Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI

I.              LANDASAN TEORI
  
A.     DEFINISI
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dimana zat
makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan
tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan
penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.( Wilkinso
Judith M. 2007.

B.     STRUKTUR DAN FUNGSI NUTRISI


Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air.
  Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan merupakan
bahan bakar untuk otak,otot rangka selama latihan,eritrosit dan leukosit,dan medula
renal.
Sumber karbohidrat : beras, tepung-tepungan, gula, buah dan lain-lain.

  Protein
Berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, juga bisa
menghasilkan kalori, sintesa hormon, katalisator enzim (dari proses absorpsi,
metabolisme dan katabolisme) dan anti bodi.
Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-
kacangan.

  Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga temperatur
tubuh dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari kulit.
Sumber lemak : mentega, margarin, minyak kelapa, cream, lemak hewan dan kacang-
kacangan.

  Vitamin
  Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata. Vitamin
A juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber
vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan sayuran berwarna.
  Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan menjaga
kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya, kuning telur, hati ikan
tuna, salem.

  Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot. Sebagai
antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber Vitamin E :
kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti, kentang dan gandum.

  Vitamin K
Penting untuk penggumpalan  darah. Sumber vitamin K : sayuran hijau.

  Vitamin C
-  Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang
-  Mempercepat penyembuhan luka
-  Meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi
-  Membantu penyerapan zat besi
Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-buahan segar

   Vitamin B Compleks
-  Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
-  Meningkakan selera makan
-  Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf
-  Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-kacangan, telur dan
kedelai.

C.     NUTRISI ESENSIAL
Nutrisi dikatakan esensial bagi tubuh jika tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri
sehingga harus dipenuhi dari sumber makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan
berbagai vitamin dan mineral. Jadi, nutrisi esensial penting agar tubuh dapat
memproduksi nutrisi nonesensial.
1.    Karbohidarat
Karbohidrat  merupakan  senyawa  yang mengandung  zat  karbon dalam ikatan
hydrogen dan oksigen dalam suatu perbandingan  1:2:1.
Fungsi  karbohidrat :
         Sebagai  sumber  energy  utama bagi tubuh
         Penting dalam mempertahankan integritas fungsi sel syaraf
         Sebagai  sumber  energy otak
2.    Lemak
Merupakan sumber energy  yang kedua setelah karbohidrat. Pencernaan lemak dimuali
dari lambung  (walaupunhanyasedikit),  karena dalam mulut tidak ada enzim  pemecah
lemak.
Fungsi lemak :
         Sumber cadangan energi
         Isolator suhu tubuh
         Pelarut vitamin A, D, E, dan K
3.    Potein
Protein  adalah nutrient utama  yang  diperlukan oleh tubuh. Protein  yang telah diubah
ke dalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam  air.
Fungsi protein :
         Mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh
         Pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan tubuh
         Pembentukan hormon
         Pembentukan enzim,  antibody , dan suu saat  proses  laktasi
4.    Vitamin
Vitamin  merupakan zat organic  yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit dan akan
menimbulkan penyakit  yang  khas bila tubuh tidak memperolehnya dalam jumlah  yang
mencukupi.
5.    Mineral
Umumnya  mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi
pasif maupun transportasi aktif.
6.    Air
Air  merupakan zat makanan  yang  paling mendasar  yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia terdiri atas 70-50% air.

D.   FISIOLOGI
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah
dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel
melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti
ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakn tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan , maka saluran
pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus
menerus.Untuk ini dibutuhkan:
1      Pergerakan makan melaui saluran pencernaan.
2      Sekresi getah pencernaan.
3      Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit.
4      Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorbpsi.
5      Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon

Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkunugan khusus
supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung.
Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia
lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh
volume dan komposisi kandungan dan lumen gastrointestinal.
Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen.sistem ini terdapat
didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah
rangsangan dilumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen ,osmolaritas kimus atau
konsenttrasi zat yang terlarut, keasaman kimus atau konsentrsi ion H, dan hasil
pencernaan karbohidrat, lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari
asam amino).
 Proses pencernaan makanan antara lain :
1.      Mengunyah
2.      Menelan(deglusi)
a.   Pengaturan saraf pada tahap menelan
b.   Tahap menelan diesofagus
3.      Makanan dilambung
4.      Pengosongan dilambung
5.      Factor reflexs duodenum
6.      Pergerakan usus halus
a.      Gerakan kolon
b.      Gerakan mencampur
c.      Gerakan mendorong
7.      Defekasi
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut
buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
A.    Subjektif
a.Kram abdomen
b.Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c.Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d.Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e.Melaporkan kurangnya makanan.
f.Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.

B.    Objektif
a.Tidak tertarik untuk makan.
b.Diare.
c.Adanya bukti kekurangan makanan.
d.Kehilangan rambut yang berlebiahan.
e.Busing usus hiperaktif.
f.Kurangnya minat pada makanan.
g.Luka,rongga mulut inflamasi.

F.  MASALAH  KEBUTUHAN  NUTRISI
1.      Kekurangan  Nutrisi
Kekurangan  nutrisi  merupakan keadaan  yang  dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi kebutuhan matabolisme.
Tanda klinis :
           Berat badan  10-20%  dibawah normal
           Tinggi badan dibawah  ideal
           Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
           Adanya penurunan  albumin serum
Kemungkinan penyebab :
           Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
           Penurunan absrobsi nutrisi
           Nafsu makan menurun

2.      Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan  yang  dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan bera t badan akibat asupan kebutuhan nutrisi secara berlebihan.
Tanda klinis :
           Berat badan lebih dari  10% berat  ideal
           Adanya jumlah asupan  yang berlebihan
           Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :
           Perubahan pola makan
           Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

3.      Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan  yang mencapai lebih dari  20%
berat badan  normal

4.      Kurang Nutrisi
Kurang  nutrisi  merupakan masalah yang  berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dll.

5.      Diabetes  Melitus
Diabetes mellitus  merupakan gangguan kebutuhan nutrisi  yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan  insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebuhan.

6.      Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi  yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang  berlebuhan.

7.      Penyakit jantung  coroner
Penyakit jantung  coroner merupakan gangguan nutrisi  yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok.

8.      Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang  disebabkan pengkonsumsian lemak secara
berlebihan.

9.      Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi , pembengkakan badan, nyeri  abdomen,  kedinginan,
letar   gi dan kelebihan energi.

G.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI


1.      Pengetahuan
Pengetahuan  yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan.
2.      Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergiz itinggi dapat
mempengaruhi status  gizi seseorang.
3.      Kebiasaan
Kebiasaan  yang  merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status  gizi
4.      Kesukaan
Kesukaan  yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh
tubuh.
5.      Ekonomi
Status  ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan  yang tidak sedikit.

II.      KONSEP ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


A.    Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian
khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi

1.    Riwayat keparawatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat
digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk masa selanjutnya.
2.    Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan
mengunyah,menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3.    Pengetahuan tentang nutrisi
 aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
4.    Nafsu makan,jumlah asupan
5.    Tingkat aktivitas
6.    Pengonsumsian obat
7.    Penampilan fisik
8.    Pengukuran antropometrik, data biomedis (biomedical data), tanda-tanda klinis status
nutrisi (clinical sign), diet (dietary)
a.    Antoprometri
1.    Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan
dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi
berbaring.

2.     Berat badan
   Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
   Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
   Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
   Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.

3.    Tebal lipatan kulit


    Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
    Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
    Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
    Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
    Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
    Alat yang digunakan adalah kaliper

4. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah
kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.

b.    Biomedis
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit,
albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit,
keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis
defisiensi nutrisi
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, -Kalori
lesu -Cairan
Rasa haus adanya dehidrasi -Vitamin A
Pertumbuhan terhambat
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan Protein
pigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin dan
dermatitis biotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi -Asam asetat
dermatosis adanya petechial
hemorhagik
Eksema -Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan
zat besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan -Tiamin
gastrointestinal menurun -Garam dapur
Mual dan muntah
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer

c.    Clinical sign
d.    diet
9.    Laboratorium

B.    Diagnosis Keperawatan
1.    Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a.    Faktor Biologis
b.    Faktor ekonomi
c.    Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
d.    Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e.    Ketidakmampuan menelan makanan
f.     Faktor psikologis
2.    Ketidakseimbangan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a.    Asupan berlebihan dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
b.    Asupan berlebihan dalam kaitannya dengan aktivitas fisik(konsumsi kalori)
3.    Resiko ketidakseimbangan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
4.    Gangguan Menelan berhubungan dengan :
a.    Defisit Kongenital
b.    Masalah Neurologis

C.   Rencana Keperawatan
Tujuan :
1.    Meningkatakan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2.    Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3.    Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral
Rencana Tindakan :
1.    Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi
atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
2.    Kurangi faktor yang memepengaruhi perubahan nutrisi
3.    Ajarkan untuk merencanakan makanan
4.    Kaji tanda vital dan bising usus
5.    Monitor glukosa,elektrolit,albumin dan hemoglbin
6.    Berikan pendidikan tentang cara diet,kebutuhan kalori,atau tindakan lainnya
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan
cara :
1.    Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
2.    Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tapi sering dengan
memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontra indikasi
3.    Menata ruangan senyaman mungkin
4.    Menurunkan stres psikologis
5.    Menjaga kebersihan mulut
6.    Menyajikan makanan mudah dicerna
7.    Hindari makanan yang mengandung gas
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara :
1.    Hindari makanan yang mengandung lemak
2.    Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
3.    Lakukan program olah raga

C. Perencanaan dan Implementasi


1.    Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
Yang berhubungan dengan :
      Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual, muntah.
      Penurunan absorpsi nutrisi
      Muntah, anoreksia, gangguan digesti
      Depresi, stres, isolasi sosial

Kriteria hasil
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat aktivitas dan
kebutuhan metabolik.
Indikator
  Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
  Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
  Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan

Intervensi umum
Mandiri
  Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan
yang adekuat.
  Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis
makanan yang sesuai dengan klien.
  Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
  Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
  Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
  Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari
mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
  Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
  Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien biasanya
paling lapar.
  Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
 Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji apabila
memungkinkan.
 Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.
 Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
 Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan dari rumah
apabila memungkinkan.
 Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
  Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
 Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
 Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak jenuh.
 Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
 Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal.

2.    Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan


Yang berhubungan dengan :
    Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
    Medikasi (Kortikosteroid, antihistamin, estrogen).
    Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan.
    Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

Kriteria hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan berat badan.

Indikator
▪   Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan atau
panciuman.
▪   Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
▪   Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.

Intervensi umum
▪   Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan indera
pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan berat badan lebih
dari 15 kg selama kehamilan.
▪   Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi kenyang
setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan berdasarkan penghitungan
jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.
▪   Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan tertentu
(misalnya, steroid, androgen).
▪   Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama kehamilan.
▪   Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa menyebabkan
peningkatkan asupan makanan.
         Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam 24 jam terakhir.

         Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu yang menjelaskan

hal-hal berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan mengapa klien makan, serta
kehadiran orang lain saat makan.
         Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien yang mempengaruhi

asupan makannya.
▪   Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori, seperti :
- Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
- Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
- Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis dan alkohol.

Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali makan dan buang sisanya. 
- Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
▪   Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.

3.    Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan


Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan
individu yang memiliki riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola
berat badan yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan
berat badan yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya). Sampai penelitian
klinis membedakan diagnosis tersebut ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual
atau risiko) atau risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga mengidentifikasi
pola diet yang tidak sehat.

D.   Evaluasi
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
1.      Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2.      Klien mampu mengontrol pola makannya.
3.      Klien merasa nyaman saat makan.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.Heather.2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.


EGC : Jakarta
Nanda. 2011. Nursing Diagnosa Prinsip dan Classification 2009-2011. Philadelpia : USA
Perry, Potter.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.EGC : Jakarta
Sparks Ralps, Sheila, M.Taylor, Cynthia.2011.Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan.EGC : Jakarta

https://estiseptiani22.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-kebutuhan-nutrisi.html
LAPORAN PENDAHULUAN KDM NUTRISI (lengkap)

LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA  NUTRISI

Disusun oleh :

MUH KHAIRUNNAZAR

010113a074

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2015

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(NUTRISI)

A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

1. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

          Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rectum dan anus.

a. Mulut

Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan. Mengunyah
dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada permukaan saluran pencernaan.
Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana makanan
bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke bawah ke dalam lambung.

b. Esofagus

Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari otot
yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang
mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.

c. Lambung

Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari saluran
pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan dengan adanya
peristaltic, yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong
substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Pada saat makanan bergerak ke
arah spingter pylorus pada ujung distal lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini
gumpalan lembek makanan telah menjadi substansi yang disebut chyme. Chyme ini dipompa
melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2sampai 6 jam.
d. Usus halus

Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6
meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang
kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-
kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari
lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.

Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus
besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan
colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan mencampur
chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk
mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan
maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus : Chyme,
akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.

e. Usus besar (kolon)

Kolon orang dewasa, panjangnya kurang lebih 125-150 cm atau 50-60 inch, terdiri dari
:Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus halus. Kolon terdiri dari kolon asenden,
transversum, desenden dan sigmoid. Rektum, 10-15 cm/ 4-6 inch.

Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :

1.  Absorbsi air dan nutrient

2. Proteksi/ perlindungan dengan mensekresikan mucus yang akan melindungi dinding usus
trauma oleh feses dan aktivitas bakteri.

3. Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi.

4.   Anus/ anal/ orifisium eksternal

Panjangnya kurang lebih 2,5-5 cm atau 1-2 inch, mempunyai 2 spingter yaitu internal
(involunter) dan eksternal (volunter). Panjang rectum bervariasi, sesuai dengan usia : 

Bayi               : 2,5-3,8 cm

Toddler          : 4 cm

Pra sekolah    : 7,6 cm

Sekolah         : 10 cm
Dewasa          : 10-15 cm

2. Pengertian

       Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.

