Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN ASMA BRONKIAL DI RUANG MENUR RSUD MUNTILAN

Disusun Oleh :

Niken Sulistyawati (2216025)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2020

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Telp (0274) 4342000


KASUS

Ny. D berusia 47 tahun datang dengan keluhan sesak nafas. Pasien


mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien sedang memasak dan pasien
mengatakan lupa untuk menggunakan masker saat memasak. Sesak disebabkan
akibat aroma masakan yang terlalu menusuk hidung. Pasien juga mengatakan
bahwa dirinya memiliki riwayat asma sudah sejak lama namun kurang memahami
cara pencegahan asma. Saat masih berada dirumah pasien sudah mencoba
menggunakan inhaler namun tidak kunjung membaik. Atas saran dari suaminya
akhirnya pasien dibawa ke RSUD Muntilan, saat di IGD pasien diberikan oksigen
ventolin. Saat dilakukan pemeriksaan thorax didapatkan hasil pasien tampak
menggunakan otot bantu pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, irama
pernafasan ireguler, terdengar suara wheezing. Tekanan darah 130/90 mmHg,
nadi 80x/menit, respirasi 26x/menit, SpO2 98%, hasil rontgen thorax dewasa
terdapat corakan bronchovascular meningkat suspect ec asma bronkiale dengan
hiperinflasi pulmo.
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KETRAMPILAN DASAR PROFESI


PRODI ILMU KEPERAWATAN FAK. KESEHATAN
UNIV. JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN
Nn. D DENGAN ASMA BRONKIAL
DI RUANG MENUR KAMAR NO 3

Nama Mahasiswa : Niken Sulistyawati


Tempat Praktik : RSUD Muntilan
Tanggal Praktik :
Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2020

A. DATA UMUM KLIEN


No. RM : 151247
Nama Klien : Ny. D
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Muntilan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal masuk : 21 Juli 2020
Ruang : Menur
Diagnosa Medis : Asma Bronkial

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk RS
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, pasien sedang
memasak. Namun dikarenakan aroma yang terlalu menusuk hidung
sehingga menimbulkan sesak. Pasien sudah mencoba memakai inhaler
untuk mengurangi sesak namun tidak membaik. Akhirnya atas saran
suami pasien dibawa ke IGD RSUD Muntilan. Di IGD diberikan oksigen
ventolin.
2. Keluhan utama saat ini : Sesak
3. Riwayat kesehatan masa lalu : Hipertensi tidak terkontrol, CHF.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada.
5. Penyakit keturunan : Tidak ada.
6. Riwayat kecelakaan atau pembedahan sebelumnya : Tidak pernah
mengalami kecelakaan atau pembedahan sebelumnya.
7. Riwayat Alergi dan pengobatan yang pernah di peroleh : Tidak ada alergi
atau pengobatan sebelumnya.

47 th
Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Pasien

Memiliki status pernikahan

Tinggal serumah

C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Pernafasan
 Dispnea : Ya
 Sputum : Ya, sedikit
 Riwayat penyakit : Bronktis : Tidak; Asthma: Ya; TBC: Tidak;
Emphysema: Tidak; Pneumonia : Tidak
 Merokok : Tidak
 Respirasi : 26x/menit; Dalam; Iregular; Simetris
 Penggunaan otot bantu pernapasan: Ya
 Fremitus : Tidak
 Nasal flaring : Tidak
 Sianosis : Tidak
 Pemeriksaan Thorax
a. Inspeksi : Dinding dada keduanya simetris, memakai otot
bantu pernapasan, tidak ada pernapasan cuping hidung. Irama
pernapasan irregular
b. Palpasi : Taktil fremitus teraba sama kanan dan kiri,
ekspansi dada kanan dan kiri sama.
c. Perkusi : Sonor.
d. Auskultasi : Terdengar suara wheezing.
2. Sistem Kardiovaskular
 Riwayat Penyakit : Hipertensi: Tidak; Penyakit gangguan jantung:
Tidak.
 Edema kaki : Tidak
 Plebitis : Tidak
 Claudicasio : Tidak
 Dysreflexia : Tidak
 Palpitasi : Tidak; Sinkop: Tidak
 Rasa kebas/kesemutan: Tidak
 Batuk darah : Tidak
 TD : 130/90 mmHg, pengukuran di brakialis; Posisi
pengukuran: Tidur
 Nadi : 80x/menit diukur di radial
 Kualitas nadi : Kuat
 CRT : 2 detik.
 Homans sign : negatif
 Abnormalitas kuku: tidak ada
 Perubahan kulit : tidak ada
 Membran mukosa: lembab
 Pemeriksaan Kardio
a. Inspeksi : Tidak ada pulsasi iktus cordis.
b. Palpasi : Teraba pulsasi iktus cordis di ICS ke-5,
midclavicula
c. Perkusi : Terdengar bunyi pekak.
d. Auskultasi : S1 diikuti S2, tidak ada S3 dan S4.

