Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

Disusun Oleh :

Ridho Fadila Alfajri

I4051201004

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STASE KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. Definisi
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca indra, yaitu penglihatan,
pendengaran, penceranaan, dan pengecapanterhadap sumber yang tidak nyata (Keliat &
Akemat, 2007, Suart, Keliat & Pasaribu, 2017).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan presepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan atau
perabaan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Muhith A, 2015).
Gejala atau perilaku yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa terkait dengan
halusinasi yaitu berbicara sendiri, senyum sendiri, tertawa sendiri, menatap ke suatu titik,
pergerakan mata yang cepat, berusaha menghindari orang lain, tidak bisa membedakan mana
yang nyata atau tidak nyata, tidak jarang juga orang dengan gangguan jiwa tidak mau mandi dan
memiliki perilaku yang aneh (Damaiyanti M, Iskandar, 2012)

B. Etiologi
1. Kurang tidur
2. Isolasi sosial
3. Mengurung diri
4. Kurang kegiatan sosial

C. Tanda dan Gejala


Mayor
subjektif:
1. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
2. Melihat benda, orang, atau sinar tanpa ada objeknya
3. Menghirup bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
4. Merasakan pengecapan tang tidak enak
5. Merasakan reabaan atau gerakan badan

Objektif:
1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasinya

Minor
Subjektif:
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut

Objektif:

1. Konsenterasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang, atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-mandir
7. Kurang mampu merawat diri

D. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

a. Pikiran logis a. proses pikir terganggu a. Waham, Halusinasi

b. Persepsi akurat b. Ilusi b. Kerusakan proses


. Respon adaptif
emosi
c. Emosi konsistensi c. Emosi berlebihan
c. Perilaku tidak
dengan Pengalaman d. Perilaku yang tidak terorganisasi

biasa d. Isolasi sosial


d. Perilaku cocok
e. Menarik diri
humoris
Respon adaptif berdasarkan rentang respon halusinasi menurut (Yusuf, Rizki &
Hanik, 2015) Meliputi :
1. Respon adaptif
a. Pikiran logis berupa pendapat atau pertimbangan yang dapat di terima akal.
b. Persepsi akurat berupa pandangan dari seseorang tentang sesuatau peristiwa secara
cermat dan tepat sesuai perhitungan.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman berupa ke mantepan perasaan jiwa yang
timbul sesuai dengan peristiwa yang pernah di alami.
d. Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan
individu tersebut di wujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak
bertentangan denagn moral.
e. Hubungan sosial dapat di ketahui melalui hubungan seseorang dengan orang lain
dalam pergaulan di tengah masyarakat.
2. Respon maladaptive
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh di pertahankan walaupun
tidak di yakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial.
b. Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi yang salah terhadap
rangsangan.
c. Tidak mampu mengontrol emosi berupa ketidak mampuan atau menurunya
kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban, dan
kedekatan.
d. Ketiak teraturan perilaku berupa ketidak selarasan antara perilaku dan gerakan
yang di timbulkan.
e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu karna orang
lain menyatakan sikap yang negativ dan mengancam.
E. Pohon Masalah

efffect Resiko perilaku kekerasan

core roblem Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Cause Isolasi sosial

Harga diri Kronis

F. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Risikko tinggi perilaku kekerasan
2. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah kronis

G. Diagnosis Medis Terkait


1. Skizofrenia
2. Psikotik akut
3. Gangguan bipolar
4. Parkinson
5. Delirium
6. Dimensia

H. Diagnosa Keperawatan Utama


Halusinasi
I. Tujuan Asuhan Keperawatan
1. Kognitif, klien mampu:
a. Menyebutkan penyebab Halusinasi
b. Menyebutkan Karekterisktik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi,
durasi, waktu, situasi yang menyebabkan dan respons.
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e. Menyebutkan cara mengendalikanhalusinasi yang tepat
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melawan halusinasi dengan menghardik
b. Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek.
c. Mengalihkan halusianasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan
melakukan aktivitas.
d. Minum obat dengan prinsip 8 benar.
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b. Membedakan perasaan sebelum dam sesudah latihan

J. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Pengkajian: kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya. Jika ada halusinasi katakan anda percaya, tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan
b. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya halusinasi
c. Tindakan keperawatan
1) Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasiklien
2) Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
3) Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
4) Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan secara teratur
5) Latih klien patuh meminum obat dengan 8 benar.
6) Diskusikan manfaat yang didapatkan setelay mempratikan latihan mengendalikan
halusinasi
7) Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi
Penelitian yang dilakukan Carolina, Keliat, dan Sabri(2008) menemukan standar
asuhan keperawatan ners meningkatkan kemampuan klien mengotrol halusinasi dan
menrunkan intensitas halusinasi.

K. Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolborasi degan dokter menggunakan ISBAR dan TbaK.
2. Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi obat dan memberikan obat
sesuai denagn konsep safety pemberin obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and


classification 2018-2020. Jakarta: EGC.

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika.

Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.

Yusuf, A., Fitriyasari, R & Nihayati, H. 2015. Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anna Keliat, Budi., dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama.

Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc dkk. (2007). Manajemen Keperawatan
Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Yusuf Ah., Fitryasari PK Risky, dan Endang Nihayati, Hanik, 2015. Buku Ajaran
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
Tn. J DI RUMAH SAKIT JIWA
SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK

DISUSUN OLEH :

Lufy Afiestasari
I4052201002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
RUANG RAWAT: Wisma Sirih TANGGAL DIRAWAT:

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. J (L) Tgl. Pengk. : 13 Januari 2021

Umur : 38 thn No. RM :-

Alamat : Pal IV Gg. Delima Mas Pendidikan : SMP

Agama : Islam Pekerjaan : Tidak bekerja

Status : WNI Sumber Data :Wawancara

Marital : belum menikah

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tidak terkaji Pekerjaan : Tidak terkaji

Umur :Tidak terkaji Pendidikan : Tidak terkaji

Alamat :Putri Dara Nante Hub dgn klien : Tidak terkaji

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
Klien marah-marah dan memukul orang tuanya, klien juga mengurung dirinya
di kamar dan tidak pernah mandi
b. Data pada saat dikaji
Klien mengatakan mendengar suara-suara bisikan yang menyuruhnya untuk
memukul orang tuanya dan klien emosi karena tidak dijenguk oleh
keluarganya
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[V] Ya [ ] Tidak

2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ V ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil

3. Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik th ___ th ___ th

Aniaya seksual th ___ th ___ th

Penolakan th ___ th ___ th


Kekerasan dalam keluarga th th ___ th

Tindakan criminal th ___ th ___ th

Jelaskan no. 1, 2, 3 :

Klien mengatakan pernah memukul orang tuanya, disebabkan karena mendengar


suara-suara yang menyuruhnya melakukannya, suara tersebut juga sering
memintanya untuk berjalan-jalan, Klien pernah pergi berhari-hari dan tidak pulang
ke rumah, orang tua klien tidak pernah mempedulikannya. Sehingga membuat ia
mengurung dirinya di kamar dan tidak mau mandi atau makan

Masalah keperawatan :Isolasi Sosial

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


[ ] Ya [ V ] Tidak

Hubungan keluarga :

Gejala :

Riwayat pengobatan/perawatan : ____________________________

Masalah keperawatan : ____________________________

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan
kepalanya terbentur sehingga dirawat di Rumah Sakit cukup lama. Sejak saat
itu ia berhenti bersekolah.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1.PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien menyadari bahwa ia sedang sakit
2. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN
MASALAH
Klien berharap bisa sembuh dan ingin cepat keluar dari RSJ
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol

[ ] Mampu menyelesaikan masalah [V] Reaksi lambat/berlebih

[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan

[ ] Aktivitas konstruktif [V] Menghindar

[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri

[ ] Lainnya [ ] Lainnya

Jelaskan : Klien menarik diri dari lingkungan ketika menghadapi


masalah

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: 111/ 60 mmHg N: 67 x/ Menit S: 37OC
P: 20x / Menit
2. Ukur TB: 155 cm BB: 56 kg [ ] Naik [V ] Turun
3. Keluhan fisik [ ] Ya [V] Tidak
Jelaskan : TTV Klien dalam batas normal. Berat badan klien ideal
dan tidak ada keluhan fisik.

Masalah keperawatan :______________

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Penjelasan Gambar Genogram :Klien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara

Masalah Keperawatan : _______________________________

2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien berkomunikasi dengan baik
3. POLA ASUH KELUARGA
Klien mengatakan tidak dipedulikan oleh keluaganya
4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Klien mengambil keputusan dengan bantuan keluarga.
VIII. PSIKOSOSIAL

1.KONSEP DIRI
a.Citra tubuh : Klien mengatakan senang dengan tangan dan kakinya
b.Identitas : Klien merupakan anak ketiga darilima bersaudara
c.Peran diri :Klien mengatakan ia belum bisa membahagiakan orang
tuanya
d.Ideal diri : Klien berharap bisa cepat keluar dari RSJ dan tinggal
bersama bibinya
e.Harga diri :Klien merasa dirinya tidak berharga
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

2.HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Bibinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan ia
tidak mengikuti kegiatan apapun di luar
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Masalah keperawatan :Klien merasa kesulitan berbaur dengan orang lain

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien bekerja [ ] Ya [V] Tidak
4. GAYA HIDUP
Klien mengatakan sebelum sakitia lebih suka berjalan-jalan ke pasar, namun
setelah sakit lebih suka mengurung diri di kamar
5. BUDAYA
Klien berasal dari suku Melayu dan tumbuh di lingkungan Melayu
6. SPIRITUAL
Klien sholat namun tidak tentu
1. Kegiatan ibadah
Klien sholat waktu jika diperintah
Masalah keperawatan : _______________

IX. STATUS MENTAL


1. Penampilan
[ V ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian

tidak sesuai tidak seperti biasa

Jelaskan : Klien mengenakan pakaian terbalik

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ V ] Inkoheren

[ ] Apatis [ V ] Lambat [ ] Membisu [ V ] Tidak mampu memulai

pembicaraan

Jelaskan : Klien tidak berinisiatif untuk bertanya kembali kepada pengkaji,


topik pembicaraan klien melompat-lompat dari satutopik ke topik lain

Masalah keperawatan : Hambatan Komuikasi Verbal

3. Aktivitas motorik
[ V ] Lesu [ ] Tegang [ V ] Gelisah [ V ] Agitasi

[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan : Klien terlihat lesu karena kurang tidur dan gelisah karena
mendengar bisikan-bisikan

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

4. Alam perasaan
[ V ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa

[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien terlihat sedih karena keluarganya tidak pernah


mengunjunginya ke RSJ
Masalah keperawatan :

5. Afek

[ ] Datar [V] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai


Jelaskan :Klien bisa mengikuti stimulus, jika stimulusnya dirasa kuat.

Masalah keperawatan : _________________________________________

6. Interaksi selama wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ V ] Mudah tersinggung


[ ] Kontak mata kurang [ V ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : Klien merespon dengan baik namun mudah merasa tersinggung
dan mempertahankan pendapatnya mendengar suara bisikan

Masalah keperawatan : _________________________________________

7. Persepsi Halusinasi

[V] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan

[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan : Klien mengatakan sering mendengar suara yang memintanya


untuk memukul

Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran

8. Proses pikir
[ V ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi

[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi

Jelaskan : Klien bisa menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan


tanpa berbelit-belit.

Masalah keperawatan : Klien berbicara dengan berbelit-belit dan


cenderung mengulang-ngulang pembicaraan

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria

[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis


Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga

[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan :
Masalah keperawatan : ___________________________

10. Tingkat kesadaran


[V ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor

[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan : Klien terlihat kebingungan karena bisikan suara tersebut

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka Panjang
[ ] Gangguan daya ingat jangka pendek
[ ] Konfabulasi
[ ] Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : Klien tidakmemiliki gangguan daya ingat

Masalah keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


[ ] Mudah beralih
[ ] Tidak mampu berhitung sederhana
[ V ] Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan : Klien hanya dapat berhitung sederhana

Masalah keperawatan : _________________________________________

13. Kemampuan penilaian


[ V ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien dapat mengambil keputusan dengan dibantuoleh perawat

Masalah keperawatan : _________________________________________

14. Daya tilik diri


[ ] Mengingkari penyakit yang diderita [ ] Menyalahkan hal-hal diluar
dirinya

Jelaskan : Klien menyadari dan mengakui penyakit yang diderita

Masalah keperawatan : ________________________________


X. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


Makanan [V] Ya [ ] Tidak
Keamanan [V] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [V] Ya [ ] Tidak
Pakaian [V] Ya [ ] Tidak
Transportasi [V] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [V] Ya [ ] Tidak
Keuangan [V] Ya [ ] Tidak

Jelaskan :

Masalah keperawatan : _____________________________

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [V] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [V] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [V] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
d. Berpakaian [V] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan : Klien mengatakan untukmengurus dirinya sendiri
dilakukan secara mandiri

Masalah keperawatan : _____________________________


B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [V ] Ya [ ] Tidak

Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [V] Tidak

Frekuensi makan sehari_3_x sehari

Nafsu makan :

[] meningkat [ v ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit

Berat badan : 58 kg : [ ] meningkat [ V ] menurun

Jelaskan :

Masalah keperawatan : _____________________________

C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :Ya
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ V ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur : Tidak

Adakah kebiasaan tidur siang : Ya

Tidur siang, lama : 12.00 s/d 13.00 jam

Tidur malam, lama : 20.00 s/d 04.00 jam

Aktivitas sebelum/sesudah tidur : 5 s/d 10 menit

Jelaskan : Klien tidak memiliki aktivitas sebelum tidur

Masalah keperawatan : ___________________________

3. Kemampuan klien dalam :

Mengantisipasi kebutuhan sendiri [V] Ya [ ] Tidak


Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [V] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [V] Ya [ ] Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan [V] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan dapat memenuhi kubutuhan diri sesuai
keinginan termasuk patuh minum obat dan control ke faskes
dikarenakan lokasi rumah klien yang berdekatan dengan faskes.
Masalah Keperawatan : ___________________________________
4. Aktivitas di dalam rumah

a.Menyajikan makanan [V] Ya [ ] Tidak

b.Merapihkan rumah [V] Ya [ ] Tidak

c. Mencuci pakaian [V] Ya [ ] Tidak


Jelaskan : Klien mengatakan dapat menyiapkan dan membereskan makanan
beserta tempat makan, membersihkan rumah dan menyuci pakaian sendiri saat
dirumah nanti.

Masalah Keperawatan : ______________________________________

5. Aktivitas di luar rumah

a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ V ] Tidak


b.Aktivitas lain diluar rumah [V] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah belanja dan senang
jalan-jalan keluar
Masalah Keperawatan : ___________________________________
6. Klien memiliki sistem pendukung

Keluarga : tidak
Terapis : tidak

Teman sejawat : tidak


Kelompok social :tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada yang mempedulikannya dan
mendukung untuk kesembuhannya

Masalah keperawatan : ___________________________________

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[ V ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung

[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik

[ V ] Koping [ V ] Obat-obatan

[ ] Lainnya: __________________________________________________
Jelaskan : Klien mengatakan tidak tahu penyebab ia dirawat, tidak
tahu mengenai hal apapun yang bisa dilakukan maupun tidak tahu mengenai
obt- obatan yang ia konsumsi

Masalah keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Skizoprenia
Terapi Medik :

- Clozapin

- Resperidon

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN :

1. Halusinasi pendengaran
2. Risiko Perilaku Kekerasan
3. Harga Diri Rendah
4. Gangguan Komunikasi Verbal
5. Defisit Perawatan Diri
No Data Masalah Keperawatan
1. DS : Halusinasi Pendengaran
- Klien mengatakan ia mendengar
bisikan-bisikan yang menyuruhnya
untukmemukul orang tuanya
- Klien mengatakan suara tersebut
muncul setiap ia sendiri dan
menjelang tidur
- Klien mengatakan ia sulit tdur
karena mendengar suara tersebut
DO :
- Klien terlihat tidak dapat
memfokuskan fikiran
- Klien sesekali terlihat menangis
sendiri
2. DS: Risiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan jika ia sedang
emosi kepada orang tuanya karena
tidak pernah menjenguknya
- Klien mengatakan ia sedang marah

DO:
- Klien terlihat marah
- Klien mudah tersinggung
- Klien terlihat membuang muka

3. DS: Harga Diri Rendah


- Klien mengatakan ia lebih sering
mengurung dirinya di kamar

DO:
- Klien tidak dapat memulai
pembicaraan
- Kontak mata klien kurang
- Sesekali klien menundung

ANALISA DATA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama Klien : Tn. J Ruang : Elang

Usia : 38 Tahun No RM :-

Hari/ Rencana Tindakan Keperawatan


No. Tang Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria
gal Tindakan Keperawatan
Evaluasi

Tujuan asuhan Setelah dilakukan Tindakan pada klien :


keperawatan : tindakan
keperawatan 1. Tindakan keperawatan ners :
1. Kognitif, klien selama 1x24 jam a. Pengkajian : kaji tanda dan gejala
mampu: diharapkan klien: halusinasi, penyebab dan
a. Menyebutkan 1. Menyebutkan kemampuan klien mengatasinya.
penyebab penyebab Jika ada halusinasi katakana anda
13/1/
1. Halusinasi Pendengaran halusinasi halusinasi percaya, tetapi anda sendiri tidak
2021
melihat.
b. Menyebutkan 2. menyebutkan
karakteristik karakteristik b. Diagnosis: jelaskan proses
halusinasi yang halusinasi yang terjadinya halusinasi.
dirskan: jenis, isi, dirskan: jenis, isi, c. Tindakan keperawatan:
frekuensi, durasi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang waktu, situasi 1) Tidak mendukung dan tidak
menyebabkan dan yang membantah halusinasi klien
respons. menyebabkan dan 2) Latih klien melawan halusinasi
respons. dengan menghardik
c. Menyebutkan
3) Latih klien mengabaikan
akibat yang 3. menyebutkan
halusinasi dengan dengan
ditimbulkan dari cara
bercakap-cakap
halusinasi. mengendalikan
4) Latih klien mengalihkan
halusinasi yang
d. Menyebutkan cara halusinasi dengan melakukan
tepat.
yang selama ini kegiatan secara teratur
digunakan untuk 4.Melawan 5) Latih klien minum obat
mengendalikan halusinasi dengan dengan prinsip 8 benar, yaitu
halusinasi menghardik benar nama klien, benar nama
obat, benar manfaat obat,
e. Menyebutkan cara 5. mengabaikan benar dosis obat, benar
mengendalikan halusinasi dengan frekuensi, benar cara, benar
halusinasi yang bersikap cuek tanggal kadaluwarsa dan benar
tepat. dokumentasinya.
6.dapat
2. Psikomotor klien mengalihkan 6) Diskusikan manfaat yang
mampu: halusinasi dengan didapatkan setelah
distraksi yaitu mempraktikan Latihan
a. Melawan mengendalikan halusinasi.
bercakap-cakap
halusinasi dengan 7) Berikan pujian pada klien saat
dan melakukan
menghardik. mampu mempraktikan Latihan
aktifitas
b. Mengabaikan mengendalikan halusinasi
7.dapat memimun
halusinasi dengan
obat dengan
bersikap cuek
prinsip 8 benar
c. Mengalihkan
8.klien merasakan
halusinasi dengan
nyaman
cara distraksi yaitu
bercakap-cakap dan 9. klien bisa
melakukan aktifitas merasakan
d. Minum obat dengan perbedaan
prinsip 8 benar, sebelum dan
yaitu benar nama, sesudah latihan
benar obat, benar
manfaat, benar
frekuensi, benar
cara, benar tanggal
kadaluawarsa, dan
benar dokumentasi.
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan
manfaat cara-cara
mengatasi
halusinasi
b. Membedakan
perasaan sebelum
dan sesudah
c. Latihan Merasa
nyaman dengan
perawatan diri
Tujuan asuhan Setelah dilakukan Tindakan pada klien :
keperawatan : tindakan
keperawatan 1. Tindakan keperawatan ners :
Risiko Perilaku 1. Kognitif, klien a. Bina hubungan saling percaya
2. selama 1x24 jam
Kekerasan mampu:
diharapkan klien: b. Bantu klien mengungkapkan
a. Menyebutkan perasaan marahnya dengan cara :
1.Mengungkapka
penyebab risiko
n perasaannya - Motivasi klien untuk
perilaku kekerasan
b. Menyebutkan 2.Mengetahui menceritakan penyebab rasa
tanda dan gejala penyebab dan kesal atau jengkelnya
risiko perilaku akibat dari
- Dengarkan tanpa menyela atau
kekerasan penyakitnya
c. Menyebutkan member
3.Mampu
akibat yang - penilaian setiap ungkapan
mengendalikan
14/1/ ditimbulkan perasaan klien
perilaku
2021 d. Menyebutkan cara
kekerasannya c. Bantu klien mengungkapkan tanda
mengatasi risiko
perilaku kekerasan 4.Mampu perilaku kekerasan yang
mengendalikan dialaminya dengan cara :
2. Psikomotor klien perilaku
- Motivasi klien menceritakan
mampu: kekerasannya
kondisi fisik saat perilaku
a. Mengendalikan 5.Mampu
kekerasan terjadi
mengendalikan
risiko perilaku - Motivasi klien menceritakan
perilaku
kekerasan dengan kekerasannya kondisi emosinya saat terjadi
relaksasi: Tarik 6.Mampu perilaku kekerasan
napas dalam, memasukkan d. Latihan klien melakukan relaksasi
kegiatan ke seperti relaksasi nafas dalam, pukul
pukul kasur dan
jadwal harian
bantal kasur, olahraga,
bantal, senam dan
membersihkan rumah dan
jalan-jalan
pekarangan
b. Berbicara dengan
e. Beri pujian
baik:
f. Masukkan dalam jadwal kegiatan
Mengungkapkan, harian
meminta, dan
menolak dengan
baik
c. Melakukan
deskalasi yaitu
mengungkapkan
perasaan marah
secara verbal atau
tertulis.
d. Melakukan
kegiatan ibadah
seperti sholat,
berdoa kegiatan
ibadah lain.
e. Patuh minum obat
dengan 8 benar
(benar nama klien,
benar obat, benar
dosis, benar cara,
benar waktu,
benar manfaat,
benar tanggal
kadaluarsa dan
benar
dokumentasi)
3. Afektif, klien mampu
:
a. Merasakan
manfaat dari
latihan yang
dilakukan
b. Membedakan
perasaan sebelum
dan sesudah
latihan

Tujuan asuhan Setelah dilakukan


Tindakan pada klien :
keperawatan : tindakan
keperawatan SP 1
1. Kognitif, klien mampu:
selama 1x24 jam
1. Tindakan keperawatan ners :
a. Mengenal aspek diharapkan klien:
a. Bina hubungan saling percaya
15/1/ positif dan 1. Mengungkapk
3. Harga Diri Rendah b. Mengidentifikasi aspek positif
2021 kemampuan yang an
yang dimiliki klien seperti
dimiliki perasaannya
kegiatan di rumah, adanya
b. Menilai aspek 2. Ekspresi
keluarga dan lingkungan
positif dan wajah
terdekat klien
kemampuan yang bersahabat
dapat dilakukan 3. Ada kontak c. Membantu klien menilai
c. Memilih aspek mata kemampuan klien yang masih
positif dan 4. Menunjukan dapat digunakan
kemampuan yang rasa senang d. Membantu klien memilih
ingin dilakukan 5. Klien mau kegiatan yang akan dilatih
2. Psikomotor klien duduk sesuai dengan kemampuan klien
mampu: berdampingan e. Melatih klien sesuai dengan
a. Melakukan aspek 6. Mau kemampuan yang dipilih
positif dan mengutarakan f. Beri pujian yang wajar terhadap
kemampuanyang masalah yang keberhasilan klien
dipilih dihadapi g. Menganjurkan pasien
b. Berperilaku aktif 7. Mampu memasukan kegiatan ke dalam
c. Menceritakan memasukkan jadwal
keberhasilan kegiatan ke
SP 2
kepada orang lain jadwal harian
3. Afektif, klien mampu: Tindakan keperawatan ners :
a. Merasakan a. Evaluasi jadwal kegiatan harian
manfaat latihan klien.
b. Menghargai b. Melatih pasien melakukan
kemampuaan diri kegiatan yang sesuai dengan
(bangga) kemampuan klien
Meningkatkan c. Menganjurkan klien memasukkan
harga diri. kedalam kegiatan harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama Klien : Tn. J Ruang : Elang


Usia : 38 Tahun Instansi :-

Hari/ Jam No. Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


Diagnosa Mahasiswa
Kamis/, 1 Melakukan SP1 Halusinasi Pendengaran S :
14 Jan 1. Mengidentifikasi halusinasi pendengaran Klien mengatakan mendengar bisikan-
2021 klien yang terdiri dari waktu halusinasi, bisikan yang menyuruhnya untuk memukul
frekuensi halusinasi, kondisi yang O:
mendukung halusinasi dan respon klien Klien tampak sesekali menangis dan
terhadap halusinasi. berbicara sendiri, setelah diingatkan, klien
2. Mengajarkan dan melatih klien melawan menghardik halusinasi pendengarannya.
halusinasi dengan menghardik. A:
3. Menganjurkan memasukkan kegiatan SP1 tercapai
menghardik dalam kegiatan harian. P:
Lanjutkan intervensi, anjurkan klien
melakukan kegiatan menghardik sesuai
jadwal.
Jum’at/ 1 Melakukan SP2 Halusinasi Pendengaran S :
15 Jan 1. Mengevaluasi cara menghardik klien - Klien mengatakan masih mendengar
2021 2. Mengajarkan dan melatih klien suara bisikan-bisikan saat menjelang
mengabaikan halusinasi dengan tidur
bercakap-cakap dengan teman - Klien dapat menghardik dengan benar
disekitarnya dan mencoba mengalihkan suara yang
3. Menganjurkan memasukkan kegiatan terdengar dengan berbicara dengan
bercakap-cakap dengan teman terdekat teman disekitarnya
dalam kegiatan harian. A:
SP2 tercapai
P:
Lanjutkan intervensi, anjurkan klien
melakukan kegiatan menghardik dan
bercakap-cakap dengan teman sekitarnya
secara terjadwal.
Sabtu/ 16 1 Melakukan SP3 Halusinasi Pendengaran S :
Jan 2021 1. Mengevaluasi cara bercakap-cakap Klien mengatakan terkadang mendengar
dengan teman terdekat / sekitar klien suara bisikan namun segera menghardik
2. Mengajarkan dan melatih klien sambil menutup kupingnya dan mencoba
mengabaikan halusinasi dengan mengajak temannya berbicara
melakukan kegiatan secara teratur O:
3. Menganjurkan memasukkan kegiatan Klien tampak mulai berani mendekati
dalam jadwal harian. temannya untuk berbicara dan melakukan
beberapa kegiatan terjadwal
A:
SP3 tercapai
P:
Lanjutkan intervensi, anjurkan klien
melakukan kegiatan secara terjadwal.
Sabtu/ 16 1 Melakukan SP4 Halusinasi Pendengaran S :
Jan 2021 1. Mengevaluasi kegiatan harian klien yang Klien mulai melakukan kegiatan yang
telah terjadwal. sudah dijadwalkan
2. Memberi pendidikan kesehatan terkait O:
konsumsi obat dengan teratur Klien terlihat mendekati teman satu
3. Menganjurkan memasukkan minim obat rungannya dan mau apabila diminta untuk
secara teratur kedalam jadwal harian. membantu melakukan kegiatan di rumah
sakit
A:
SP4 Tercapai
P:
Lanjutkan intervensi, anjurkan klien
melakukan kegiatan secara terjadwal.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Anna et all. 2020. Asuhan keperawatan jiwa. EGC. Jakarta
Strategi Pelaksanaan

Halusinasi

Disusun Oleh :
Lufy Afiestasari

I4051201004

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STASE KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal : 13 Januari 2021

Nama Pasien : Tn. J


Ruang : Elang

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Data Objektif :
 Raut muka terlihat bingung
 Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran

Data Subjektif :

 Pasien mengatakan ia mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan untuk memukul


orang tuanya
 Pasien mengatakan ia sulit tidur setiap malam karena mendengar suara tersebut
 Pasien mengatakan ia sering mendengar bisikan itu ketika ia sedang sendiri

b. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Sensori Persepsi : halusinasi Pendengaran

c. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat

Psikomotor, klien mampu:


a) Melawan halusinasi dengan menghardik
b) Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
c) Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
d) Minum obat dengan prinsip 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis,
benar cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kadaluarsa dan benar
dokumentasi)

Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan

d. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orentasi
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi Bu, perkenalkan nama saya Lufy Afiestasari, saya biaya
dipanggil Lufy. Saya perawat yang dinas diruang Elang ini, saya dinas diruangan ini
selama 1 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 1
minggu ini saya yang merawat bapak.
Nama bapak siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini? masih ada perasaan kesal atau marah?”
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak
rasakan,”
“ Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit .Dimana
kita akan bincang-bincang? Bagaimana kalau di lorong samping pintu ini saja?”

Fase kerja
“Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah bapak melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?”
“Apakah terus-menerus suara tersebut terdengar atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering bapak mendengar suara tersebut?”
“Berapa hari sekali bapak mendengar suara tersebut?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara tersebut?”
“Apa yang bapak lakukan pada saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suarabisikan yang bapak dengar dapat hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara tersebut agar tidak
muncul lagi?”
“bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara agar tidak muncul lagi.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan carabercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini :
- Saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi..saya tidak mau dengar,
saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu berulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu caranya. Bagus! Coba
lagi! Ya bagus bapak sudah bisa.”

Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi? ”
“ Coba bapak sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.
“Bagus sekali bu!”
b. Tindak Lanjut Klien
“Kalau suara itu muncul lagi, silahkan ibu coba cara tersebut”
Baiklah bapak bagaimana kalau latihan kita ini, bapak masukan ke jadwal? Apakah
bapak bersedia ? Naah bagus bapak.”
“Nanti tolong bapak tulis M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak
dibantu dan T, bila bapak tidak melakukan”
c. Kontrak yang Akan datang
Topik :
“Baik lah pak bagaimana kalau besok kita latihan cara untuk berbicara dengan oral lain
saat suara itu muncul? apakah bapak bersedia?”
Waktu :
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”
Tempat :
“bapak maunya dimana kita latihan? Bagaimana kalau di ruang tamu??” “Baiklah pak
besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.”
STATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2) :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Data Objektif :
 Raut muka bingung karena bisikan tidak jelas
 Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran

Data Subjektif :

 Pasien mengataka mendengar suara bisikan namun denganintensitas yang berkurang


 Pasien mengatakan ia sulit tidur setiap malam karena mendengar suara tersebut
 Pasien mengatakan ia sering mendengar bisikan itu ketika ia sendirian

a. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Sensori Persepsi : halusinasi Pendengaran

b. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
f) Menyebutkan penyebab halusinasi
g) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
h) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
i) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
j) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat

Psikomotor, klien mampu:


e) Melawan halusinasi dengan menghardik
f) Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
g) Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
h) Minum obat dengan prinsip 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis,
benar cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kadaluarsa dan benar
dokumentasi)

Afektif :
c) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
d) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan

c. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orentasi
“ Assalamu’alaikum bapak, masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya Lufy”, sesuai
dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan ngobrol tentang masalah bisikan atau suara
halusinasi bapak serta cara mengatasinya dengan bercakap-cakap”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”

Fase Kerja.
“Nah, karena bapak telah bersedia, mari kita mulai mengobrol dan latihan bercakap-cakap.”
Seperti yang telah saya jelaskan kemarin, ada 4 cara mengendalikan halusinasi, salah
satunya adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Jadi, kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
ngobrol. “
“Minta teman untuk mengobrol dengan bapak.”
“Contohnya begini: Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya untuk
menghilangkan suara-suara itu.”
“Ayo pak, coba bapak ikuti apa yang saya katakan tadi. Ya, begitu.Bagus sekali.”

Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi ? Apakah bapak merasa senang
karena ada teman ngobrol”
“Apakah bapak bisa menyimpulakan pembicaraan kita tadi? “
“Apa cara kedua mengendalikan halusinasi selain menghardik yang kita latih kemarin ?
Bagaimana caranya?”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Kalau bisikan tersebut muncul, bapak bisa coba bercakap-cakap dengan orang lain
terutama jika sedang waktu luang / menyendiri”
c. Kontrak yang Akan Datang
Topik :
“Baik lah Bapak besok kita akan ketemu lagi kita akan mengobrol tentang cara
mengendalikan halusinasi yang ketiga yaitu dengan melakukan aktivitas rutin RSJ.,
apakah bapak bersedia?”
Waktu :
bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah Ibu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3) :


A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi
Data Objektif :
 Raut muka bingung karena bisikan tidak jelas
 Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran

Data Subjektif :

 Pasien mengatakan ia mendengar bisikan-bisikan namun dengan intensitas yang


berkurang
 Pasien mengatakan ia sulit tidur setiap malam karena mendengar suara tersebut
 Pasien mengatakan ia sering mendengar bisikan itu ketika ia melamun

d. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Sensori Persepsi : halusinasi Pendengaran

e. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat

Psikomotor, klien mampu:


a) Melawan halusinasi dengan menghardik
b) Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
c) Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
d) Minum obat dengan prinsip 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis,
benar cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kadaluarsa dan benar
dokumentasi)

Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan

f. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


Fase Orentasi
“ Assalamu’alaikum bapak, masih ingat nama saya” Betul pak”
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali!”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan tentang cara mengendalikan halusinasi yang
ketiga, yaitu dengan melakukan aktivitas/kegiatan rutin RS.”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau ditempat biasa?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”

2. Fase Kerja
“Coba bapak sebutkan kegiatan yang dilakukan dari bangun pagi sampai tidur malam?”
“Kita akan mencatatnya.”
“Apa yang biasa bapak lakukan setelah bangun pagi?”
“Jam berapa biasanya Ibu bangun pagi?”
“Apalagi kegiatan bapak setelah itu?”
“Apakah bapak biasa ikut piket/bersih-bersih lingkungan disini?”
“Bersih-bersih apa yang biasa bapak lakukan ?”
“Apakah menyapu,mengepel atau apa?”
“Ayo kita latihan.”
“Ya, bagus sekali pak.”
“Nah, karena bapak telah bersedia, mari kita mulai mengobrol dan latihan bercakap-
cakap.”
3. Terminasi :
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengendalikan halusinasi yang kita pelajari? Bagus”
sekali”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Mari kita masukkan kegiatan melakukan aktivitas RS pada jadwal kegiatan
bapak. Mau berapa kali bapak melakukannya. Baik kita masukkan kegiatan
…….dan ……(sesuai yang di sebutkan pasien).”
“Coba bapak sebutkan lagi cara melakukan aktivitas RS yang dapat bapak lakukan
bila bapak mendengar bisikan-bisikan itu lagi”
“Setelah ini coba bapak lakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal yang telah kita
buat tadi”
d. Kontrak yang Akan Datang
Topik
“ Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?”
“ besok kita akan membicarakan cara tentang cara menggunakan obat dengan benar
apakah bapak bersedia?”
Waktu
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
Tempat
“bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
? Baiklah pak besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya
permisi. Assalamualaikum …”

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4


A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data Objektif :
 Raut muka bingung karena bisikan tidak jelas
 Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran
Data Subjektif :

 Pasien mengatakan ia mendengar bisikan-bisikan namun dengan intensitas yang


menurun
 Pasien mengatakan ia sulit tidur setiap malam karena mendengar suara tersebut
 Pasien mengatakan ia sering mendengar bisikan itu ketika ia melamun

g. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Sensori Persepsi : halusinasi Pendengaran

h. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat

Psikomotor, klien mampu:


a) Melawan halusinasi dengan menghardik
b) Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
c) Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
d) Minum obat dengan prinsip 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis,
benar cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kadaluarsa dan benar
dokumentasi)

Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Orentasi.
“ Assalamu’alaikum bapak , masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya Lufy, “sesuai
dengan janji kemarin, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan menghardik, berbicara dengan teman dan
melakukan aktivitas RS ? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat kegiatannya. Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol halusinasi?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja.
“Apakah bapak rutin mengkonsumsi obat?”
“Apakah bapak merasakan adanya perbedaan setelah minum obat secara teratur?”
“Apakah suara/bayangannya berkurang atau malah hilang?’
“Minum obat itu penting supaya suara-suara/bayangan yang selama in imengganggu
bapak tidak muncul lagi.”
“Berapa macam obat yang biasa bapak makan?”
“Ada dua macam obat yang saat ini harus bapak minum sesuai resep dari dokter.”
“Pertama, yang berwarna biru (Stelosi) gunanya untuk menghilangkan suara-suaraatau
bayangan-bayangan yang muncul.”
“Kedua, yang berwarna kuning (Hexy) gunanya untuk menetralkan efek obat lain.”
“Keduanyadiminum 3 kali sehari; kalo bias setelah makan, pagi, siang, dan malam.”
“Kalau suara dan bayangannya sudah hilang, bapak harus tetap meminum obatnya; sebab
kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan
semula.”
“Pastikan bahwa obat yang bapak minum adalah obat milik bapak, jangan sampai keliru
ya.”
“Pastikan obat diminum pada waktunya, dan dengan cara yang benar.”
“bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum
air.”
Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum
obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang Ibu minum! Bagaiman cara minum
obat yang benar?”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Nah, sudah berapa cara mengontrol halusinasi yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”
c. Kontrak yang Akan datang
Topik :
“Baik lah pak besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang cita-cita dan
harapan bapak, apakah bapak bersedia?”
Waktu :
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
Tempat :
“bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
.Assalamualaikum ….”
ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Lufy Afiestasari


Tanggal/ Waktu : 14 Januari 2021/ 11.00 – 11.20 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang Elang
Inisial Klien : Tn. J
Interaksi ke : II (Fase Tindakan )
Lingkungan : Kursi, Berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan kurang rapi, terlihat tegang walaupun sedikit bingung dan lesu
Tujuan komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
PERAWAT KLIEN
P: P: Memandang K P : Ingin membuka K masih ragu Salam merupakan
Assalammualaikum dan tersenyum percakapan dengan terhadap orang baru kalimat pembuka
Selamat pagi pak, K: Ekpresi datar klien dan berharap yang masuk ke untuk memulai
boleh saya duduk di dengan sapaan lingkungannya suatu percakapan
sebelah bapak ? sederhana P bisa sehingga dapat
diterima oleh K. terjalin rasa
percaya.

K : Iya, boleh K: Ekpresi datar P merasa senang K ragu terhadap


P: Memandang K ada tanggapan atas orang baru
salam walaupun
belum diekpresikan
secara tulus
P : oh iya pak P : Memandang ke P ingin memulai K memberikan Memperkenalkan
perkenalkan nama halaman sambil percakapan dengan respon sepintas dan diri dapat
saya Lufy melirik K topik ringan menunjukkan menciptakan rasa
Afiestasari. Boleh K : Ikut melihat ke sebelum masuk ke perhatian cukup percaya klien
panggil saya Lufy. halaman lalu kondisi K terhadap P terhadap perawat
Saya mahasiswa memandang P
praktek disini yang
akan merawat ibu.

K:
P : Kalau saya P : Memandang K P ingin tahu nama K masih Mengenal nama
boleh tahu, nama sambil menjulurkan pasien memberikan pasien akan
bapak siapa? tangan ke K tanggapan secara memudahkan
K : Menerima ragu-ragu interaksi
uluran tangan P
K merasa
K : Saya Joko P merasa pasien perkenalan hanya
enggan berkenalan formalitas belaka
P : Bagaimana P : Masih menjabat P ingin menjalin K mulai merasa Topik ringan akan
perasaan Pak Joko tangan pasien dan kedekatan dengan bahwa P datang memudahkan
hari ini? mendekatkan diri untuk membantu K interaksi lebih
ke-K lanjut
K : Menoleh
sebentar

P mulai
K : saya ingin cepat K : Menjawab dan menganalisis
keluar dari rumah menarik tangannya keadaan K
sakit ini lalu mengibaskan
tangan
P : Kenapa Pak P : Memandang K P berusaha K mencoba Mengeksplorasi
Joko bisa masuk sambil tersenyum menggali informasi mengingat permasalahan klien
kesini ? K : Menoleh ke P sedikit-demi sedikit K mulai tertarik bertujuan untuk
tanpa menyinggung dengan perkenalan mengidentifikasika
perasaan pasien pembicaraan n masalah utama
klien

K : Melihat ke arah P menemukan


K : tidak tahu, saya P dan menjawab gejala waham pada
jalan-jalan berhari- lugas diri K
hari tidak pulang ke
rumah
P : Sebelum sakit P : Mendengarkan P mengkaji K berusaha Kegiatan yang
apakah ada yang K permsalahan K mengingat-ingat jarang biasanya
menganggu pikiran K : Memandang P kebiasaanya lama diingat klien
bapak ?