Nutrisi  berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-


proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter, 1980) adalah untuk
memberikan energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti
adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.

Gizi adalah substansi organic dan non organic yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (kozier,2004)

3. Komponen-Komponen Nutrient

1. Air

       Air meliputi 60%-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi (potter &
perry, 1992). Individu dewasa dapat kehilangan cairan kurang lebih 2-3 liter per hari melalui
keringat, urin, dan pernapasan.

       Air memiliki peranan yang besar bagi tubuh. Selain sebagai komponen penyusun sel yang
utama, air juga berperan dalam menyalurkan zat-zat makanan menuju sel. Fungsi air bagi
tubuh sendiri adalah untuk membantu proses/ reaksi kimia dalam tubuh serta berperan dalam
mengontrol temperatur tubuh. Tidak ada satupun organ tubuh yang mampu berfungsi tanpa air.

2. Karbohidrat
       Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat menghasilkan 4 kkal.
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat
sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa istirahat atau
puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Metabolisme karbohidrat
mengandung 3 proses, yaitu :

a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air    disebut glikogenolisis.

b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.

c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut glukoneogenesis.

3. Protein

       Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh.


Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino.
Asam amino disimpan dalam jaringan berbentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial
tidak dapat disintesis dalam tubuh, tetapi harus didapat dari makanan.

4. Lemak

       Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan 9 kkal. Lipid
adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri
atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :

a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll.

b. Kegiatan mekanik oleh otot.

c. Aktivitas otak dan saraf.

d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.

e. Sekresi cairan pencernaan.

f. Absorbsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.

h.Pengeluaran hasil metabolisme.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :

a. Basal Metabolisme meningkat

b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia

d. Suhu lingkungan

e. Penyakit

5. Vitamin

       Vitamin adalah senyawa organic yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan dalam
jumlah besar sebagai katalisator dalam proses metabolisme.

Vitamin secara umum diklasifikasikan ke dalam :

a. Vitamin yang dapat larut dalam lemak, yaitu : vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K.

b. Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan vitamin C.

6. Mineral

Mineral dikategorikan menjadi 2 :

a. Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih dari 100 mg.

Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida, dan sulfur.

b. Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah kurang lebih 100 mg.

Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga, dan klorida.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

a. Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh

1. Metablisme berarti perubahan yang menyangkut segala transportasi kimiawi serta energi yang
terjadi dalam tubuh.

2. Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam tubuh sama dengan
energi yang dibebaskan bila zat makanan dibakar di luar tubuh.

3. Energi output = kerja luar + Simpanan energi + Panas

Faktor yang mempengaruhi laju metabolisme adalah :

1. Kerja otot
2. Konsumsi Oksigen

3. Pemberian makanan

4. Lingkungan

b. Dampak gangguan pemasukan nutrisi

       Dampak gangguan pemasukan nutrisi tergantung pada macam dan tipe nutrisi yang
meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau konsumsi yang berlebihan dan juga umur
seseorang.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet :

1) Kebudayaan

2) Agama

3) Kesukaan seseorang terhadap makanan

4) Sikap dan emosi

5) Letak geografi

6) Faktor ekonomi

5.  Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi,
dengan kategori sebagai berikut :

a. PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.

b. PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.

c. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.

2. Kwashiorkor

Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak
mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh,
depigmentasi kulit, dermatitis.

3. Marasmus

Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat : kelaparan, hilangnya
jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal, diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang
baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.

PCM yang terjadi di lingkungan fasilitas kesehatan :

a. Status defisiensi Protein

Keadaan defisiensi protein dapat terjadi dalam jangka pendek pada klien yang mengalami stres
berat akibat berbagai gangguan tubuh (pembedahan penyakit akut, dll)

Tanda klinis : lelah, apatis, edema, kadar protein menurun, penurunan berat badan,
kemunduran otot, wajah tampak tua.

b. Cachexia

Dapat terjadi secara gradual akibat kurangnya intake nutrisi yang adekuat dalam jangka
panjang. Gejala klinis (menyerupai marasmus) : lapar, berat badan menurun drastis,
kemunduran otot, diare.

c. Mixed stated

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami cachexia dan stres yang akut. Efek dari
mixed state dapat berakibat buruk akibat hilangnya nutrisi-nutrisi vital, vitamin, dan zat besi.
Tanda klinis : defisit neurologis, gangguan kulit, gangguan penglihatan.

d. Obesitas

Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20%-30% > Normal)

e. Overweight

Suatu keadaan BB 10 % melebihi berat badan ideal.

6. Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia

     a. Bayi
       Pada bayi pencernaan dan absorbsi masih sederhana sampai umur 6 bulan. Kalori yang
dibutuhkan sekitar 110-120 kal/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160-ml/kg/hari. Bayi
sebelum usia 6 bulan pemberian nutrisi yang cocok adalah ASI.

b. Anak Todler dan Pra Sekolah

       Kebiasaan yang perlu diajarkan pada usia ini antara lain:

1)      Penyediaan makanan dalam berbagai variasi

2)      Membatasi makanan manis

3)      Konsumsi diet yang seimbang.

4)      Penyajian waktu makanan yang teratur.

Kebutuhan kalori pada masing-masingusia:

1)      1 tahun = 100 kkal/hari

2)      3 tahun = 300-500 kkal/hari

c. Anak Sekolah (6-12 tahun)

Usia kalori protein Calciu Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C


m

10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

07-09 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25

05-06 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25

Tahun kal gram Gram Mg U.I Mg Mg

d. Remaja (13-21 tahun)

       Kebutuhan kalori, protein, mineral dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan berlanjutnya
proses pertumbuhan. Lemak tubuh meningkat akan mengakibatkan obesitas sehingga akan
menimbulkan stress terhadap body image.

e. Dewasa Muda (23-30 tahun)


       Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa muda, selain untuk proses pemeliharaan dan
perbaikan tubuh dari pada pertumbuhan. Kebutuhan nutrisi pada umumnya lebih diutamakan
pada tipe dan kualitas daripada kuantitas.

f. Dewasa (31-45 tahun)

       Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas fisik.
Kebutuhan nutrisi pada masa ini perlu mendapatkan perhatian besar dan harus di bedakan
antara tingkatan pekerjaan.

