2. memotivasi pasien dalam
mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
mengungkapkan gejala proses penyembuhan,
cemas 3. jelaskan semua prosedur dan apa agar dapat dilakukan
2. mengidentifikasi, yang dirasakan selama prosedur kerjasama antar perawat
mengungkapkan dan dan pasien
menunjukkan tehnik 4. dorong keluarga pasien untuk 3. terjalin kerjasama dan
untukmengontrol cemas menemani pasien mengetahui tingkat rasa
3. vital sign dalam batas
sakit yang dirasakan
normal 5. berikan obat untuk mengurangi
4. postur tubuh, ekspresi 4. memberikan
cemas
wajah, Bahasa tubuh dan pendampingan dan
tingkat aktivitas bimbingan agar pasien
menunjukkan dapat mengurangi tingkat
berkurangnya kecemasan kecemasan yang
dirasakan, memberikan
dukungan emosional
5. meringankan dysphoria
secara sementara.
Dysphoria sendiri

4
merupakan rasa gelisah
akut atau ketidakpuasan
yang berkaitan dengan
kecemasan

5
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan bersihkan jalan napas 1. membina saling S: Ny.T mengatakan
b.d adanya tanda akrosianosis percaya dengan kaki bayi sudah tidak
keliarga pasien. biru lagi
2. Mengkaji Ny. T mengatakan
gerakan dada BBL sudah jarang dan
BBL. hampir tidak batuk
3. Mengupayakan O:
agar tidak
Bunyi napas tampak
terjadi
teratur
akrosianosis
Kulit BBL tampak
merah muda

2 Resiko tinggi pemenuhan nutrisi yang 1. berikan edukasi S:


tidak adekuat b.d takut anaknya terpapar mengenai ibu yang
Ny.T mengatakan
Covid-19 terpapar covid-19 cemas nya sudah
2. berikan edukasi berkurang
bagaimana cara O:
pemberian asi
Ibu tampak rileks saat
yang baik dan
memberikan asi
benar
kepada bayinya
3. Beikan anjuran
kepada ibu agar
menyusui bayi
dengan payudara
bergantian

3 Resiko tinggi terjadi infeksi b.d 1. menggunakan S:


kurangnya pengetahuan ibu terhadap pendekatan yang
Ny.T mengatakan
perawatan tali pusat menenangkan anaknya terlihat mulai
2. berikan pernyataan nyaman
dengan jelas harapan O:
terhadap pelaku
Anak tampak tidur
pasien
6
3. berikan semua dengan nyaman dan
penjelasan mengenai infeksi berkurang
prosedur dan apa yang
dirasakan selama
prosedur

4. berikan dorongan
kepada keluarga
pasien untuk
menemani pasien

5. memberikan obat
untuk mengurangi
cemas

DAFTAR PUSTAKA
Dapus : PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai