Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Bayi

Baru Lahir (BBL)

DI SUSUN OLEH:
- Siti Rosita 1810701002
- Dinda Raisya Nabila 18101701005
- Sinta Mariani 1810701010
- Ainur Rofikoh Lubis 1810701014
- Dimas Zuhrul Anam 1810701023
- Muthia Fauziah 1810701026
KASUS

Bayi perempuan lahir pukul 16.20 WIB dengan lahir


spontan BB 3300 gram, PB 50 CM, APGAR skor 9/10,
menangis keras, refleks aktif. Hasil pemeriksaan fisik
kondisi fisik matur, refleks moro (+), refleks babinski (+)
refleks tonic – neck (+). Suhu tubuh 35,8⁰ C, nadi 124
x/menit, RR 40 x/menit. Kulit tampak pucat agak
kekuningan. Belum dapat ASI dan PASI hingga sekarang
(sudah 25 jam post partum) karena ASI ibu belum keluar
Data Subyektif Data Obyektif

1. Ibu mengatakan bayi menyusui sedikit. 1. Bayi Lahir lahir 1 jam yang lalu
2. Klien mengatakan tidak nyaman dengan 2. Nadi bayi 124x/menit
kondisinya 3. RR bayi 40x/menit
3. Klien mengatakan sulit untuk tidur 4. Suhu bayi 35,8⁰C
4. Klien mengatakan jantungnya berdebar- 5. Tampak adanya tarikan dada atau retraksi
debar dada
5. Klien mengatakan tidak mampu untuk 6. Tampak adanya pernafasan cuping hidung
mengatasi rasa sakit dan ketakutannya 7. Bayi Ny.L tampak menggigil dan
gemetran atau tremor
8. Akral dingin
9. Tali pusat masih basah, warna putih seger
10.Kassa penutup tali pusat basah dan kotor
11.Bayi Ny. L belum dimandikan
12.kesadaran compos mentis
13.BB= 3300gram
Data Subyektif Data Obyektif

PB= 50cm
LK=32cm
LD=31cm
14. APGAR score 9/10
15. Reflek hisap belum kuat dan belum terlatih,Ibu belum
menyusui
16. Kesadaran compos mentis
17. Refleks hisap tidak adekuat
18. Tidak adanya menyusui secara eksklusif
19. Bayi klien tampak hanya sebentar setiap diberikan ASI
20. Bayi tampak tidak puas setelah menyusu.
21. Bayinya menangis setelah sejam pertama setelah
menyusu.
22. Perilaku klien sangat gelisah
23. Suara klien merintih merasakan gugup
24. TTV Ny. L
TD : 140/100 mmHg
RR : 24 X/menit
N : 96 X/menit
S : 36,7oC
25. Klien tampak cemas dengan keadaanya
No Data Masalah Etiologi
1 Ds: Resiko tinggi pola Obstruksi jalan nafas.
Do: nafas tidak efektif.
1. Bayi L lahir 1 jam yang lalu
Nadi 124x/menit, RR 40x/menit, BB
3300gram, 50cm
2. Tampak adanya tarikan dada atau
retraksi dada
3. Tampak adanya pernafasan cuping
hidung
2 Ds : Resiko tinggi Lingkungan
Do : hypotermi.
1. Suhu bayi Ny. L 36,2 C
2. Bayi Ny.L tampak menggigil dan
gemetran atau tremor
3. Akral dingin
No Data Masalah Etiologi
3 Ds : Resiko tinggi Terputusnya
Do : infeksi. kontinuitas jaringan
1. Tali pusat masih basah, warna putih akibat pemotongan
seger tali pusat.
2. Kassa penutup tali pusat basah dan
kotor
3. Bayi Ny. L belum dimandikan
4 Ds : Resiko pemenuhan Refleks menghisap
Do : nutrisi kurang dari belum terlatih dan
kebutuhan tubuh. daya hisap yang
1. kesadaran compos mentis kurang
2. BB= 3300gram
PB= 50cm
LK=32cm
LD=31cm
APGAR score 9/10
3. Reflek hisap belum kuat dan belum
terlatih,Ibu belum menyusui
No Data Masalah Etiologi
5 DS: Resiko tinggi Hilangnya air (IWL),
Ibu mengatakan bayi menyusui sedikit. kekurangan volume keterbatasan masukan
DO: cairan. cairan.
1. Kesadaran compos mentis
BB= 3300gram
PB= 50cm
LK=32cm
LD=31cm
2. APGAR score 9/10
3. Refleks hisap tidak adekuat
6 DS: Ketidakefektifan Reflex menghisap
DO: pemberian asi. kurang.
1. Bayi tampak tidak puas setelah
menyusui
2. Bayinya menangis setelah sejam
pertama setelah menyusu.
No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
1 Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan Obstruksi jalan nafas.

2 Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan


lingkungan.

3 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan


Terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat.

4 Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan Refleks menghisap
belum terlatih dan daya hisap yang kurang
No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

5 Resiko tinggi kekurangan volume cairan


berhubungan dengan Hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.

