TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium
tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman. Tetanus
adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani,
bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh badan.
Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot rangka.
1.2 Klasifikasi
1. Tetanus local: biasanya ditandai dengan otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas
dan spasme pada bagian paroksimal luar. Gejala itu dapat menetap dalam
beberapa minggu dan menghilang.
2. Tetanus general: yang merupakan bentuk paling sering, biasanya timbul
mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung daan sakit
kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat kontraksi otot
somatic meluas. Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan
aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya, spasme
berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode
relaksasi.
3. Tetanus segal: varian tetanus local yang jarang terjadi. Masa inkubasi 1-2 hari
terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling menonjol
adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX, dan XI tersering saraf otak VII diikuti
tetanus umum.
1.3 Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani yang dapat
masuk melalui luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi yang tidak
dirawat dan tidak dibersihkan dengan baik, caries gigi, pemotongan tali pusat yang
tidak steril, dan penjahitan luka robek yang tidak steril. Penginfeksian kuman
Clostridium tetani lebih mudah bila klien belum terimunisasi.
2.4 Patofisiologi
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin
bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi
nyata dengan gejala umum:
Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada 2 macam yaitu farmakologi
dan non-farmakologi.
1. Farmakologi
1. Antitoksin: antitoksin 20.000 1u/ 1.M/5 hari. pemberian baru
diberikan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.
2. Anti kejang (antikonvulsan)
1. Darah
BUN: peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro
toksik akibat dari pemberian obat.
1. Skull Ray: untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi.
2. EEG: teknik untuk menekan aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh
untuk mengetahui focus aktifitas kejang, hasil biasanya normal.
NANDA (00032)
B Ansietas
radipnea Cedera medulla spinalis
D Deformitas dinding dada
ispnea Deformitas tulang
F Disfungsi neuromuscular
ase ekspirasi memanjang Gangguan musculoskeletal
O Gangguan neurologis (missal,
rtopnea elektroensefalogram[EEG] positif,
P trauma kepala, gangguan kejang)
engguanaan otot bantu pernafasan Hiperventilasi
P Imaturitas neurologis
enggunaan posisi tiga-titik
Keletihan
P
Keletigan otot pernapasan
eningkatan diameter anterior-
Nyeri
posterior
Obesitas
P
Posisi tubuh yang menghambat
enurunan kapasitas vital
ekspansi paru
P
Sindrom hipovemtilasi
enurunan tekanan ekspirasi
P
enurunan tekanan inspirasi
P
enurunan ventilasi semenit
P
ernapasan bibir
P
ernapasan cuping hidung
P
erubahan ekskursi dada
P
ola napas abnormal (missal, irama,
frekuensi, kedalaman)
T
akipnea
NOC
INDIKATOR
040301 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
040329 Pengembangan 1 2 3 4 5 NA
dinding dada
tidak simetris
040330 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
vokalisasi
040331 Akumulasi 1 2 3 4 5 NA
sputum
040332 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
ekspirasi
040333 Gangguan Suara 1 2 3 4 5 NA
saat auskultasi
040334 Atelektasis 1 2 3 4 5 NA
NOC
INDIKATOR
041202 Tingkat 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
spontan
041226 Takut 1 2 3 4 5 NA
041234 Ketidaknyamana 1 2 3 4 5 NA
n
041235 Kurang istirhat 1 2 3 4 5 NA
041236 Kesulitan 1 2 3 4 5 NA
menggutarakan
kebutuhan
NOC
INDIKATOR
041501 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
041502 Irama pernapasan 1 2 3 4 5 NA
041503 Kedalaman 1 2 3 4 5 NA
Inspirasi
041504 Suara auskultasi 1 2 3 4 5 NA
nafas
041532 Kepatenan jalan 1 2 3 4 5 NA
nafas
041505 Volume Tidal 1 2 3 4 5 NA
041506 Pencapaian 1 2 3 4 5 NA
tingkat intensif
spirometri
041507 Kapasitas Vital 1 2 3 4 5 NA
041508 Saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
041509 Test faal paru 1 2 3 4 5 NA
041510 Penggunaan obat 1 2 3 4 5 NA
bantu nafas
041511 Retraksi dinding 1 2 3 4 5 NA
dada
041512 Pernapasan bibir 1 2 3 4 5 NA
dengan mulut
menegrucut
041513 Sianosis 1 2 3 4 5 NA
041514 Dispneu saat 1 2 3 4 5 NA
istirahat
041515 Dispneu dengan 1 2 3 4 5 NA
aktivitas ringan
041516 Perasaan kurang 1 2 3 4 5 NA
istirahat
041517 Mengantuk 1 2 3 4 5 NA
041518 Diaforesis 1 2 3 4 5 NA
041519 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
Kesadaran
041520 Akumulasi 1 2 3 4 5 NA
Sputum
041521 Atelektasis 1 2 3 4 5 NA
041526 Mendengkur 1 2 3 4 5 NA
041531 Batuk 1 2 3 4 5 NA
NIC
NIC
NIC
H 8. Penyakit
ipotensi 9. Sepsis
K
oma
K
ulit kemerahan
K
ulit terasa hangat
L
etargi
P
ostur abnormal
S
tupor
T
akikardia
T
akipena
v
asodilatasi
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan R 11. Berikan anti piretik jika perlu
2. Monitor suhu, warna, dan 12. Selimuti pasien untuk mencegah
kelembaban kulit hilangnya kehangatan tubuh
3. Monitor sianosis perifer 13. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
4. Pantau dan laporkan tanda dan
gejala hipotermi dan hipertemi. 14. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
5. Tingkatkan keadekuatan masukan
efek negative dan kedinginan
cairan dan nurtisi
6. Selimuti pasien untuk mencegah 15. Beritahu tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
hilangnya kehangatan tubuh
penanganan emergency yang
7. Ajarkan pada pasien cara mencegah diperlukan
keletihan akibat panas
16. Ajarkan indikasi dan hipotermi
8. Diskusikan tentang pentingnya dan penanganan yang diperlukan
pengaturan suhu dan kemungkinan
17. Berikan anti piretik jika perlu
efek negative dan kedinginan
9. Beritahu tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
10. Ajarkan indikasi dan hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
NIC : perawatan demam …………………………………………………….(3740)
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Bylander, A., dkk. 2007. Journal of Children Microbiology
Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Revai, R, et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating
Upper Respiratory Tract Infection. Journal of The American Academy
Pediatrics
Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI
Nanda. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan NIC-NOC. Yogyakarta. Media Hardy.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta: PPNI