Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Tugas disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu: Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh:

Sita Utami Dewi 1810701016

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2020
1. Isilah kolom berikut dengan jawaban yang sesuai! Cukup tuliskan huruf/ alphabet
yang tertera pada tiap pilihan jawaban (A atau B atau C .......... M atau N)

Tuliskan perbedaan antara remathoid arthritis dan osteoarthritis pada kolom yang sesuai!

REMATHOID
KATEGORI OSTEOARTHRITIS
ARTHRITIS

Penyebab 1. H 43. G

Usia terkena gangguan 2. F 44. M

Kecepatan terjadinya serangan 3. N 45. L

Gejala yang muncul pada sendi 4. J 46. A

Sendi yang terkena 5. I 47. B

Durasi terjadinya kekakuan di


6. C 48. K
pagi hari

Gejala yang muncul secara


7. E 49. D
sistemik

Pilihan jawaban:
A. Nyeri, bengkak, kaku
B. Satu sisi sendi yang terkena dan bisa menyebar ke sisi yang lain (biasanya menyerang
satu set sendi, eg. jari-jari tangan)
C. Lebih dari 1 jam
D. Tidak ada gejala
E. Kelelahan
F. Dapat terjadi pada semua usia
G. Kerusakan pada sendi
H. Penyakit autoimun
I. Sendi kecil dan besar pada sisi yang sama (simetris)
J. Nyeri, sedikit/ tidak ada bengkak
K. Kurang dari 1 jam dan muncul lagi di sore hari atau setelah beraktivitas
L. Lambat, lebih dari 1 tahun
M. Terjadi pada usia tua
N. Cepat, beberapa minggu sampai beberapa bulan

2. Jelaskan peran perawat dalam mencegah penurunan fungsi muskuloskeletal pada


lansia!
Jawab :

Perawat dapat menilai gaya berjalan dan keseimbangan dengan Time Up and Go Test,
Perawat dapat meminta pasien untuk duduk di kursi dengan sandaran tangan, berdiri dari
kursi dan berjalan beberapa langkah, kemudian berbalik dan kembali ke kursi, Perawat
juga dapat mengamati pola berjalan yang biasa dari lansia tersebut, memberikan
perhatian khusus pada gaya berjalan atau keseimbangan. Setelah diobservasi, perawat
dapat menanyakan kepada lansia terkait kemampuan dalam melaksanakan aktivitas
harian, Ketika teridentifikasi bahwa lansia memiliki kelemahan atau terbatas dalam
melakukan aktivitas, identifikasi kembali apakah lansia menggunakan alat bantu untuk
membantu mobilitas, keseimbangan; alat bantu keselamatan, dan Kemandirian,. Jika
pasien tidak menggunakan alat bantu, perawat dapat mengkaji pengetahuan lansia terkait
sikap atau pendapat mereka terhadap pemakaian alat bantu. Hal ini bertujuan agar
perawat dapat merekomendasikan perawatan seperti apa yang tepat untuk lansia.

3. Sebutkan definisi dan karakteristik untuk menegakkan diagnosa keperawatan


berikut (buka buku NANDA)
Jawab :
a. Hambatan mobilitas fisik
Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Batasan Karakteristik

 Gangguan sikap berjalan  Melakukan aktivitas lain


sebagai pengganti
 Penurunan keterampila pergerakan
motorik halus
 Dispnea setelah
 Penurunan keterampila beraktivitas
motorik kasar
 Tremor akibat bergerak
 Waktu reaksi memanjang
 Instabilitas postur
 Kesulitan membolak-
balik posisi  Gerakan lambat
 Ketidaknyamanan  Gerakan spastik
 Gerakan tidak
terkoordinasi
b. Intoleransi aktifitas
Definisi
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Batasan Karakteristik

 Respons tekanan darah  Ketidaknyamanan setelah


abnormal terhadap beraktifitas
aktivitas
 Dispnea setelah
 Respons frekuensi beraktivitas
jantung abnormal
 Keletihan
terhadap aktivitas
 Kelemahan umum
 Perubahan
elektrokardiogram (EKG)

c. Bersihan jalan napas tidak efektif


Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik

 Tidak ada batuk  Sianosis

 Suara napas tambahan  Kesulitan verbalisasi

 Perubahan pola napas  Penurunan bunyi napas

 Perubahan frekuensi  Dispnea


napas
 Sputum dalam jumlah  Mata terbuka lebar
yang berlebihan

 Batuk yang tidak efektif

 Ortopnea

 Gelisah

d. Pola napas tidak efektif


Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.
Batasan Karakteristik

 Pola napas abnormal  Peningkatan diameter


anterior-posterior
 Perubahan ekskursi dada
 Pernapasan cuping
 Bradipnea
hidung
 Penurunan tekanan
 Ortopnea
ekspirasi
 Fas e ekspirasi
 Penurunan tekanan
memanjang
inspirasi
 Pernapasan bibir
 Penurunan ventilasi
semenit  Takipnea

 Penurunan kapasitas vital  Penggunaan otot bantu


pernapasan
 Dispnea
 Penggunaan posisi tiga
titik
e. Gangguan pertukaran gas
Definisi
Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran
alveolar-kapiler.
Batasan Karakteristik

 Gas darah arteri abnormal  Pola pernapasan


abnormal
 pH arteri abnormal
 Warna kulit abnormal  Gelisah

 Konfusi  Samnolen

 Penurunan karbon  Takikardia


dioksida (CO2)
 Gangguan penglihatan.
 Diaforesis

 Dispnea

 Sakit kepala saat bangun

 Hiperkapnia

 Hipoksemia

 Hipoksia

 Ititabilitas

 Napas cuping hidung

4. Apa definisi inkotinesia?


Sebutkan jenis inkotinensia yang yang bisa dialami lansia! Jelaskan masing-masing
Jawab
Inkotinensia Urin adalah ketidakmampuan mengontrol eliminasi urin. Inkotinesia urin
banyak terjadi pada lansia berusia lebih dari 60 tahun dan di alami oleh sebagian besar
penghuni panti wredha. Lansia yang mengalami inkotinesia urin juga bisa berhubungan
dengan masalah lain seperti gangguan integritas kulit, ISK (infeksi saluran kemih) dan
perubahan perilaku.
Jenis-jenis Inkotinensia :
a. Inkotinesia Akut
Inkotinesia yang terjadi akibat adanya gangguan kesehatan atau muncul akibat
intervensi dari suatu gangguan penyakit . yang disebabkan oleh
D : Dilerium
R : Restricted mobility (hambatan mobilitas), Retensi
I : Infeksi, inflamasi, impaksi
P : Pharmaceutical (obat-obatan), polyuria, psikologis
b. Inkotinesia Kronis
Inkotinesia kronis atau inkotinensia presisten ini dikatakan jika inkotinesia tidak
menghilang setelah penyakit dasar telah di atasi. Inkotinesia ini terjadi secara
bertahap , semakin memburuk dan terjadi kegagalan dalam mengeluarkan atau
mengosongkan urine. Jenis inkotinesia urine presisten ini ada 4 :
- Inkotinesia Urge adalah bentuk inkotinesia yang paling banyak terjadi di
fasilitas keperawatan lansia. Inkotinesia ini kerap dihubungkan dengan
penyakit Alzheimer dan Stroke. Lansia yang mengalami akan merasakan
keinginan berkemih yang cukup kuat dan merasa tidak mampu menahan urine
hingga sampai ke toilet.
- Inkotinesia Stress adalah terjadi karena terdapat pengeluaran urin dalam
jumlah sedikit setelah terjadi peningkatan intraabdominal seperti Batuk,
Bersin, Tertawa atau ketika mengangkat sesuatu. Ini karena, terdapat
inkompetensi atau kelemahan sfingter kandung kemih. Sering terjadi pada
wanita dan dapat pula terjadi karena kerusakan otot dasar panggul ketika
melahirkan.
- Inkotinesia Overflow adalah terjadi akibat obstruksi outlet karena gangguan
pengosongan kandung kemih ketika pengosongan kandung kemi terjadi secara
tidak sempurna, lansia akan mengalami peningkatan frekuensi berkemih.
- Inkotinesia Fungsional adalah terjadi ketika individu tidak mampu
memenuhi atau melakukan eliminasi urine. Yang disebabkan karena jarak
toilet yang terlalu jauh, tidak adanya perawat yang membantu, depresi dan
tidak mampuan menemukan toilet.

Anda mungkin juga menyukai