Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BIMBINGAN ROHANI (HIKMAH SAKIT) PADA PASIEN DENGAN CA.


CERVIKS, KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) dan ETIKA BATUK DI
RUANG 9 (ONKOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
STIKES MATARAM

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BIMBINGAN ROHANI (HIKMAH SAKIT) PADA PASIEN DENGAN CA.
CERVIKS DI RUANG 9 (ONKOLOGI)
RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
STIKES MATARAM

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Bimbingan rohani


Sub Pokok Bahasan : Hikmah sakit
Sasaran : Keluarga pasien dan pengunjung Ruang 9
Tempat : Di ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Mei 2018
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa STIKES Mataram

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaaran
dapat mengerti tentang “Bimbingan Rohani” dan Hikmah
Sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang
Bimbingan Rohani sasaran diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari Bimbingan Rohani dan Hikmah
Sakit.
2. Menjelaskan tujuan dari Bimbingan Rohani.
3. Menjelaskan dampak dari Bimbingan Rohani.
4. Menjelaskan kebiasaan untuk mendekatkan diri pada Allah
SWT
5. Menjelaskan cara berdoa ketika sakit yang baik dan
benar.

B. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
C. SASARAN
Sasaran dari bimbingan rohani dengan tema hikmah sakit ini
yaitu keluarga pasien serta pengunjung ruang 9 RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
D. METODE
Metode yang di gunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. MEDIA
1) PPT
2) LCD
3) Laptop

F. KEORGANISASIAN
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Fasilitator & dokumentasi :

G. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA METODE MEDIA


PENYULUHAN
Pembukaan 5  Membuka dengan  Menjawab salam  cerama
menit salam h
 Memperkenalaka  Mendengarkan
n diri
 Menjelaskan  Memperhatikan
maksud dan
tujuan  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menjawab
 Menggali pertanyaan
pengetahuan
peserta
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Penyajian 15  Menjelaskan  Mendengarkan Ceramah, PPT
menit tentang :  Memberikan tanya
 Pengertian tanggapan dan jawab,
dari Rohani pertanyaan mendemon
dan mengenai hal strasika
Bimbingan yang kurang n cara
Rohani dimengerti Berdo’a
 Tujuan dari  Memberi yang
Bimbingan kesempatan benar
Rohani. kepada peserta
 Dampak dari untuk bertanya
Bimbingan
Rohani
 Kebiasaan
untuk
mendekatkan
diri pada
Allah SWT
 Cara Berdo’a
yang baik
dan benar.

Penutup 10  Evaluasi :  Menjawab Ceramah, PPT


menit Penyaji pertanyaan tanya
bertanya  Pengunjung jawab,
kepada mendengarkan. BerdoaBe
audience rsama

 Kesimpulan  Menjawab Salam


dari materi
penyuluhan
 Memberikan
Salam
Penutup dan
mengucapkan
terimakasih
H. SETTING TEMPAT

BED PASIEN

Peserta

Peserta
Peserta
LCD

BED PASIEN

I. EVALUASI
1. Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 peserta
b. Media yang digunakan adalah PPT, LCD, dan laptop
c. Waktu penyuluhan adalah 15 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum
kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan mengusai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat
kegiatan penyuluhan berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan.
2. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan
mengerti dan memahami hikmah dan makna dari sakit.
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada
perubahan-perubahan bagi setiap Peserta yaitu memahami
tentang Bimbingan Rohani dan dapat merubah pemikiran
tentang sakit.
MATERI
HIKMAH DAN PELAJARAN DIBALIK SAKIT

1. Bersabar

Disadari atau tidak disadari, dengan diberikan sakit ini


merupakan kebaikan bagi dirinya, seperti yang disabdakan
Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiwaSallam :
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya
semua perkaranya menjadi kebaikan, dan hal itu tidak pernah
terjadi kecuali bagi seorang mukmin : jika ia mendapat
kesenangan, ia bersyukur, makahal itu menjadi kebaikan baginya,
dan jika ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu menjadi
kebaikan baginya” (HR. Muslim No. 2999)
Sehingga tidak usah stress jika sakit, tidak usah merasa
frustasi jika secercah harapan untuk sembuh tidak kunjung
terlihat. Karena orang sabar akan diberikan pahala tanpa batas
sesuai janji Allah SubhanahuwaTa’ala.
“…Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)

2. Bersyukur
Ada dua nikmat yang membuat orang seringkali lupa bersyukur
(being greatful), Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwa Sallam telah
mengingatkan :
“Dua nikmat yang membuat manusia banyak terperdaya olehnya
:nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari No 6412)
Bersyukur tidak hanya cukup dibibir, hanya denga
nmengucapkan Alhamdulillah, tanpa makna yang jelas dan tidak
berbekas dalam sanubari. Bersyukur bermakna lebih dalam dari
itu, yaitu perasaan terdalam yang menunjukan rasa terimakasih
(gratitude) yang tinggi kepada sang Khalik atas semua nikmat
yang telah diberikan oleh-Nya. Termasuk nikmat masih bisa
merasakan sakit. Sikap bersyukur mampu mempercepat proses
penyembuhan seseorang saat jatuh sakit. Dalam sebuah studi yang
dilakukan oleh University of Utah, menunjukan bahwa sikap
bersyukur dapat membangkitkan rasa optimisme, sehingga menambah
daya tahan tubuh.

3. Momentum untuk Introspeksi Diri


Setelah muncul sabar dan syukur, maka jadikan sakit menjadi
momentum untuk introspeksi diri. Introspeksi akan menggiring
seseorang mengingatkan kesalahan dan perbuatan maksiat yang
selama ini dilakukan. Sehingga muncullah rasa penyesalan dan
pertaubatan kepada Allah.
Setelah itu baru seorang hamba akan kembali kepada Rabb-Nya
dan kepada jalan yang diridhai-Nya. Allah SubhanahuwaTa’ala
berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada
umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
(menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka
bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS.
Al-An’aam : 42)
Tafsir Ibnu Jarif bahwa “supaya mereka bermohon (kepada
Allah) dengan tunduk merendahkan diri” adalah dengan memurnikan
ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai
selain-Ku, dengan caratan dan pasrah kepada-Ku.

4. Menghapus Dosa dan Kesalahan


Setelah mengalami pertarungan secara fisik dan batin ketika
sakit, dengan sikap sabar penuh rasa syukur dan berintrospeksi
akan kesalahan, maka ingatlah kepada hadits Rasulullah
Shallallahu ‘AlaihiwaSallam ini..
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang
lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari No 5661 dan Muslim No
651)
5. Doa Ketika Sakit

Anda mungkin juga menyukai