HIPERTENSI
OLEH :
NIM :19.31.1445
HIPERTENSI
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
NIM :19.31.1445
Banjarmasin, /05/2020
Mengetahui,
a) Identitas
Nama, umur (lebih sering terjadi pada pasien umur 45 tahun keatas), jenis kelamin (sering
kultur, alamat, tanggal pengkajian, tanggal masuk Rumah Sakit, nomor register medik,
b) Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, pada kasus hipertensi berat
c) Riwayat kesehatan
Pasien biasanya mengatakan sakit pada daerah kepala, pusing, mata berkunang-kunang
nafsu makan berkurang, pada sebagian kasus hipertensi berat pasien merasakan dyspnea
Pasien biasanya memiliki kebiasaan merokok, dan sering mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam dan kolestrol, pasien memiliki riwayat obesitas dengan
kurangnya pola aktivitas sehari-hari, pada sebagian kasus hipertensi sekunder pasien
memiliki riwayat penyakit lain yang menyertai penyakit hipertensi seperti penyakit
Biasanya pada pasien dengan hipertensi, memiliki riwayat kesehatan keluarga yang
terkena hipertensi dan adanya penyakit keturunan yang dapat menyebabkan seseorang
d) Riwayat Psikososial
Pada pasien dengan hipertensi ringan pasien hampir tidak mengalami gangguan
psikososial, berbeda pada pasien dengan hipertensi berat yang lebih memberikan efek
pada kondisi psikososial pasien yang berupa adanya perubahan kepribadian pada pasien
berupa pasien menjadi ansietas, depresi, euphoria dan marah kronis. Dalam hal ini,
hipertensi berat juga dapat memberikan dampak kepada keluarga dimana secara langsung
pasien tidak dapat bekerja dan berakivitas mandiri serta pasien perlu mendapatkan
e) Riwayat spiritual
Nilai keagamaan pada pasien dengan hipertensi ringan biasanya dalam keadaan baik
dikarenakan pada pasien ini seluruh sistem organ masih berfungsi dengan baik, dalam
beberapa kasus seperti hipertensi sekunder dan hipertensi berat, kebanyakan pasien menjadi
f) ADL
1. Nurisi
Makanan yang biasa dikonsumsi mencakup makanan tinggi natrium sperti makanan
awitan, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
Biasanya pada pasieen dengn hipertensi tidak mengalami gangguan pada pola eliminasi
kecuali hipertensi yang diderita sudah menyerang target organ seperti ginjal dan akan
3. Personal hygine
Pada pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada proses
personal hyginenya, dalam beberapa kasus pada pasien dengan hipertensi berat dengn
hyginenya, contihnya pada pasien dengan stoke yang menyerang organ otak
4. Istirahat tidur
Aktivitas istirahat
pada hipertensi ringan, aktivitas pasien dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi berat
terjadinya kelelahan fisik, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton dengan frekuensi
Pada pasien dengan hipertensi biasanya memiliki berat badan yang normal atau
melebihi indek masa tubuh, berat badan normal, tekanan darah >140/100 mmhg, nadi
>100 x/menit, frekuensi nafas 16-20 x/menit pada hipertensi berat terjadi pernafasan
hipertensi berat suhu tubuh dapat menurun dan mengakibatkan pasien hipotermi,
Keadaan umum pasien compos mentis pada kasus hipertensi berat dengan komplikasi
dapat mengakibatkan pasien mengalami gangguan kesadaran dan sampai pada koma,
2. Sistem pengelihatan
Pada pasien dengan hipertensi memiliki sistem pengelihatan yang baik, pada kasus
hipertensi berat pasien mengalami pengelihatan kabur dan dapat terjadinya anemis
pada konjungtiva.
3. Sistem pendengaran
Pada kasus hipertensi, pasien tidak mengalami gangguan pada fungsi pendengaran dan
fungsi keseimbangan.
4. Sistem wicara
Pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada sistem wicara. Pada
kasus hipertensi berat terjadinya gangguan pola/isi bicara dan orientasi bicara.
5. Sistem pernafasan
Secara umum baik dengan frekuensi nafas 16-20x/menit dengan irama teratur, pada
kasus hipertensi tertentu seperti hipertensi berat pasien mengalami gangguan sistem
penggunaan otot otot pernafasan pada hipertensi berat, frekuensi pernafasan >
20x/menit Dengan irama pernafasan tidak teratur, kedalaman nafas cepat dan dangkal,
adanya batuk dan terdapat sputum pada batuk pasien sehingga mengakibatkan
6. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Secara umum keadaan sirkulasi perifer pada pasien dengan hipertensi ringan dalam
keadaan normal dengan frekuensi nadi 60-100 x/menit, irama teratur. Pada kasus
hipertensi berat frekuensi nadi pasien dapat mencapai > 100 x/menit, irama tidak
teratur dan lemah, TD > 140/100 mmhg, terjadinya distensi vena jugularis dan
pasien mengalami hipotermi, Warna kulit pucat (sianosis). Udema terjadi dengan
hipertensi sekunder dari ginjal, pada hipertensi berat, kecepatan pengisihan kapiler
b. Sirkulasi jantung
Pada kasus hipertensi ringan, sirkulasi jantung dalam keadaan normal dengan
kecepatan denyut jantung apikal teratur dan terdapat bunyi jantung tambahan (S3),
adanya nyeri dada pada kasus hipertensi sekunder dengan komplikasi kelainan
jantung.
7. Sistem hematologi
Pasien mengalami gangguan hematologi pada hiperensi berat yang ditandai dengan
Pada hipertensi ringan adanya rasa nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, kesadaran
compos mentis, pada hipertensi berat kesadaran dapat dapat menurun menjadi koma,
refleks fisiologi meliputi refleks biceps fleksi dan triceps ekstensi, serta refleks
patologis negative.
9. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada pasien hipertensi dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi
Pada pasien dengan hipertensi tidak mengalami gangguan pada sistem endokrin.
ginjal sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pola berkemih yang sering terjadi
Turgor kulit buruk pada hipertensi berat dan adanya udema pada hipertensi sekunder
di daerah ekstremitas.
Pada hipertensi ringan pasien tidak mengalami gangguan [ada sistem musculoskeletal,
tetapi pada hipertensi berat pasien mengalami Kesulitan dalam bergerak dan
kelemahan otot.
2. Diagnosa keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
3) Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan
3. Rencana Keperawatan
<="" span="">
Monitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake dan output
Monitor membran mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
Catat monitor warna, jumlah dan
Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
Beri cairan sesuai keperluan
Kolaborasi pemberian obat yang dapat
meningkatkan output urin
Lakukan hemodialisis bila perlu dan catat
respons pasien
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor adanya pulsus paradoksus
Monitor adanya pulsus alterans
Monitor jumlah dan irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, ketidakseimbangan Energy conservation Activity Therapy
suplai dan kebutuhan oksigen. Activity tolerance Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
Definisi : Ketidakcukupan energu Self Care : ADLs Medik dalammerencanakan progran terapi
secara fisiologis maupun Kriteria Hasil : yang tepat.
psikologis untuk meneruskan atau Berpartisipasi dalam Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
menyelesaikan aktifitas yang aktivitas fisik tanpa yang mampu dilakukan
diminta atau aktifitas sehari hari. disertai peningkatan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
Batasan karakteristik : tekanan darah, nadi dan yangsesuai dengan kemampuan fisik,
melaporkan secara verbal adanya RR psikologi dan social
kelelahan atau kelemahan. Mampu melakukan Bantu untuk mengidentifikasi dan
Respon abnormal dari tekanan aktivitas sehari hari mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
darah atau nadi terhadap aktifitas (ADLs) secara mandiri aktivitas yang diinginkan
Perubahan EKG yang Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
menunjukkan aritmia atau iskemia aktivitas seperti kursi roda, krek
Adanya dyspneu atau Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang
ketidaknyamanan saat beraktivitas. disukai
Faktor factor yang berhubungan : Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
Tirah Baring atau imobilisasi diwaktu luang
Kelemahan menyeluruh Bantu pasien/keluarga untuk
Ketidakseimbangan antara suplei mengidentifikasi kekurangan dalam
oksigen dengan kebutuhan beraktivitas
Gaya hidup yang dipertahankan. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : Pain Level,
Sensori yang tidak menyenangkan Pain control, Pain Management
4. Implentasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang
diharapkan terhadap perubahan dari klien dan menilai sejauh mana masalah klien dapat
diatasi.Disamping itu,perawat juga memberiakan umpan balik atau Pengkajian ulang,
seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai.
Hasil evaluasi yang mungkin didapat adalah :
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu klien menunjukkan tanda atau gejala sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai, yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Terjemahan Suzanne C.
Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Barry, L.C. 2004, Implementing the New Guidelinees for Hypertension : JNC VII, ADA, WHA-
ISH, J Manag Care Pharm.,10 (5):18-25
Subardja, D. (2004) Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
Yogiantoro M. (2006). “Hipertensi Esensial” dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi
IV.Jakarta: FK UI.
Sloane, E., 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Jones and Bartlett
Publisher, Inc, USA.
Black, J.M, Hawks J.H, 2006, Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive
Outcomes (8 Edition), Philadelpia: WB. Saunders Company
Corwin, Elizabeth J., 2001. Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
hal 356
Gray, et al., 2005. Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4, Jakarta: Erlangga
Joanne, C. Mc. Closkey dan Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Intervention classification
(Nic). Edisi 2. St Louis : Mosby.
Johnson, et al. 2014. Nursing oucomes classification, (Noc), Edisi 2. St. Louis : Mosby.
Dongeoes, dkk. 2010. Nursing care plans, guidelines for individualizing client care across the
life span. I group press Co., Ltd : Thailand
Potter, P. A. Perry, A. G., 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses
Keperawatan dan Praktek, Vol. 1 E/4. Jakarta : EGC