Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI

OLEH :

RAKHMAT HIDAYAT, S.Kep

NIM :19.31.1445

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

TAHUN 2019 – 2020


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI

I I

S T I K E S

A
E

OLEH :

RAKHMAT HIDAYAT, S.Kep

NIM :19.31.1445

Banjarmasin, /05/2020

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Fadhil Al Mahdi, S.Kep.,Ns.,M.MKes) ( )


Konsep Teori Asuhan Keperawatan Hipertensi

1. Pengkajian Keperawatan hipertensi

a) Identitas

Nama, umur (lebih sering terjadi pada pasien umur 45 tahun keatas), jenis kelamin (sering

terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan), tanggal masuk, agama, pendidikan,

kultur, alamat, tanggal pengkajian, tanggal masuk Rumah Sakit, nomor register medik,

diagnosa medik, Dx medik.

b) Keluhan Utama

Pasien merasakan nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, pada kasus hipertensi berat

pasien dapat merasakan nyeri pada tungkai serta dispnea.

c) Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Pasien biasanya mengatakan sakit pada daerah kepala, pusing, mata berkunang-kunang

nafsu makan berkurang, pada sebagian kasus hipertensi berat pasien merasakan dyspnea

dan adanya penggunaan otot bantu pernafasan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

Pasien biasanya memiliki kebiasaan merokok, dan sering mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung garam dan kolestrol, pasien memiliki riwayat obesitas dengan

kurangnya pola aktivitas sehari-hari, pada sebagian kasus hipertensi sekunder pasien

memiliki riwayat penyakit lain yang menyertai penyakit hipertensi seperti penyakit

ginjal dan DM serta penyakit jantung.


3) Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pada pasien dengan hipertensi, memiliki riwayat kesehatan keluarga yang

terkena hipertensi dan adanya penyakit keturunan yang dapat menyebabkan seseorang

menderita hipertensi sekunder.

d) Riwayat Psikososial

Riwayat psikososial pasien terdiri dari :

Pada pasien dengan hipertensi ringan pasien hampir tidak mengalami gangguan

psikososial, berbeda pada pasien dengan hipertensi berat yang lebih memberikan efek

pada kondisi psikososial pasien yang berupa adanya perubahan kepribadian pada pasien

berupa pasien menjadi ansietas, depresi, euphoria dan marah kronis. Dalam hal ini,

hipertensi berat juga dapat memberikan dampak kepada keluarga dimana secara langsung

pasien tidak dapat bekerja dan berakivitas mandiri serta pasien perlu mendapatkan

perawatan dirumah sakit yang dapat membebani keuangan keluarga.

e) Riwayat spiritual

Nilai keagamaan pada pasien dengan hipertensi ringan biasanya dalam keadaan baik

dikarenakan pada pasien ini seluruh sistem organ masih berfungsi dengan baik, dalam

beberapa kasus seperti hipertensi sekunder dan hipertensi berat, kebanyakan pasien menjadi

depresi dan mengalami gangguan spiritual.

f) ADL

1. Nurisi

Makanan yang biasa dikonsumsi mencakup makanan tinggi natrium sperti makanan

awitan, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan

(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.


2. Eliminasi

Biasanya pada pasieen dengn hipertensi tidak mengalami gangguan pada pola eliminasi

kecuali hipertensi yang diderita sudah menyerang target organ seperti ginjal dan akan

mengakibatkan gangguan pada proses eliminasi urin.

3. Personal hygine

Pada pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada proses

personal hyginenya, dalam beberapa kasus pada pasien dengan hipertensi berat dengn

komplikasi mengakibatkan pasien mengalami gangguan dalam pemenuhan personal

hyginenya, contihnya pada pasien dengan stoke yang menyerang organ otak

mengaakibatkan pasien mengalami kelumpuhan sehingga pasien tidak dapat melakukan

pola aktivitas personal hygine dengan mandiri.

