OLEH :
Widya Ariyani
NIM : 19.31.1512
OLEH :
Widya Ariyani
NIM : 19.31.1512
Mengetahui,
B. Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
b. Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971 menyebutkan
bahwa :
Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.
3. Metode Douglas
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan
pasien rawat inap sebagai berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 – 2 jam/24 jam
2) Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 – 4 jam/24 jam
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5 – 6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak
ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian
shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulansi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
No Klasifikasi Pasien
Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1.08 0,90 0,60
dst
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,
sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien: SumberDauglas (1984)
Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat
dilakukan dengan mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat
yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan format
klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3
kriteria)
3. Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda
(I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui
beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
4. Metode Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang
nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada
perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat dibutuhkan
waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit à 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit à 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit à 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :
Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/
pasien/hari
Non Bedah (Interna) 3,4 jam
Bedah 3,5 jam
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna) 3,5 jam
Post Partum 3,0 jam
Bayi Baru Lahir 2,5 jam
Anak – anak 4,0 jam
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981 adalah sebagai berikut :
Level I (Minimal) : 3,2 jam.
Level II (Intermediate) : 4,4 jam.
Level III (Maksimal) : 5,6 jam.
Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.
Catatan : BOR = * PT * TT
5. Metode Swandsburg
Formula perhitungannya adalah sebagai berikut;
a. Total jam perawat /hari :
=
Jumlah rata−rata pasien/hari × jumlah jam kontak perawat − pasien/hari
Jam kerja/hari
Rumus selanjutnya adalah untuk menghitung jumlah shift dan kebutuhan perawat
dalam satu minggu.
a. Jumlah shift perminggu :
=
Jumlah shift/minggu
jumlah hari kerja/minggu
Keterangan :
Jumlah hari kerja/minggu = 6 hari
Jumlah jam kerja/hari = 7 jam, didapat dari 40 jam (total jam
kerja/minggu) : 6 hari
6. Metode Ilyas
Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Metode ini
berkembang karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode
Gillies menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil, sehingga beban kerja
perawat tinggi, sedangkan PPNI menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar
sehingga tidak efisien.
Rumus dasar dari formula ini adalah sebagai berikut :
A × B × 365 hari
Tenaga Perawat =
(255 × Jam Kerja /hari)
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
3
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x }
4
= 255 hari
Jam kerja/hari = 6 jam, didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7
hari
Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal kerja perawat
dirumah sakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja efektif, dimana perawat
mendapat libur satu hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut
hari pertama perawat masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari
keempat perawat mendapat libur satu hari.
Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
TT = Tempat Tidur
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur
yang digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam
Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas