Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK KOMPREHENSIF I
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR MAMMAE

A. Definisi
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak
ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru,
hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2007, hal : 39-40)
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan
sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol
ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena
sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor
yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau
tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker,
biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan
Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal 04 September 2014).

B. Etiologi
Belum ada penyebab spesifik Tumor payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko
akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah Tumor
payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan
setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor payudara.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.
6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan
Tumor mammae. Oleh sebab itu Tumor mammae lebih banyak perempuan dibandingkan
dengan laki-laki
7. pernah mengalami radiasi didaerah dada.

C. Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan
dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau
rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d orange, kulit tebal dengan pori-pori
yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening,
nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap,
anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur
dan sakit kepala.
Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Tumor
payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri,
terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada
payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Tumor payudara
pada tahap lanjut




D. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor
ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan
jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel
ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan
ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.

E. Pathway
Adanya benjolan pada payudara yang semakin membesar



















Mendesak
jaringan sekitar
Mendesak
Sel syaraf
Mendesak
Pembuluh
darah
Mensuplai
nutrisi ke
jaringan ca
Menekan jaringan
pada mammae
nyeri
Aliran darah
terhambat
Peningkatan
konsistensi
mammae
Hipermetabolis ke
jaringan
Suplai nutrisi
jaringan lain
Berat badan turun
Mammae
membengkak
Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar
Perfusi jaringan
terganggu
Ulkus
Gg integritas kulit/
jaringan
Ukuran
mammae
abnormal
Mammae
asimetrik
Gg body
image
hipoxia
Necrose
jaringan
Infeksi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Interupsi sel saraf
sel
Kurang
pengetahuan
cemas
Infiltrasi pleura
parietale
Expansi paru
menurun
Gg pola nafas
Bakteri Patogen


F. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan payudara sendiri
Setiap bulan setelah usia 18 tahun
2. Pemeriksaan fisik payudara
Setiap 3 tahun pada usia 18-40 tahun, setiap tahun setelah usia 40 tahun
3. Mamografi
Pemeriksaan dasar awal pada usia 35-45 tahuun setelah 1-2 tahun pada usia 4-49 tahun,
setiap tahun setelah usia 50 tahun
4. Biopsy jarum/biopsy seluruh benjolan
Mammogram; pemindaian hati dan tulang, CT-scab otot: pemeriksaan reseptor estrogen
dan progesterone ada contoh biopsy.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba
atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang
bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay
darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi
tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna
klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

H. Data Fokus Pengkajian
1. Wawancara
a. Identitas
Identitas Pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku
bangsa, kewarganegaraan, pendidikan, bahasa, pekerjaan, alamat, diagnose
medis, no.Rekam medis
Identitas Penanggung Jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, kewarganegaraan, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan
pasien.
b. Keluhan Utama
Biasanya Pasien mengeluh adanya luka di mamae dekstra, basah dan berbau
dan pasien juga merasa sedih dan malu dengan penyakit yang dialaminya, pasein
mengeluh tidak nafsu makan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan yang timbul di
bagian payudara, dan semakin hari benjolan semakin membesar. Jika sudah
menyebar makan dilakukan pembedahan dan mengeluh nyeri dengan skala 3 (0-5)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji pada pasien sudah berapa lama terdapat benjolan tersebut dan kaji apakah
ada penyakit-penyakit lain.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama atau
penyakit menular lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Klien dengan tumor mammae biasanya dalam keadaan baik atau terlihat cemas
karena penyakitnya
b. Kesadaran
Klien dengan tumor mammae akan dalam keadaan compos mentis, GCS 15 (E: 4,
V: 5, E: 6)
c. Tanda-tanda Vital
Kaji Tekanan Darah (TD), Nadi (N), Respirasi (R), Suhu (S)
d. Persistem
1. Sistem Respirasi
Klien dengan tumor mammae pada daerah dada terlihat bentuknya tidak
simetris, biasanya akan terdapat luka insisi pada daerah yang terkena tumor,
terdapat pus dan pembengkakan disekitar luka. Bunyi paru normal, tidak ada
nyeri tekan.
2. Sistem Kardiovaskuler
Kaji apakah adanya hipertensi/hipotensi, kaji apakah klien memiliki penyakit
jantung, adanya kebiruan pada jari-jari tangan.
3. System Endokrin
Kaji ada tidaknya pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
4. System Neurologi
Kaji adanya keluhan pusing, nyeri kepala, lihat kesadarannya dan GCS, kaji
apakah saraf-saraf pada tubuh pasien baik.
5. Sistem Gastrointestinal
Kaji adanya tidak nafsu makan, kaji apakah klien konstipasi atau BAB lancer,
kaji bagian abdomen apakah ada nyeri tekan atau tidak, tidak ada bising usus.

I. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DO :
Adanya luka mammae
dekstra, luka terbalut
dengan kassa steril,
adanya pembengkakan
TD = 120/70 mmHg
N = 80 x/menit, R 20
x/menit, S = 38,3
0
C
DS :
Klien mengatakan
adanya luka di
payudara sebelah kanan
dan merasakan Nyeri
Adanya benjolan pada
payudara yang semakin
membesar

Mendesak
jaringan sekitar

Menekan jaringan pada
mammae

Peningkatan konsistensi
mammae

Mammae membengkak


Massa tumor mendesak ke
jaringan luar
Nyeri Akut


Mendesak sel saraf

Interupsi sel saraf

Nyeri
2. DO :
Luka terlihat basah,
dipinggiran luka
adanya pembengkakan.
DS:
Klien mengeluh
lukanya berbau
sebelum diganti perban
Adanya benjolan pada
payudara yang semakin
membesar

Mendesak
Pembuluh

Aliran darah terhambat

Hypoxia

Necrosis jaringan

Bakteri pathogen

Luka post Operasi

Resiko Infeksi
Resiko Infeksi
3. DO :
Klien terlihat malu bila
ditanyakan penyakit
yang dialaminya,
merasa berat untuk
menampakkan luka
Adanya benjolan pada
payudara yang semakin
membesar

Mendesak
jaringan sekitar
Perubahan Citra Tubuh
yang terdapat pada
payudaranya.
DS :
Klien mengatakan
merasa sedih dengan
penyakit yang
dialaminya.


Menekan jaringan pada
mammae

Peningkatan konsistensi
mammae

Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetris

Perubahan citra tubuh

J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
3. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh

K. Perencanaan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b/d luka
post operasi
DO :
Adanya luka
mammae dekstra,
luka terbalut
dengan kassa steril,
adanya
pembengkakan
TD = 120/70
Tupan :
Nyeri dapat teratasi
Tupen :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 2x24
jam nyeri berkurang
dengan criteria hasil:
1. Klien
mengatakan
1. Observasi
tanda-tanda
vital
2. Kaji
karakteristik
nyeri, skala
nyeri, sifat
nyeri, lokasi
dan
penyebaran
1. Untuk
mengetahui
kondisi klien
2. Untuk
mengetahui
perkembangan
rasa nyeri yang
dirasakan
3. Dapat
memepengaruhi
mmHg
N = 80 x/menit, R
20 x/menit, S =
38,3
0
C
DS :
Klien mengatakan
adanya luka di
payudara sebelah
kanan, dan
merasakan nyeri
nyeri berkurang
2. Nyeri tekan tidak
ada
3. Ekspresi wajah
tenang
4. Luka sembuh
dengaan baik

3. Beri posisi
yang nyaman
4. Ajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam
5. Kolaborasi
dengan
pemberian
analgetik
kemampuan
klien untuk
istirahat efektif
dan dapat
mengurangi
nyeri.
4. Relaksasi nafas
dalam dapat
mengurangi rasa
nyeri dan
memperlancar
sirkulasi O2
keseluruh
jaringan.
5. Analgetik dapat
memblok
rangsangan
nyeri sehingga
nyeri tidak dapat
dipersepsikan.
2. Resiko infeksi b/d
luka post Operasi
DO :
Luka terlihat basah,
dipinggiran luka
adanya
pembengkakan.
DS:
Klien mengeluh
lukanya berbau
sebelum diganti
Tupan :
Tidak terjadi infeksi
Tupen :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2x24 jam resiko
iinfeksi berkurang
denga nkriteria hasil:
1. Tidak ada tanda-
tanda infeksi
1. Kaji tanda
tanda vital
2. Kaji adanya
tanda tand
infeksi
3. Lakukan
perawatan luka
dengan teratur
4. Kolaborasi
dengan
pemberian
1. Untuk
mengetahui
kondisi klien
2. Untuk
mengetahui
secara dini
adanya tanda-
tanda infeksi
sehingga dapat
diberi tindakan
yang tepat
perban 2. Luka dapat
sembuh dengan
sempurna
antibiotik 3. Uuntuk
menghindari
kontaminasi
dengan kuman
penyebab
infeksi
4. Menghambat
perkembangan
kuman sehingga
tidak terjadi
proses infeksi
3. Perubahan citra
tubuh b/d
kehilangan bagian
tubuh
DO :
Klien terlihat malu
bila ditanyakan
penyakit yang
dialaminya, merasa
berat untuk
menampakkan luka
yang terdapat pada
payudaranya.
DS :
Klien mengatakan
merasa sedih
dengan penyakit
yang dialaminya.
Tupan :
Klien dapat
menerima keadaan
dirinya
Tupen :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 2x24
jam klien dapat
menerima dirinya
sedikit demi sedikit
dengan criteria hasil:
1. Klien tidak malu
dengan keadaan
dirinya
2. Klien dapat
menerima efek
pembedahan
1. Diskusikan
dengan klien
atau orang
terdekat respon
klien terhadap
penyakitnya
2. Tinjau ulang
efek
pembedahan
3. Berikan
dukungan
emosi klien
4. Anjurkan
keluarga klien
untuk selalu
mendampingi
klien
1. Membantu
dalam
memastikan
masalah untuk
memulai proses
pemecahan
masalah
2. Biimbingan
antisipasi dapat
membantu klien
memulai proses
adaptasi
3. Klien dapat
menerima
keadaan dirinya
4. Klien dapat
merasa masih
ada orang yang
memperhatikann
ya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2008), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa
Monica Ester, Jakarta, EGC
Doenges, Marilynn E, (2000) Rencana Asuhan Keperawatan : Jakarta : EGC.
Saputra, Heri, (2012) Askep keperawatan medical bedah. Diakses di http://andessa-
hesa.blogspot.com/2012/12/Asuhan-keperawatan-mammae.html.

Anda mungkin juga menyukai