4. Istirahat tidur

Aktivitas istirahat

pada hipertensi ringan, aktivitas pasien dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi berat

terjadinya kelelahan fisik, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton dengan frekuensi

jantung meningkat, perubahan trauma jantung dan takipnea.

g. Review of system (Doengoes, 1999).

1. Pemeriksaan fisik umum

Pada pasien dengan hipertensi biasanya memiliki berat badan yang normal atau

melebihi indek masa tubuh, berat badan normal, tekanan darah >140/100 mmhg, nadi

>100 x/menit, frekuensi nafas 16-20 x/menit pada hipertensi berat terjadi pernafasan

takipnea, ortopnea, dyspnea nocturnal paroksimal, suhu tubuh 36,2-37 C pada

hipertensi berat suhu tubuh dapat menurun dan mengakibatkan pasien hipotermi,

Keadaan umum pasien compos mentis pada kasus hipertensi berat dengan komplikasi
dapat mengakibatkan pasien mengalami gangguan kesadaran dan sampai pada koma,

contohnya stroke hemoragik

2. Sistem pengelihatan

Pada pasien dengan hipertensi memiliki sistem pengelihatan yang baik, pada kasus

hipertensi berat pasien mengalami pengelihatan kabur dan dapat terjadinya anemis

pada konjungtiva.

3. Sistem pendengaran

Pada kasus hipertensi, pasien tidak mengalami gangguan pada fungsi pendengaran dan

fungsi keseimbangan.

4. Sistem wicara

Pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada sistem wicara. Pada

kasus hipertensi berat terjadinya gangguan pola/isi bicara dan orientasi bicara.

5. Sistem pernafasan

Secara umum baik dengan frekuensi nafas 16-20x/menit dengan irama teratur, pada

kasus hipertensi tertentu seperti hipertensi berat pasien mengalami gangguan sistem

pernafasan seperti takipne, dyspnea dan ortopnea, adanya distress pernafasan/

penggunaan otot otot pernafasan pada hipertensi berat, frekuensi pernafasan >

20x/menit Dengan irama pernafasan tidak teratur, kedalaman nafas cepat dan dangkal,

adanya batuk dan terdapat sputum pada batuk pasien sehingga mengakibatkan

sumbatan jalan nafas dan terdapat bunyi mengi.

6. Sistem kardiovaskuler

a. Sirkulasi perifer

Secara umum keadaan sirkulasi perifer pada pasien dengan hipertensi ringan dalam

keadaan normal dengan frekuensi nadi 60-100 x/menit, irama teratur. Pada kasus

hipertensi berat frekuensi nadi pasien dapat mencapai > 100 x/menit, irama tidak

teratur dan lemah, TD > 140/100 mmhg, terjadinya distensi vena jugularis dan
pasien mengalami hipotermi, Warna kulit pucat (sianosis). Udema terjadi dengan

hipertensi sekunder dari ginjal, pada hipertensi berat, kecepatan pengisihan kapiler

dapat menurun sehingga capilarirefil > 3 detik.

b. Sirkulasi jantung

Pada kasus hipertensi ringan, sirkulasi jantung dalam keadaan normal dengan

kecepatan denyut jantung apikal teratur dan terdapat bunyi jantung tambahan (S3),

adanya nyeri dada pada kasus hipertensi sekunder dengan komplikasi kelainan

jantung.

7. Sistem hematologi

Pasien mengalami gangguan hematologi pada hiperensi berat yang ditandai dengan

keadaan umum pucat, perdarahan yang mengakibatkan stroke dikarenakan obstruksi

dan pecahnya pembuluh darah.

8. Sistem syaraf pusat

Pada hipertensi ringan adanya rasa nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, kesadaran

compos mentis, pada hipertensi berat kesadaran dapat dapat menurun menjadi koma,

refleks fisiologi meliputi refleks biceps fleksi dan triceps ekstensi, serta refleks

patologis negative.

9. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan pada pasien hipertensi dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi

berat dengan komplikasi menyerang organ pada abdomen mengakibatkan pasien

mengalami nyeri pada daerah abdomen.

10. Sistem Endokrin

Pada pasien dengan hipertensi tidak mengalami gangguan pada sistem endokrin.

