Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

TUGAS KETIGA

NAMA : Ns. Rahmah, S.Kep

NO.ABSEN : 24

INSTANSI : Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari ketiga sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. Trauma Musculosceletal
Terdapat kasus trauma akibat kecelakaan pada Cruris Dextra (Close Fraktur) dan
luka terbuka pada Radius Ulna, langkah apa yang anda lakukan untuk menangani
pasien tersebut dengan prinsip penanganan luka dan pembidaian..? Jelaskan
Jawaban :
Luka terbuka pada radius ulna ditangani dengan cara:
- Tutup dan tekan luka dengan kain atau kasa steril, pertahankan tekanan sampai
darah berhenti
- Elevasi atau tinggikan area yang terluka

Penanganan fraktur cruris dextra (close fraktur) adalah dengan melakukan


pembidaian. Pada saat sebelum dan sesudah pembidaian lakukan prinsip:
- Cek pulse, motorik, sensorik (PMS)
- Tutup luka dahulu
- Ukuran bidai pada fraktur melewati 2 sendi, ada dislokasi diantara 2 tulang
- Bidai direkomendasikan 3 sisi
Pembidaian fraktur cruris dextra (close fraktur) dilakukan dengan cara:
- Pasang 2 bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah. Di
antara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.
- Bidai dipasang di antara mata kaki sampai beberapa cm di atas lutut.
- Bawa korban ke rumah sakit.

Observasi setelah tindakan: Tanyakan kepada pasien apakah sudah merasa


nyaman dengan bebat dan bidai yang dipasang, apakah nyeri sudah berkurang,
apakah terlalu ketat atau terlalu longgar. Bila pasien masih merasakan bidai terlalu
keras, tambahkan kapas di bawah bidai. Longgarkan bebat jika dirasakan terlalu
kencang. Lakukan re-evaluasi terhadap ekstremitas di sebelah distal segera setelah
memasang bebat dan bidai, meliputi : PMS (Pulsasi, Motorik, Sensorik)

2. Trauma Thermal
Kasus 1:
Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian
LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan
sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..?
Jawaban :

Resusitasi awal = 1300 cc/8-2 Jam = 1300 cc/6 jam


= Total vol.infus (cc) x faktor tetes/ lama waktu (menit)
= 1300 cc x 15 tts/360 menit
= 54 tts/menit

Kasus 2:
Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah
kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang
diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..?
Jawaban :

Resusitasi awal = 500 cc/8 jam


= Total vol.infus (cc) x faktor tetes/ lama waktu (menit)
= 500 cc x 20 tts/480 menit
= 21 tts/menit
3. Konsep ECG

Jawaban
Irama : Teratur
HR : 1500/11 kotak kecil =136 x/menit
Gel. P : Normal, setiap gel. P diikuti gel. QRS
Interval PR : Normal (0,12 detik)
Gel. QRS : Normal (0,08 detik)

4. Acute Coronary Syndrome (ACS)


Pasien Tn. B umur 50 thn mengalami nyeri dada, nafas terasa sesak dan nyeri,
diketahui dari hasil ECG pasien tersebut mengalami STEMI, apa yang mendasari
bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI dan terapy apa yang harus diberikan
sesegera mungkin dalam kurun waktu < 3 jam...? Jelaskan
Jawaban :
Yang mendasari pasien mengalami STEMI yaitu pasien mengalami nyeri dada dan
hasil pemeriksaan EKG menunjukkan segmen ST elevasi.
Terapi yang perlu dilakukan dalam kurun waktu < 3 jam yaitu pasien dengan STEMI
biasanya terjadi oklusi arteri coroner epicardia sehingga penatalaksanaan awal
adalah terapi reperfusi segera dengan pemberian terapi:
- Fibrinolitik (farmakologi)
- Pemasangan PPCI (mekanik)

5. Terapy Elektrik and Management Team


Apa itu Synchronize dan Unsyinchronize, dan irama apa saja yang termasuk
kedalam golongan Synchronize dan Unsyinchronize, serta Jelaskan cara kerja
Team Dynamic..!!
Jawaban :
Synchronize dan Unsyinchronize merupakan pembagian DC shock menurut
kegunaanya:
- Synchronize
Merupakan shock energi rendah (Kardioversi)
Diindikasikan pada pasien VT dengan nadi, Supra ventricular takikardi (SVT),
Atrial fibrilasi (AF), Atrial fluter (Af)
- Unsyinchronize
Merupakan shock energi tinggi yaitu (Defibrilasi).
Diindikasikan pada pasien dengan irama jantung VF dan VT tanpa nadi

Cara kerja Team Dynamic yaitu:


- Harus memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas
- Memahami keterbatasan masing-masing
- Menawarkan intervensi yang konstruktif (komunikasi dua arah)
- Saling berbagi pengetahuan
- Summarize dan reevaluasi (observasi setiap perubahan kondisi pasien)
- Use Closed Loop Communication. Intruksi dengan menyebut nama, anggota tim
terkait mengulangi perintah
- Give clear message. Informasi yang disampaikan harus ringkas, cukup dapat
didengar oleh tim, tenang namun jelas
- Show mutual respect. Saling menghormati dan mengontrol keadaan/emosi
- Coaching dan debriefing

6. Evakuasi dan Rujukan


Moving Equipment adalah alat untuk memindahkan pasien, alat apa saja yang di
perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal, serta
jelaskan protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan..!!
Jawaban :
Moving equipment untuk pasien suspect trauma spinal yaitu menggunakan Long
spine board dengan Teknik log roll.
Protokol rujukan ke rumah sakit yaitu:
- Sebelum melakukan rujukan, lakukan komunikasi dengan memberikan informasi
ke RS rujukan (identitas pasien, hasil anamnesis, penemuan awal pemeriksaan)
- Sebelum dirujuk lakukan pemeriksaan A-B-C
- Informasi untuk petugas pendamping (pengelolaan jalan napas, cairan yang
telah/akan didapatkan, prosedur khusus yang mungkin diperlukan, GCS,
resusitasi, dan perubahan yang mungkin terjadi dalam perjalanan)
- Pengelolaan selama transport (Monitor TTV dengan pulse oxymetri, pemberian
darah jika diperlukan, pemberian obat-obatan sesuai instruksi, komunikasi
dengan dokter selama transport)
- Dokumentasi (permasalahan penderita, terapi yang telah diberikan, keadaan
penderita saat akan dan selama dirujuk)

Dalam Mechanism of Trauma terdapat beberapa klasifikasi trauma, tolong jelaskan


yang termasuk Klasifikasi Trauma Tumpul dan kemungkinan cidera yang terjadi..!!
Jawaban :
Trauma tumpul sering terjadi pada kecelakaan saat berkendara yang dapat dibagi
menjadi 4 fase, yaitu:
- Fase 1
Kemungkinan cedera: patah tulang paha, dislokasi sendi panggul, dislokasi lutut
- Fase 2
Kemungkinan cedera: abdomen (rupture organ), cedera dada (patah tulang
rusuk, patah tulang dada, paru-paru, jantung, dan aorta)
- Fase 3
Kemungkinan cedera: kepala dan patah tulang leher
- Fase 4
Kemungkinan cedera: fraktur servikal/koksigis, patah tulang leher, multiple
trauma

Trauma tumpul pada kecelakaan juga dapat diklasifikasikan menurut arah tabrakan:
- Belakang : fraktur servikal
- Samping (T-Bone) : fraktur servikal, fraktur iga, trauma paru, hati/limpa,
pelvis, skeletal
- Terbalik (roll over) : multiple trauma, fraktur servical dan tulang belakang
- Terlempar keluar (ejection): multiple trauma, trauma, kepala, trauma organ
dalam, fraktur servical

Anda mungkin juga menyukai