A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny H
Jenis Kelamin :Perempuan…….
Usia :56 tahun ………………………
Status Perkawinan : kawin……………………………………………
Agama : islam…………………………………
Suku Bangsa : sunda.................................................
Pendidikan : SLTA sederajat...................................................
Bahasa yang digunakan : :indonesia .............................................................
Alamat : : Kali Baru Barat
Pekerjaan : wirasuasta....................................................................
Sumber biaya : Pribadi / perusahaan / lain-lain (sebutkan : BPJS )*
Sumber informasi : pasien / keluarga : Istri ( keluarg
B. RIWAYAT KEPERAWATN
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
a.keluhan utama : Nyeri ulu hati seperti di tusuk-tusuk
b. Minum
Kuantitas ( liter / hari ) 7–8
Jenis minuman 8 – 9 gls........................ Air puti ......................
Minuman yang disukai Air putih ...................... Air putih.....................
Minuman yang tidak di sukai Air putih....................... Tidak ada ..................
Minuman pantangan Tdk ada........................ Kopi,soda,alkohol......
Tdk ada........................ .
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi / hari ...............................1 x ...........1 x..........
Waktu ...............................pag ....pagi.......................
Warna i ....kuning...................
Konsistensi Kuning........................ ....lembek...................
Keluhan Padat.......................... ....tidak ada...............
Penggunaa pencahar tidak ada...................... ....tidak......................
b. BAK tidak............................
Frekuensi / hari ....4 – 5 x/hari............
Warna 4 – 5 x/hari................. ....kuning jernih.........
Keluhan Kuning jernih.............. ....tidak ada...............
Penggunaan alat bantu Tidak ada.................... ....tidak......................
( kateter, dll ) Tidak............................
Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi / hari ... 2 x / hari................. ...2 x / hari...............
Penggunaan sabun mandi ..pakai......................... ....pakai...................
Cara ( dibantu / mandiri ) .Mandiri ..Mandiri
Waktu ...10 – 15 menit........... ...5 – 10 menit..........
b. Oral hygiene
Frekuensi / hari ...2 x / hari.................. ...2 x / hari.................
Penggunaan pasta gigi ....ia............................ ....ia............................
Cara ( dibantu / mandiri ) ...mandiri.................... ...Mandiri
Waktu ..1 – 2 menit................ ...1 – 2 menit.............
c. Cuci rambut
Frekuensi / hari, atau / minggu ...3 x / minggu............. ..1 x / minggu............
Penggunaan sampo ...ia............................. ...ia............................
Cara ( dibantu / mandiri ) ...mandiri.................... ...Mandiri
d. Perawatan kuku
Frekuensi / minggu, atau / ..1 x/ minggu............... ...1 x / minnggu
bulan ...........
Cara ( dibantu / mandiri ) ...mandiri................... Mandiri
Alat yang di gunakan ...gunting kuku........... .....gunting kuku........
( silet, gunting kuku, dsb )
B. PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Berat badan : ...........50..................kg Sebelum sakit : .......53.kg
b. Tinggi badan : ............160.................. cm
c. Tekanan darah : .....130/84............ mmHg
d. Nadi :..........80............... x/menit
e. Frekuensi nafas :.......20................. x/menit
f. Suhu tubuh : ..........36..................... ° C
g. Keadaan umum ( √ ) Sakit Ringan ( ) Sakit Sedang
( √ ) Sakit Sedang
h. Pembesaran kelenjar ( √ ) Tidak ( ) Ya, Lokasi : ................
betah bening ....................................
2. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata ( √ ) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata ( √ ) Normal ( ) Abnormal
d. Konjunctiva ( √ ) Merah muda ( ) Sangat merah
( ) Anemis
e. Kornea ( √ ) Normal ( )Keruh / berkabut
( ) Terdapat perdarahan
f. Sklera ( √ ) Ikterik ( ) Anikterik
g. Pupil ( √ ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot – otot mata ( √ ) Tidak ada ( ) Juling ke dalam
kelainan ( ) Berada di atas kabur
( ) Juling ke luar
i. Fungsi penglihatan ( √ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
j. Tanda – tanda radang : ...tidak ada...................
k. Pemakaian kaca mata : Ya,jenis: kecamata baca Tidak : ( √ )
l. Pemakaian kontak lensa : tidak............................
m. Reaksi terhadap cahaya : ya.................................
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga ( √ ) Normal ( ) Tidak, kanan / kiri
b. Karakteristik serumen Warna : kuning......... Konsistensi : padat.....
Bau : tidak............
4. Sistem Wicara
( √ ) Normal ( )Tidak : .............
( ) Aphasia
( ) Aphonia
( ) Dysartria
( ) Dysphasia
( )Anarthia
5. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : ( √ ) Bersih ( ) Ada sumbatan,
Jenis : ..................
b. Pernafasan : ( ) Sesak ( √ ) Tidak sesak
c. Penggunaan otot bantu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
d. Frekuensi : .....20 ......................... X / menit
e. Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : ( √ ) Spontan ( ) Chetnestoke
( ) Kausmaull ( ) Biot
( ) lainnya....................
g. Kedalaman : ( √ ) Dalam ( ) Dangkal
h. Batuk : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Produktif / tidak
produktif
i. Sputum : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Putih/kuning/hijau
j. Konsistensi : ( ) Kental ( ) Encer
k. Terdapat darah : ( ) Ya ( ) Tidak
l. Palpasi dada : ......................................
m. Perkusi dada : ......................................
n. Suara nafas : ( ) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
o. Nyeri saat bernafas : ( ) Ya ( √ ) Tidak
p. Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
nafas
6. Sistem Cardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Nadi : ...80 ............... x / menit
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah ( √ ) Kuat
Tekanan darah : ...130/ 80............mmHg
Distensi vena jugularis :
Kanan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( √ ) Tidak
b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal : ..20.............x / menit
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
Sakit dada : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Timbulnya : ( ) Saat aktifitas
( ) Tanpa aktivitas
Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk
( ) Seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa
benda berat
Skala nyeri : ........5...........................
7. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi
Pucat : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Perdarahan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
( ) Petekie
( ) Purpura
( ) Mimisan
( ) Perdarahan gusi
( ) Ekimosis
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
Karies : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Gigi berlubang : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Stomatitis : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Lidah kotor : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Salifa ( √ ) Normal ( ) Abnormal
b. Muntah
( ) Ya ( √ ) Tidak
Isi : ( ) Makanan ( ) Darah
( ) Cairan
Warna : ( ) Sesuaiwarnamakanan ( ) Kuning
( ) Kehijauan ( ) Hitam
( ) Coklat
Frekuensi : ………………………… x / hari
Jumlah : ………………………… ml
( ) Ya ( √ ) Tidak
h. Warna Feses
kuning ( √ )
Coklat ( )
Hitam ( )
Putih seperti air cucian beras ( )
Seperti dempul ( )
i. Konsistensi Feses
Setengah padat ( Berdarah ( )
Terdapat lendir √ Tidak ada kelainan ( )
Cair )
( )
( )
j. Konstipasi
Ya ( ) Tidak ( √ )
Lamanya : ................... hari
k. Hepar
Teraba ( ) Tidak teraba (
√
)
l. Abdomen
Lembek ( Assites ( )
√
)
Kembung ( ) Distensi ( )
d. Sakit pinggang
( ) Ya ( √ ) Tidak
Kelainan kulit
( ) Ya, sebutkan : ................. ( √ ) Tidak
Kondisi kulit daerah pemasangan infus : .......................................................
Keadaan rambut
Tekstur : ( √ ) Baik ( ) Tidak ( ) Alopesia
Kebersihan : ( √ ) Bersih ( ) Ketombe ( ) Lengket
( ) Lainnya : ........................................................
Keadaan kuku
( √ ) Normal
( ) Abnormal ( ) Paronikia ( ) Clubbing
( ) Garis beau ( ) Spoon nail
Kekuatan otot
Do :
2.
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dar
kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia
3.
Intoleransa aktivitas
berhubugan dengan tirah
baring/imoblisasi
Mukosa Mukosa
bibir bibir
klien tampak
tampak lembab
kering
Abdome
Abdome n
n terdengar
terdengar timpani
hipertimp
ani
Senin, Intoleransi Intoleransi
23 aktivitas aktivitas teratasi 1. kaji tingkat
Agust berhubungan selama 3 hari toleransi
us dengan Tirah perawatan aktivitas
2010 baring/ dengan kriteria
imobilisasi evaluasi : 2. berikan
ditandai dengan lingkungan
Klien yang tenang
Keluarga dapat
klien beraktivit 3. anjurkan
mengatak as secara untuk
an klien mandiri membatasi
tidak aktivitas dan
dapat Klien melakukan
beraktivit tidak lagi perawatan
as sendiri tampak sesuai
lemah kebutuhan
Klien
tampak Skala 4. untuk
lemah aktivitas mengetahui
dan 0 seberapa
terbaring besar
ditempat toleransi
tidur klien dalam
beraktivitas
Skala
aktivitas 5. meningkatka
2 n periode
istirahat
klien
shingga
meminimalis
is kelelahan
6. aktivitas
yang
berlebihan
mengakibatk
an kelelahan
dan proses
penyakit.
PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)
Nama klien / Umur : ...................................................................................
No. tempattidur : ...................................................................................
Ruang / RS : ...................................................................................
