Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE

STASE KMB DAN PALIATIF


Dosen Pembimbing :
Ns. Mita, S. Kep., Ners

Disusun Oleh :
DEA ASBUMA
I1031211060

Pembimbing Klinik :
Wulan Isma Utami, S.kep.,Ners

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
Ca mamae adalah jenis kanker yang terjadi pada jaringan sel payudara.
Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada
wanita. Kanker payudara dapat terjadi karena penyebaran selsel yang mencapai
lebih cepat, sel-sel dari saluran laktiferus yang lama tidak akan tumbuh dan
menyerang sel-sel tersebut tumbuh tidak terkendali dan selsel normal mati
(Dadkhah et al., 2019).
Ketika sel membelah secara tidak normal dan tidak terkendali, mereka bisa
menjadi besar dengan membentuk jaringan ekstra, atau tumor, yang bisa menjadi
jinak atau ganas. Sel tumor tidak menyebar ke jaringan tubuh lain, biasanya dapat
diangkat dan tidak akan kembali lagi. Sel tumor ganas (kanker) dapat menyebar ke
jaringan tubuh terdekat dan melepaskan diri darI bentuk tumor primer menjadi
bentuk tumor sekunder di dalam tubuh.

2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
kanker payudara antara lain faktor keturunan, usia saat menarche, penggunaan
kontrasepsi hormone, gaya hidup yang tidak seimbang seperti makan
berlebihan dengan nutrisi yang buruk, merokok, minum-minuman beralkohol
(Wijaya, 2018) yang pertama adalah Usia karena Ca mamae umumnya menyerang
wanita pada kelompok usia 40-70 tahun, namun risikonya terus meningkat tajam
dan cepat sesuai pertumbuhan usia (Ningsih et al.,2019). Yang kedua adalah
Genetic, Jika seseorang memiliki riwayat keluarga ca mamae, kemungkinan besar
akan berisiko bagi keturunannya (Suhendra, M.2022 ). Yang ketiga adalah
Riwayat menstruasi/Menarche dini (sebelum usia 12 tahun) dan menopause
(setelah usia 55 tahun) dengan menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan
mereka yang mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor risiko
tinggi terkena kanker payudara karena paparan jangka panjang terhadap estrogen
dan progesteron meningkat risiko berkembangnya kanker payudara. Yang ke lima
adalah Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, jarang berolahraga.

3. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,
mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut.
Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma adalah
suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan
fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis. Transformasi
maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya
yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik
normal dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam
deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang
terhadap agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal
abnormal atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi
dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi
mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan
perilaku maligna.

Pathway

Faktor predisposisi dan


resiko tinggi hiperplasi Mendesak sel syaraf Intrupsi sel syaraf
pada sel mamae
Nyeri Akut (D.0077)

Mendesak jaringan Mensuplai nutrisi ke


sekitar jaringan Ca

Menekan Hipermetabolisme
jaringan pada ke jaringan
mamae
Penurunan
Peningkatan hipermetabolisme jaringan
konsistensi mamae

Penurunan berat badan


Massa tumor
mendesak jaringan
Defisit Nutrisi (D.0019)
Perfusi jaringan
terganggu
Ukuran mamae
abnormal
ulkus
Defisit Pengetahuan
Kerusakan Integritas (D.0111)
kulit/jaringan(D.0129)

Sumber: Nurarif (2015)

4. Manifestasi Klinis
Fase awal ca mamae bersifat asimtomatik (tanpa tanda dan gejala).Tanda
dan gejala kanker payudara stadium lanjut termasuk kulit, retraksi puting, dan
deviasi dan nyeri tekan, nyeri tekan dan keluarnya cairan berdarah dari puting.
Kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol seperti kulit jeruk atau ulserasi pada
payudara merupakan tanda lanjut dari penyakit ini. Kanker payudara dapat tumbuh
di kelenjar susu, saluran susu dan lemak serta jaringan ikat di payudara. Kanker
payudara biasanya ditemukan pada usia 40-49 tahun dan sebagian besar terletak di
kuadran lateral atas. (Wijaya, 2018).
5. Pemeriksaaan penunjang
a Diagnostik
1. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi
kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran
kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
2. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakantumor sulit
dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
3. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
4. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan
sirkulasi sekitar sisi tumor.
5. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau


ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif
terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi
terapi.

6. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada


organ lain

b Laboratorium
Laboratorium meliputi:
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
5) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi

c Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pada pembedahan dilakukan beberapa hal yaitu Mastektomi
radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe
axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak
diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak
diangkat. Yang kedua ada Mastektomi total dimana Semua jaringan
payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat. Dan yang ketiga ada Lumpektomi/tumor yaitu Pengangkatan
tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada
di sekitar tumor tersebut dan yang keempat adalah Wide excision /
mastektomi parsial yaitu Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan
payudara normal, Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan
lapisan otot pectoralis mayor
2. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan
kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi Hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

d Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis
payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, usia, alamat, dan lai-lain.
b. Aktivitas dan Istirahat
Kelelahan, kelemahan, mailase, gangguan tidur, kelemahan otot dan tonus,
penurunan ROM.
c. Sirkulasi
Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, peningkatan JVP,
takikardia, hipotensi ortostatik, Friction Rub.
d. Integritas Ego
Faktor stres, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas, takut,
marah, irritable.
e. Eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, perubahan warna urine, urine
pekat warna merah/coklat, diare, konstipasi, abdomen kembung.
f. Makanan/Cairan
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia,
mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites.
g. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan,
gangguan status mental, penurunan lapang pandang, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran.
h. Aman dan Nyaman
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah, kulit
gatal, infeksi berulang, pruritus, demam, petekie, ekimosis, deposit fosfat
kalsium pada kulit, ROM terbatas.
i. Pernafasan
Pernafasan kussmaul (cepat dan dangkal), paroksismal nokturnal dyspnea (+).
j. Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas.
k. Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya.
2. Diagnosa Keperawatan:
a Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:
pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan.
b Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi dan cairan.
c Kerusakan Integritas kulit/jaringan (D.0139) berhubungan dengan faktor mekanik
(penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan
proteksi.
d Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan pembelajaran.
3. Intervensi