3. Sistem Gastrointestinal
 Antropometri
a. BB : 50 kg TB : 155 cm IMT : 21 LLA : -
 Gizi cukup
b. Berat badan: 50 Kg, ada perubahan BB: Tidak
 Biokimia
Hb : 15,2 gr/dl
Hmt : 44 %

 Clinical sign
a. Turgor kulit : Elastis
b. Membran mukosa : normal, lembab
c. Edema : Tidak
d. Ascites : Tidak;
e. Pembesaran tiroid : Tidak
f. Kondisi gigi dan mulut : bersih
g. Kondisi lidah : Bersih
h. Halitosis : Tidak
i. Hernia : Tidak
j. Massa abdomen : Tidak,
k. Bising usus : 12 x/menit
l. Data tambahan dalam Pemeriksaan abdomen:
Inpeksi : simetris, tidak ada asites.
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Perkusi : Timpani di lambung dan kandung kemih, pekak di
hepar.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Diet
a. Pola makan sebelum dirawat: 3x/sehari; waktu: pagi, siang dan
malam
b. Ada larangan/pantangan makanan : Tidak
c. Penggunaan suplemen makanan : Tidak
d. Kehilangan nafsu makan : Tidak
e. Mual/Muntah : Tidak
f. Alergi makanan : Tidak
g. Dada serasa terbakar sesaat setelah makan: Tidak;
h. Masalah dalam menelan : Tidak;
i. Gigi Palsu : Tidak
j. Penggunaan diuretic : Tidak
k. Pola makan selama sakit/dirawat: 3x/sehari; waktu pagi, siang,
malam
l. Kebutuhan cairan selama sakit : normal.
m. Balance cairan selama 24 jam
Intake Output Balance cairan
Parenteral: 720cc Urine : 400 cc Input – output :
Makan + minum : 1000cc IWL : 7800 (+) 440 cc
Feses : 100cc
Muntah : - cc
Drain : - cc
Darah :- cc
Total : 1720 cc Total : 1280 cc
n. Data
tambahan............................................................................................

4. Sistem Neurosensori
 Merasa pusing/mau pingsan: Tidak
 Sakit kepala : Tidak
 Kesemutan/Kebas/lemah : Tidak,
 Riwayat stroke : Tidak,
 Kejang : Tidak,
 Kehilangan daya penglihatan : Tidak,
 Glaukoma : Tidak; Katarak: Tidak; Alat bantu pengelihatan: Tidak,
 Kehilangan daya pendengaran: Tidak;
Alat bantu dengar: Tidak, sebutkan:
 Pengecap : normal, tidak ada gangguan.
 Pengidu : normal, tidak ada gangguan.
 Peraba : normal tidak ada gangguan.
 Status mental : normal, tidak ada perubahan
 Orientasi : Waktu: Normal; Tempat: Normal; Orang: Normal; Situasi:
Normal
 Tingkat kesadaran : Kompos metis
 GCS : E4 M6 V5 Total: 15
 Afek (gambarkan) : afek luas, pasien mampu mengekspresikan
ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh sesuai dengan
suasana hatinya.
 Memori : tidak ada gangguan; saat ini: baik, normal tidak
ada gangguan; masa lalu: baik, normal tidak ada gangguan.
 Pupil : isokor; ukuran: 2mm, reaksi cahaya: R +/L +
 Facial droop : Tidak
 Postur tubuh : Tegap
 Reflek tendon : Ya
 Paralisis : Tidak
 Nyeri : Tidak

