(SAP)
ASMA BRONKIAL
Disusun Oleh :
SYIFA VIANI
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka keluarga Tn.A
mampu mengetahui dan merawat anggota keluarga yang sakit dalam hal perawatan
pasien asma bronkial pada Ny.N untuk mencegah terjadinya penularan dan
komplikasi lebih lanjut
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit
keluarga Tn.A mampu:
1. Mengetahui pengertian asma bronkial
2. Mengetahui tanda dan gejala asma bronkial
3. Mengetahui pengobatan asma bronkial
4. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien asma bronkial
5. Mengetahui tentang terapi uap aromaterapi eucalyptus
B. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada keluarga Tn.A
Target ditujukan pada Ny. N
C. Strategi Pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari selasa 15 desember 2020 pukul 09.00 WIB
D. Metode
Ceramah
Diskusi/ tanya jawab
E. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan ♥ Mengucapkan salam 5 menit
♥ Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan
sesuai kontrak waktu
F. Media
♥ Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
♥ Kesepakatan dengan keluarga Tn.A (waktu dan tempat)
♥ Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
♥ Peserta/ keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
♥ Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
♥ Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
1. Mahasiswa
♥ Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
♥ Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
2. Evaluasi Hasil
♥ Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
♥ Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
3. Daftar pertanyaan
Apa definisi
Apa penyebab asma
Sebutkan gejala asma
Bagaimana cara pengobatan asma
Pencegahan
ASMA
Definisi :
Asma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang hingga
lebih sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara menyempit
hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi napas mengikik
(Professor Jon Ayres, 2003).
Sistem pernafasan meliputi :
a. Rongga hidung : yang menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara
inspirasi.
b. Laring (Adam’s apple atau jakun) : yang berperan untuk pembentukan suara dan
untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan karena ini
dapat menyebabkan batuk bila terangsang.
c. Trakea yang bercabang menjadi dua bronkus
d. Saluran utama bronkus
Merupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri. Panjang
kira-kra 5cm, diameter 11-13 mm. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea. Bronkus bercabang-cabang menjadi bronkeolus. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan. Bronkiolus berakhir pada kantung udara (alveolus).
e. Alveolus
Terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis sel
epitel pipih dan banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan terjadinya
pertukaran gas.
f. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen dipungut
melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan
pada pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam
kapiler pulmonalis. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus
membran, diambil oleh sel darah merah dan dibawa ke jantung dan dari jantung
dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru, karbondioksida merupakan
hasil buang metabolisme, menembus membran alveoli, dari kapiler darah ke
alveoli dan setelah melalui membran pipa bronkhial dan trakea, dikeluar melalui
hidung dan mulut.
g. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :
1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh
tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3) Distribusi arus udara dan arus darah.
Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih
mudah berdifusi dari pada O2. (Pearce, Ec, 2000).
Penyebab asma
Ada beberapa faktor predisposisi dan predispetasi timbulnya serangan asma
bronchial yang dapat digolongkan pada 2 faktor terdiri dari :.
a. Faktor predisposisi, meliputi :
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena ada
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika
terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernafasannya
juga bisa diturunkan.
b. Faktor Presipitasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Ex : perhiasan, logam dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
timbulnya asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma. Selain itu juga kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga, arah angina serbuk bunga serta
debu.
3) Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul
harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi
nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum teratasi
maka gejala asmanya belum bisa diobati
4) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang
bekerja di laboratorium hewan, terkena bulu-bulu binatang industry tekstil, pabrik abses,
polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti
5) Olahraga / aktivitas jasmani yang berat
Sebagian berat penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau olahraga yang berat, seperti lari cepat paling mudah menimbulkan serangan
asma. Serangan asma kerena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas
tersebut.
Gejala asma :
Batuk
Sesak dengan bunyi mengi
Sukar bernapas dan rasa berat di dada
Lendir/dahak berlebihan dan sukar keluar
Pencegahan
Diharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus serangan asma
makin berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada dasarnya obat-obat anti
asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala asma.
a. Pencegahan (controller) yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan
agar gejala asma persisten tetap terkendali.
b. Penghilang gejala (reliever) yaitu obat penghilang gejala yang dapat
merelaksasi bronkontruksi dan gejala-gejala yang menyertainya segera.
Langkah—langkah :
1. ambil satu mangkuk besar air panas yang masih mengeluarkan uap dan tambahkan
essential oil eucalyptus sebanyak 3-5 tetes.
4. Instruksikan untuk menghirup uap yang dihasilkan dari air panas dan essential oil
eucalyptus secara perlahan dan rileks
5. Anjurkan untuk rutin melakukan terapi selama tujuh hari berturut-turut dengan durasi
waktu 10-15 menit.
eucalyptus
1, untuk merubah essential oil eucalyptus dalam bentuk aerosol dan dapat sampai pada
organ saluran pernafasan dan terdeposisi di paru.
3. untuk meminimalisir ruang dan dapat mengoptimalkan uap yang akan dihirup.
4. untuk mengatur pola nafas ketika uap dihirup. Diharapkan reseptor olfactory
memberikan stimulus dan meneruskannya pada pusat emosi di otak atau “ limbic system”