Kata Dyspepsia berasal dari bahasa -Yunani yang berarti pencernaan yang sulit / jelek, juga
dikenal sebagai sakit perut atau gangguan pencernaan, mengacu pada kondisi gangguan
pencernaan Ini adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri kronis atau berulang
di atas. perut kepenuhan dan merasa kenyang lebih awal dari yang diharapkan ketika
makan. Hal ini dapat disertai dengan kembung, bersendawa, mual, atau mulas. Dispepsia
adalah masalah umum, dan sering akibat penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau
gastritis, tetapi dalam sebuah minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari
penyakit ulkus peptikum (tukak lambung dari lambung atau duodenum) dan kadang-kadang
kanker
Banyak sumber, banyak juga angka yang diberikan. Ada yang menyebut 1 dari 10 orang,
namun ada juga yang menyatakan sekitar 25 persen dari populasi. Mengenai jenis kelamin,
ternyata baik lelaki maupun perempuan bisa terkena penyakit itu. Penyakit itu tidak
mengenal batas usia, muda maupun tua, sama saja. Di Indonesia sendiri, survei yang
dilakukan dr Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2001 menghasilkan angka mendekati 50
persen dari 93 pasien yang diteliti. Sayang, tidak hanya di Indonesia , di luar negeri pun,
menurut sumber di Internet, banyak orang yang tidak peduli dengan dispepsia itu. Mereka
tahu bahwa ada perasaan tidak nyaman pada lambung mereka, tetapi hal itu tidak membuat
mereka merasa perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Padahal, menurut penelitian- masih dari luar negeri-ditemukan bahwa dari mereka yang
memeriksakan diri ke dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus (borok) pada
lambungnya atau dispepsia non-ulkus. Angka di Indonesia sendiri, penyebab dispepsi
adalah 86 persen dispepsia fungsional, 13 persen ulkus dan 1 persen disebabkan oleh
kanker lambung. Menurut Depkes (2003), dispepsia berada pada peringkat ke 10 dengan
proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan diseluruh rumah
sakit di Indonesia. Tahun 2004 dispepsia menempati urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit
dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3 % dan menempati
urutan ke 35 dari 50 penyakit penyebab kematian. Survei yang dilakukan dr Ari F. Syam
dari FKUI pada tahun 2001 dari 93 pasien yang diteliti, hampir 50% mengalami dispepsia.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit umum Mokopido Tolitoli tahun 2011 didapatkan bahwa
angka kejadian rawat inap kasus dispepsia diruang teratai interna berjumlah 204 pasien
(22,7%), dan untuk tahun 2012 periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012
adalah 154 pasien, dengan presentase 17,2%.
Masalah kesehatan yang tersebut diatas menarik minat peneliti untuk menulis karya tulis
ilmiah oleh karena masalah tersebut harus ditanggulangi untuk mengurangi dan mencegah
komplikasi – komplikasi yang lebih berat. Dan untuk mengatasi masalah – masalah yang
lazim tersebut, diperlukan asuhan keperawatan yang komprenhensif ditujukan untuk
meningkatkan mencegah, mengatasi dan memulihkan kesehatan dengan mempergunakan
pendekatan proses keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana pelaksanaan asuhan
keperawatan pada ny. m dengan kasus dispepsia diruang terarai interna rsu mokopido
tolitoli”.
C. Tujuan Penulisan
1. 1. Tujuan umum
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan
menggambarkan data secara objektif dimulai dari pengumpulan data, pengolahan sampai
evaluasi dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan Karya tulis
ilmiah ini penulis memperoleh data melalui :
1. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan
keperawatan.
TINJAUAN TEORI
2. Pengertian
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala/simtom atau sindrom yang terdiri dari keluhan
nyeri uluh hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, rasa penuh/begah
dan rasa panas di dada/epigastrium (FKUI,Dharmika, 2001).
Dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati, perih, mual dan
kembung. (http://mgo 1.Wordpress. Com/ 2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan
dispepsia.html)
1. Etiologi
5. Kanker lambung
3. Manifestasi Klinik
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa
dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat
memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala
lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut
kembung). http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2012/10/asuhan-keperawatan-
dispepsia.html
1. Klasifikasi Dispepsia
2. a. Dispepsia Fungsional
Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus. Kebiasaan lain
yang bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein (kopi), alkohol, atau
minuman yang sudah dikarbonasi.
Mereka yang sensitif atau alergi terhadap bahan makanan tertentu, bila mengonsumsi
makanan jenis tersebut, bisa menyebabkan gangguan pada saluran cerna. Begitu juga
dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS),
Antibiotik makrolides, metronidazole), dan kortikosteroid. Obat-obatan itu sering
dihubungkan dengan keadaan dispepsia.
Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang berlebihan.
Cukup sering ditemukan dispepsia akibat asam lambung yang meluap hingga ke esofagus
(saluran antara mulut dan lambung). Karena saluran esofagus tidak cukup kuat menahan
asam -yang semestinya- tidak tumpah, karena pelbagai sebab, pada orang tertentu asam
lambung bisa tumpah ke esofagus dan menyebabkan dispepsia. Dispepsia jenis itu bisa
menyebabkan nyeri pada daerah dada.