5. Sistem Muskuloskeletal
 Kegiatan utama sebelum sakit : ibu rumah tangga
 Kegiatan senggang : mengunjungi tetangga
 Kondisi keterbatasan : tidak ada
 Tidur malam : Ya, 7 jam, Tidur siang: tidak
 Kesulitan untuk tidur : Tidak; Insomnia: Tidak
 Sulit bangun tidur : Tidak
 Perasaan tidak tenang saat bangun tidur: Tidak,
 Rentang gerak : Normal.
 Kekuatan otot : Ekstremitas kanan atas 5, ekstremitas kanan bawah
5, ekstremitas kiri atas 5, ekstremitas kiri bawah 5.
 Deformitas : tidak ada
 Postur : Normal
 Gaya Berjalan : Normal
 Kemampuan ADL’s
(Menggunakan kode 2 = independen, 1 = butuh bantuan, 0 =
dependen)
0 1 2
Buang air besar √
Buang air kecil √
Menggunakan toilet √
Berdandan √
Makan √
Berpakaian √
Berpindah tempat √
Mobilisasi √
Naik tangga √
Mandi √

Ket: Pasien mampu melakukan ADLsnya secara mandiri.

6. Sistem Integumen
 Riwayat alergi : Tidak ada
 Riwayat imunisasi : Lengkap
 Perubahan sistem imun : Tidak ada
 Transfusi darah : Tidak
 Temperatur kulit : Hangat
 Diaphoresis : Tidak ada
 Integritas kulit: bagus; Scar: Tidak, ;Rash: Tidak,; Laserasi: tidak
 Ulcer : Tidak
 Luka bakar : Tidak
 Pressure Ulcer : Tidak ada
 Edema : Tidak ada

7. Sistem Eliminasi
a. Fecal
a) Frekuensi BAB : 1x/hari
b) Karakteristik feses
 Konsistensi : Lunak dan padat
 Warna : jingga
 Bau : Bau khas
c) Penggunaan laxative : tidak,
d) Perdarahan per anus : Tidak
e) Hemoroid : Tidak,
b. Bladder
a. Inkotinensia : Tidak,
b. Urgensi : tidak
c. Retensi urin : Tidak
d. Frekuensi BAK : 5x/hari
e. Karakteristik Urin: Warna kuning, tidak berbusa, tidak keruh
f. Volume urin : 400 cc/24 jam
g. Nyeri/kesulitan terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
h. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada

8. Sistem Reproduksi
 Keluhan sistem reproduksi : tidak ada
 Akseptor KB :-
 Kegiatan sexual teratur :-
 Perempuan:
a. Usia menarche :-
b. Durasi menstruasi :-
c. Periode menstruasi :-
d. Waktu menstruasi terakhir: -
e. Hamil : Tidak
f. Perdarahan diantara waktu mestruasi? : -
g. Menopouse : Tidak
h. Vaginal discharge :-
i. Pemeriksaan payudara sendiri: -
j. Pemeriksaan lain :-
k. Terapi hormonal :-
 Laki Laki
a. Penis discharge : tidak
b. Gangguan prostat : Tidak
c. Sirkumsisi : Tidak
d. Vasektomi : Tidak
e. Gangguan pada alat kelamin: tidak

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Nilai / Kepercayaan
a. Agama yang dianut : Islam
b. Kegiatan keagamaan yang di jalani : Menjalankan ibadah
dirumah
c. Nilai / kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan : Pasien
mengatakan bahwa penyakit adalah cobaan dari Allah dan
berusaha bersabar menghadapinya.
d. Gaya hidup : Pasien mengaku bahwa
memiliki gaya hidup yang normal.
e. Perubahan gaya hidup : Pasien mengatakan tidak
mengalami perubahan gaya hidup.
2. Koping / Stress
Pasien merasa stres : Tidak
Faktor penyebab stres : Tidak ada
Cara mengatasi permasalahan : Jika pasien memiliki masalah biasanya
pasien mendiskusikannya dengan suami dan anak-anaknya
Status emosional : Tenang
3. Hubungan
Tinggal dengan : suami dan anak
Orang yang mendukung : suami dan anak
Penyakit mempengaruhi hubungan keluarga/ orang lain: Tidak ada
Kegiatan di masyarakat : Bersosialisasi seperti ibu-ibu pada
umumnya di desa
4. Persepsi Diri
Yang dirasakan terkait hospitalisasi : Kurang nyaman namun berusaha
agar nyaman sehingga dapat cepat sembuh dan pulang.
Perilaku klien sesuai dengan situasi : menerima keadaan agar bisa cepat
sembuh dan pulang.

E. Defisit pengetahuan/ Pendidikan Kesehatan Klien


Bahasa utama: Proses penyakit dan perawatan
Daftar kebutuhan pendidikan selama di rawat : Proses penyakit yang dialami
pasien dan bagaimana cara pencegahannya.

F. Discharge Planning (disiapkan sesuai dengan kebutuhan klien)


Pendidikan kesehatan mengenai manajemen penyakit asma.

G. Data Penunjang
1. Laboratorium
Tangga Jenis Hasil Nilai normal dlm Interpretasi
l pemeriksaan satuan
Hemoglobin 15,2 gr/dl 12-16 gr/dl Normal
Hemaktrokit 44 % 37-47 % Normal
Leukosit 5,5 ribu/ul 4,5-11,0 ribu/ul Normal
Eritrosit 5,28 juta/ul 4,2-5,4 juta/ul Normal
Trombosit 160 ribu/ul 150-440 ribu/ul Normal
MPV 10,8 fl 7,2-11,1 fl Normal
PDW 14,0 fl 9-13 fl Meningkat
RDW 13,8 % 11,5-14,5 % Normal
MCV 82,8 fl 80-100 fl Normal
MCH 28,8 pg 26-34 pg Normal
MCHC 34,8 % 32-36 % Normal
Basofil 0,4 % 1.1 % Normal
Monosit 8,5 % 4-8 % Meningkat
Eosinofil 0,2 % 1-6 % Menurun
Limfosit 22,5 % 22-40 % Normal
Neutrofil 68,4 % 40-70 % Normal
Ureum 16,0 mg/dl 10-50 mg/dl Normal
Kreatinin 0,56 mg/dl 0,5-0,9 mg/dl Normal
Natrium (Na) 138,3 135 -148 mmol/L Normal
Kalium (K) mmol/L 3,5 – 5,3 mmol/L Normal
3,58 mmol/L

2. Pemeriksaan Thorax Dewasa


Foto thorax PA view, posisi erect, simetris, inspirasi dan kondisi cukup.
Hasil :
a. Tampak corakan bronchovascular meningkat, tampak hiperinflasi
pulmo,
b. Kedua diagfragma licin,
c. Pleural space tidak menebal,
d. Cor, CTR < 0,50
e. Sistema tulang yang tervisualisasi intak.
Kesan :
a. Corakan bronkovascular meningkat, suspect ec asma bronchiale
dengan hiperinflasi pulmo.
b. Besar cor normal
H. Terapi Yang Diberikan
Tanggal Nama Obat Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi
21 Juli Acetylcystein 600 Oral Obat ini Obat ini dapat
mg merupakan menyebabkan
golongan mual, muntah,
mukolitik yang pilek, demam,
berfungsi untuk dan mengantuk.
mengencerkan
dahak yang
menghalangi
saluran
pernapasan.
21 Juli Ceftriaxone 1 gr IV Merupakan obat Obat ini dapat
antibiotic yang menyebabkan
berfungsi bengkak, nyeri
mengobati dan kemerahan
berbagai macam ditempat
infeksi bakteri. suntikan, mual
dan muntah,
berkeringat,
sakit kepala atau
pusing, dan sakit
perut.
21 Juli Ringer Lactat 500 cc IV RL merupakan RL umumnya
larutan steril ditoleransi
yang digunakan dengan baik
sebagai namun ada
penambah beberapa efek
cairan dan samping yang
elektrolit tubuh dapat timbul
untuk pada pemberian
mengembalikan obat ini yaitu
keseimbanganny sakit kepala,
a. Obat ini juga nyeri dada,
bertindak palpitasi, dan
sebagai turunnya
alkalisator yang tekanan darah.
mengurangi
keasaman.
21 Juli Combivent 0,5 mg Inhalasi Obat ini Obat ini dapat
digunakan untuk menyebabkan
mengatasi sakit kepala,
penyakit saluran pusing, mual
pernapasan dan gejala pilek.
seperti PPOK
dan Asma. Obat
ini memiliki
kandungan
albuterol atau
salbutamol
sulfat dan
ipratropium.
Obat ini bekerja
dengan cara
membuka
saluran udara ke
paru-paru serta
melakukan
relaksasi atau
mengendurkan
otot-otot
pernapasan.
21 Juli Flixotide 0,25 Inhalasi Obat ini Obat ini dapat
mg digunakan untuk menyebabkan
mengurangi demam, mual,
pembengkakan muntah dan
dan iritasi di gejala flu
paru-paru.
Flixotide
membantu untuk
mencegah
serangan asma
pada orang yang
membutuhkan
pengobatan
secara rutin.
21 Juli Metylprednisol 4 mg Oral Obat ini Obat ini dapat
one termasuk jenis menyebabkan
obat nyeri ulu hati,
kortikosteroid sakit perut, mual
yang dapat muntah, lemas,
menekan lelah dan sulit
kekebalan tubuh tidur.
dan mengurangi
reaksi
peradangan
ANALISA DATA

NO TGL/JAM DATA MASALAH ETIOLOGI TTD


PERAWAT
1 21 Juli 2020/ DS : Ketidakefektifan Pola Napas Hiperventilasi Niken S
10.00 WIB  Pasien mengatakan sesak saat memasak,
dikarenakan aroma masakan yang terlalu
menusuk hidung
 Pasien memiliki riwayat Asma
DO :
 TD : 130/90mmHg
 HR : 80x/menit
 RR : 26x/menit
 SpO2 : 98%
 Hasil rontgen thoraks dewasa : corakan
bronchovaskular meningkat suspect ec
asma bronkhiale dengan hiperinflasi
pulmo,
 Inspeksi : Dinding dada keduanya
simetris, memakai otot bantu pernapasan,
tidak ada pernapasan cuping hidung.
 Palpasi : Taktil fremitus teraba
sama kanan dan kiri, ekspansi dada kanan
dan kiri sama.
 Perkusi : Sonor.
 Auskultasi : Terdengar suara wheezing.
2 21 Juli 2020/ DS : Defisit pengetahuan Kurang informasi Niken S
10.00 WIB  Pasien mengatakan memiliki riwayat asma
sudah lama,
 Pasien mengatakan lupa menggunakan
masker saat memasak,
 Pasien mengatakan kurang memahami cara
pencegahan asma.
DO : -

Diagnosa Keperawatan (Sesuai dengan Prioritas) :


1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan Hiperventilasi
2. Defisien Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC RASIONAL
DX
1 Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Oksigen (3320) b. Memonitor aliran
an pola napas 3x24 jam sesak yang dialami pasien a. Pertahankan kepatenan jalan napas oksigen, agar
b/d dapat teratasi dengan kriteria hasil : b. Monitor aliran oksigen kekurangan oksigen
hiperventilasi Status Pernapasan : Kepatenan Jalan c. Monitor efektifitas pemberian oksigen. pada pasien dapat
Nafas (0410) Pemberian Obat (2300) segera teratasi.
a. Frekuensi pernapasan dari deviasi a. Verifikasi resep obat-obatan sebelum c. Memverifikasi resep
sedang (3) menjadi ada deviasi ringan pemberian obat, obat-obatan sebelum
dari kisaran normal (4), b. Ikuti prosedur enam benar dalam pemberian obat
b. Irama pernapasaan dari deviasi pemberian obat, dilakukan agar tidak
sedang (3) menjadi deviasi ringan c. Beritahukan pasien dan keluarga terjadi salah obat,
dari kisaran normal (4), mengenai jenis obat, alasan pemberian salah dosis dan salah
c. Suara napas tambahan dari deviasi obat, hasil yang diharapkan dan efek waktu.
sedang (3) menjadi deviasi ringan lanjutan yang akan terjadi sebelum d. Memberitahukan
dari kisaran normal (4) , pemberian obat, pasien dan keluarga
a. Pernapasaan cuping hidung d. Bantu pasien dalam pemberian obat. mengeani jenis obat,
dipertahankan pada tidak ada (5). alasan pemberian
obat, hasil yang
ditetapkan dan efek
lanjutan yang akan
terjadi sebelum
pemberian obat agar
tidak terjadi
kesalahpahaman
apabila terdapat efek
seperti muntah dan
lainnya.
2 Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Asma (3210) a. Mengajarkan pasien
pengetahuan 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien a. Ajarkan pasien untuk mengidentifikasi untuk
b/d kurang dapat meningkat dengan hasil : dan menghindari pemicu, sebisa mengidentifikasi dan
informasi Pengetahuan : Manajemen Asma mungkin, menghindari pemicu
(1832) b. Identifikasi pemicu yang diketahui dan sebisa mungkin agar
a. Memahami tanda dan gejala asma dari reaksi yang biasanya terjadi, tidak sesak.
pengetahuan terbatas (2) menjadi c. Bantu untuk mengenali tanda dan gejala
pengetahuan banyak (4), asma,
b. Memahami penyebab dan faktor-faktor d. Dorong pasien untuk memverbalisasikan
yang berkontribusi dari pengetahuan perasaan mengenai diagnosis,
terbatas (2) menjadi pengetahuan penanganan dan dampak dari asma,
banyak (4), e. Tentukan kepatuhan dan penanganan
c. Memahami kondisi yang memicu asma yang diresepkan.
dari pengetahuan terbatas (2) menjadi
pengetahuan banyak (4),
d. Memahami tujuan manajemen asma
dari pengetahuan terbatas (2) menjadi
pengetahuan banyak (4),
e. Strategi untuk mengelola faktor risiko
lingkungan yang bisa dikendalikan dari
pengetahuan terbatas (2) menjadi
pengetahuan banyak (4).

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO
TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
1 21 Juli/ Terapi Oksigen (3220) S: Niken S
11.00 WIB  Pasien mengatakan sesak mulai berkurang
a. Mempertahankan kepatenan jalan napas,
saat diberikan oksigen.
b. Memonitor aliran oksigen,
O:
c. Memonitor efektifitas pemberian oksigen.
 TD : 139/84 mmHg,
Pemberian Obat (2300)
 HR : 91x/menit,
a. Memverifikasi resep obat-obatan sebelum  RR : 25x/menit
pemberian obat,  SpO2 : 97%
b. Mengikuti prosedur enam benar dalam pemberian  Masih terdengar suara wheezing.
obat,  Masih menggunakan otot bantu pernapasan
c. Memberitahukan pasien dan keluarga mengenai dan irama pernapasan irregular.
jenis obat, alasan pemberian obat, hasil yang A : Masalah belum teratasi dengan kriteria hasil :
diharapkan dan efek lanjutan yang akan terjadi  Frekuensi pernapasan belum normal,
sebelum pemberian obat,  Irama pernapasaan irregular,
d. Membantu pasien dalam pemberian obat.  Ada suara napas tambahan.
P : Lanjutkan Intervensi :
 Pemberian Oksigen
 Pemberian Obat
2 21 Juli/ Label : Manajemen Asma S: Niken S
11.00 WIB  Pasien mengatakan memahami faktor pemicu
a. Mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi dan
asma dan reaksi yang terjadi.
menghindari pemicu, sebisa mungkin.
O:
b. Mengidentifikasi pemicu yang diketahui dan reaksi
 Pasien dapat menjawab ketika dievaluasi,
yang biasanya terjadi.
 Pasien aktif dan sering menanyakan terkait
c. Membantu untuk mengenali tanda dan gejala asma.
faktor pemicu.
d. Mendorong pasien untuk memverbalisasikan
A : Masalah teratasi dengan kriteria hasil :
perasaan mengenai diagnosis, penanganan dan
 Memahami penyebab dan faktor-faktor
dampak dari asma.
yang berkontribusi,
 Memahami kondisi yang memicu asma,
P : Lanjutkan Intervensi : Manajemen Asma

Anda mungkin juga menyukai