HALUSINASI
Disusun Oleh :
I4051201004
HALUSINASI
A. Definisi
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca indra, yaitu penglihatan,
pendengaran, penceranaan, dan pengecapanterhadap sumber yang tidak nyata (Keliat &
Akemat, 2007, Suart, Keliat & Pasaribu, 2017).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan presepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan atau
perabaan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Muhith A, 2015).
Gejala atau perilaku yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa terkait dengan
halusinasi yaitu berbicara sendiri, senyum sendiri, tertawa sendiri, menatap ke suatu titik,
pergerakan mata yang cepat, berusaha menghindari orang lain, tidak bisa membedakan mana
yang nyata atau tidak nyata, tidak jarang juga orang dengan gangguan jiwa tidak mau mandi dan
memiliki perilaku yang aneh (Damaiyanti M, Iskandar, 2012)
B. Etiologi
1. Kurang tidur
2. Isolasi sosial
3. Mengurung diri
4. Kurang kegiatan sosial
Objektif:
1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
Subjektif:
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
Objektif:
1. Konsenterasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang, atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-mandir
7. Kurang mampu merawat diri
D. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
K. Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolborasi degan dokter menggunakan ISBAR dan TbaK.
2. Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi obat dan memberikan obat
sesuai denagn konsep safety pemberin obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Yusuf, A., Fitriyasari, R & Nihayati, H. 2015. Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Anna Keliat, Budi., dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc dkk. (2007). Manajemen Keperawatan
Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf Ah., Fitryasari PK Risky, dan Endang Nihayati, Hanik, 2015. Buku Ajaran
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
Tn. J DI RUMAH SAKIT JIWA
SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK
DISUSUN OLEH :
Lufy Afiestasari
I4052201002
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. J (L) Tgl. Pengk. : 13 Januari 2021
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ V ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Hubungan keluarga :
Gejala :
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Penjelasan Gambar Genogram :Klien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara
2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien berkomunikasi dengan baik
3. POLA ASUH KELUARGA
Klien mengatakan tidak dipedulikan oleh keluaganya
4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Klien mengambil keputusan dengan bantuan keluarga.
VIII. PSIKOSOSIAL
1.KONSEP DIRI
a.Citra tubuh : Klien mengatakan senang dengan tangan dan kakinya
b.Identitas : Klien merupakan anak ketiga darilima bersaudara
c.Peran diri :Klien mengatakan ia belum bisa membahagiakan orang
tuanya
d.Ideal diri : Klien berharap bisa cepat keluar dari RSJ dan tinggal
bersama bibinya
e.Harga diri :Klien merasa dirinya tidak berharga
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
2.HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Bibinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan ia
tidak mengikuti kegiatan apapun di luar
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Masalah keperawatan :Klien merasa kesulitan berbaur dengan orang lain
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ V ] Inkoheren
pembicaraan
3. Aktivitas motorik
[ V ] Lesu [ ] Tegang [ V ] Gelisah [ V ] Agitasi
Jelaskan : Klien terlihat lesu karena kurang tidur dan gelisah karena
mendengar bisikan-bisikan
4. Alam perasaan
[ V ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
5. Afek
7. Persepsi Halusinasi
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
8. Proses pikir
[ V ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
Jelaskan :
Masalah keperawatan : ___________________________
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka Panjang
[ ] Gangguan daya ingat jangka pendek
[ ] Konfabulasi
[ ] Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : Klien tidakmemiliki gangguan daya ingat
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Nafsu makan :
Jelaskan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :Ya
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ V ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur : Tidak
Keluarga : tidak
Terapis : tidak
[ V ] Koping [ V ] Obat-obatan
[ ] Lainnya: __________________________________________________
Jelaskan : Klien mengatakan tidak tahu penyebab ia dirawat, tidak
tahu mengenai hal apapun yang bisa dilakukan maupun tidak tahu mengenai
obt- obatan yang ia konsumsi
- Clozapin
- Resperidon
1. Halusinasi pendengaran
2. Risiko Perilaku Kekerasan
3. Harga Diri Rendah
4. Gangguan Komunikasi Verbal
5. Defisit Perawatan Diri
No Data Masalah Keperawatan
1. DS : Halusinasi Pendengaran
- Klien mengatakan ia mendengar
bisikan-bisikan yang menyuruhnya
untukmemukul orang tuanya
- Klien mengatakan suara tersebut
muncul setiap ia sendiri dan
menjelang tidur
- Klien mengatakan ia sulit tdur
karena mendengar suara tersebut
DO :
- Klien terlihat tidak dapat