6 Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan


dengan Reflex menghisap kurang.
NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
HASIL
1. Resiko tinggi pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Intervensi :
efektif berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam, 1. Observasi adanya
obstruksi jalan nafas. diharapkan pola nafas bayi Ny. L pernafasan cuping hidung,
kembali efektif. kriteria hasil : retraksi dada.
a. Frekuensi nafas dalam 2. Observasi pernafasan
batas normal (30 – mendengkur.
40x/menit). 3. Auskultasi bunyi
b. Bayi tidak tampak sianosis. Krekels/Ronchi.
4. Bersihkan jalan nafas (hisap Dengan mengobservasi
naso faring secara pernafasan cuping hidung
perlahan).
5. Observasi warna kulit
terhadap sianosis.
6. Tempatkan bayi pada posisi
Trenkelemburg yang
dimodifikasi pada sudut 10
derajat
2. Resiko tinggi hypotermi Setelah dilakukan tindakan Intervensi :
brhubungan dengan lingkungan keperawatan 2x24 jam, 1. Ukur suhu inti neonates. 1. Dengan mengukur suhu
diharapkan suhu tubuh bayiNy. L 2. Pantau suhu kulit secara tubuh dapat memantau
dapat dipertahankan dalam batas continue. apakah bayi berisiko
normal dengan lingkungan 3. Atur suhu ruangan. hipoermi atau tidak
termonetral. Kriteria hasil : 4. Keringkan kepala bayi dan 2. Mengatur suhu ruangan
- Suhu tubuh bayi Ny. L dalam tubuh kemudian pakaikan baju yang hangat dapat
batas normal (36 – 37 C) dan popok serta dibedong mengurangi risiko bayi
dengan selimut hangat. hipotermi
5. Anjurkan kepada Ibu untuk 3. Menyelimuti bayi dapat
sering mendekap bayinya. membuatnya hangat
6. Kaji suhu tubuh bayi. 4. Dekapan ibu membuat
7. Berikan baby oil/minyak kayu bayi terasa hangat
putih kepada bayi (perut dan
punggung) setelah bayi
dimandikan.
3. Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan Intervensi : 1. dengan memantau
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam, 1. Pantau tanda – tanda tali pusat untuk
terputusnya kontinuitas diharapkan infeksi tidak infeksi pada tali pusat. mengetahui apakah
jaringan akibat pemotongan terjadi. Kriteria hasil : 2. Balut tali pusat dengan ada pus atau tidak
tali pusat. 1. Tidak ada tanda – tanda kassa kering. 2. dengan membalut
infeksi (tumor, dolor, kolor, 3. Pertahankan penutup tali tali pusat mencegah
rubor, fungsi lesea -). pusat tetap kering. tali pusat terkena air
2. Tali pusat bayi mengering 4. Observasi kulit dan tali 3. dengan mencuci
dan putus pada waktunya. pusat setiap hari untuk tangan mengurangi
tanda – tanda kemerahan, risiko infeksi pada tali
adanya cairan. pusat bayi
5. Cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi.
6. Ajarkan tekhnik mencuci
tangan yang tepat pada Ibu
sebelum
memegang/merawat bayi.
4. Resiko pemenuhan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Pemenuhan Nutrisi Bayi
dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selama 3X 24 jam 1. Kaji kebutuhan nutrisi Bayi
dengan Refleks menghisap belum diharapkan pemenuhan nutrisi bayi 2. Observasi intake dan output.
terlatih dan daya hisap yang kurang dapat terpenuhi Dengan KH: 3. Observasi reflek hisap dan
1. Reflek hisap dan menelan baik menelan.
2. Muntah (-) 4. Beri minum sesuai program
3. Kembung (-) 5. Monitor tanda-tanda
4. BAB lancar intoleransi terhadap nutrisi
5. Berat badan meningkat 15 parenteral.
gr/hr 6. Kaji kesiapan ibu untuk
6. Turgor elastis. menyusui.
7. Timbang BB setiap hari.
5. Resiko tinggi kekurangan volume Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi Rencana tindakan :
cairan berhubungan dengan Kriteria hasil: 1. Pertahankan intake sesuai
hilangnya air (IWL), keterbatasan 1. Bayi tidak menunjukkan jadwal
masukan cairan. tanda-tanda dehidrasi yang
2. Berikan minum sesuai jadwal
ditandai dengan output kurang
3. Monitor intake dan output
dari 1-3ml/kg/jam.
4. Berikan infuse sesuai program
2. Membran mukosa normal.
5. Kaji tanda-tanda dehidrasi,
3. Ubun-ubun tidak cekung.
membran mukosa, ubun-ubun,
4. Temperature dalam batas
turgor kulit, mata
normal.
6. Monitor temperatur setiap 2
jam
6. Ketidakefektifan pemberian asi Keberhasilan menusui : Bayi Konsuling laktasi
b/d reflex menghisap kurang. 1. Berikan informasi mengenai
1. Penempatan lidah yang manfaat menyusui
tepat pada putting 2. Dorong kehadiran ibu di
2. Refleks menghisap kuat kelas menyusui
3. Menyusui minimal 5-10 3. Bantu menjamin adanya
menit per payudara kelekatan bayi ke dada
4. Minimal 8 kali menyusui dengan cara yang tepat
perhari 4. Informasikan mengenai
5. Bayi puas setelah perbedaan hisapan yang
menyusui memberi nutrisi dan
hisapan yang tidak memberi
nutrisi

Anda mungkin juga menyukai