1. c. Diagnosis
Mencari tahu sebab (diagnosis) dari dispepsia tidaklah mudah. Dalam dunia kedokteran,
diagnosis harus ditegakkan dulu sebelum memberi pengobatan. Dalam hal itu pengobatan
dispepsia boleh dibilang relatif sukar karena untuk mengetahui dengan pasti penyebab
penyakit itu relatif tidak gampang.
Dokter harus dengan saksama membedakan antara dispepsia yang mempunyai ulkus dan
yang tidak, antara dispepsia fungsional dan dispepsia organik. Beberapa hal yang bisa
dijadikan petunjuk oleh para dokter, yaitu sebagai berikut.
statistisnyeri ulu hati yang terjadi pada malam hari dan berkurang dengan pemberian
antasid, cenderung dihubungkan dengan luka pada lambung (peptic ulcer).
1. Pada dispepsia non-ulkus, tidak terjadi komplikasi dari perdarahan seperti kurang
darah, penurunan berat badan atau muntah-muntah.
dapat terjadi pada ulu hati. Untuk membedakannya dengan dispepsia adalah dengan
memperhatikan pola buang air besar.
Dengan pemeriksaan fisik saja, sangat sukar membedakan dispepsia ulkus dan non-ulkus.
Pengobatan
Intervensi dini terhadap sakit maag yaitu dengan mengonsumsi obat yang bisa menetralkan
atau menghambat produksi yang berlebihan dari asam lambung (jenis antasid). Bisa juga
diberikan obat yang memperbaiki motilitas lambung. Apabila setelah dua minggu obat yang
diberikan tidak bermanfaat, biasanya dokter akan memeriksa dengan peralatan khusus.
1. Phatofisiologi
1. Pemeriksaan Diagnostik
2. Anamnesis akurat untuk menilai apakah keluhan itu local atau berdasarkan
gangguan sistemik
1. Penatalaksanaan Pengobatan
2. Farmakologik (Medikamentosa)
1) Antasida
2) Antagonis reseptor H2
a) Semitidin
b) Ranitidine
c) Famotidin
d) Roksatidin
e) Nizatidin
4) Prokinetik :
a) Metolokpramid
b) Donperidon
c) Cisapride
5) Antikolonergik
6) Psikoterapi (corwin,2003)
1. Non farmakologik
1. Istirahat
2. Diet :
( Harrrison,1999)
Asuhan keperawatan adalah Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan
keperawatan yang ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan
dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian
(pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan,
pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan di berikan dalam
upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut A Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan fisiologis meliputi oksigen,cairan,nutrisi,kebutuhan rasa aman dan
perlindungan,kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan
kebutuhan aktualisasi diri. dimana tahapan asuhan keperawatan terdiri dari :
1. a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan pada klien dengan
dispepsia adalah sebagai berikut :
1. Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Agama :
Suku Bangsa :
Alamat :
Aktivitas / Istirahat
Gejala Kelemahan, kelelahan
Sirkulasi
Integritas Ego
Eliminasi
Tanda Nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus : sering hiperaktif selama
perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakter feces : diare, darah warna gelap,
kecoklatan, atau kadang – kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorhoe).
Konstipasi dapat terjadi
Makanan/Cairan
Masalah menelan : cegukan. Nyeru uluh hati, sendawa bau asam, mual, muntah. Tidak
toleran terhadap makanan, cotoh makanan pedas, coklat: diet kusus untuk penyakit ulkus
sebelumnya. Penurunan berat badan.
Tanda Muntah : Warna kopi atau warna cerah, dengan atau tanpa bekuan darah.
Membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan
kronis). Berat jenis urin menigkat.
Neurosensori
Status mental :Tingkat kesadaran dapat terganggu, agak cendrung tidur, disorientasi.
bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi/oksigenasi)
Nyeri/Kenyamanan
Gejala Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih : nyeri
hebat tiba – tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/distress samar – samar
setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrium kiri
sampai tengah/atau menyebar kepunggung terjadi 1- 2 jam setelah makan dan hilang
dengan antasida (ulkus gaster).Nyeri epigastrium terlokalisir di kanan terjadi kurang lebih 4
jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau makan antasida
(ulkus duodenali). Tak ada rasa nyeri (varises esofageal atau gastritis). Factor pencetus :
Makanan, rokok, alcohol, penggunaan obat – obat tertentu (salisilat, reserpin, antibiotic,
ibuprofen),stress psikologis.
Tanda Wajah berkerut, berhati – hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit
Keamanan
Penyuluhan/Pembelajaran
1. b. Diagnose Keperawatan
1. Diangnose keperawatan yang di jumpai pada kasus dispepsia adalah sebagai berikut
:
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
Tujuan :Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan
terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam
lambung
Rasional :Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi
lain
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia
2) Timbang BB klien
Rasional :Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat
Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
Rasional Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk
meningkatkan intake nutrisi.
