Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA


DI RUANG ARAFAH 3 RSUDZA BANDA ACEH

OLEH:

RAHMAH
2112501010094

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


STASE KEPERAWATAN DASAR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
KANKER PAYUDARA

Kanker payudara merupakan penyakit


keganasan yang paling banyak menyerang Faktor Resiko
Manifestasi Klinis (Pudiastuti,
wanita. Penyakit ini disebabkan karena Wijaya & Putri (2013):
terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara 1. Wanita lebih berisiko tinggi dari pada pria 2011) :
tidak teratur sehingga pertumbuhan sel 2. Usia 1. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri
tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh 3. Riwayat keluarga 2. Keluar cairan abnormal dari puting susu
menjadi benjolan tumor atau disebut 4. Riwayat menstrual 3. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,
kanker. (Wijaya & Putri, 2013) - Early menarche (sebeum 12 tahun) 4. Perubahan warna atau tekstur kulit pada
- Late menopause (setelah 50 tahun) payudara,
5. Riwayat kesehatan 5. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar
6. Riwayat reproduksi puting susu bersisik,
7. menggunakan alat kontrasepsi oral yang 6. Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu
lama yang lama.
Karsinoma mamae merupakan gangguan
8. Terapi radiasi 7. Rasa tidak enak dan tegang
dalam pertumbuhan sel normal mamae
9. Life style 8. Retraksi puting,
dimanasel abnormal timbul dari sel-sel
10. Nullipara 9. Pembengkakan local
normal, berkembang biak dan
11. Riwayat penyakit payudara jinak 10. Konsistensi payudara yang keras dan padat
menginfiltrasi jaringan limfedan pembuluh
12. Terapi pergantian hormone 11. Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran
darah. (Nurarif & Kusuma, 2013).
kurang dari 5 cm
12. Perubahan bentuk dan besar payudara
13. Edema dengan peant d’orange (keriput seperti
kulit jeruk),
14. Pengelupasan papilla mammae
15. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mammografi.
PATOFISIOLOGI
Stadium 3 Stadium 4 Penngobatan local dan regional:
Stadium 1 Stadium 2
a. Operasi, Ada 3 jenis Mastektomi:
1). Pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormon atau modified radical mastektomy,
yaitu pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara
Stadium (Wijaya & Putri, 2013) ditulang dada,tulang selangka dan tulang iga serta benjolan
disekitar ketiak.

KANKER PAYUDARA 2). Total (simple) mastektomi yaitu pengangkatan seluruh


payudara saja tetapi bukan kelenjar diketiak.

Pemeriksaan Penatalaksanaan 3). Radikal mastektomi yaitu pengangkatan sebagian dari


Nurarif & Kusuma, (2013) payudara. Biasanya disebut lumpektomi, yaitu pengangkatan
hanya pada pada jaringan yang mengandung sel kanker
b. Pengangkatankelenjar getah bening
c. Radioterapi
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Mammagrafi, Pengobatan Sistemik
3. Ultrasonografi, Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai a. Hormonal, mengurangi produksi estrogen
bagian tubuh. Karsinoma payudara bermetastase
4. CT Scan, dengan penyebarab langsung ke jaringan b. Radiasi, menghancurkan sel kanker yang tertinggal
5. Sistology biopsy aspirasi jarum halus sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan c. Kemoterapi, membunuh sel kanker yang berkembang
6. Pemeriksaan Hematologi aliran darah. Tempat yang paling sering untuk biak
metastase yang jauh atau sistemik adalah paru
d. Imunoterapi
paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra
dan panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih
Komplikasi (Irianto, 2015) jarang adalah otak, tiroid, leptomeningen, mata,
perikardium dan ovarium.
1. Olahraga teratur 8. Berjemur di bawah sinar matahari
2. Kurangi Lemak 9. Hindari merokok
3. Meningkatkan kadar estrogen 10. Berikan ASI rutin pada anak
4. Tidak terlalu matang memasak daging 11. Pertimbangkan sebelum HRT
5. Konsumsi makanan berserat 12. Hindari Xeno-estrogen
6. Konsumsi makanan berprotein 13. Kontrol berat badan
7. Hindari alcohol

Pencegahan Kanker 1. Mulailah dengan melihat payudara dicermin dengan bahu lurus dan tangan diletakkan
Payudara (Irianto, 2015)
dipinggul. Amatilah ukuran , bentuk dan warna payudara , apakah ada perubahan yang
mudah terlihat , benjolan.
KANKER PAYUDARA 2. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi. Sambil melihat cermin, perlahan-
lahan tekan puting susu antara ibu jari dan jari telunjuk serta lakukan cek terhadap
pengeluaran puting susu.(dapat berupa air susu, atau cairan kekuningan atau darah ).
3. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring..Sentuh payudara dari atas ke
bawah, sisi ke sisi dari tulang selangka ke bagian atas perut dan dari ketiak ke belahan dada.
4. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama sambil berdiri atau
Pemeriksaan SADARI (Irianto, 2015) duduk. Kebanyakan wanita lebih mudah merasakan payudaranya dalam kondisi basah
sehingga sering dilakukan saat mandi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba, oleh wanita
itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit, tidak enak atau tegang
didaerah sekitar payudara .
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian
dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama.
Riwayat menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat menyusui.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi
- Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
- Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
- Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
- .Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
- Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau tanda-
tanda radang.
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
- Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Persepsi dan manajemen
f. Pola nutrisi
g. Pola eleminasi
h. Pola aktivitas sehari-hari
i. Pola istirahat dan tidur.
j. Persepsi dan konsep diri
k. Peran dan hubungan
l. Reproduksi dan seksual
m. Koping dan stress
n. Nilai dan Keyakinan.