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah Dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Asuhan Keperawatan (I. 08238)
agen cedera fisiologi. selama 2×24 jam Observasi :
kategori: diharapkan Tingkat  Lokasi, karakteristik,
pisikologi,subkategori: nyeri Menurun dengan durasi, frekuensi,
nyeri dan kenyamanan. Kriteria Hasil : kualitas, intensitas
- Keluhan nyeri nyeri
menurun  Identifikasi skala
- Meringis nyeri
menurun  Identifikasi respon
- Sikap protektif nyeri non verbal
menurun  Identifikasi faktor
- Gelisah yang memperberat
menurun dan memperingan
- Kesulitan tidur nyeri
menurun  Identifikasi pengaruh
- Frekuensi nadi nyeri pada kualitas
menurun hidup
Terapeutik :
 Fasilitasi istirahat
dan tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
 Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
2. Defisit Nutrisi (D.0019) Setelah Dilakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Asuhan Keperawatan (1.03119)
ketidakmampuan Selama 3×24 Jam Obsevasi
mengabsorbsi nutrien Diharapkan Status • Identifikasi status
ke jaringan. Kategori: Nutrisi Membaik nutrisi
fisiologi, subkategori: Dengan Kriteria Hasil : • Monitor asupan
Nutrisi dan cairan. - Porsi makanan makanan
yang • Identifikasi makanan
dihabiskan yang disukai
meningkat • Monitor berat badan
- Verbalisasi • Sajikan makanan
keinginan yang menarik dan
meningkatkan suhu yang sesuai
nutrisi Terapeutik
membaik • Berikan makanan
tinggi serat, tinggi
- Berat badan kalori dantinggi
membaik protein
- Indek massa • Anjurkan makan
tubuh (IMT) posisi duduk, jika
meningkat mampu
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
menentukan jumlah
nutrisi yang
dibutuhkan klien
3. Kerusakan Integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas
kulit/jaringan (D.0139) asuhan keperawatan kulit (1.11353)
berhubungan dengan selama 3×24 jam Observasi
faktor mekanik diharapkan Integritas • Identifikasi penyeban
(penekanan massa kulit dan jaringan gangguan kulit
kanker). Kategori: Meningkat dengan Terapeutik
lingkungan, Kriteria Hasil : • Ubah posisi tiap 2
subkategori: keamanan - Kerusakan jam jika tirah baring
dan proteksi. jaringan • Gunakan produk
- Kerusakan berbahan petroleum
lapisan atau minyak pada
- kulit kulit kering
- Nekrosis • Hindari produk
berbahan alcohol
pada kulit kering
Edukasi
• Anjurkan
menggunakan
pelembab
• Anjurkan minum air
yang cukup
• Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrient
• Anjurkan
menghindari suhu
ekstrem

4. Evaluasi Secara Teoritis


Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam
penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari
penyebabnya.Tahapan ini perawat melakukan tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai. Format yang dipakai adalah format SOAP yaitu : (Wahyuni, 2016)
dalam (Sianturi, 2020).
1. Subjektif (S) : Data subjektif yaitu perkembangan keadaan yang
didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan
klien.
2. Objektif (O) : Data objektif yaitu perkembangan yang bisa diamati dan
diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
3. Analisa (A) : Yaitu penilaian dari kedua jenis data baik itu data
subjektif maupun objektif apakah berkembang ke arah kebaikan atau
kemunduran
4. Perencanaan (P) : Yaitu rencana penanganan klien didasarkan pada
hasil analisis diatas yang berisi melanjutkan perencanaan
Daftar Pustaka
Azizah Fatimatul (2019). Kti : Askep Pada Klien Kanker Payudara Stadium 3b Dengan
Masalah Keperawatan Gangguan Integritas Kulit Di Ruang Melati Rsu. Bangil
Pasuruan. Jombang : Stikes Insan Cendikia Medika.
Dian Nur Adkhana Sari Eo. Seksualitas Pada Pasien Ca Mamae Yang Menjalani
Kemoterapi. J Ilm Kesehat. 2020;15. (2)(3).
Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker
Payudara.
Nadia Sulistia Ningsih, Reny Purnama Sari, Nurfadhillah Khalid, A. Sitti Fahira Arsal Nf.
Faktor Resiko Kejadian Kanker Payudara Pada Pasien Ca Mamae Di Rs. Ibnu
Sina Makasar Pada Tahun 2018. J Mhs Kedokt. 2020;2.
Ningsih, A. Nadia Sulistia, Et Al. Faktor Resiko Kejadian Kanker Payudara Pada Pasien
Ca Mammae Di Rs. Ibnu Sina Makassar Pada Tahun 2018. Fakumi Medical
Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 2022, 2.7: 483-489.
Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2018). Cancer Mammae.
http://www.perawatciamik.com/2018/03/laporan-pendahuluan-ca-mamaenanda-
nic.html?view=timeslide
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
SUHENDRA, M. (2022). Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Pasien Carcinoma
Mammae Dengan Tindakan Mastektomi Di Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Lampung Tahun 2022 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Wijaya, Y. (2018). Analisa Faktor Risiko Kejadian Ca Mamae Di Poli Bedah
Onkologi Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang
Tuah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai