OLEH :
RAKHMAT HIDAYAT, S.Kep
NIM : 19.31.1445
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
RAKHMAT HIDAYAT, S.Kep
NIM : 19.31.1445
Banjarmasin, 21/10/2020
Mengetahui,
A. Pengkajian
a. Identitas atau biodata klien
Nama,Umur, Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Alamat, No Rekam Medik.
b. Keluhan utama
Keseringan Klien dengan Post Kecelakaan Lalulintas.
c. Survey Primer
Pengkajian Data Masalah
d.
Akral dingin
Hidung dan mulut mengeluarkan darah atau
perdarahan masif
Anemis (+)
Disability Mata : pupil anisokor Perfusi jaringan
Reaksi cahaya menurun (serebral) tidak
Penurunan GCS efektif
Peningkatan TIK Nyeri akut
Kerusakan system saraf pusat atau Mual
neuromuskular Gangguan
mobilitas fisik
Gangguan
komunikasi verbal
Gangguan persepsi
sensori
Risiko cedera
Eksposure Kepala terdapat lesi Risiko Infeksi
Survey Sekunder
Menurut Doengoes (2000: 270-272) tanda dan gejala dari cedera kepala yaitu:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise), keterbatasan yang ditimbulkan
oleh kondisinya.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis, beberapa
penyakit jantung kongenital (abses otak).
c. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan (pada periode
akut).
d. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri
(pada periode akut).
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala (mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya
berat), parestesia, terasa kaku pada semua pernafasan yang
terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf kranial),
gangguan dalam penglihatan seperti diplopia (fase awal dari
beberapa infeksi).
Tanda : Status mental/tingkat kesadaran, letargi sampai kebingungan
yang berat sehingga menjadi koma, delusi dan
halusinasi/psikosis organik (ensefalitis).
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, frontal) mungkin akan
diperburuk oleh ketegangan leher/punggung kaku, nyeri pada
gerakan okular, fotosensitivitas, sakit tenggorok nyeri.
g. Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru (abses otak).
B. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pembentukan
lendir/sekret
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular karena
penurunan aliran darah otak dan penekanan pusat pernafasan di medulla
oblongata dan pons
3. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan kerusakan
transportasi oksigen melewati membran kapiler atau alveolar karena
peningkatan TIK
4. Risiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dengan kehilangan
volume cairan tubuh secara aktif
5. PK: Shock hipovolemi
6. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
7. Mual berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat/ trauma kepala
8. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
9. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan fungsi motoris
otot-otot bicara
10. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kesalahan interpretasi
sekunder tehadap cedera serebrovaskular
11. Risiko infeksi brehubungan dengan tempat masuknya organisme sekunder
terhadap trauma
12. Risiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi serebral sekunder
akibat hipoksia
C. Rencana tindakan Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO. TUJUAN &
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Kolaborasi :
7. Meningkatkan ventilasi pada
8. Berikan bronkodilator IV dan aerosol semua segmen paru dan alat
sesuai indikasi drainase sekret
Kolaborasi :
2. Mengkaji adanya
kecenderungan pada tingkat
kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam menentukan
6. Menentukan kecukupan
pernapasan (kemunculan dari
hipoksia/asidosis) dan
mengindikasikan kebutuhan
akan terapi; adekuatnya
Kolaborasi : oksigen sangat penting dalam
7. Berikan obat sesuai indikasi : mempertahankan metabolisme
Diuretik, mis. manitol, furosemid otak
8. Menurunkan hipoksemia,
yang mana dapat meningkatkan
vasodilatasi dan volume darah
serebral yang meningkatkan
TIK
4 Risiko ekurangan volume Setelah diberikan asuhan Mandiri : Mandiri :
cairan berhubungan keperawatan selama 3 X 6 jam
dengan dengan diharapkan volume cairan 1. Kaji tanda-tanda vital (terutama 1. Perubahan dapat
kehilangan volume cairan adekuat dengan kriteria hasil : tekanan darah dan frekuensi menunjukkan efek
tubuh secara aktif jantung/nadi) hipovolemia
TTV normal (TD 120-
(perdarahan/dehidrasi).
90/90-70 mmHg, Nadi 80-
Penurunan sirkulasi darah
100x/menit)
dapat terjadi dari peningkatan
GCS 8-13
kehilangan cairan
Hematokrit : 42-50%
mengakibatkan hipotensi dan
Hb : 13-18 gr/dl
takikardia
Tidak terjadi tanda-tanda
anemis 2. Observasi demam, perubahan
Turgor kulit normal/baik tingkat kesadaran , turgor kulit buruk, 2. Gejala-gejala tersebut
(elastis) kulit dan membran mukosa kering, akral menunjukkkan
Akral hangat dingin, konjungtiva pucat dehidrasi/hemokonsentrasi
dan tanda – tanda anemis
4. Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit pada tak
adanya pemasukan melalui
oral. Cairan harus diberikan
segera (khususnya pada
keterlibatan SSP) untuk
menurunkan hemokonsentrasi
5. Berikan tranfusi darah sesuai dan mencegah infark
indikasi
5. Memperbaiki/menornalka
n kapasitas pembawa
oksigen untuk memperbaiki
anemia, dan berguna untuk
mengatasi perdarahan.
Penggantian cairan/darah
tergantung pada derajat
hipovolemia dan lamanya
perdarahan (akut atau kronis)
6. Peningkatan menunjukkan
6. Monitor hasil laboratorium
hemokonsentrasi. Kehilangan
(pemeriksaan hematokrit, Hb, elektrolit
kemampuan ginjal untuk
serum, dan urine)
mengkonsentrasikan urine
dapat mengakibatkan
penrunan elektrolit serum.
4. Menurunkan pemajanan
6. Lakukan oral hygiene terhadap pembawa kuman
penyebab infeksi
5. Menghindari terjadinya
infeksi yang lebih luas
Kolaborasi
6. Menurunkan kemungkinan
7. Berikan antibiotik sesuai indikasi
terjadinya pertumbuhan
bakteri pada mulut akibat
penggunaan ETT
Kolaborasi
8. Peningkatan/ penurunan
nilai leukosit mastikan
adanya infeksi dan
mengidentifikasi organism
penyebab dan untuk
menentukan obat pilihan yang
sesuai.
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap
perubahan dari klien dan menilai sejauh mana masalah klien dapat diatasi.Disamping itu,perawat juga memberiakan umpan
balik atau Pengkajian ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai.
Hasil evaluasi yang mungkin didapat adalah :
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu klien menunjukkan tanda atau gejala sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai, yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J.E. 2004. BTLS: Basic Trauma Life Support for EMT-B and the First Responden, 4th Ed. New Jersey: Pearson Education
Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien
Edisi 3. Jakarta : EGC
Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Penyakit Volume 1 dan 2. Jakarta : EGC