Kebutuhan gizi untuk orang dewasa berdasarkan tingkat pekerjaan

Keadaan pekerjaan

Unsur Ringan Sedang Berat


Gizi
L P L P L P

Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500

Protein 60 55 65 65 70 70

Kalsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Ferum 8 10 8 8 10 8

Vit. A 2500 2500 2500 2500 2500 2500

Vit. B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5

B. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


 A. Pengkajian

1.Pengukuran Anthropometri

a.  Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%

b. Lingkaran Pergelangan tangan

c.  Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)

 Nilai normal wanita: 28.5 cm

 Nilai normal pria: 28,3 cm

d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)

    Nilai normal wanita: 16,5-18 cm

    Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm

e. Body massa index = BB(Kg)/ TB(m2)

2.Pengukuran Biochemical (Laboratorium)

a.  Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)

b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)

c.  Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)

d.  BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)

e.  Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml, perempuan:0,5-1,0


mg/100ml)

3.Pemeriksaan dengan Clinical sign

a) Riwayat Penyakit

     1. Adanya riwayat Berat Badan berlebih atau kurang

     2. Penurunan Berat Badan dan Tinggi Badan


     3. Mengalami penyakit tertentu

     4. Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal

     5. Anorexia

     6. Mual dan muntah

     7. Diare

     8. Alkoholisme

        9. Disabilitas mental

        10.Terapi radiasi

b) Riwayat pemakaian obat-obatan

         Aspirin, antibiotic, antasida, antidepresa, agen antiimflasi, agen antineoblastik, digitalis,


laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin/ preparatnutrien lain.

Pengkajian umum status gizi individu

Area Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal


pengkajian

Penampilan Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak


umum  dan beristirahat dengan baik lelah
vitalitas

Berat badan Dalam rentang normal Obesitas, underweight


sesuai dengan usia dan
tinggi badan
Rambut Bercahaya, berminyak Kusam, kering, pudar,
dan tidak kering kemerahan, tipis,
pecah/ patah-patah

Kulit Lembut, sedikit lembab, Kering, pucat, iritasi,


turgor kulit baik petichie, lemak di
subkutan tidak ada

Kuku Merah muda, keras Mudah patah,


berbentuk seperti
sendok

Mata Berbinar, jernih, lembab, Konjungtiva pucat,


konjungtiva merah muda kering, exoptalmus,
tand-tanda infeksi

Bibir Lembab merah muda Kering, pecah-pecah,


bengkak, lesi,
stomatitis, membrane
mukosa pucat

Gusi Merah muda, lembab Perdarahan,


peradangan, berbentuk
seperti spon

Otot Kenyal ,berkembang Fleksia/ lemah, tonus


dengan baik kurang, tenderness,
tidak mampu bekerja

System Nadi dan tekanan darah Denyut nadi lebih dari


kardiovaskuler normal, irama jantung 100X/ menit, irama
normal abnormal, tekanan
darah rendah atau tingi

System Nafsu makan baik, Anorexia, konstipasi,


pencernaan eliminasi normal dan diare, flatulensi,
teratur pembesaran liver

System Reflek normal, waspada, Bingung, rasa terbakar,


persarafan perhatian baik, emosi paresthesia, reflek
stabil menurun
4.Dietary History

a.       Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan

b.      Asupan makan tidak adekuat

c.       Diet yang salah atau ketat

d.      Kurangnya persediaan bahan makanan selam 10 hari/ lebih

e.       Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan

f.       Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan

g.      Tidak adekutanya penyimpanan bahan makanan

h.      Ketidakmampuan fisik

i.        Lansia yang tinggal dan makanan sendiri

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Keperawatan

1.Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan  dengan:

a.  Penurunan asupan oral, ketidak nyaman pada mulut, mual, muntah

b. Penurunan absorbsi nutrisi

c.  Muntah, anorexia, gangguan digesti

d.             Depresi, stress, isolasi social

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 2 X 24 jam klien dapat terpenuhi
kebutuhan nutrisinya.

Kriteria Hasil:
a. Klien mengatakan sudah tidak mual dan muntah setiap kali makan.

b. Asupan oral dan absorbsi nutrisi kembali normal seperti semula.

c. Tidak ditemui stomatitis.

d. Klien mengatakan perut sudah tidak sakit apabila dimasuki makanan.

e. Klien merasa lebih nyaman.

C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Rencana Keperawatan Rasionalisasi


Keperawatan

1.KetidakseimbangaØ  Jelaskan perlunya Ø Nutrisi berperan


n nutrisi: kurang dari konsumsi karbohidrat, menyediakan sumber
kebutuhan lemak, protein, vitamin, energi, membangun
berhubungan mineral dan cairan yang jaringan dan mengatur
dengan: adekuat proses metabolisme
tubuh.
a.Penurunan asupan
oral, Ø Dengan konsultasi, kita
Ø  Konsultasikan dengan ahli
ketidaknyamanan dapat menentukan
gizi untuk menetapkan
pada mulut, mual, metode diet yang
kebutuhan kalori harian
muntah memenuhi asupan
dan jenis makanan yang
kalori dan nutrisi yang
b.Penurunan absorbsi sesuai bagi klien
optimal
nutrisi
Ø  Diskusikan bersama klien
c.Muntah, anorexia, kemungkinan penyebab
gangguan digesti hilangnya nafsu makan Ø Faktor-faktor seperti
nyeri, kelemahan,
d.Depresi, stress,
penggunaan analgesik,
isolasi sosial
dan imobilitas dapat
menyebabkan anorexia
Ø  Anjurkan klien untuk
istirahat sebelum makan Ø Kondisi yang lemah lebih
lanjut dapat
menurunkan keinginan
dan kemampuan klien
anorexia untuk
Ø  Tawarkan makanan dalam makanan
jumlah sedikit tapi sering
Ø Distribusi total asupan
kalori yang merata
sepanjang hari
membantu mencegah
distensi lambung
sehingga selera makan
mungkin akan
meningkat

Ø Pembatasan asupan
Ø  Pada kondisi menurunnya
cairan saat makan
nafsu makan, batasi
membantu mencegah
asupan cairan saat
distensi lambung
makan dan hindari
mengkonsumsi cairan 1
jam sebelum dan
sesudah makan

Ø  Dorong dan Bantu klien


untuk menjaga Ø Kebersihan mulut yang
kebersihan mulut yang kurang menyebabkan
baik bau dan rasa yang tidak
sedap yang dapat
mengurangi nafsu
makan

Ø Menyediakan makanan
TKTP/ Tinggi Kalori
Ø  Atur agar porsi makan
Tinggi Protein pada
tinggi protein di sajikan
saat klien merasa paling
saat klien biasanya
lapar meningkatkan
merasa lapar
kemungkinan klien
untuk mengkonsumsi
kalori dan protein yang
adekuat

D. Evaluasi

Diagnosa Keperawatan 1 :

1.    Menunjukkan peningkatan Berat Badan

2.    Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan dan atau mempertahankan

 Berat Badan

3.    Membuat pilihan diet untuk memenihi kebutuhan nutrisi

 DAFTAR PUSTAKA

Akper PPNI Solo. 2009. Konsep-Pengkajian-Nutrisi-dan- Cairan. http://askep-akper.


Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html.

Dewi Christyawati,Maria.2010.Modul KDM II Asuhan Keperawatan Pemenuhan  Kebutuhan Nutrisi.Surakarta:


Politeknik Kesehatan Surakarta

Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG

Potter and Perry.2003. Fundamental of Nursing. Australia: Mosby

Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba 

http://khairunnazar.blogspot.com/2015/03/laporan-pendahuluan-kdm-nutrisi-lengkap.html
LAPORAN PENDAHULUAN 
KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia
yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan
digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat
sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.

• Status Nutrisi
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan
makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status
nutrisi.
1. Keseimbangan Energi
Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan
energi untuk terus-menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau
Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi
(Panas+kerja+energi simpanan)
a) Pemasukan Energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah
secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.
Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu
kalori juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah
jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air
sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan
1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan
glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan
dalam hati dan jaringan otot.
b) Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh
untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti
adenosin triphosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal
Metabolisme Rate (BMR) dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi
tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X
Konsumsi kkal setiap hari + energi untuk aktivitas).
Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk
= 40 kal/jam, Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam,
Mencuci piring = 130 s/d 176 kal/jam, Melukis 400 kal/jam.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran
energi maka akan terjadi keseimbangan negative (-) sehingga
cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada
penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih
banyak dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan positif (+), kelebihan energi akan disimpan
dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c) Basal Metabolisme Rate
Bsal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh
pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti
pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan
kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi
oleh :
1). Usia
2). Jenis Kelamin
3). Tinggi dan Berat Badan
4). Kalainan endokrin
5). Suhu Lingkungan
6). Keadaan Sakit

2. Karakteristik Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body
Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
a) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak
dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (kg) atau BB (pon) X 704,5
TB (m) TB (inci)2
b) Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi
tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi
dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.
• Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
a. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan
lain-lain
b. Kegiatan mekanik oleh otot
c. Aktivitas otot dan syaraf
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan
hormone
e. Sekresi cairan pencernaan
f. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
g. Pengeluaran hasil sisa metabolisme
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
a. Peningkatan Basal Metabolisme Rate
b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Suhu Lingkungan
e. Penyakit atau status kesehatan
 Sistem Pencernaaan
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, pencampuran) dengan enzim dan
zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Sistem
pencernaan makanan terdiri atas : Saluran Pencernaan dan
Organ-organ Asesoris (tambahan).
 Nutrien (zat-zat gizi)
Elemen Nutrien / Zat Gizi
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrein karena
merupakan sumber energi dari makanan, sedangakan vitamin,
mineral dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan dan mengatur metabolisme
jaringan.
Fungsi zat gizi yaitu :
a. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, garakan dan
kerja fisik
b. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan
jaringan
c. Sebagai pelindung dan pengatur

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama.. Hampir 80%
energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati
dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat
sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan
energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi
karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi 3 jenis yaitu : Monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam
bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh
darah. Jenis dari Monosakarida adalah glukosa dektrosa yang
banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa
banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan
laktosa merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu
maupun susuhewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa.
b. Fungsi Karbohidrat
– Sumber energi yang murah
– Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
– Membuat cadangan tenga tubuh
– Pengaturan metabolisme tubuh
– Untuk efesiensi penggunaan protein
– Memberikan rasa kenyang
c. Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang,
sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat
hewani berbentuk glikogen.

d. Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan
disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses
penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk
monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa)
yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati
Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui
pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar
membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan
4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino.
Asam amino disimpan didalam jaringan dalam bentuk hormon
dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis didalam
tubuh tetapi harus didapatkan dari makanan. Jenis asam
amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilanin, leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
– Protein sederhana
Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan
globulin.
– Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan
glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin
membentuk kromoprotein.
– Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton,
dan gelatin.

a. Fungsi Protein
o Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan
tekanan osmotic koloid, keseimbangan asam.
o Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
o Pengaturan metabolisme
o Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
o Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam
bentuk genes.
b. Sumber protein
o Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti
susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam dan
sebagainya.
o Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan
seperti jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah
protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan
pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino
dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya
diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju
ke hati.Asam-asamamino disebar oleh hati ke jaringan tubuh
untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut
dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna
dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke
hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga
terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan
amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam
organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :
o Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan
gliserol
o Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu
ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan
lemak dengan glikogen.
a. Fungsi Lemak
o Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam
peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
o Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding
usus.
o Memberikan asam-asam esensial
b. Sumber Lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-
lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam
lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya.
c. Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk
gliserol asam lemak karena giserol larut dalam air. Gliserol
asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati.
Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah
menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang
gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar
mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan
tubuh 100 mg atau lebih dan mikromineral jika kebutuhan
tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam makromineral
adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang temasuk
dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara
umum fungsi dari mineral adalah :
o Membangun jarigan tulang
o Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
o Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot
dan saraf
o Membuat berbagai enzim
5. Vitamin
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat
sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh.
Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena
fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan
menjadi :
o Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin c.
o Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh
manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki
proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan orang
dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air
dalam tubuh akan semakin berkurang. Pada oang dewasa
asupan air antara 120-1500 cc per hari, namun dianjurkan 1900
cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke dalam tutbuh
melalui makanan 500-900 cc per hari.
Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air,
misalnya
– Melalui keringat berlebih
– Muntah
– Diare
– Gejala Dehidrasi

B. Penyebab
1. Kekurangan Nutrisi
2. Kelebihan Nutrisi
3. Obesitas
4. Malnutrisi
5. Anoreksia
C. Patofisiologi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sebagai
akibat dari stimulasi strees fisik dan psikis yang menyebabkan
peningkatan asam lambung sehingga meningkatkan gas-gas
dalam lambung. peningkatan asam lambung ini memicu pusat
lapar di hipotalamus berespon mual, muntah dan anoreksia.
pemenuhan kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan di stimulasi
dari sters fisik, psikis dan banyaknya aktifitas yang dilakukan
memicu pusat lapar hipotalamus berespon peningkatan nafsu
makan dan kebutuhuan energi tubuh meningkat.
Patway
(sumber: Perry dan Potter, 2005; Price dan Wilson, 2005)
D. Pengkajian Keperawatan
1. Informasi Umum
terdiri atas: nama, usia, tanggal lahir, jenis kelamin, suku
bangsa, tanggal masuk rumah sakit, waktu, dari dan diagnosa
medis.
2. Riyawat Penyakit Dahulu
terdiri atas: riwayat penyakit sebelumnya, alergi, dan riwayat
kesehatan keluarga.
3. Pengkajian Fisik
a. Perhatikan keadaan umum apakah anak tampak sakit,
kesadaran dan keadaan gizinya
– Tidak tampak sakit, sakit ringan atau berat
– Kesadaran
– Status gizi
– Inspeksi: proporsi atau postur tubuh
Tanda-tanda vital: Nadi, TD, BB, TB, dan suhu
b. Kepala : bentuk, besar, lingkar kepala, rambut
d. Mata : Ketajaman melihat, konjungtiva, katarak, kornea
e. Mulut : bibir, gigi, mukosa mulut, lidah
f. Hidung : bentuk, napas cuping, mukosa
g. Tenggorokan: suara, nyeri (laringitis), epliglotis, tonsil
h. Kulit : turgor, pigmentasi
4. Tinjauan Sistem
a. sistem gastrointestinal
– Diit biasa, jumlah makan perhari
– Pola diit, makan terakhir
– nafsu/ selera makan, mual muntah
– nyeri ulu hati
– alergi makanan
– masalah menguyah/ menelan
– BB, TB, Turgor kulit, tonus otot, edema/asites
– bising usus
b. sistem integument
– riwayat gangguan kulit
– abnotmalitas kuku, rambut
– penempilan lesi kulit, penyebab lesi kulit
c. sistem eliminasi
– Pola BAB dan BAK
– Kesulitan BAB
– BAB terakhir
d. sistem pengecapan
e. sistem penciuman
5. Data penunjang
a. albumin (N: 4-5,5 mg/100ml)
b. transferin (N:170-25 mg/100ml)
c. Hb (N:12mg%)
d. BUN (N: 10-20 mg?100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3
mg/100ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100mg)
E. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
2. Perubahan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan

F. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. efek dari pengobatan
b. mual/muntah
c. ganguan intake makanan
d. radiasi/kemoterapi
e. penyakit kronis
Kemungkinan ditemukan data:
a. berat badan menurun
b. kelemahan
c. kesulitan makan
d. nafsu makan berkurang
e. hipotensi
f. ketidakseimbangan elektrolit
g. kulit kering
Masalah klinik berhubungan dengan:
a. anoreksia
b. Pembedahan
c. Kanker
d. Anemia
e. marasmus
Tujuan yang diharapkan NOC:
a. terjadi peningkatan berat badan sesuai batas waktu
b. peningkatan nutrisi
Intervensi NIC Rasional
1. tingkatkan intake makan melalui:
 mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik dan
lain-lain
 jaga privasi pasien
 jaga kebersihan ruangan
 berikan obat sebelum makan jika ada indikasi

2. jaga kebersihan mulut pasien

3. bantu pasien makan jika tidak mampu

4. sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan


hangat, tertutup, dan berikan sedikit-sedikit tetapi sering

5. selingi makan dengan minum

6. hindari makanan yang mengandung gas

7. ukut intake makanan dan timbang BB

8. lakukan latiha pasif dan aktif

9. kaji tanda vital bising usus

10.berikan pendidikan kesehatan tentang cara diit dan


kebutuhan kalori 1. cara khusus untuk meningkatkan nafsu
makan
2. mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
3. membantu pasien makan
4. meningkatkan selera makan dan intake makan

5. memudahkan makanan masuk

6. mengurangai rasa nyaman


7. observasi kebutuhan nutrisi
8. menambah nafsu makan

9. membantu mengkaji keadaan pasien


10. meningkatkan pengrtahuan agar pasien lebih kooperatif
2. Perubahan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. kelebihan intake
b. gaya hidup
c. perubahan kultur
d. psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. 20% lebih berat dari badan ideal
b. pola makan yang berlebihan
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. obesitas
b. hipotiriodesme
c. pasien dengan pemakaian kortikosteriod
d. imobilisasi yang lam
Tujuan yang diharapkan NOC:
a. teridentifikasinnya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
b. status gizi yang baik
c. tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Intervensi NIC Rasional
1. lakukan pengkajian pola makan
2. diskusikan dengan pasien tentang kelebihan makan
3. diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan
4. kaloborasi dengan ahli diit yang tepat

5. ukur intake makanan dalam 24 jam

6. buat program latihan untuk olah raga

7. hindari makanan yang banyak mengandung lemak

8. berikan pendidikan kesehatan tentang: program diet yang


benar, akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan
1. informasi dasar untuk perencanaan awal

2. membantu mencapai tujuan

3. membantu memecahkan masalah


4. menentukan makanan yang sesuai
5. mengetahui jumlah kalori yang masuk

6. meningkatkan kebutuhan energy


7. makan berlemak banyak menghasilkan energy

8. memberikan informasi dan mengurangi komplikasi

https://nerstriwinugroho77.wordpress.com/2016/02/25/laporan-pendahuluan-pada-klien-dengan-
gangguan-nutrisi/

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ISTRAHAT DAN TIDUR
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN ISTRAHAT DAN TIDUR


                               I.            Konsep Dasar Istirahat dan Tidur

1.1.Definisi

Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan,
menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (Asmadi, 2008).

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi
lebih segar (Asmadi, 2008). Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, Narrow (1967), yang dikutip
oleh Potter dan Perry (1993), mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat,
diantaranya:

a.        Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya.

b.      Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau

dimanapun. Juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain.

c.       Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.

d.      Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya.

e.       Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukan.

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi.
Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi dan adanya
pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan
kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya
masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan
terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hati hati tentang
kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan (Alimul, 2006).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan
badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Tidur juga merupakan suatu keadaantidak sadar dimana persepsi dan reaksi  individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang
cukup (Asmadi, 2008). Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan
untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis dan kesehatan.
Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut (Asmadi,
2008):

a.       Aktifitas fisik minimal

b.      Tingkat kesadaran yang bervariasi

c.       Terjadi perubahan- perubahan proses fisiologis tubuh, dan

d.      Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, perubahan tersebut antara lain
(Amadi, 2008): a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi. b. Dilatasi pembuluh darah perifer. c. Kadang-
kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastroinstestinal. d. Relaksasi otot-otot rangka. e. Basal
metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

1.2.Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral
yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah
satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur
seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons (Potter & Perry,
2005).

Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri
dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti
norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR),
sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbic.
Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah
RAS dan BSR (Potter & Perry, 2005).

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin
kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam
dengan electroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan
menggunakan electromiogram (EMG) dan electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata
(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating system
(RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga
menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir) (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya
norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di
pons dan batang otak tengah yaitu bulbur synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya
bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks.
Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin
(Tarwoto & Wartonah, 2006).

1.3.Tahapan Tidur

EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas
mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu non rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-
kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit
sebelum tidur berakhir (Tarwoto & Wartonah, 2010)

Tahapan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu :

1.      Tahapan tidur NREM

a.       NREM tahap I

a)      Tingkat transisi

b)      Merespons cahaya

c)      Berlangsung beberapa menit

d)     Mudah terbangun dengan rangsangan

e)      Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun


f)       Bila terbangun terasa sedang bermimpi

b.      NREM tahap II

a)      Periode suara tidur

b)      Mulai relaksasi otot

c)      Berlangsung 10-20 menit

d)     Fungsi tubuh berlangsung lambat

e)      Dapat dibangunkan dengan mudah

c.       NREM tahap III

a)      Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

b)      Sulit dibangunkan

c)      Relaksasi otot menyeluruh

d)     Tekanan darah menurun

e)      Berlangsung 15-30 menit

d.      NREM tahap IV

a)      Tidur nyenyak

b)      Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

c)      Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

d)     Sekresi lambung menurun

e)      Gerak bola mata cepat

2.      Tahapan tidur REM

a.        Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b.      Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya

c.       Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi
d.      Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori, dan
adaptasi

3.      Karakteristik tidur REM

a.       Mata : cepat tertutup dan terbuka

b.      Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi

c.       Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan apnea

d.      Nadi : cepat dan reguler

e.      Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi

f.        Sekresi gaster : meningkat

g.       Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik

h.      Gelombang otak : EEG aktif

i.         Siklus tidur : sulit dibangunkan

1.4.Siklus Tidur

Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama
seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara
normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan
berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry, 2005).

 Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri 4
tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1
menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari tidur
REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur (Potter & Perry, 2005).

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM.
Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami
kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang yang tidur dapat
berfluktuasi untuk interval pendek antara NREM tingkat 2, 3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah
waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi. Perubahan tahap ke tahap cenderung menemani
pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan
perpindahan untuk tidur nyenyak cenderung bertahap (Closs, 1988 dalam Potter & Perry, 2005).

1.5.Fungsi Tidur

Kegunaan tidur masih tetap belum jelas (Hodgson, 1991), tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan
fisiologis dan psikologis (Oswald, 1984; Anch dkk, 1988, dalam Potter & Perry, 2005). Tidur diperlukan
untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM
tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel
epitel dan khusus seperti sel otak (Home, 1983; Mandleson, 1987; Born, Muth, dan Fehm, 1988 dalam
Potter & Perry, 2005). Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif.

Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas
kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu
penyimpanan memori dan pembelajaran (Potter & Perry, 2005). Secara umum, ada dua efek fisiologis
dari tidur yaitu efek pada sistem saraf yang dapat memulihkan kepekaan dan keseimbangan diantara
berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ
tubuh (Hidayat, 2006).

1.6.Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang
mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.
Kebutuhan dan pola tidur normal menurut Potter dan Perry (2010), yaitu :

1.      Neonatus sampai dengan 3 bulan

a.       Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b.      Mudah berespons terhadap stimulus

c.       Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM


2.       Bayi

a.       Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b.      Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c.       Tahap REM 20-30%

3.      Toddler

a.       Tidur 10-12 jam/hari

b.      Tahap REM 25%

4.      Prasekolah

a.       Tidur 11 jam pada malam hari

b.      Tahap REM 20%

5.      Usia sekolah

a.        Tidur 10 jam pada malam hari

b.      Tahap REM 18,5%

6.      Remaja

a.       Tidur 8,5 jam pada malam hari

b.      Tahap REM 20%

7.       Dewasa muda

a.       Tidur 7-9 jam/hari

b.      Tahap REM 20-25%

8.      Usia dewasa pertengahan

a.       Tidur kurang lebih 7 jam /hari

b.      Tahap REM 20%

9.      Usia tua

a.       Tidur kurang lebih 6 jam/hari

b.      Tahap REM 20-25%


1.7.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu :

1.      Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun
demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit
persyarafan.

2.      Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

3.      Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun
dan waspada menahan kantuk.

4.      Kelelahan Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

5.      Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu
tidurnya.

6.      Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7.      Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:

a.       Diuretik : menyebabkan insomnia

b.      Antidepresan : menyupresi REM

c.       Kafein : meningkatkan saraf simpatik

d.      Narkotika : menyupresi REM

  

1.8.Gangguan Tidur

a.       Pengertian Gangguan Tidur \

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan
gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut: insomnia
adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa
mengantuk yang berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2005).

b.      Klasifikasi Gangguan Tidur

Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu:

1.      Insomnia Insomnia adalah suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik
kualitas maupun kuantitas, dengan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia ini terbagi
menjadi dua jenis yaitu: pertama initial insomnia yang merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur
atau mengawali tidur, karena selalu terbangun pada malam hari dan ketiga terminal insomnia
merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari (Alimul, 2012).

2.      Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan
mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur (Potter & Perry, 2005).

Ada tiga jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen
apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.

Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif (obstructive sleep apnea/OSA), terjadi
pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks pada saat tidur. Jalan napas atas
menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau
berhenti (apnea) selama 30 detik (Guilleminault, 1994). The National Commission on Sleep Disorders
Research (1993), memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik
untuk OSA.

Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu
banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan, sakit
kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.

3.      Narkolepsi

Keadaan yang tidak dapat dikendalikan untuk tidur seperti seseorang dapat tidur dalam keadaan
berdiri, mengemudikan kendaraan, dan lain-lain (Alimul, 2012).

4.      Deprivasi Tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat insomnia. Penyebabnya
dapat mencakup penyakit (misalnya, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan,
gangguan lingkungan (misalnya asuhan keperawatan yang sering dilakukan) dan keanekaragaman waktu
tidur yang terkait dengan waktu kerja. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur
serta ketidak konsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat
terjadi perubahan urutan siklus tidur normal dant terjadi deprivasi tidur kumulatif.

5.      Parasomnia

Parasomnia adalah kumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti
somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak dalam tahap III dan IV
dari tidur REM (Alimul, 2012)

                            II.            Rencana Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan Aktivitas istirahat tidur.

2.1.Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini antara lain: riwayat tidur, gejala
klinis, dan penyimpangan dari tidur (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

1.      Riwayat tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang maupun malam
hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur,
lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan,
perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.

2.      Gejala klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah
sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta
sakit kepala.

3.      Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan,
gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung, dan disorientasi tempat dan waktu,
ganguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi keperawatan.
Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?”
seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa kesulitan untuk tidur mengalami bangun lebih
awal dan susah untuk kembali tidur, dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya,
perawat haruslah bertanya jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk
perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):

1.      Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?

2.      Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?

3.      Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?

4.       Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup di pagi hari?

5.      Apakah kamu mempunyai cukup energi untuk melaksanakan tugas mu sepanjang hari?

6.      Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau pertemuan, atau ketika kamu
menonton TV atau film?

Evaluasi klien apakah banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan kamar tidur dan rumah
tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus tidur.

Pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):

1.       Sudahkah kamu mengubah dimana kamu tidur?

2.      Adakah perubahan didalam rumah tangga yang bisa mempengaruhi tidur?

3.      Adakah perubahan di lingkungan kamu (tetangga, lalu lintas) yang bisa mempengaruhi tidur?
Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung kemampuan untuk
tidur.

Sebuah pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):

1.      Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas akan suatu masalah atau suatu
aktivitas yang akan datang?

 Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto & Wartonah
(2010), yaitu:

1.      Riwayat keperawatan

a.       Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur,
apakah mengalami kesulitan tidur, sering terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang
mengancam.
b.      Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa yang terjadi jika
kurang tidur.

c.        Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-obatan
untuk membantu tidur

d.      Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu terjadi.

2.      Pemeriksaan fisik

a.       Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien

b.      Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.

c.       Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan
tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

3.      Pemeriksaan diagnostik

menurut Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu: a. Elektroencefalogram (EEG) adalah alat untuk mengukur
aktivitas listrik dalam korteks serebral (otak). b. Elektromiogram (EMG) adalah alat untuk mengukur
tonus otot. c. Elektrookulogram (EOG) adalah alat untuk mengukur gerakan mata dan memberikan
informasi struktur aspek fisiologis tidur.

2.2.. ANALISA DATA

No. Data Etiologi masalah

DS : halusinasi Deprivasi tidur

       Klienmengatakan
sering melihat
bayangan hitam
sehingga klien sulit
tidur

DO:
       Klien tampak cemas

       Terlihat lingkaran
hitam dibawah mata -
Mata klien tampak
bengkak karena kurang
tidur

       Tampak lemas dan


gelisah

DS : ketidakmauan untuk mandi Pengabaian diri

       Klien
mengatakan jika
melihat air klien
merasa menggigil

DO :

       Klien tampak
menggigil - Klien
terlihat kotor, berbau,

       Penampilan
klien tidak
rapi karena rambut
klien acak-acak kan,
jika disentuh lengket -
Keringat berbau - Kuku
tangan dan kaki hitam

2.3.  DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1.        Deprivasi tidur berhubungan dengan halusinasi penglihatan ditandai dengan klien mengatakan sering
melihat bayangan hitam sehingga pasien sulit tidur dan klien tampak cemas, terlihat lingkaran hitam
dibawah mata klien, mata klien tampak bengkak, klien juga tampak lemas dan gelisah.

2.       Pengabaian diri berhubungan dengan ketidakmauan untuk mandi dan membersihkan diri ditandai
dengan klien tampak menggigil ketika mau mandi, penampilan tidak rapi kotor karena rambut klien
acak-acak kan, jika disentuh lengket, keringat berbau, dan kuku tangan dan kaki klien tampak hitam.
2.4.      NURSING CARE PLANNING

No No. Dx Nursing outcame Nursing intervention


Clasification

1 Deprivasi Tujuan dan Kriteria Hasil: Klien akan mampu Nic


Tidur menunjukkan tidur/Sleep dengan skala 3 :Peningkatantidur/Sleep
pada indikator : Enhancementdengan
bd
aktivitas:
halusinasi  Indikator IR ER
1.       Lakukan masalah
1.       Perasaan segar setelah tidur gangguan tidur pasien,
karakteristik, dan
2.       Pola dan kualitas tidur
penyebab kurang tidur.
3.       Rutinitas tidur
2.       Lakukan Persiapan untuk
4.       Jumlah waktu tidur yang tidur seperti pada jam 9
terobservasi malam sesuai dengan pola
tidur pasien.
5.       Terjaga pada waktu yang
tepat 3.       Keadaan tempat tidur
yang nyaman, bersih, dan
bantal yang nyaman.

4.      Tingkatkan aktivitas sehari-


hari dan kurangi aktivitas
sebelum tidur.

5.      Pengetahuan kesehatan:
jadwal tidur mengurangi
stres, cemas, dan latihan
relaksasi.

2.4.NURSING CARE PLANNING

No No. Dx Nursing outcame Nursing intervention


Clasification

2 Pengabaian Tujuan dan Kriteria Hasil : Dalam waktu 1x8 Manajemen


jam klien akan mampu mempertahan kan perilaku/behavior
Diri tindakan untuk meningkatkan kesehatan management :
perilaku/ Health Promoting Behavior yang
bd 1.       Pertahankan tanggung
dibuktikan dengan skala 3 pada indikator :
jawab pasien atas
ketidakmauan
Indikator IR ER perilakunya
untuk mandi
1.       Klien mampu 2.       Bantu menetapkan
melakukan prilaku hidup perubahan yang
sehat secara rutin konsisten dalam
lingkungan dan
2.       Klien akan mampu perawatan rutin
memonitor prilaku
pribadi yang dapat 3.       Gunakan nada bicara
menyebabkan faktor yang rendah saat
risiko berkomunikasi dengan
klien

Bantuan Perawatan Diri


Mandi/ Self - Care
Assistance Bathing

1.        Menentukan jumlah dan


jenis bantuan yang
dibutuhkan.

2.       Memfasilitasi sikat gigi


pasien yang sesuai.

3.      Mempertahankan
kebersihan.

2.5.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

1 Deprivasi 1.       Mengkaji masalah ganguan tidur pasien, S :


tidur bd karakteristik, dan penyebab kurang tidur.
       Klien mengatakan sulit
halu
2.       Mempersiapkan Klien untuk tidur malam untuk tidur karena sering
seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola melihat bayangan hitam
tidur pasien ketika mau tidur

3.       Memberi posisi tempat tidur yang nyaman, O :


bersih, dan bantal yang nyaman.
        Klien tampak cemas -

4.       Meningkatkan aktivitas sehari-hari dengan Tampak lingkaran hitam


mengurangi aktivitas sebelum tidur. dibawah mata - Mata
tampak bengkak
5.       Memberikan pengetahuan kesehatan.
        TD : 110/70 mmHg

       HR : 64x/menit

       RR : 22x/menit –

       Temp : 37,50C

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

1)      Klien akan merasakan


segar setelah tidur dengan
skala 3 dengan
peningkatan tidur yang
dilakukan

2)      Klien akan mampu


menunjukkan pola dan
kualitas tidur yang baik
dengan skala 3 dengan
peningkatan tidur yang
dilakukan

3)      Klien akan mampu


menunjukkan rutinitas
tidur yang baik dengan
skala 3 dengan
peningkatan tidur yang
dilakukan.

4)      Klien akan mampu


menunjukkan jumlah
waktu tidur yang
terobservasi dengan skala
3 dengan peningkatan
tidur yang dilakukan.

5)      Klien akan mampu


menunjukkan tidurnya
terjaga pada waktu yang
tepat dengan skala 3
dengan peningkatan tidur
yang dilakukan.
2.6.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi

1 Pengabaian Menajemen Perilaku/Behaviour S :


diri Management :
       Klien
mengatakan belum
1.        Mempertahankan tanggung jawab pasien melakukan rutinitas
atas perilakunya perawatan dirinya

2.       Membantu menetapkan perubahan yang O :


konsisten dalam lingkungan dan perawatan
       Klien tampak tidak peduli
rutin
dengan perawatn dirinya
3.       Menggunakan nada bicara yang rendah
       Klien tampak jorok dan

penampilan nya tidak rapi


karena rambut klien acak-
Bantu Perawatan Diri Mandi/SelfCare
acak kan, jika disentuh
Assistance Bathing.
lengket, kuku tangan dan
1.       Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang kaki tampak hitam.
dibutuhkan
A:
2.       Memfasilitasi sikat gigi pasien yang sesuai
       Masalah belum teratasi
3.       Mempertahankan kebersihan.
P:

        Intervensi dilanjutkan

       Klien
mampu melakukan
perilaku hidup sehat
secara rutin dengan skala 3
dengan manajemen
perilaku yang dilakukan

       Klien
akan mampu
memonitori perilaku
pribadi yang dapat
menyebabkan faktor risiko
dengan skala 3 dengan
manajemen prilakunya

http://mylifestoyblogadress.blogspot.com/2017/11/laporan-pendahuluan-gangguan-istrahat.html

Anda mungkin juga menyukai