memfokuskan fikiran
- Klien sesekali terlihat menangis
sendiri
2. DS: Risiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan jika ia sedang
emosi kepada orang tuanya karena
tidak pernah menjenguknya
- Klien mengatakan ia sedang marah
DO:
- Klien terlihat marah
- Klien mudah tersinggung
- Klien terlihat membuang muka
DO:
- Klien tidak dapat memulai
pembicaraan
- Kontak mata klien kurang
- Sesekali klien menundung
ANALISA DATA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Usia : 38 Tahun No RM :-
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Anna et all. 2020. Asuhan keperawatan jiwa. EGC. Jakarta
Strategi Pelaksanaan
Halusinasi
Disusun Oleh :
Lufy Afiestasari
I4051201004
2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal : 13 Januari 2021
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Data Objektif :
Raut muka terlihat bingung
Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran
Data Subjektif :
c. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat
Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan
d. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orentasi
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi Bu, perkenalkan nama saya Lufy Afiestasari, saya biaya
dipanggil Lufy. Saya perawat yang dinas diruang Elang ini, saya dinas diruangan ini
selama 1 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 1
minggu ini saya yang merawat bapak.
Nama bapak siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini? masih ada perasaan kesal atau marah?”
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak
rasakan,”
“ Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit .Dimana
kita akan bincang-bincang? Bagaimana kalau di lorong samping pintu ini saja?”
Fase kerja
“Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah bapak melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?”
“Apakah terus-menerus suara tersebut terdengar atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering bapak mendengar suara tersebut?”
“Berapa hari sekali bapak mendengar suara tersebut?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara tersebut?”
“Apa yang bapak lakukan pada saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suarabisikan yang bapak dengar dapat hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara tersebut agar tidak
muncul lagi?”
“bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara agar tidak muncul lagi.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan carabercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini :
- Saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi..saya tidak mau dengar,
saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu berulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu caranya. Bagus! Coba
lagi! Ya bagus bapak sudah bisa.”
Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi? ”
“ Coba bapak sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.
“Bagus sekali bu!”
b. Tindak Lanjut Klien
“Kalau suara itu muncul lagi, silahkan ibu coba cara tersebut”
Baiklah bapak bagaimana kalau latihan kita ini, bapak masukan ke jadwal? Apakah
bapak bersedia ? Naah bagus bapak.”
“Nanti tolong bapak tulis M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak
dibantu dan T, bila bapak tidak melakukan”
c. Kontrak yang Akan datang
Topik :
“Baik lah pak bagaimana kalau besok kita latihan cara untuk berbicara dengan oral lain
saat suara itu muncul? apakah bapak bersedia?”
Waktu :
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”
Tempat :
“bapak maunya dimana kita latihan? Bagaimana kalau di ruang tamu??” “Baiklah pak
besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.”
STATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2) :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Data Objektif :
Raut muka bingung karena bisikan tidak jelas
Pasien terlihat tidak dapat memfokuskan fikiran
Data Subjektif :
b. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
f) Menyebutkan penyebab halusinasi
g) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
h) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
i) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
j) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat
Afektif :
c) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
d) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan
c. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orentasi
“ Assalamu’alaikum bapak, masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya Lufy”, sesuai
dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan ngobrol tentang masalah bisikan atau suara
halusinasi bapak serta cara mengatasinya dengan bercakap-cakap”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
Fase Kerja.
“Nah, karena bapak telah bersedia, mari kita mulai mengobrol dan latihan bercakap-cakap.”
Seperti yang telah saya jelaskan kemarin, ada 4 cara mengendalikan halusinasi, salah
satunya adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Jadi, kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
ngobrol. “
“Minta teman untuk mengobrol dengan bapak.”
“Contohnya begini: Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya untuk
menghilangkan suara-suara itu.”
“Ayo pak, coba bapak ikuti apa yang saya katakan tadi. Ya, begitu.Bagus sekali.”
Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi ? Apakah bapak merasa senang
karena ada teman ngobrol”
“Apakah bapak bisa menyimpulakan pembicaraan kita tadi? “
“Apa cara kedua mengendalikan halusinasi selain menghardik yang kita latih kemarin ?
Bagaimana caranya?”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Kalau bisikan tersebut muncul, bapak bisa coba bercakap-cakap dengan orang lain
terutama jika sedang waktu luang / menyendiri”
c. Kontrak yang Akan Datang
Topik :
“Baik lah Bapak besok kita akan ketemu lagi kita akan mengobrol tentang cara
mengendalikan halusinasi yang ketiga yaitu dengan melakukan aktivitas rutin RSJ.,
apakah bapak bersedia?”
Waktu :
bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah Ibu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.
Data Subjektif :
e. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat
Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan
f. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji klien risiko perilaku
kekerasan, membina hubungan saling percaya penting dilakukan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala halusinasi, tanda, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar namaklien, benar nama
obat, benar manfaat, benar dosis obat, benar frekuensi, benar cara benar tanggal
kadaluwarsa, dan benar dokumentasi.
8. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihanmengendalikan
halusinasi
9. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan mengendalikan
halusinasi.
2. Fase Kerja
“Coba bapak sebutkan kegiatan yang dilakukan dari bangun pagi sampai tidur malam?”
“Kita akan mencatatnya.”
“Apa yang biasa bapak lakukan setelah bangun pagi?”
“Jam berapa biasanya Ibu bangun pagi?”
“Apalagi kegiatan bapak setelah itu?”
“Apakah bapak biasa ikut piket/bersih-bersih lingkungan disini?”
“Bersih-bersih apa yang biasa bapak lakukan ?”
“Apakah menyapu,mengepel atau apa?”
“Ayo kita latihan.”
“Ya, bagus sekali pak.”
“Nah, karena bapak telah bersedia, mari kita mulai mengobrol dan latihan bercakap-
cakap.”
3. Terminasi :
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengendalikan halusinasi yang kita pelajari? Bagus”
sekali”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Mari kita masukkan kegiatan melakukan aktivitas RS pada jadwal kegiatan
bapak. Mau berapa kali bapak melakukannya. Baik kita masukkan kegiatan
…….dan ……(sesuai yang di sebutkan pasien).”
“Coba bapak sebutkan lagi cara melakukan aktivitas RS yang dapat bapak lakukan
bila bapak mendengar bisikan-bisikan itu lagi”
“Setelah ini coba bapak lakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal yang telah kita
buat tadi”
d. Kontrak yang Akan Datang
Topik
“ Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?”
“ besok kita akan membicarakan cara tentang cara menggunakan obat dengan benar
apakah bapak bersedia?”
Waktu
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
Tempat
“bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
? Baiklah pak besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya
permisi. Assalamualaikum …”
h. Tujuan
Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab halusinasi
b) Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: Jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respons
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d) Meyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e) Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat
Afektif :
a) Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b) Membedakan perasaan sebelum dan sesudah pelatihan
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Orentasi.
“ Assalamu’alaikum bapak , masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya Lufy, “sesuai
dengan janji kemarin, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan menghardik, berbicara dengan teman dan
melakukan aktivitas RS ? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat kegiatannya. Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol halusinasi?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja.
“Apakah bapak rutin mengkonsumsi obat?”
“Apakah bapak merasakan adanya perbedaan setelah minum obat secara teratur?”
“Apakah suara/bayangannya berkurang atau malah hilang?’
“Minum obat itu penting supaya suara-suara/bayangan yang selama in imengganggu
bapak tidak muncul lagi.”
“Berapa macam obat yang biasa bapak makan?”
“Ada dua macam obat yang saat ini harus bapak minum sesuai resep dari dokter.”
“Pertama, yang berwarna biru (Stelosi) gunanya untuk menghilangkan suara-suaraatau
bayangan-bayangan yang muncul.”
“Kedua, yang berwarna kuning (Hexy) gunanya untuk menetralkan efek obat lain.”
“Keduanyadiminum 3 kali sehari; kalo bias setelah makan, pagi, siang, dan malam.”
“Kalau suara dan bayangannya sudah hilang, bapak harus tetap meminum obatnya; sebab
kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan
semula.”
“Pastikan bahwa obat yang bapak minum adalah obat milik bapak, jangan sampai keliru
ya.”
“Pastikan obat diminum pada waktunya, dan dengan cara yang benar.”
“bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum
air.”
Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum
obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang Ibu minum! Bagaiman cara minum
obat yang benar?”
b. Rencana Tindakan Lanjutan
“Nah, sudah berapa cara mengontrol halusinasi yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”
c. Kontrak yang Akan datang
Topik :
“Baik lah pak besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang cita-cita dan
harapan bapak, apakah bapak bersedia?”
Waktu :
“bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00”
Tempat :
“bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok pak. saya permisi
.Assalamualaikum ….”
ANALISA PROSES INTERAKSI
ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL NON VERBAL
PERAWAT KLIEN
P: P: Memandang K P : Ingin membuka K masih ragu Salam merupakan
Assalammualaikum dan tersenyum percakapan dengan terhadap orang baru kalimat pembuka
Selamat pagi pak, K: Ekpresi datar klien dan berharap yang masuk ke untuk memulai
boleh saya duduk di dengan sapaan lingkungannya suatu percakapan
sebelah bapak ? sederhana P bisa sehingga dapat
diterima oleh K. terjalin rasa
percaya.
K:
P : Kalau saya P : Memandang K P ingin tahu nama K masih Mengenal nama
boleh tahu, nama sambil menjulurkan pasien memberikan pasien akan
bapak siapa? tangan ke K tanggapan secara memudahkan
K : Menerima ragu-ragu interaksi
uluran tangan P
K merasa
K : Saya Joko P merasa pasien perkenalan hanya
enggan berkenalan formalitas belaka
P : Bagaimana P : Masih menjabat P ingin menjalin K mulai merasa Topik ringan akan
perasaan Pak Joko tangan pasien dan kedekatan dengan bahwa P datang memudahkan
hari ini? mendekatkan diri untuk membantu K interaksi lebih
ke-K lanjut
K : Menoleh
sebentar
P mulai
K : saya ingin cepat K : Menjawab dan menganalisis
keluar dari rumah menarik tangannya keadaan K
sakit ini lalu mengibaskan
tangan
P : Kenapa Pak P : Memandang K P berusaha K mencoba Mengeksplorasi
Joko bisa masuk sambil tersenyum menggali informasi mengingat permasalahan klien
kesini ? K : Menoleh ke P sedikit-demi sedikit K mulai tertarik bertujuan untuk
tanpa menyinggung dengan perkenalan mengidentifikasika
perasaan pasien pembicaraan n masalah utama
klien
K : Membalas P senang K
K : Senang, ada senyum P memberikan respon
teman P : Memperhakan positif
respon K
P : Setelah kita P : Memandang P mengevaluasi P menjawab dengan Evaluasi respon
ngobrol tadi, coba sambil tersenyum pemahaman K sedikit ragu-ragu subjektif dan
sebutkan cara untuk K : memperhatikan objektif penting
mencegah bisikan dalam penerapan
atau suara yang interaksi
mengganggu bapak
supaya tidak
muncul P merasa senang
karena pasien
merespon dengan
baik
K : Bisa
K : menoleh P dan
menjawab sambil
melambai tangan
P : Memperhatikan
respon K
P : kira-kira jam P : memandang K P membuat kontrak K merespon dengan Menyepakati
berapa bapak mau K: memandang P mengenai waktu baik kontrak merupakan
kita ngobrolnya? yang akan dibahas bentuk penghargaan
Bagaimana kalau pada pertemuan kepada klien, hal ini
jam 10.00 seperti selanjutnya dapat meningkatkan
saat ini, bisa? harga diri klien dan
memotivasi klien
mempertahankan
K: bisa K: mengangguk perilaku baru
P: memperhatikan
P: Kira-kira tempat P : memandang K P membuat kontrak K merespon dengan Menyepakati
yang nyaman untuk K: memandang P mengenai tempat baik kontrak merupakan
ngobrol besok yang akan dibahas bentuk penghargaan
dimana pak? pada pertemuan kepada klien, hal ini
selanjutnya dapat meningkatkan
harga diri klien dan
K: disini saja K: menunjuk ke memotivasi klien
lantai mempertahankan
P: memperhatikan perilaku baru
P: Baiklah kalau P : memandang K P merasa puas K merespon dengan Terminasi adalah
begitu saya pamit sambil dengan interaksi baik saat untuk
dulu ya pak. mengulurkan yang dilakukan mengubah perasaan
Assalammualaikum tangan dengan klien dan memori serta
K: memandang P untuk mengevaluasi
K: kemajuan klien dan
Wa’alaikumsalam tujuan yang telah
dicapai
K: membalas uluran
tangan
P: tersenyum
JURNAL REFLEKSI
JURNAL REFLEKSI MINGGU I (SATU)
Daftar Pustaka
PPID Rumah Sakit Jiwa Darah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar. (2019). Diakses pada
tanggal 11 Januari 2021, https://ppid-rsjsuibangkong.kalbarprov.go.id/profile
Hari/Tanggal :Selasa/ 12 Januari 2021
Hari ini adalah hari kedua stase jiwa. Kegiatan hari ini diawali dengan roomrun. Atau
kegiatan berkeliling mengecek kerapian kamar pasien. Pasien di ruangan ini hanya berisi 2
orang saja, sedangkan 2 orang lainnya sedang menjalani isolasi di ruang isolasi akibat
mengamuk dan berusaha ingin kabur. Saat mengecek kamar, keadaan kamar klien sangat
besih dan rapi, satu kamar ditempati oleh 2 orang pasien.
Setelah roomland kegiatan kami selanjutnya adalah mulai melakukan pendekatan dan
mengkaji masalah klien. Berdasarkan data rekam medis yang didapatkan, salah satu klien
menderita halusinasi pendengaran. Halusinasi didapatkan akibat mengkonsumsi obat-obatan
psikotropika. Kebanyakan pasien menjalani pengobatan berulang. Kami cukup kesulitan
mengkaji dikarenakan pasien terlihat cukup baik dari penampilan fisik dan psikologis,
pembicaraan nyambung dan kontak mata juga baik, klien koorperatif dan menjawab setiap
pertanyaan dengan lugas, akhirnya diputuskan dua orang teman kali yang mengambil pasien
tersebut sebagai pasien binaannya.
NAPZA/ Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif adalah bahan/zat/obat yang jika masuk ke
tubuh manusia akan mengakibatkan otak atau susunan saraf pusat terganggu lalu akan
berpengaruh pada kesehatan fisik, psikis dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan serta ketergantungan terhadap NAPZA (Eko, 2014).
Walaupun belum dapat ditemukan data yang kuat di hari pertama ini, diharapkan
teman teman saya dapat mengkaji secara mendalam mengenai gangguan yang dialami oleh
pasien
Daftar Pustaka
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Hari/Tanggal : Rabu/ 13 Januari 2021
Hari ini adalah hari ketiga pasca dimulainya stase jiwa. Setelah kemarin saya dan
teman-teman yang lain mengobservasi dan mengikuti pengkajian yang dilakukan oleh teman
kami, dikarenakan kurangnya pasien, kami berinisiatif untuk mencari pasien dari ruangan
lain, kebetulan kemarin CI kami datang mengunjungi kami untuk memantau kegiatan kami.
Kesempatan itu kami gunakan untuk menyampaikan kendala yang kami hadapi di ruangan
tersebut terkait kurangnya pasien untuk dijadikan pasien binaan maupun pasien resume.
Setelah mendapatkan persetujuan, CI kami mengarahkan kami untuk mencari pasien
dari ruang Elang. CI kami sebelumnya telah berkoordinasi dengan CI di ruangan tersebut.
Alhamdulillah CI di ruangan Elang menerima kami. Saya dan seorang teman saya mulai
memilah pasien dan mulai melakukan pengkajian terhadap pasien tersebut.
Saya mendapatkan pasien, Tn. J (35 tahun) dengan data saat pengkajian ditemukan
bahwa pasien mengalai halusinasi pendengaran, dimana ia mendengar bisikan-bisikan untuk
melukai atau memukul orang tuanya. Bisikan tersebut pasien dengar saat menjelang tidur
atau saat sendiri. Untuk mengatasi suara tersebut pasien sering berjalan-jalan. Pasien
memiliki hoby berjalan-jalan dan sering melakukan kegiatan berjalan-jalan. Penyataan pasien
hanya berfokus di satu topik saja, namun pasien terlihat koorperatif, pengkajian tidak dapat
saya lakukan lebih lama karena pasien terlihat ingin mengakhiri percakapan dan mengatakan
ingin kembali ke ruangannya.
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak
nyata (Keliat & Akemat,2007; Stuart,Keliat,& Pasaribu, 2019)
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna; et al. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Hari/Tanggal : Kamis/ 14 Januari 2021
Kegiatan kami pada hari ini diawali dengan roomrun. Suatu kegiatan pengecekan
kamar-kamar klien untuk mengetahui kebersihan dan kerapian di kamar klien tersebut.
Roomrun merupakan rutinitas yang kami lakukan setiap pagi. Saat pengecekan, kamar dalam
keadaan rapi, lantai bersih, toilet bersih, pakaian terusun dan terlipat dengan rapi, terlihat
beberapa pakaian yang tergantung dengan rapi pula. Setelah roomrun selesai kegiatan
dilanjutkan dengan morning meeting, dimana kegiatan ini dilakukan oleh semua pasien di
wisma sirih. Kegiatan dibuka dengan mengucapkan dekrit yang dipimpin oleh salah satu
pasien dan diikuti oleh teman-teman lainnya, sambil berpelukan, mereka mengucapkan dekrit
dengan lantang. Setelah mengucapkan dekrit satu pesatu klien kemudian duduk melingkar
dan mulai memprkenalkan nama serta lamanya masa dirawat di wisma sirih.
Kegiatan dilanjutkan dengan share feeling, yaitu menceritakan bagaimana perasaan
dan kondisi klien pada hari ini, kebanyakan dari klien mengatakan feeling mereka bagus,
kondisi kesehatan bagus dan makan serta tidur dengan cukup. Semua pasien mengikuti
kegiatan tersebut dengan serius. Suara yang agak kecil membuat kami terkadang kesulitan
mendengar apa yang diucapkan. Setelah kegiatan share feeling klien kembali ke ruang
masing-masing dan dibebaskan melakukan kegiatan apapun sampai menjelang jam makan
siang. Ada yang memutuskan untuk menonton tv, ada pula yang memutuskan utnuk langsung
kembali ke kamarnya. Setelah mengikuti kegiatan tersebut saya dan teman saya meutuskan
untuk pergi ke ruang Elang untuk melengkapi data pengkajian dan memberikan SP dan
membuat API kepada klien saya dengan gangguan halusinasi pendengaran.
Analisis Proses Interaksi (API) adalah suatu alat kerja yang dipakai oleh perawat
untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dengan pasien. API merupakan alat
untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan dalam
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) (Yusuf, 2015). Strategi Pelaksanaan
adalah penerapan standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada pasien yang bertujuan
untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani (Sarafino, 2014).
Dengan adanya API dan SPTK, pekerjaan perawat lebih terarah dalam melakukan
pengkajian terkait sebab dan akibat maupun dalam pemberian intervensi yang tepat. Sehingga
didapatkan hasil yang optimal.
Daftar Pustaka
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Sarafini, E.P.,& Smith, T.W. 2014. Health Psychology Eight Edition. USA: John Wiley &
Sons, Inc
Tidak seperti ruangan lain, di ruangan wisma sirih, kami tidak dibagi untuk kerja
shift. Jadi kami semua masuk setiap hari di shift pagi. Mulai masuk pukul 07.00 WIB dan
pulang pukul 14.00 WIB. Seperti biasa,kegiatan hari ini kami awali dengan roomrun, namun
hari ini tidak ada morning meeting.
Kegiatan selanjutnya yang saya lakukan adalah memberikan terapi musik kepada
klien dalam waktu kurang lebih satu jam, klien dikumpulkan di dalam satu ruangan kemudian
perawat menyetel musik dengan alunan suara yang cukup lembut. Klien diminta
mendengarkan tujuannya agar klien rileks dan mengurangi stress. Setelah selesai memberikan
terapi musik, klien mendapatkan sarapan pagi berupa bubur kacang hijau, kami membantu
membagikan makanan kepada klien yang menerima secara teratur tanpa berebutan.
Setelah waktu dirasa agak santai dan tentunya saat klien merasa rileks, kami
memutuskan untuk melanjutkan untuk memberikan SP kepada klien. SP selanjutnya yang
diberikan adalah mengajarkan klien untuk melakukan kegiatan harian sebagai distraksi atas
bisikan-bisikan yang klien hadapi. Klien terlihat mulai memberanikan diri mendekati teman
disekitarnya,walaupun agak canggung untuk memulai pembicaraan dan harus temannya
dahulu yang mengajak bicara.
Pemberian terapi musik merupakan salah satu teknik relaksasi yang tepat diberikan
pada pasien halusinasi pendegaran yang dapat menjadikan pasien merasa tenang, mengurangi
gejala agresif, mengendalikan emosi, pendidikan moral, pengembangan spiritual dan
menyembuhkan gangguan psikologis (Barus, 2019).
Daftar Pustaka
Barus, N.S., Siregar, Deborah. 2019. Kajian Literatur : Efektivitas Terapi Musik Klasik
terhadap Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizofrenia. Nursing Current Vol. 7 No. 2
Hari/Tanggal : Sabtu / 10 Oktober 2020
Hari ini merupakan hari terakhir kami berdinas di RSJ.Tidak terasa sudah 6 hari
berlalu sejak kami pertama kali menginjakan kaki kami dengan banyak pikiran dan gelisah
yang mengikuti. Ternyata semua tidak semengkhawatirkan seperti yang saya fikirkan. Hari-
hari saya berjalan dengan lancar.
Tidak banyak kegiatan yang dapat kami lakukan pada hari ini karena hari sabtu semua
kegiatan ditiadakan. Sehingga semua pasien di Wisma Sirih bebas melakukan apapun,
bersantai, menonton tv, mencuci pakaian bersama-sama adalah pemandangan yang terlihat
pada pagi hari ini. Salah satu pasien di Wisma Sirih dengan inisial S (15 tahun) diijemput
oleh orang tuanya. Terlihat raut kesedihan di wajah teman-teman yang lain saat melepas
kepergiannya. Setelah berpamitan dan pergi, semua penghuni wisma kembali ke kamarnya
masing-masing.
Aktivitas yang saya lakukan selanjutnya adalah melengkapi semua tugas-tugas yang
diberikan oleh pihak kampus, setelah semua dirasa lengkap dan habisnya jam dinas kami
yang menandakan berakhir pula masa dinas kami disini, kamipun berpamitan kepada para
konselor dan perawat yang selama ini telah membimbing kami, tidak lupa kami pun
berpamitan kepada pasien dan terakhir kami melakukan sesi foto sebagai kenang-kenangan
bahwa kami pernah menjadi bagian dari rumah sakit ini.
Wisma Sirih merupakan tempat bagi pecandu narkoba yang dilakukan rehabilitasi
mulai dari mulai dari tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi) tahap ini pecandu diperiksa
seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokter yang memutuskan
apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang
ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat,
dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna mendeteksi gejala
kecanduan narkoba tersebut. Kemudian tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut
dalam program rehabilitasi. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan
kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat
kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan.
Daftar Pustaka
PPID Rumah Sakit Jiwa Darah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar. (2019). Diakses pada
tanggal 17 Januari 2021, https://ppid-rsjsuibangkong.kalbarprov.go.id/profile
RENCANA KEGIATAN HARIAN PASIEN
Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
09.35 Perkenalan (Pengkajian hari
pertama)
09.35 Mendengarkan lagu (terapi musik)
Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing
Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik
(.....................................................) (.....................................................)
Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Minum obat pada pagi hari
08.45 Istirahat
Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing
Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik
(.....................................................) (.....................................................)
Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Minum obat pada pagi hari
Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing
Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik
(.....................................................) (.....................................................)
Dilakukan
Waktu Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
06.00 Meminum obat pada pagi hari
09.25 Melakukan SP
10.00 Istirahat
Catatan :
Rencana Harian Pasien dibuat setiap hari sebelum praktik dimulai, dan dibawa pada saat pre conference dan Post
Confrence dengan pembimbing
Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik
(.....................................................) (.....................................................)