Tujuan :Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk
memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan
keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
1) Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor kulit
2) Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat
Rasional : Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
Rasional :Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan
laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut
5) Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Rasional :Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga
memudahkan dlam tindakan selanjutnya
2) Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan
semua keluhannya
Rasional :Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala
hal tundakan yang diberikan
Rasional :Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya,
masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
1. Implementasi
1. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah
masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan
dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan
intervensi
1. Catatan Perkembangan
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi
formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan secara kontrak. Dan pada tahapan catatan perkembangan
dilakukan secara evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebahagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan.
BAB III
2. Data Umum
No Register : 070145
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 55 thn
Agama : Islam
Suku/bangsa : Buol/Indonesia
Pekerjaan : URT
Pendidikan : SD
Nama : Tn.S
Umur : 54 thn
Agama : islam
Pendidikan : SD
1. Riwayat Kesehatan
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juli 2012 pukul 11.00 dengan keluhan nyeri uluh
hati. Keadaan ini dirasakan klien sejak kemarin sore, dirasakan seperti pedis dan rasa
terbakar di daerag erigastrium tembus belakang. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan
skala nyeri 8. Klien mengatakan nyeri akan bertambah jika kalin makan sesuatu, oleh
karena itu klien memilih untuk tidak makan. Perasaan nyeri disertai dengan mual . Klien
belum pernah merasakan nyeri seperti saat ini.
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti yang diderita saat ini dan
belum pernah di rawat di Rumah Sakit.
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan klien
1. Riwayat alergi
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita alergi, baik bahan kimia,
udara, makanan dan lain-lain sebagainya.
1. Data Demografi
Ket: = laki-laki
= perempuan
= penderita
=bersaudara
x = meninggal
1. Tabel 1 pola kebiasaan sehari-hari
No
Kegiatan Di rumah Dirumah sakit
1 Nutrisi
2 Cairan ( minum )
3 Eliminasi
1. BAB
1. BAK
4 Personal hygiene
4. Vital sign :
TD : 140 / 80 mmHg
ND : 90 x/mnt
SB : 37oc
RR : 20 x/mnt
BB sebelum sakit : 60 kg
BB selama sakit : 50 kg
BB ideal : 70 Kg
1) System integument
3) Wajah
Inspeksi Bentuk wajah oval,simetris kiri dan kanan,tidak ada edema, wajah
meringis pada saat dilakukan palpasi di bagian epigastrium
Palpasi Tidak terba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa atau
benjolan.
4) Mata
Inspeksi Mata kiri dan kana simetris,gerak bola mata normal, konjungtiva tidak
anemis
5) Telinga
Inspeksi Bentuk telinga kira dan kanan simetris,tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik, bersih
Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa atau
benjolan
6) Hidung
Inspeksi Hidung simetris kira dan kanan, tidak ada peradangan, fungsi
penciuman baik, septum deviasi (-), pasase udara kuat
Inspeksi Mukosa bibir kering dan kotor,warna lidah merah, tidak ada
peradangan pada gusi, terdapat banyak karang gigi
8) Leher
Palpasi Tidak teraba nyeri tekan, teraba denyut nadi arteri carotis
9) Dada
Inspeksi Bentuk dada simetri kiri dan kanan, tidak ada pembesaran pada
dinding dada, tidak ada lesi, frekuensi pernapasan teratur 20 x /mnt.
10) Jantung
11) Abdomen
Palpasi teraba nyeri tekan dengan skala 8, nyeri yang dirasakan terasa pedis dan seperti
terbakar di daerah epigastrium tembus kebagian belakang.
12) Ekstermitas
Superior
Inspeksi Kulit kering, tangan kiri terpasang infuse RL 16 tts/mnt, tidak ada lesi,
tangan kanan memegang abdomen yang sakit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, kekuatan oto skala 5 yaitu dapat melakukan
gerakan kesegala arah
Inferior
Inspeksi Simetris kiri dan kanan, kulit kering, tidak ada lesi
Palpasi Kekuatan tonus otot skala 5, yaitu dapat melakukan gerakan kesegala
arah
1. Pemeriksaan Diagnostik :
Table 2 : Pemeriksaan laboratorium Ny. M Di Ruang Teratai Interna tanggal 27 Juli 2012
MPV
4,5 PL 5,0 – 10,0
PDW H % 12,0 – 18,0
1. Data pengobatan
a. RL 16 tetes/menit
1. PCT 3 x 1
3. Sotatik 2 x 1
1. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif :
4. Klien mengatakan nyeri uluhati seperti terbakar dan pedis serta tembus
belakang
7. Klien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit yang saat ini
diderita oleh klien
8. Data Objektif :
2. Klien lemah
7. Meringis
13. m. BB. 50 kg
1. Analisa Data
Tabel 3 :Analisa Data Keperawatan Tanggal 27 Juli 2012 Pada Ny.M Di Ruang Teratai
Interna RSU Mokopido Tolitoli
Tgl/Jam Pengelompokan Data Etiologi Problem
1 2 3 4
1. Data Subjektif :
27/07/2012 Iritasi pada mukosa Nyeri
a.Klien mengatakan nyeri lambung epigastrium
09.10 uluhati seperti terbakar dan
pedis serta tembus belakang Anoreksia Nutrisi kurang
dari kebutuhan
b. klien mengatakan nyeri
hilang timbul
2. Data Objektif :
1. Meringis
3. Tegang
4. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 27
Juli 2012 : HCT =
38,3%; MPV = 4,2
TD = 140 / 80 mmHg
ND = 90 x/mnt
RR = 20 x/mnt
S = 37oc
DS :
DO :
BB 50 kg
1. Data Subjektif :
27/07/2012 Perubahan proses Kecemasan
1. Klien menanyakan kesehatan
09.20 tentang penyakitnya
2.Data Objektif :
1. Klien cemas
1. H. Diagnosa Keperawatan Prioritas
Diagnose Keperawatan Prioritas Tanggal 22 Juli 2012 Pada Ny.M Di Ruang Teratai Interna
RSU Mokopido Tolitoli
Diagnosa Keperawatan
1. Rencana Tindakan
Rencana Tindakan, pada Ny. M,Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna RSU
Mokopido Tolitoli .
Diagnose keperawatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan ± 24 jam nyeri dapat berkurang yang ditandai dengan :
2. Pasien tenang
TD = 110 / 90 mmhg
ND = 80 x/mnt
RR = 16 x/mnt
S = 36ºc
Obat analgesic :
Paracetamol 3 x 1
Cemitidine 1 amp
2. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan
semua keluhanya
Rasional : 1. mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien
sehingga memudahkan dalam tindakan selanjutnya
2. Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal
tindakan yang diberikan
3. Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekerja sama dalam
perawatanya
4. Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih
ada yang berkuasa menyembuhkanya yaitu tuhan yang maha esa.
3 . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Intervensi
1. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat, timbang berat
badan klien
Rasional
4. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat Berguna
dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan.
1. Implementasi
Tabel 4 : Implementasi Keperawatan Ny.M tanggal 27 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna.
No Diagnose
Tgl/Jam Tindakan
Dx Keperawatan
1 2 3 4
Nyeri epigastrium
1 berhubungan 27/07/2012 1. Mengkaji tingkat nyeri,
dengan Iritasi beratnya (skala 0 – 10) :
pada mukosa 09.00 – 09.15wita Skala nyeri yang dirasakan
lambung. klien sakala 8
09,15 – 09.17 wita
2. Memberikan istirahat
09,17 – 10.00 wita dengan posisi semifowler
6. Mendiskusikan dan
Mengaajarkan teknik
relaksasi dengan cara :
Menarik nafas dalam 3
kali, menahannya sesaat &
menghembuskannya secara
spontan.
7. Kolaborasi dengan
pemberian obat analgesic :
obat analgesic :
Paracetamol 3 x 1,
Cemitidine 1 amp
Nutrisi kurang
2 dari kebutuhan 27/07/12 1. Memantau masukan dan
berhubungan keluaran dengan hasil
dengan anoreksia 09.00 – 09.15wita makanan dihabiskan 5
sendok.
09,15 – 09.17 wita
2. Menimbang BB dengan
09,17 – 10.00 wita hasil 50 Kg
3. Mengajurkan untuk
memberikan makanan
10,00 – 11.00 wita sedikit tapi sering
5. Menganjurkan untuk
makan makanan ketika
masih hangat.
1. Menjelaskan semua
prosedur dan pengobatan
1. Memberikan dorongan
spiritual.
1. Evaluasi
Tabel 5 : Evaluasi Keperawatan Ny.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna
No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4
Nyeri epigastrium S:
1 berhubungan 28/07/2012
dengan Iritasi pada 1. Klien mengatakan nyeri uluhati
mukosa lambung.
09.00 wita seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang
O:
1. Meringis
3. Tegang
A:
Nyeri epigastrium
P:
O: –
P: Intervensi dilanjutkan
– Timbang BB
Kecemasan S:
3 28/07/12
berhubungan 1. Klien menanyakan tentang
dengan Perubahan 09.20 – penyakitnya
proses kesehatan 10.00Wita
2. Klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O:
1. Klien cemas
2. Klien tegang
A:
Kecemasan
P:
1. Catatan Perkembangan
Tabel 6 : Catatan Perkembangan Ny.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna
No Dx Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Keperawatan
1 2 3 4
Nyeri epigastrium S:
1 berhubungan 28/07/2012
dengan iritasi pada 1. Klien mengatakan nyeri uluhati
mukosa lambung. seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang.
O:
1. Meringis
3. Tegang
diajak komunikasi
1. Observasi TTV :
A:
09.00 – 09.15
wita Nyeri epigastrium
12.00 – 12.15 P :
wita
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (0-
12.00 – 12.15 10)
wita
2. Observasi TTV tiap 24 jam
I:
E:
R:
Nutrisi kurang S:
2 dari kebutuhan 28/07/12
berhubungan 1. Klien mengatakan nafsu makan
dengan anoreksia 09.00 – berkurang
09.15wita
2. Klien mengatakan mual
09,15 – 09.17
wita
09.20 – 09.25 O :
wita
Porsi makan dihabiskan 7
sendok
P:
I:
E:
S:
O: –
P : Intervensi dilanjutkan
R :Intervensi dilanjutkan.
Kecemasan S:
3 28/07/12
berhubungan 1. Klien menanyakan tentang
dengan Perubahan penyakitnya
proses kesehatan
2. Klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O:
1. Klien cemas
2. Klien tegang
3. Klien meremas-remas tangannya
A:
Kecemasan
P:
I:
E:
R:
Kecemasan ringan
No Dx Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Keperawatan
1 2 3 4
Nyeri epigastrium S:
1 berhubungan 29/07/2012
dengan Iritasi 1. Klien mengatakan nyeri uluhati
pada mukosa . seperti terbakar dan pedis serta
lambung. tembus belakang
09.00 – 09.15
wita 2. Klien mengatakan nyerinya terus
menerus
09.15 – 09.17
wita 3. Klien mengatakan mual
09.17 -10.00 O:
wiat
1. Meringis
10.00 – 11.00
wita 2. Memegang bagian yang sakit
A:
Nyeri epigastrium
P:
I:
E:
R:
Nutrisi kurang S:
2 dari kebutuhan 29/07/12
berhubungan 1. Klien mengatakan nafsu makan
dengan anoreksia 09.00 – berkurang
09.15wita
2. Klien mengatakan mual
10,00 – 11.00 O : –
wita
A:
P:
I:
E:
S:
O: –
P : Intervensi dilanjutkan
R:
Intervensi dilanjutkan.
Kecemasan S:
3 29/07/12
berhubungan 1. klien menanyakan tentang
dengan Perubahan penyakitnya
proses kesehatan
2. klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O:
1. klien cemas
2. klien tegang
A:
Kecemaan
P:
I:
09.15 – 09.17
wita
R:
09,15 – 09.17
wita 1. Kaji tingkat kecemasan
Tabel 8 : Catatan Perkembangan Ny.M Tanggal 30 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai
Interna
No Dx Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Keperawatan
1 2 3 4
Nyeri epigastrium S:
1 berhubungan 30/07/2012
dengan Iritasi 1. Klien mengatakan nyeri uluhati
pada mukosa seperti terbakar dan pedis serta
lambung. tembus belakang
O:
1. Meringis
09.15 – 09.17 A :
wita
Nyeri epigastrium
13.00 – 13.05
P:
wita
1. Kaji tingkat tingkat nyeri
beratnya (skala 0 – 10)
I:
E:
R:–
Nutrisi kurang S:
2 dari kebutuhan 30/07/12
berhubungan 1. Klien mengatakan mulai ada
dengan anoreksia nafsu makan
O:
Porsi makan dihabiskan kurang lebih 10
sendok
A:
P:
E:
S:
O:
A:
R:
Intervensi dilanjutkan dirumah
Kecemasan S:
3 30/07/12
berhubungan 1. Klien mengatakan sudah
dengan Perubahan mengerti tentang penyakitnya
proses kesehatan
2. Kilen mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O:
1. Cemas (-)
A:
Kecemasan
P:
I:
10.00 – 11.00 E :
wita
Masalah teratasi
12.00 – 12.15
wita R:–
PEMBAHASAN
1. A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau analisa
data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari proses
keperawatan
Pada tahap pengkajian, penulis tidak banyak menemukan hambatan dalam mendapatkan
informasi baik dari klien, keluarga, dan perawat.
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang klien mencakup :
riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
1. Gejala
Klien mengatakan nyeri uluhati seperti terbakar serta tembus belakang ,klien mengatakan
mual, klien memegang bagian perut yang sakit, klien cemas dan tegang, sekali-kali klien
meremas remas tanganya, Klien mengatakan nyerinya terus menerus,Klien menanyakan
tentang penyakitnya,Klien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit yang saat ini
diderita oleh klien.
1. Tanda :
Mucosa bibir dan hidung kering, Klien lemah,Rush kulit kering,Pemeriksaan laboratorium
tanggal 27 Juli 2012 : HCT = 37,9%; MPV = 2,6 L, Observasi vital sign : TD = 140 / 80
mmHg, ND = 90 x/mnt, RR = 20 x/mnt, S = 37oc, Bising usus (+), Peristaltik usus
24 kali/menit, Meringis,Memegang bagian yang sakit, Tidak konsentrasi pada saat diajak
komunikasi, Klien cemas,Klien tegang, Klien meremas-remas tangannya.
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan oleh
peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan
dispepsia, hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak mencakup seluruh
aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas ego, neurosensori, dan
nyeri/kenyamanan.
Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data – data yang termasuk
dalam lingkup aspek integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan, yang menunjang
terhadap masaalah keperawatan yaitu nyeri dan kecemasan.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M
didapatkan diagnosa keperawatan :
1. Nyeri berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung akibat
Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus dispepsia adalah
adalah :
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia.
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti melakukan
analisa terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang didapatkan oleh peneliti dari
hasil pengkajian, ada satu diagnose keperawatan yang seharusnya actual tetapi dalam
penulisan karya tulis ini peneliti menempatakan diagnose perubahan keseimbangan cairan
dan elektrolit berhubungan dengan mual, muntah kedalam diagnose resiko oleh karena data
yang didapatkan oleh penulis tidak mendukung masalah tersebut untuk ditempatkan sebagai
diagnose actual.
Sebagaiman kita ketahui bahwa Obat – obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri,
makanan yang terkontaminasi, makanan yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard,
kafein, alcohol, dan aspirin, obat – obatan lain seperti, NSAID (indometasin, ibuprofen,
naproksen), sulfonamide, steroid dan digitalis keadaan tersebut dapat menyebabkan
kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah, hal ini akan merangsang pengeluaran
histamine, pengeluaran histamine merangsang peningkatan vasodilatasi, meningkatkan
permiabilitas kapiler terhadap protein, plasma bocor ke interstisium, mukosa menjadi
edema, dan sejumlah protein plasma hilang, mukosa kapiler dapat hilang, mukosa kapiler
menjadi rusak
Sedangkan dalam kasus Ny.M terdapat diagnosa yang tidak ditemukan dalam teori (E.
Doengoes, 1999) yaitu :
Disinilah terdapat kesenjangan, bahwa tidak semua diagnosa keperawatan yang terdapat
diteori , dapat diangkat pada kasus dispepsia pada Ny.M karena berdasarkan data penulis
peroleh, hanya menemukan sebagian data dari tanda dan gejala pada kasus dispepsia
dilahan praktek. Dan juga kasus yang sama tidak selalu memiliki diagnosa yang sama.
C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada dalam
teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena semua
intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik dilapangan.
D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori.
Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi dapat
melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Ny.M dengan
kasus dipepsia diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan
perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
Ny.M dengan kasus dispepsia diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli adalah tidak
terpantaunya perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya
jumlah perawat diruangan dengan klien yang dirawat.
1. E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan
evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus dispepsia
dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan perkembangan
dengan menggunakan pendekatan SOAPIER.
Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui catatan perkembangan
selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada tanggal 29 Juli 2012 untuk
diagnose kedua masalah teratasi yaitu cemas , sedangkan diagnose ketiga, yaitu : nutrisi
kurang dari kebutuhan. Tidak terjadi sampai hari ketiga dilakukan catatan perkembangan.
Sedangkan yang tidak teratasi adalah diagnose pertama yaitu nyeri sejak dilakukannya
catatan perkembangan dari tanggal 28 Juli sampai tanggal 30 dan terus diimplementasi
berdasarkan catatan perkembangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebab data dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data-data yang termasuk dalam
lingkup aspek integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan, yang menunjang
terhadap masalah keperawatan yaitu nyeri dan kecemasan.
1. Data yang diperoleh pada klien merupakan langkah awal yang ditempuh oleh
penulis untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar asuhan keperawatan
dapat ditegakkan. Dan hasil dari data pengkajian keperawatan yang timbul pada
klien kasus dispepsia dalam teori tidak selamanya sama dengan yang ditemukan
pada Ny.M dengan kasus dispepsia diruang Melati RSU Mokopido Tolitoli.
2. Dari 4 diagnosa yang ada diteori, ketiga diagnosa yang didapatkan penulis pada
Ny.M kasus dispepsia yaitu, nyeri, nutrisi kurang dari kebutuhan dan cemas. .
berdasarkan teori (E Doenges, 1999) , nanda dan carpenito. Dimana diagnosa
tersebut penulis tidak mencantumkannya diteori. Dan tidak selamanya kasus yang
sama mempunyai diagnosa yang sama.
4. Pada tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan rencana yang telah disusun
dengan adanya dukungan dan bantuan klien serta keluarga.
B. Saran
Sebagai bahan acuan dalam penerapan proses keperawatan khususnya pasien dengan
dispepsia ruang melati, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
1. Instisusi Pendidikan
Sebaiknya membuat acuan pengkajian asuhanan keperawatan sistim pencernaan yang baku
sehingga menjadikan panduan dalam penyusunan asuhan keperawatan di klinik baik bagi
mahasiswa maupun dosen. juga dapat mencegah timbulnya persepsi yang berbeda antara
dosen yang satu dengan dosen yang lainnya
1. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti, dan dapat dijadikan bekal pada
saat peneliti melakukan implementasi asuhan keperawatan kepad individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi pasien dan keluarga, sehingga dapat dijadikan pedoman
dalam pencegahan dan penatalaksanaan jika pasien menderita dyspepsia atau dapat
memberikan informasi tersebut kepada orang lain baik yang membutuhkan.