K : Memandang P, P mengalihkan K menjawab sesuai


K : iya, saya menatap tajam dan pembicaraan agat daya ingat yang
mendengar suara setengah berbisik tidak fokus ke dimilikinya
bisikan-bisikan P : Memperhatikan waham
P : Apa yang P : Memandang K P mengkaji K berpikir P memberikan
dikatakan bisikan K : Memandang P permsalahan K kesan bahwa P
bisikan itu? menghargai cerita
K

K : suara itu sering K : Menoleh ke P


meminta saya untuk lalu mengepalkan P menilai respon
jalan-jalan. Suara tangan pasien
itu menyuruh saya P : Memperhatikan
memukul orang tua K
saya

P :Seberapa sering P : Memandang K P mengkaji K berpikir Mengkaji


bapak sambil tersenyum permasalahan K permasalah untuk
mendengarnya? K : terlihat berpikir menentukan
intervensi yang
tepat

K : memandang P P menawarkan K bersedia


K : Suara itu sering dengan wajah pemecahan dari berinteraksi
saya dengar ketika bingung masalah K
di malam hari P : Memandang K
menjelang tidur
P : Pada keadaan P : Menunjukkan P mengkaji K menjawab sesuai P mengkaji dan
apa suara itu perhatian permasalahan K dengan pertanyaan menemukan
terdengar pak? K : Mata masalah
Apakah pada waktu memandang ke P keperawatan pada
sendiri ? K
K : iya, kalau saya K : Mengangguk P memulai
melamun, saya dan menjawab memfokuskan
sering mendengar P : Memperhatikan pembicaraan
suara itu.
P : Apa yang bapak P : Memandang K P mengidentifikasi K berusaha P mengkaji dan
rasakan pada saat K : Memperhatikan perasaan K mengikuti P menemukan
mendengar suara masalah
itu? keperawatan pada
K

K : Saya merasa K : berbisik P menemukan


bingung, say juga P : memperhatikan adanya indikasi
merasa kesal, saya halusinasi
jadi suka marah- pendengaran
marah
P: Apa yang bapak P : Menunjukkan P mengkaji aspek K menncoba Mengkaji aspek
lakukan saat keseriusan positif pemecahan mengingat-ingat positif pemecahan
mendengar suara K : Memandang P masalah klien masalah untuk
tersebut? memberikan
intervensi yang
sesuai

K : tidak ada, hanya K : Memandang P P senang K


diam saja P: Memandang K merespon dengan
baik

P : Apa dengan P : Memandang K P mengkaji aspek K menjawab Mengkaji aspek


begitu bisikannya sambil tersenyum positif pemecahan dengan lugas positif untuk
hilang pak? K : Memandang P masalah klien memberikan
intervensi yang
sesuai

K : Menjawab P merasa senang


sambil menggeleng karena pasien
K : Tidak. P : Memperhatikan merspon dengan
respon pasien baik
P : Nah pak, ada P : Memandang K P ingin mengkaji
empat cara supaya K : Memandang P kemampuan dan K menjawab Memberikan kesan
bisikan itu hilang. pemahaman K dengan ekspresi seolah olah P
Pertama dengan datar menghargai K
menghardik bisikan
tersebut.
Kedua dengan cara
mengobrol dengan
orang lain
Ketiga dengan
melakukan kegiatan
yang sudah
terjadwal
Dan Keempat
dengan minum obat
secara teratur.
Bagaiamana kalau
kita belajar satu
cara dulu yaitu
menghardik?

K : ya K : berbicara sambil P mendengarkan K


mengangguk
P : Tersenyum
P :Baik pak, P : Memandang K P memberikan K mencoba Memberikan
caranya seperti ini sambil tersenyum pemecahan masalah mengikuti pemecahan klien
pak : ketika bisikan K : Memandang P atas masalah yang
itu muncul, bapak dihadapi
langsung tutup
telinga sambil
bilang, “pergi-pergi,
suara palsu! Saya
tidak mau dengar!”.
Diulang-ulang
sampai bisikan itu
tidak terdengar lagi.
Coba bapak
peragakan!”

K : Memandang P P mencoba K mencerna apa


K : “Pergi! Pergi! sambil mengajari K yang diucapkan P
Suara palsu, saya memperagakan
tidak mau dengar! P : Memperhatikan
P : Bagus sekali! P : memandang K P memberikan K senang Pujian dapat
bapak terlah sambil tersenyum pujian kepada K meningkatkan rasa
mempraktikkan K : Memandang P percaya diri klien
cara menghardik
dengan benar

K : iyaa K : Memandang P P senang karena K


P : Memandang K merespon

P : Bagaimana P : Memandang K P mengevaluasi K menjawab tanpa Evaluasi respon


perasaan bapak sambil tersenyum perasaan K fikir panjang subjektif dan
setelah kita ngobrol K : Memandang P objektif penting
tadi? dalam penerapan
interaksi

K : Membalas P senang K
K : Senang, ada senyum P memberikan respon
teman P : Memperhakan positif
respon K
P : Setelah kita P : Memandang P mengevaluasi P menjawab dengan Evaluasi respon
ngobrol tadi, coba sambil tersenyum pemahaman K sedikit ragu-ragu subjektif dan
sebutkan cara untuk K : memperhatikan objektif penting
mencegah bisikan dalam penerapan
atau suara yang interaksi
mengganggu bapak
supaya tidak
muncul P merasa senang
karena pasien
merespon dengan
baik

K : Tutup telinga, K : Memandang P


menghardik, P : Memperhatikan
ngobrol dan minum
..minum obat ya?

P : Iyaa, benar P : Mendekatkan P merasa senang Evaluasi respon


sekali! Bagaimana diri kembali ke K atas pemahaman K terlihat bingung subjektif dan
kalau kita latihan. K : memandang P klien objektif penting
Silahkan bapak dalam penerapan
coba cara interaksi
menghardik
bisikan. Mau jam
berapa saja latihan
menghardiknya
pak?

K : Memandang P P senang pasien


sebentar sambil memberikan respon
menggeleng-geleng positif
P : memperhatikan
K : Emmm.. tidak
tahu

P : Bagaimana P : Memandang K P membuat kontrak K merespon dengan Menyepakati


kalau pagi? sambil tersenyum mengenai topik baik kontrak merupakan
Baimana kalau K : Menoleh P yang akan dibahas bentuk penghargaan
besok pagi kita pada pertemua kepada klien, hal ini
ngobrol lagi tentang selanjutnya dapat meningkatkan
cara ngobrol dengan harga diri klien dan
orang lain? memotivasi klien
mempertahankan
perilaku baru

K : Bisa
K : menoleh P dan
menjawab sambil
melambai tangan
P : Memperhatikan
respon K
P : kira-kira jam P : memandang K P membuat kontrak K merespon dengan Menyepakati
berapa bapak mau K: memandang P mengenai waktu baik kontrak merupakan
kita ngobrolnya? yang akan dibahas bentuk penghargaan
Bagaimana kalau pada pertemuan kepada klien, hal ini
jam 10.00 seperti selanjutnya dapat meningkatkan
saat ini, bisa? harga diri klien dan
memotivasi klien
mempertahankan
K: bisa K: mengangguk perilaku baru
P: memperhatikan
P: Kira-kira tempat P : memandang K P membuat kontrak K merespon dengan Menyepakati
yang nyaman untuk K: memandang P mengenai tempat baik kontrak merupakan
ngobrol besok yang akan dibahas bentuk penghargaan
dimana pak? pada pertemuan kepada klien, hal ini
selanjutnya dapat meningkatkan
harga diri klien dan
K: disini saja K: menunjuk ke memotivasi klien
lantai mempertahankan
P: memperhatikan perilaku baru
P: Baiklah kalau P : memandang K P merasa puas K merespon dengan Terminasi adalah
begitu saya pamit sambil dengan interaksi baik saat untuk
dulu ya pak. mengulurkan yang dilakukan mengubah perasaan
Assalammualaikum tangan dengan klien dan memori serta
K: memandang P untuk mengevaluasi
K: kemajuan klien dan
Wa’alaikumsalam tujuan yang telah
dicapai
K: membalas uluran
tangan
P: tersenyum
JURNAL REFLEKSI
JURNAL REFLEKSI MINGGU I (SATU)

Hari/Tanggal :Senin/ 11 Januari 2021


Hari ini adalah hari pertama dimulainya stase jiwa. Saya senang karena setelah
hampir 4 bulan lamanya kuliah online, saya akhirnya secara nyata berhahadapan langsung
dengan pasien. Sebuah kesibukan yang sudah lama saya rindukan. Tetap saja...hal ini
membuat tubuh saya tetap terkejut.
Awal tahun dimulainya profesi secara luring. Masih belum terbiasa
rasanya.Untungnya, saya punya teman-teman dan keluarga yang selalu menyemangati saya.
Hari pertama ini, saya dan teman-teman yang lain, menjalani orientasi pengelan RSJ setelah
sebelumnya menjalani serah terima dari pihak kampus Untan kepada pihak RSJD Sui.
Bangkong Pontianak.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong terletak di Jalan Alianyang No.01,
Kelurahan Sui Bangkong, Kec.Pontianak Kota, Kota Pontianak. Menempati area seluas
10.125m2, dengan luas bangunan 8.182 m2, serta prasarana lainnya: 782 m2. Rumah sakit ini
didirikan tahun 1939 dengan nama Rumah Perawatan Sakit Jiwa Sei Bangkong. Rumah
perawatan tersebut merupakan warisan masa kolonial. Sesuai dengan Peraturan Gubernur
Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa
Daerah Sungai Bangkong, menyebutkan tugas pokok Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Bangkong adalah: Melaksanakan urusan Pemerintah Provinsi di bidang pelayanan jiwa
dengan unggulan penanganan penyalahgunaan NAPZA atau ketergantungan obat
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku” (PPID RSJD Sui Bangkong, 2020).
Setelah menjalani serah terima dan pembagian kelompok untuk setiap ruangan, kami
diarahkan oleh CI kami menuju ruang masing masing. Saya dan keempat teman saya
ditempatkan di Wisma Sirih, tempat dimana penderita NAPZA berada. Setelah berkenalan
dengan kepala ruangan disana, kami diberi sedikit pembekalan mengenai apa saja kegiatan
harian yang dilakukan pasien, jumlah pasien, hingga ruang ruang di Wisma Sirih. Semua
kegiatan terjadwal dengan teratur. Terlihat beberapa pasien yang mondar-mandir sambil
tertunduk malu menatap kami.

Daftar Pustaka
PPID Rumah Sakit Jiwa Darah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar. (2019). Diakses pada
tanggal 11 Januari 2021, https://ppid-rsjsuibangkong.kalbarprov.go.id/profile
Hari/Tanggal :Selasa/ 12 Januari 2021

Hari ini adalah hari kedua stase jiwa. Kegiatan hari ini diawali dengan roomrun. Atau
kegiatan berkeliling mengecek kerapian kamar pasien. Pasien di ruangan ini hanya berisi 2
orang saja, sedangkan 2 orang lainnya sedang menjalani isolasi di ruang isolasi akibat
mengamuk dan berusaha ingin kabur. Saat mengecek kamar, keadaan kamar klien sangat
besih dan rapi, satu kamar ditempati oleh 2 orang pasien.
Setelah roomland kegiatan kami selanjutnya adalah mulai melakukan pendekatan dan
mengkaji masalah klien. Berdasarkan data rekam medis yang didapatkan, salah satu klien
menderita halusinasi pendengaran. Halusinasi didapatkan akibat mengkonsumsi obat-obatan
psikotropika. Kebanyakan pasien menjalani pengobatan berulang. Kami cukup kesulitan
mengkaji dikarenakan pasien terlihat cukup baik dari penampilan fisik dan psikologis,
pembicaraan nyambung dan kontak mata juga baik, klien koorperatif dan menjawab setiap
pertanyaan dengan lugas, akhirnya diputuskan dua orang teman kali yang mengambil pasien
tersebut sebagai pasien binaannya.
NAPZA/ Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif adalah bahan/zat/obat yang jika masuk ke
tubuh manusia akan mengakibatkan otak atau susunan saraf pusat terganggu lalu akan
berpengaruh pada kesehatan fisik, psikis dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan serta ketergantungan terhadap NAPZA (Eko, 2014).
Walaupun belum dapat ditemukan data yang kuat di hari pertama ini, diharapkan
teman teman saya dapat mengkaji secara mendalam mengenai gangguan yang dialami oleh
pasien

Daftar Pustaka
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Hari/Tanggal : Rabu/ 13 Januari 2021

Hari ini adalah hari ketiga pasca dimulainya stase jiwa. Setelah kemarin saya dan
teman-teman yang lain mengobservasi dan mengikuti pengkajian yang dilakukan oleh teman
kami, dikarenakan kurangnya pasien, kami berinisiatif untuk mencari pasien dari ruangan
lain, kebetulan kemarin CI kami datang mengunjungi kami untuk memantau kegiatan kami.
Kesempatan itu kami gunakan untuk menyampaikan kendala yang kami hadapi di ruangan
tersebut terkait kurangnya pasien untuk dijadikan pasien binaan maupun pasien resume.
Setelah mendapatkan persetujuan, CI kami mengarahkan kami untuk mencari pasien
dari ruang Elang. CI kami sebelumnya telah berkoordinasi dengan CI di ruangan tersebut.
Alhamdulillah CI di ruangan Elang menerima kami. Saya dan seorang teman saya mulai
memilah pasien dan mulai melakukan pengkajian terhadap pasien tersebut.
Saya mendapatkan pasien, Tn. J (35 tahun) dengan data saat pengkajian ditemukan
bahwa pasien mengalai halusinasi pendengaran, dimana ia mendengar bisikan-bisikan untuk
melukai atau memukul orang tuanya. Bisikan tersebut pasien dengar saat menjelang tidur
atau saat sendiri. Untuk mengatasi suara tersebut pasien sering berjalan-jalan. Pasien
memiliki hoby berjalan-jalan dan sering melakukan kegiatan berjalan-jalan. Penyataan pasien
hanya berfokus di satu topik saja, namun pasien terlihat koorperatif, pengkajian tidak dapat
saya lakukan lebih lama karena pasien terlihat ingin mengakhiri percakapan dan mengatakan
ingin kembali ke ruangannya.
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak
nyata (Keliat & Akemat,2007; Stuart,Keliat,& Pasaribu, 2019)

Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna; et al. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Hari/Tanggal : Kamis/ 14 Januari 2021

Kegiatan kami pada hari ini diawali dengan roomrun. Suatu kegiatan pengecekan
kamar-kamar klien untuk mengetahui kebersihan dan kerapian di kamar klien tersebut.
Roomrun merupakan rutinitas yang kami lakukan setiap pagi. Saat pengecekan, kamar dalam
keadaan rapi, lantai bersih, toilet bersih, pakaian terusun dan terlipat dengan rapi, terlihat
beberapa pakaian yang tergantung dengan rapi pula. Setelah roomrun selesai kegiatan
dilanjutkan dengan morning meeting, dimana kegiatan ini dilakukan oleh semua pasien di
wisma sirih. Kegiatan dibuka dengan mengucapkan dekrit yang dipimpin oleh salah satu
pasien dan diikuti oleh teman-teman lainnya, sambil berpelukan, mereka mengucapkan dekrit
dengan lantang. Setelah mengucapkan dekrit satu pesatu klien kemudian duduk melingkar
dan mulai memprkenalkan nama serta lamanya masa dirawat di wisma sirih.
Kegiatan dilanjutkan dengan share feeling, yaitu menceritakan bagaimana perasaan
dan kondisi klien pada hari ini, kebanyakan dari klien mengatakan feeling mereka bagus,
kondisi kesehatan bagus dan makan serta tidur dengan cukup. Semua pasien mengikuti
kegiatan tersebut dengan serius. Suara yang agak kecil membuat kami terkadang kesulitan
mendengar apa yang diucapkan. Setelah kegiatan share feeling klien kembali ke ruang
masing-masing dan dibebaskan melakukan kegiatan apapun sampai menjelang jam makan
siang. Ada yang memutuskan untuk menonton tv, ada pula yang memutuskan utnuk langsung
kembali ke kamarnya. Setelah mengikuti kegiatan tersebut saya dan teman saya meutuskan
untuk pergi ke ruang Elang untuk melengkapi data pengkajian dan memberikan SP dan
membuat API kepada klien saya dengan gangguan halusinasi pendengaran.
Analisis Proses Interaksi (API) adalah suatu alat kerja yang dipakai oleh perawat
untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dengan pasien. API merupakan alat
untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan dalam
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) (Yusuf, 2015). Strategi Pelaksanaan
adalah penerapan standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada pasien yang bertujuan
untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani (Sarafino, 2014).
Dengan adanya API dan SPTK, pekerjaan perawat lebih terarah dalam melakukan
pengkajian terkait sebab dan akibat maupun dalam pemberian intervensi yang tepat. Sehingga
didapatkan hasil yang optimal.
Daftar Pustaka
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Sarafini, E.P.,& Smith, T.W. 2014. Health Psychology Eight Edition. USA: John Wiley &
Sons, Inc

Hari/Tanggal : Jum’at / 15 Januari 2021

Tidak seperti ruangan lain, di ruangan wisma sirih, kami tidak dibagi untuk kerja
shift. Jadi kami semua masuk setiap hari di shift pagi. Mulai masuk pukul 07.00 WIB dan
pulang pukul 14.00 WIB. Seperti biasa,kegiatan hari ini kami awali dengan roomrun, namun
hari ini tidak ada morning meeting.
Kegiatan selanjutnya yang saya lakukan adalah memberikan terapi musik kepada
klien dalam waktu kurang lebih satu jam, klien dikumpulkan di dalam satu ruangan kemudian
perawat menyetel musik dengan alunan suara yang cukup lembut. Klien diminta
mendengarkan tujuannya agar klien rileks dan mengurangi stress. Setelah selesai memberikan
terapi musik, klien mendapatkan sarapan pagi berupa bubur kacang hijau, kami membantu
membagikan makanan kepada klien yang menerima secara teratur tanpa berebutan.
Setelah waktu dirasa agak santai dan tentunya saat klien merasa rileks, kami
memutuskan untuk melanjutkan untuk memberikan SP kepada klien. SP selanjutnya yang
diberikan adalah mengajarkan klien untuk melakukan kegiatan harian sebagai distraksi atas
bisikan-bisikan yang klien hadapi. Klien terlihat mulai memberanikan diri mendekati teman
disekitarnya,walaupun agak canggung untuk memulai pembicaraan dan harus temannya
dahulu yang mengajak bicara.
Pemberian terapi musik merupakan salah satu teknik relaksasi yang tepat diberikan
pada pasien halusinasi pendegaran yang dapat menjadikan pasien merasa tenang, mengurangi
gejala agresif, mengendalikan emosi, pendidikan moral, pengembangan spiritual dan
menyembuhkan gangguan psikologis (Barus, 2019).

Daftar Pustaka
Barus, N.S., Siregar, Deborah. 2019. Kajian Literatur : Efektivitas Terapi Musik Klasik
terhadap Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizofrenia. Nursing Current Vol. 7 No. 2
Hari/Tanggal : Sabtu / 10 Oktober 2020

Hari ini merupakan hari terakhir kami berdinas di RSJ.Tidak terasa sudah 6 hari
berlalu sejak kami pertama kali menginjakan kaki kami dengan banyak pikiran dan gelisah
yang mengikuti. Ternyata semua tidak semengkhawatirkan seperti yang saya fikirkan. Hari-
hari saya berjalan dengan lancar.
Tidak banyak kegiatan yang dapat kami lakukan pada hari ini karena hari sabtu semua
kegiatan ditiadakan. Sehingga semua pasien di Wisma Sirih bebas melakukan apapun,
bersantai, menonton tv, mencuci pakaian bersama-sama adalah pemandangan yang terlihat
pada pagi hari ini. Salah satu pasien di Wisma Sirih dengan inisial S (15 tahun) diijemput
oleh orang tuanya. Terlihat raut kesedihan di wajah teman-teman yang lain saat melepas
kepergiannya. Setelah berpamitan dan pergi, semua penghuni wisma kembali ke kamarnya
masing-masing.
Aktivitas yang saya lakukan selanjutnya adalah melengkapi semua tugas-tugas yang
diberikan oleh pihak kampus, setelah semua dirasa lengkap dan habisnya jam dinas kami
yang menandakan berakhir pula masa dinas kami disini, kamipun berpamitan kepada para
konselor dan perawat yang selama ini telah membimbing kami, tidak lupa kami pun
berpamitan kepada pasien dan terakhir kami melakukan sesi foto sebagai kenang-kenangan
bahwa kami pernah menjadi bagian dari rumah sakit ini.
Wisma Sirih merupakan tempat bagi pecandu narkoba yang dilakukan rehabilitasi
mulai dari mulai dari tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi) tahap ini pecandu diperiksa
seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokter yang memutuskan
apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang
ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat,
dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna mendeteksi gejala
kecanduan narkoba tersebut. Kemudian tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut
dalam program rehabilitasi. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan
kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat
kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan.

Daftar Pustaka
PPID Rumah Sakit Jiwa Darah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar. (2019). Diakses pada
tanggal 17 Januari 2021, https://ppid-rsjsuibangkong.kalbarprov.go.id/profile
RENCANA KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien : Tn. J Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


Hari/Tanggal : Rabu / 13-01-2021 Ruang : Elang

Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
09.35 Perkenalan (Pengkajian hari
pertama)
09.35 Mendengarkan lagu (terapi musik)

10.00 Menikmati kudapan

11.00 Menikmati makanan / minuman


siang
11.10 Tidur siang

Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing

Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik

(.....................................................) (.....................................................)

Stage Keperawatan Jiwa Praktik Profesi Ners Universitas Tanjungpura


RENCANA KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien : Tn. J Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


Hari/Tanggal : Kamis / 14-01-2021 Ruang : Elang

Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Minum obat pada pagi hari

07.30 Merapikan tempat tidur, mandi


dan ganti pakaian
07.50 Mengantarkan pakaian kotor ke
laundry
08.00 Pemeriksaan TTV

08.15 Mendengarkan lagu (terapi musik)

08.45 Istirahat

09.00 Menikmati kudapan/snack

11.00 Menikmati makan siang

11.15 Tidur siang

Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing

Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik

(.....................................................) (.....................................................)

Stage Keperawatan Jiwa Praktik Profesi Ners Universitas Tanjungpura


RENCANA KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien : Tn. J Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


Hari/Tanggal : Jum’at / 15-01-2021 Ruang : Elang

Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Minum obat pada pagi hari

07.30 Merapikan tempat tidur, mandi


dan ganti pakaian
07.50 Menghitung pakaian kotor dan
mengantarkan pakaian ke laundry
08.00 Pemeriksaan TTV

08.30 Mengikuti terapi aktivitas


kelompok (TAK)
09.00 Pengkajian dan melakukan SP

09.15 Mendengarkan musik (terapi


musik)
09.20 Istirahat

09.30 Menikmati kudapan/snack

11.00 Menikmati makan siang

11.15 Tidur siang

Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing

Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik

(.....................................................) (.....................................................)

Stage Keperawatan Jiwa Praktik Profesi Ners Universitas Tanjungpura


RENCANA KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien : Tn. J Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


Hari/Tanggal : Sabtu/ 16-01-2021 Ruang : Elang

Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Meminum obat pada pagi hari

07.30 Merapikan tempat tidur, mandi


dan ganti pakaian
07.50 Menghitung pakaian kotor dan
mengantarkan pakaian ke laundry
08.00 Pemeriksaan TTV

08.20 Mendengarkan musik (terapi


musik)
09.00 Menikmati kudapan/snack

09.15 Mencuci piring

09.25 Melakukan SP

10.00 Istirahat

11.00 Menikmati makan siang

11.15 Tidur siang

Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing

Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik

(.....................................................) (.....................................................)

Stage Keperawatan Jiwa Praktik Profesi Ners Universitas Tanjungpura


Stage Keperawatan Jiwa Praktik Profesi Ners Universitas Tanjungpura

Anda mungkin juga menyukai