2. Masalah Keperawatan yang Muncul

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernafasan,


deformitas dinding dada (D.0005)
2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen pencedera fisiologis (D.0077)
3. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (tekanan
jaringan mammae) (D.0139)
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
kejaringan (D.0019)
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk tubuh
karena proses penyakit (mammae asimetris) (D.0084)
6. Resiko infeksi (D.0142)
7. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi (D.0111)
8. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri (D.0080)
3. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi (SIKI)
(SLKI)
Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
efektis (D.0005) keperawatan 3x24 jam Obervasi:
diharapkan pola napas dapat 1. Monitor frekuensi, irama,
membaik, dengan kriteria kedalaman dan upaya napas
hasil: 2. Monitor pola napas
1. Ventilasi semenit 3. Monitor kemampuan batuk
meningkat efektif
2. Dispnea menurun 4. Palpasi kesimetrisan ekspansi
3. Penggunaan otot bantu paru
napas menurun 5. Auskultasi bunyi napas
4. Frekuensi napas membaik 6. Monitor saturasi oksigen
5. Kedalaman napas membaik 7. Monitor AGD
Terapeutik:
1. Atur intervasl pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemanatauan

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


(D.0077) keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
menurun, dengan kriteria karakterisitik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun 3. Identifikasi respons nyeri non
4. Kesulitan tidur menurun verbal
5. Mual muntah menurun 4. Identifikasi faktor yang
6. frekuensi nadi membaik memperberat dan memperingan
7. Pola napas membaik nyeri
8. Tekanan darah mebaik 5. Monitor keberhasilan terapi
9. Nafsu makan membaik komplementer yang sudh
10. Pola tidur membaik diberikan
6. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
mampu memberberat nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit


keperawatan 3x24 Obervasi:
jam
integritas
1. Identifikasi penyebab gangguan
diharapkan integritas jaringan
jaringan (D.0139) integritas kulit
meningkat, dengan kriteria
hasil: Terapeutik:
1. Elastisitas meningkat 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
2. Perfusi jaringan meningkat baring
3. Kerusakan jaringan 2. Lakukan pemijatan
menurun 3. Gunakan produk berminyak
4. Nyeri menurun pada kulit kering
5. Kemerahan menurun 4. Hindari produk berbahan
6. Suhu kulit membaik alkohol
7. Tekstur kulit membaik Edukasi:
1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air yang
cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi dan sayur buah
4. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
(D.0142) keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat infeksi 1. Monitor tanda dan gejala
menurun, dengan kriteria infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik:
hasil:
1. Batasi jumlah pengunjung
1. Kebersihan badan 2. Berikan perawatan kulit
meningkat 3. Cuci tangan sesudah dan
2. Nafsu makan meningkat sebelum kontak langsung
3. Demam menurun dengan pasien
4. Kemerahan menurun 4. Pertahankan teknik aseptic
5. Nyeri menurun Edukasi:
6. Hematologi membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka pasca operasi
3. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Jurnal Terkait

Menurut penelitian Putri & Rahayu (2019), telah dilakukan pengkajian hingga
intervensi serta evaluasi pada salah satu pasien post operasi biopsy kanker payudara
di Rumah Sakit Garut, didapatkan data bahwa setelah operasi pasien mengalami
nyeri, tidak berdaya, tampak pucat, lemah, dan pasien tidak memahami terkait
penyakitnya sehinggal muncul masalah keperawatan nyeri akut, hambatan mobilitas
fisik, dan kurangnya pengetahuan pasien terkait masalah kesehatan yang dialami
pada pasien saat ini. Peneliti memberikan intervensi berupa tindakan asuhan
keperawatan berdasarkan evidence based yaitu dengan pemberian terapi yoga dan
aromaterapi mawar sebagai intervensi nyeri, dan kelelahan pada kanker juga aman,
efektif dan bermanfaat dalam mengurangi intensitas nyeri, kelelahan, berkurang rasa
sakitnya, mual dan kecemasan dan melaporkan peningkatan kualitas hidup

Jurnal Terkait
Menurut penelitian Hasibuan (2018), kanker payudara merupakan jenis kanker
yang sering dialami oleh wanita. Salah satu terapi yang dapat diberikan adalah
kemoterapi, namun juga memiliki efek samping seperti perubahan fisik, kognitif,
gangguan kesejahteraan emosional, penurunan kekuatan otot, energi dan kemampuan
untuk Activity Daily Living (ADL). Peneliti memberikan salah satu intervensi yang
dapat diberikan untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan ADL sebanyak 35
responden yang mengalami kanker payudara di Murni teguh Memorial Hospital
dengan memberikan Activity Daily Living Training. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh sebelum dan sesudah diberikan intervensi selama satu bulan
dengan durasi waktu pelaksanaan 30 menit setiap latihan seperti.

DAFTAR PUSTAKA

Erik, T. (2005). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta:Gramedia

Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi, Teori dan Praktikum. Bandung: Alfabeta CV.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC.

Pudiastuti., R., D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijaya & Putri. (2013). KMB 2, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa
Dilengkapi Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai