Masa Duka
(Grief and Bereavement Care)
d r. S i t i A . N u h o n n i , S p K F R - K
Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI)
Bereavement :
Keadaan seseorang yang kehilangan orang yang dekat
karena wafat
Grief :
Reaksi psikologis dan emosi pada seseorang dalam
kondisi bereavement
Mourning :
Tampilan yang muncul sebagai ekspresi grief
Attachment :
Kecenderungan yang kuat untuk tetap dekat dari waktu ke
waktu terhadap seseorang
Anticipatory Grief :
Reaksi psikologis dan emosional untuk mengantisipasi
kondisi bereavement
3 komponen dukungan:
1
Semua orang yang berduka harus
diberikan informasi layanan grief
dan cara mengakses layanan
tersebut.
Prigerson,et al;1995
Kesedihan yang kompleks
... Lebih terkait dengan intensitas reaksi atau durasi
reaksi dibanding ada atau tidaknya perilaku tertentu.
Worden,1982
Faktor risiko terjadinya
kesedihan yang kompleks
Pribadi
Kemarahan, adanya perasaan yang bertentangan
atau ketergantungan dengan almarhum
Riwayat beberapa kali kehilangan atau kehilangan
yang bersamaan.
Masalah kesehatan mental.
Kurangnya dukungan social.
Faktor risiko untuk kesedihan yang
kompleks
Kematian tiba-tiba, kematian tak terduga, terutama
karena kejahatan, mutilasi atau acak
Kematian dari penyakit yang berlangsung lama seperti
demensia
Kehilangan anak
Persepsi kematian yang dapat dicegah
Faktor risiko untuk kesedihan
yang kompleks
Historis
Pengalaman sebelumnya dengan kesedihan yang
kompleks
Rasa tidak aman di masa kanak-kanak
Kepribadian
Ketidakmampuan untuk mentolerir tekanan emosional
ekstrim
Ketidakmampuan untuk mentolerir perasaan
ketergantungan
Konsep diri, peran dan nilai 'yang kuat'
Sosial
Kehilangan sosial yang tak dapat diungkapkan
(mis. Bunuh diri)
Kehilangan yang merugikan secara sosial
(misalnya Kehilangan pasangan)
Tidak adanya dukungan sosial
Tidak adanya jenazah yang dimakamkan
(misalnya hilang di laut)
Tanda Peringatan dari
kehilangan yang kompleks
Gangguan fungsional jangka panjang
Reaksi kesedihan yang berlebihan, berkepanjangan dan intens
Mengabaikan perawatan diri
Penggunaan dan penyalahgunaan obat
Tema kehilangan yang sering dalam percakapan, aktivitas,
perilaku
Idealisasi almarhum
Pengambilan keputusan impulsif
Gangguan mental setelah kehilangan
Gejala PTSD
Hasil dari gangguan kesedihan
kompleks
Peningkatan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri
Peningkatan risiko penyakit depresi
Peningkatan risiko gangguan kecemasan (gangguan
kecemasan umum, pasca traumatic stress disorder, dan
gangguan panik)
Peningkatan kejadian penyakit jantung
Peningkatan kejadian tekanan darah tinggi
Perubahan yang signifikan dalam konsumsi makanan, alkohol,
dan tembakau
Peningkatan risiko penurunan fungsi sosial dan pekerjaan
Kualitas Gangguan hidup
Ann M. Berger, et al. (2013) Principles and practice of Palliative Care and Supportive Oncology (3 rd ed), p. 721
Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business
Faktor risiko untuk gangguan
kesedihan yang kompleks
Hubungan ketergantungan kepada almarhum
Hubungan kekerabatan - orang tua dan pasangan
seringkali terkena dampak
Rasa bersalah terhadap almarhum
Riwayat kecemasan akibat kehilangan seseorang
pada masa muda
Cenderung berkehidupan teratur dan nyaman – sulit
beradaptasi terhadap perubahan
Kurangnya persiapan untuk kematian
Ann M. Berger, et al. (2013) Principles and practice of Palliative Care and Supportive Oncology (3 rd ed), p. 723
Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business
Cara Membantu Orang yang
ditinggalkan
Kami ada untuk mereka
Mendengarkan tidak menghakimi
Mendorong mereka untuk berbicara tentang
almarhum
Memberi kesempatan untuk mengekspresikan
perasaan
Masa duka adalah proses yang normal.
Mendampingi mereka untuk beradaptasi mengatasi
kehidupan yang baru.
Peran perawat dalam
perawatan masa duka
Dukungan terhadap keluarga sebelum masa duka
Penilaian risiko kematian
Dukungan untuk keluarga pada saat kematian
Perawatan masa duka di rumah keluarga
Peran relawan dalam
perawatan masa duka
1. Harus dapat menilai risiko kehilangan dan kebutuhan untuk konseling
2. Harus bisa mengenali, menjelaskan, dan meyakinkan keluarga tentang
proses masa duka yang normal.
3. Harus mampu memberikan dukungan emosional dan memfasilitasi
ekspresi kesedihan.
4. Harus mampu mengenali keterbatasan kemampuan relawan, bila perlu
dirujuk ke psikolog/psikiater/dokter.
5. Membantu mengenali asumsi keluarga/anggota keluarga tentang diri
mereka sendiri dan dunia mereka dengan harapan bahwa mereka
akan menemukan makna baru, peran, dan arah dalam hidup.
6. Mampu mengenali kondisi dan kebutuhan relawan sendiri untuk
melakukan perawatan masa duka.
TERIMA KASIH