NO.ABSEN : 15 INSTANSI : UPTD Puskesmas Bulu Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning (physical distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan menyelesaikan tugas, peserta wajib mengubah menjadi PDF dan mengunggah melalui link berikut ini: http://www.bit.ly/tugas-pelatihan-btcls pada hari kedua maksimal pukul 21.00 WIB dengan format file “No.absen_nama lengkap peserta” 1. Trauma Capitis Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..? Jelaskan masing-masing poin-nya..!! Jawaban : Tingkat kesadaran tidak hanya dibagi menjadi dua antara sadar dan koma, namun dibagi lagi menjadi beberapa tingkatan. Berikut adalah 7 (tujuh) penilaian tingkat kesadaran dan nilai GCS yang mewakilinya: a) Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Nilai GCS untuk compos mentis adalah 15-14. b) Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12. c) Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan kekacauan motorik. Nilai GCS adalah 11-10. d) Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Nilai GCS untuk somnolen adalah 9-7. e) Sopor adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri.. Nilai GCS adalah 6-5. f) Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana pasien tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak dapat dibangunkan sama sekali. Nilai GCS untuk semi-koma adalah 4. g) Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam.. Nilai GCS untuk koma adalah 3. Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Orang Dewasa a. Mata Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan. Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan membuka mata. Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri. Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan. b. Respons verbal Nilai (5) untuk mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai (4) untuk cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta mengalami disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya. Nilai (3) untuk mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi Nilai (2) untuk bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang saja. Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali. c. Gerakan tubuh Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan. Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan rangsangan nyeri. Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika diberi rangsangan nyeri. Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika diberikan rangsangan nyeri. Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika diberikan rasa nyeri. Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali. 2. Trauma Thorax and Abdoment Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda lakukan..!! Jawaban : Pasien tersebut mengalami kasus trauma dengan tension pneumotorax. Langkah-langkah yang perlu dilakukan : a) Primary Survey A : Aiway with C-spinal control B : Breathing with Ventilation C : Circulation with hemorrarhage control D : Disability : neurologic status E : Exposure/environment with temperature control b) Resuscitation c) Secondary Survey :Head to toe evaluation and history d) Reevaluation e) Definitive care 3. Trauma Thermal Kasus 1: Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..? Jawaban : 4 cc x 65 kg x 20% = 5.200 cc Resusitasi awal = 5.200 : 2 = 2.600 cc Tetesan infus = 2.600 : 4 x 6 (8-2) 2.600 : 24 = 108,3 => 108 tetes/menit Kasus 2: Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..? Jawaban : 2 cc x 25 kg x 20% + (10 kg x 100 cc) + (10 kg x 50 cc) + (5 kg x 10 cc) 1.000 + 1.000 + 500 + 50 = 2.550 cc Resusitasi awal = 2.550 : 2 = 1.275 cc Tetesan infus = 1.275 : 3 x 8 = 1.275 : 24 = 53 tetes/menit 4. Mechanism Of Trauma Dalam Mechanism of Trauma terdapat beberapa klasifikasi trauma, tolong jelaskan yang termasuk Klasifikasi Trauma Tumpul dan kemungkinan cidera yang terjadi..!! Jawaban : Klasifikasi Trauma tumpul : a) Trauma perut tumpul : Ada dua mekanisme fisik dasar yang berperan dengan potensi cedera pada organ intra-abdominal: kompresi dan deselerasi b) Trauma perut tumpul dalam olahraga : Prioritas dalam menilai trauma tumpul pada cedera olahraga adalah memisahkan kontusio dan cedera muskulotendinous dari cedera pada organ padat dan usus, serta mengenali potensi terjadinya kehilangan darah, dan bereaksi sesuai kebutuhan. c) Trauma toraks tumpul : Istilah trauma toraks tumpul atau, dalam bahasa yang lebih dikenal, cedera dada tumpul , mencakup berbagai macam cedera pada dada . Secara umum, ini juga termasuk kerusakan yang disebabkan oleh gaya tumpul langsung (seperti kepalan tangan atau pemukul saat menyerang), akselerasi atau perlambatan (seperti yang terjadi pada kecelakaan mobil bagian belakang), gaya geser (kombinasi percepatan dan perlambatan) , kompresi (seperti benda berat yang menimpa seseorang), dan ledakan (seperti ledakan) d) Trauma kranial tumpul : Perhatian klinis utama saat trauma tumpul pada kepala terjadi adalah kerusakan pada otak, meskipun struktur lain, termasuk tengkorak, wajah, orbit , dan leher juga berisiko. e) Trauma tumpul pada ekstremitas : Cedera pada ekstremitas (seperti lengan, tungkai, tangan, kaki) sangat umum terjadi. [16] Jatuh adalah penyebab yang paling umum, menyebabkan sebanyak 30% cedera ekstremitas atas & 60% bagian bawah. f) Trauma pelvis tumpul : Penyebab paling umum dari trauma pelvis tumpul adalah kecelakaan kendaraan bermotor dan jatuh beberapa lantai, dan dengan demikian cedera panggul umumnya dikaitkan dengan cedera traumatis tambahan di lokasi lain. 5. Konsep ECG Jawaban Irama : Teratur HR : 150 x/menit Gel. P : Normal setaip P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR : Normal (0,12 – 0,20 detik Gel. QRS : Normal (0,06 – 0,12 detik) 6. Acute Coronary Syndrome (ACS) Pasien Tn. B umur 50 thn mengalami nyeri dada, nafas terasa sesak dan nyeri, diketahui dari hasil ECG pasien tersebut mengalami STEMI, apa yang mendasari bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI dan terapy apa yang harus diberikan sesegera mungkin dalam kurun waktu < 3 jam...? Jelaskan Jawaban : Yang mendasari bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI adalah di tandai dengan nyeri dada berupa APTS/UAP dan hasil EKG STEMI (gambaran EKG didapati ST naik di atas Isoelektrik meskipun hanya 1 kotak kecil). terapy yang diberikan : Oksigenasi 2-3 liter/menit Aspirin 160-300 mg Nitrogliserin 5 mg, bisa diulang setiap 5 menit (max. 3x pemberian) Morfin 2-4 mg IV 7. Terapy Elektrik and Management Team Apa itu Synchronize dan Unsyinchronize, dan irama apa saja yang termasuk kedalam golongan Synchronize dan Unsyinchronize, serta Jelaskan cara kerja Team Dynamic..!! Jawaban : a) Synchronize (Kardioversi tersinkronisasi) adalah SHOCK ENERGI RENDAH yang menggunakan sensor untuk mengalirkan listrik yang disinkronkan dengan puncak kompleks QRS (titik tertinggi gelombang-R). Atrial fibrasi, VT dengan nadi. b) Unsyinchronize (Kardioversi tidak tersinkronisasi/defibrilasi) adalah kejutan energi TINGGI yang diberikan segera setelah tombol shock ditekan pada defibrilator. Ventricular fibrasi, VT tanpa nadi. Cara kerja Team Dynamic : harus mempunyai kerjasama tim yang efektif, karena sangat menentukkan keberhasilan resusitasi. Mereka bekerja jika ada code blue. Sudah ada peran dan tanggungjawab masing-masing secara jelas serta menguasai peran masing-masing dalam tim 8. TRIAGE Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara pengaplikasian dari Metode START tersebut..!! Jawaban : Metode triage START (Simple Triage And Rapid Treatment) tetap mengutamakan/berdasarkan prinsip ABC. Perlu diingat bahwa saat melakukan triage jangan melakukan terapi/tindakan, orang yang melakukan triage hanya memberikan tanda berupa kartu berwarna (merah, kuning, hijau dan hitam) ke setiap korban. 4 kategori prioritas atau label warna pada triage a) Prioritas 1 – MERAH: korban dengan kondisi kritis Airway dan breathing Perdarahan yang tidak terkontrol Cedera leher atau kepala Luka terbuka di perut Hipo/hiptermia Luka bakar berat b) Prioritas 2 – KUNING: kondisi yang mendesak Luka bakar tanpa ada masalah jalan napas Rasa sakit yang amat sakit di beberapa bagian tubuh Adanya bengkak dan perubahan bentuk terutama pada anggota ekstremitas Cedera punggung c) Prioritas 3 – HIJAU: Korban yang tidak mengalami cedera serius, memerlukan perawatan sedikit dan dapat menunggu perawatan tanpa bertambah parah, seperti: Rasa sakit ringan Luka bakar ringan Bengkak d) Prioritas 0 – HITAM: diberikan pada korban yang sudah meninggal. Dalam sistem START, pertama katakan pada korban yang bisa jalan pindah ke daerah khusus yang sudah ditetapkan, kemudian alihkan kepada korban yang tidak bisa jalan dengan penilaian awal. 9. Evakuasi dan Rujukan Moving Equipment adalah alat untuk memindahkan pasien, alat apa saja yang di perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal, serta jelaskan protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan..!! Jawaban : a) Alat : Neck collar atau long spine board (LSB) b) Protokal rujukan ke RS : Memperhatikan 3A Utamakan ABC Posisi segaris = kepala tidak menengok ke kiri atau kanan. Pasang collar servikal dan penderita di pasang di atas long spine board (LSB) Periksa dan perbaiki ABC Periksa akan adanya kemungkinan cidera spinal Rujuk RS