11. Sistem urogenital


Terjadinya perubahan pola kemih pada hipertensi sekunder yang menyerang organ

ginjal sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pola berkemih yang sering terjadi

pada malam hari.

12. Sistem integument

Turgor kulit buruk pada hipertensi berat dan adanya udema pada hipertensi sekunder

di daerah ekstremitas.

13. Sistem muskulo skeletal

Pada hipertensi ringan pasien tidak mengalami gangguan [ada sistem musculoskeletal,

tetapi pada hipertensi berat pasien mengalami Kesulitan dalam bergerak dan

kelemahan otot.

2. Diagnosa keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
3) Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
1 Resiko tinggi terhadap penurunan NOC : NIC :
curah jantung b/d peningkatan          Cardiac Pump Cardiac Care
afterload, vasokonstriksi, effectiveness   Evaluasi adanya nyeri dada
hipertrofi/rigiditas ventrikuler,          Circulation Status ( intensitas,lokasi, durasi)
iskemia miokard          Vital Sign Status   Catat adanya disritmia jantung
  Catat adanya tanda dan gejala penurunan
cardiac putput
  Monitor status kardiovaskuler
  Monitor status pernafasan yang menandakan
gagal jantung
  Monitor abdomen sebagai indicator
penurunan perfusi
  Monitor balance cairan
  Monitor adanya perubahan tekanan darah
  Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
  Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
  Monitor toleransi aktivitas pasien
  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
dan ortopneu
  Anjurkan untuk menurunkan stress
Fluid Management
   Timbang popok/pembalut jika diperlukan
   Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
   Pasang urin kateter jika diperlukan
   Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukan
   Monitor hasil lAb yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
urin )
   Monitor status hemodinamik termasuk
CVP, MAP, PAP, dan PCWP
   Monitor vital sign sesuai indikasi penyakit
   Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
(cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
asites)
   Monitor berat pasien sebelum dan setelah
dialisis
   Kaji lokasi dan luas edema
   Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian
   Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi cairan sesuai program
   Monitor status nutrisi
   Berikan cairan
   Kolaborasi pemberian diuretik sesuai
program
   Berikan cairan IV pada suhu ruangan
   Dorong masukan oral
   Berikan penggantian nesogatrik sesuai
output
   Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
   Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
   Batasi masukan cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
   Monitor respon pasien terhadap terapi
elektrolit
   Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
   Atur kemungkinan tranfusi
   Persiapan untuk tranfusi
Fluid Monitoring
   Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi
   Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidak seimbangan cairan (Hipertermia,
terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll )
   Monitor berat badan
   Monitor serum dan elektrolit urine
   Monitor serum dan osmilalitas urine
   Monitor BP

<="" span="">
   Monitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung
   Monitor parameter hemodinamik infasif
   Catat secara akutar intake dan output
   Monitor membran mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
   Catat monitor warna, jumlah dan
   Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
   Monitor tanda dan gejala dari odema
   Beri cairan sesuai keperluan
   Kolaborasi pemberian obat yang dapat
meningkatkan output urin
   Lakukan hemodialisis bila perlu dan catat
respons pasien
Vital Sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus
 Monitor adanya pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, ketidakseimbangan   Energy conservation Activity Therapy
suplai dan kebutuhan oksigen.   Activity tolerance   Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
Definisi : Ketidakcukupan energu   Self Care : ADLs Medik dalammerencanakan progran terapi
secara fisiologis maupun Kriteria Hasil : yang tepat.
psikologis untuk meneruskan atau  Berpartisipasi dalam   Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
menyelesaikan aktifitas yang aktivitas fisik tanpa yang mampu dilakukan
diminta atau aktifitas sehari hari. disertai peningkatan   Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
Batasan karakteristik : tekanan darah, nadi dan yangsesuai dengan kemampuan fisik,
   melaporkan secara verbal adanya RR psikologi dan social
kelelahan atau kelemahan.   Mampu melakukan   Bantu untuk mengidentifikasi dan
   Respon abnormal dari tekanan aktivitas sehari hari mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
darah atau nadi terhadap aktifitas (ADLs) secara mandiri aktivitas yang diinginkan
   Perubahan EKG yang   Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
menunjukkan aritmia atau iskemia aktivitas seperti kursi roda, krek
   Adanya dyspneu atau   Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang
ketidaknyamanan saat beraktivitas. disukai
Faktor factor yang berhubungan :   Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
   Tirah Baring atau imobilisasi diwaktu luang
   Kelemahan menyeluruh   Bantu pasien/keluarga untuk
   Ketidakseimbangan antara suplei mengidentifikasi kekurangan dalam
oksigen dengan kebutuhan beraktivitas
   Gaya hidup yang dipertahankan.   Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
  Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
  Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi :   Pain Level,
Sensori yang tidak menyenangkan  Pain control, Pain Management

dan pengalaman emosional yang   Comfort level


 Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul secara aktual atau potensial Kriteria Hasil :
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
kerusakan jaringan atau Mampu mengontrol nyeri
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
menggambarkan adanya kerusakan (tahu penyebab nyeri,
presipitasi
(Asosiasi Studi Nyeri mampu menggunakan
 Observasi reaksi nonverbal dari
Internasional): serangan mendadak tehnik nonfarmakologi
ketidaknyamanan
atau pelan intensitasnya dari ringan untuk mengurangi nyeri,
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
sampai berat yang dapat mencari bantuan)
mengetahui pengalaman nyeri pasien
diantisipasi dengan akhir yang Melaporkan bahwa nyeri
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon
dapat diprediksi dan dengan durasi berkurang dengan
nyeri
kurang dari 6 bulan. menggunakan
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Batasan karakteristik : manajemen nyeri
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
          Laporan secara verbal atau nonMampu mengenali nyeri
lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
verbal (skala, intensitas,
masa lampau
          Fakta dari observasi frekuensi dan tanda
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
          Posisi antalgic untuk nyeri)
dan menemukan dukungan
menghindari nyeri Menyatakan rasa nyaman
 Kontrol lingkungan yang dapat
          Gerakan melindungi setelah nyeri berkurang
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
          Tingkah laku berhati-hati Tanda vital dalam rentang
pencahayaan dan kebisingan
          Muka topeng normal
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
          Gangguan tidur (mata sayu,
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri
tampak capek, sulit atau gerakan
(farmakologi, non farmakologi dan inter
kacau, menyeringai)
personal)
          Terfokus pada diri sendiri
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
          Fokus menyempit (penurunan
menentukan intervensi
persepsi waktu, kerusakan proses
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
berpikir, penurunan interaksi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
dengan orang dan lingkungan)  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
          Tingkah laku distraksi, contoh :  Tingkatkan istirahat
jalan-jalan, menemui orang lain  Kolaborasikan dengan dokter jika ada
dan/atau aktivitas, aktivitas keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
berulang-ulang)  Monitor penerimaan pasien tentang
          Respon autonom (seperti manajemen nyeri
diaphoresis, perubahan tekanan Analgesic Administration
darah, perubahan nafas, nadi dan  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
dilatasi pupil) derajat nyeri sebelum pemberian obat
          Perubahan autonomic dalam  Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
tonus otot (mungkin dalam rentang dosis, dan frekuensi
dari lemah ke kaku)  Cek riwayat alergi
          Tingkah laku ekspresif (contoh :  Pilih analgesik yang diperlukan atau
gelisah, merintih, menangis, kombinasi dari analgesik ketika pemberian
waspada, iritabel, nafas lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah)  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
          Perubahan dalam nafsu makan dan beratnya nyeri
dan minum  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
Faktor yang berhubungan : dan dosis optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik,  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
psikologis) pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4 Ketidakseimbangan nutrisi lebih NOC : NIC :
dari kebutuhan tubuh b/d masukan  Nutritional Status : food Weight Management
berlebihan and Fluid Intake   Diskusikan bersama pasien mengenai
Definisi : Intake nutrisi melebihi   Nutritional Status : hubungan antara intake makanan, latihan,
kebutuhan metabolik tubuh nutrient Intake peningkatan BB dan penurunan BB
Batasan karakteristik :   Weight control   Diskusikan bersama pasien mengani kondisi
-    Lipatan kulit tricep > 25 mm Kriteria Hasil : medis yang dapat mempengaruhi BB
untuk wanita dan > 15 mm untuk   Mengerti factor yang   Diskusikan bersama pasien mengenai
pria meningkatkan berat kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter
-    BB 20 % di atas ideal untuk badan yang dapat mempengaruhi BB
tinggi dan kerangka tubuh ideal   Mengidentfifikasi   Diskusikan bersama pasien mengenai risiko
-    Makan dengan respon eksternal tingkah laku dibawah yang berhubungan dengan BB berlebih dan
(misalnya : situasi sosial, kontrol klien penurunan BB
sepanjang hari)   Memodifikasi diet dalam  Dorong pasien untuk merubah kebiasaan
-    Dilaporkan atau diobservasi waktu yang lama untuk makan
adanya disfungsi pola makan mengontrol berat badan  Perkirakan BB badan ideal pasien
(misal : memasangkan makanan   Penurunan berat badan Nutrition Management
dengan aktivitas yang lain) 1-2 pounds/mgg  Kaji adanya alergi makanan
-    Tingkat aktivitas yang menetap   Menggunakan energy  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
-    Konsentrasi intake makanan pada untuk aktivitas sehari menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
menjelang malam hari dibutuhkan pasien.
Faktor yang berhubungan :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Intake yang berlebihan dalam Fe
hubungannya terhadap kebutuhan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
metabolisme tubuh dan vitamin C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Weight reduction Assistance
  Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan
BB
  Perkirakan bersama pasien mengenai
penurunan BB
  Tentukan tujuan penurunan BB
  Beri pujian/reward saat pasien berhasil
mencapai tujuan
  Ajarkan pemilihan makanan

4. Implentasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang
diharapkan terhadap perubahan dari klien dan menilai sejauh mana masalah klien dapat
diatasi.Disamping itu,perawat juga memberiakan umpan balik atau Pengkajian ulang,
seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai.
Hasil evaluasi yang mungkin didapat adalah :
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu klien menunjukkan tanda atau gejala sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai, yaitu klien menunjukan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Terjemahan Suzanne C.
Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Barry, L.C. 2004, Implementing the New Guidelinees for Hypertension : JNC VII, ADA, WHA-
ISH, J Manag Care Pharm.,10 (5):18-25

Subardja, D. (2004) Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

Yogiantoro M. (2006). “Hipertensi Esensial” dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi
IV.Jakarta: FK UI.

Sloane, E., 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Jones and Bartlett
Publisher, Inc, USA.

Sherwood, L. 2003. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC

Doenges Marlyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), (Alih Bahasa 1 Made Kriase), Jakarta:
EGC.

Black, J.M, Hawks J.H, 2006, Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive
Outcomes (8 Edition), Philadelpia: WB. Saunders Company

Corwin, Elizabeth J., 2001. Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
hal 356

Gray, et al., 2005. Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4, Jakarta: Erlangga

Joanne, C. Mc. Closkey dan Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Intervention classification
(Nic). Edisi 2. St Louis : Mosby.
Johnson, et al. 2014. Nursing oucomes classification, (Noc), Edisi 2. St. Louis : Mosby.

Dongeoes, dkk. 2010. Nursing care plans, guidelines for individualizing client care across the
life span. I group press Co., Ltd : Thailand

Kaplan M. Norman. Measurenment of Blood Pressure and Primary Hypertension:


Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition. Baltimore, Maryland USA:
Williams & Wilkins; 1998.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Judha, M. 2012. Teori Pengukuran Nyeri. Yogyakarta : Nuha Medika

Potter, P. A. Perry, A. G., 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses
Keperawatan dan Praktek, Vol. 1 E/4. Jakarta : EGC

E.J. Corwin. 2001. Buku Saku Patofisiologi Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai