Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Penyakit Asma Bronkial

I. Latar Belakang Masalah


Hasil penelitian International study on asthma and alergies in childhood
pada tahun 2006, menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit
asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Penyakit asma tidak dapat
disembuhkan, namun dalam penggunaan obat-obat yang ada saat ini hanya
berfungsi untuk menghilangkan gejala saja.
Selama asma menyerang, saluran napas akan mengalami penyempitan
dan mengisinya dengan cairan lengket yang diproduksi oleh dinding bagian
dalam yang menyebabkan jalan udara menyempit dan mengurangi aliran keluar
masuknya udara ke paru-paru. Pada asma kambuhan sering menyebabkan
gangguan seperti sulit tidur, kelelahan, dan mengurangi tingkat aktivitas sehari-
hari.Walaupun asma merupakan penyakit yang dikenal luas oleh masyarakat,
namun penyakit ini kurang begitu dipahami, sehingga timbul anggapan dari
sebagian perawat dan masyarakat bahwa asma merupakan penyakit yang
sederhana serta mudah diobati dan pengelolaan utamanya dengan obat-obatan
asma khususnya bronkodilator.
Berbagai faktor menjadi sebab dari keadaan ini yaitu adanya kekurangan
dalam hal pengetahuan tentang asma, kelaziman melakukan diagnosis yang
lengkap atau evaluasi sebelum terapi, sistematika dan pelaksanaan pengelolaan,
upaya pencegahan dan penyuluhan, serta pengelolaan asma. Kondisi
lingkungan juga sangat mempengaruhi timbulnya serangan asma, sehingga
diperlukan penatalaksanaan lingkungan. Pengaturan rumah sehat yaitu keadaan
rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari, saluran
pembuangan air harus lancar, kamar tidur sebaiknya sesedikit mungkin berisi
barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Banyak penduduk Indonesia masih berpendidikan rendah sehingga
pengetahuan tentang cara hidup sehat, menjaga kebersihan diri, kebersihan
makanan dan minuman yang dikonsumsi belum diketahui dengan baik. Perilaku
seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sehingga hal tersebut dapat memunculkan sikap terhadap nilai-nilai
yang benar maupun salah, termasuk nilai kesehatan.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan
penyakit Asma, peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti, menghayati
dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena penyakit Asma
dapat dicegah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta
penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan pengertian penyakit asma
2. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit asma
3. Menjelaskan penyebab penyakit asma
4. Menjelaskan tujuan pengobatan asma
5. Menjelaskan pencegahan penyakit asma
6. Menjelaskan penyebab kambuhnya asma

III. Sasaran Penyuluhan


Sasaran penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien Puskesmas

IV. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Ruang tunggu Puskesmas
Hari/Tanggal : Kamis , 25 Juli 2019
Pukul : 14.00 s/d 14.30 WIB

V. Materi
Materi dalam penyuluhan ini terdiri dari:
1. Pengertian Penyakit Asma
2. Tanda dan gejala penyakit asma
3. Penyebab penyakit asma
4. Pengobatan asma
5. Tujuan pengobatan asma
6. Pencegahan penyakit Asma
7. Penyebab kambuhnya asma
VI. Methode dan Teknik
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a. Ceramah.
b. Diskusi dan tanya jawab.
2. Tehnik
Tehnik yang digunakan adalah dengan melakukan :
a. Menyiapkan materi yang akan disajikan.
b. Menyiapkan tempat penyuluhan.
c. Menjelaskan tujuan dari promosi kesehatan yang dilakukan.
d. Menyajikan materi kemudian melakukan diskusi dan tanya jawab.

VII. Media
Media penyuluhan yang dipergunakan meliputi :
a. Leaflet
b. Laptop
c. LCD

VIII. Strategi Pelaksanaan


1. Persiapan
a. Survei lokasi dan karakteristik sasaran.
b. Menyusun laporan dan materi.
c. Konsultasi dengan pembimbing.
d. Menyiapkan alat dan media.

2. Pelaksanaan
 Pembukaan
a. Salam pembukaan
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Pembukaan oleh penyuluh.
e. Penyuluh memperkenalkan diri.
f. Penyuluh menjelaskan tujuan penyuluhan.
 Kegiatan Inti
a. Penyajian materi tentang Penyakit Asma
Penyuluh menyajikan materi :
1. Pengertian Penyakit Asma
2. Tanda dan gejala penyakit asma
3. Penyebab penyakit asma
4. Pengobatan asma
5. Tujuan pengobatan asma
6. Pencegahan penyakit Asma
7. Penyebab kambuhnya asma
Waktu: 10 menit

b. Melakukan diskusi dan tanya jawab dengan memberikan kesempatan


kepada masyarakat untuk bertanya.
Waktu: 15 Menit

3. Penutup
a. Menyimpulkan hasil kegiatan
b. Salam penutup.

IX. Evaluasi
1. Struktur
a. Media penyuluhan dapat disiapkan dan digunakan dengan optimal.
b. Materi penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik.
c. Penyuluh mengetahui fungsinya masing-masing dengan baik.
d. Lokasi yang digunakan mudah dijangkau baik transportasi maupun
telekomunikasi oleh peserta dan penyuluh.
2. Proses
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh pasien dan keluarga pasien Puskesmas.
3. Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien pada Puskesmas
dapat :
a. Menjelaskan pengertian Penyakit Asma
b. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit asma
c. Menjelaskan penyebab penyakit asma
d. Menjelaskan tujuan pengobatan asma
e. Menjelaskan pencegahan penyakit Asma
f. Menjelaskan penyebab kambuhnya asma

X. Lampiran
Lampiran I : Materi Penyuluhan Penyakit Asma
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Penyakit Asma
Asma berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ”Asthma” yang berarti
terengah-engah.Asma adalah penyakit kronis (berlangsung lama) yang ditandai
oleh sesak napas disertai bunyi ngik-ngik (wheezing) dimana derajat keparahan
setiap orang berbeda-beda. Pada saat serangan, yang terjadi adalah
menyempitnya jalan napas kita akibat dari pengerutan bronkus yang
menyebabkan udara sulit keluar masuk paru.
Penyebab dari asma belum sepenuhnya dimengerti. Namun faktor risiko
yang dapat mencetuskan timbulnya asma adalah, allergen (zat yangmenyebakan
alergi), merokok, dan iritasi zat kimia. Asma tidak dapat disembuhkan, namun
dapat di control dengan tata laksana yang tepat.

2. Tanda dan Gejala


Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan
suara napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengi dimana seringnya gejala ini
timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh
keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai
faktor lainnya.Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara
pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas
yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada
saat bernafas.Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang
terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang
dirpoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk
mengeluarkan dahak tersebut.
Pada asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu :
a. Peradangan (inflamasi) pada saluran nafas
b. Penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi)
c. Pengeluaran cairan mukus/lendir pekat secara berlebihan
Akibat dari tiga proses pada asma, maka pasien asma dapat mengalami
kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan mengi. Bentuk serangan
akut asma mulai dari batuk yang terus-menerus, kesulitan menarik nafas atau
mengeluarkan nafas sehingga perasaan dada seperti tertekan, serta nafas yang
berbunyi. Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.
3. Penyebab Asma
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma.
a. Faktor predisposisi
· Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial
jika terpapar dengan foktor pencetus.
b. Faktor presipitasi
· Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.Seperti : debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
· Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim
hujan, musim kemarau, musim bunga.
· Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang
timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan
emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
· Lingkungan kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
· Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma.
Secara umum pencetusnya adalah:
 Makanan yang mengandung zat pengawet, penyedap, dan pewarna. Bila
makanan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan reaksi
alergi dan inflamasi/peradangan.
 Aktivitas berlebihan: seperti berlari-lari atau main sepeda seharian tanpa
cukup istirahat. Gejala yang timbul biasanya sewaktu tidur anak akan
mengalami batuk-batuk.
 Bulu binatang seperti bulu kucing atau bulu burung, dan lainnya.
 Penyakit infeksi, seperti influenza, dan infeksi saluran napas atas (ISPA).
Batuk yang disebabkan penyakit tersebut dapat memicu terjadinya asma.
 Alergen Seperti debu di rumah dan di jalan, debu karpet, kasur, kapuk,
asap rokok, tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur
 Cuaca(panas / dingin ).
 Iritan. Seperti zat kimia (obat nyamuk, pewangi ruangan, asap rokok, bau
cat yang menyengat, SO2, dan polutan udara lain).
 Buah-buahan tertentu (nanas, rambutan, anggur dan lainnya). Getah
atau manisnya buah sering membuat batuk sehingga bisa terjadi asma.
 Factor psikis seperti Emosi (terlalu sedih/gembira).
 Infeksi Saluran Napas. Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut
maupun kronik, dapat memudahkan terjadinya asma.

4. Akibat dan Tatalaksana Asma


Tata Laksana
Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan
menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk
mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara
cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran
pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan
asma.
Tindakan:
a. Pembekaman: pembekaman didahului dengan pijat refleksi secara
umum, titik pembekaman yang dipilih adalah titik paru berhubungan
dengan faktor sesak napasnya, titik jantung berhubungan kekuatan
pembuluh darah dan titik hati berhubungan dengan alerginya.
Pembekaman dilakukan 2 minggu sekali selama 3 bulan dilanjutkan
sebulan sekali selama 6 bulan lalu 3 bulan sekali seterusnya..
b. Fisioterapi untuk otot-otot bantu pernapasannya agar tercapai relaksasi
yang optimal, dilakukan sekali sebulan.
c. Lakukan olah raga ringan teratur dengan porsi 3 X seminggu 30 menit.
Sekarang sedang dipopulerkan klub senam asthma. Senam asma
bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan pasien dan
membantu menjarangkan kekambuhan.
d. Hindari asap rokok, terutama di ruangan tertutup. Hindari polusi udara
dengan cara berangkatlah ke kantor pagi-pagi sehingga lalu lintas belum
padat dan polusi udara masih ringan. Bekerjalah lebih awal dan mintalah
kompensasi dari pimpinan untuk pulang lebih cepat agar terhindar dari
kemacetan dan polusi yang berat di sore hari.
e. Bersihkanlah sumber-sumber debu yang biasanya ada di kipas angin,
AC, kawat nyamuk, dan karpet dan jangan memelihara binatang piaraan.

Secara normal, penata laksanaan terdiri dari 6 bagian:


1) Edukasi penderita
2) Menilai dan memonitor beratnya penyakit secara efektif dengan
mengukur fungsi paru.
3) Menghindari dan mengendalikan pencetus asma
4) Merencanakan pengobatan jangka panjang untuk pencegahan
5) Merencanakan pengobatan untuk serangan akut
6) Penanganan lanjut secara teratur

5. Prinsip tatalaksana penderita Asma


Pengobatan pada penyakit asma perlu dibedakan antara pengobatan jangka
panjang untuk pencegahan asma dan pengobatan untuk serangan asma akut.
Pengobatan Jangka Panjang Umumnya penderita baru datang ke dokter pada
saat ada serangan asma.

Tujuan dilakukannya pengobatan asma jangka panjang, yaitu:


a) Mengendalikan gejala asma, termasuk serangan pada malam hari
(nocturnal),
b) Mencegah eksaserbasi (serangan) asma dan kunjungan ke bagian
awat darurat,
c) Memelihara fungsi paru agar sedekat mungkin dengan nilai normal,
d) Menjaga agar akivitas tetap normal, termasuk bermain dan berolah
raga,
e) Mengurangi ketidakhadiran di sekolah,
f) Mencegah timbulnya efek samping pengobatan asma,
g) Meminimalkan penggunaan agonis beta-2 (obat antiasma), dan
h) Mencegah kematian karena asma.

6. Pencegahan penyakit Asma


1. Pahami Seluk Beluk Penyakit Asma
Asma bisa terjadi pada semua golongan dan lapisan usia. Sayangnya,
gangguan ini tak dapat dihilangkan sama sekali. Namun demikian, asma dapat
dikendalikan. Seseorang disebut penderita asma kalau ia sedang terserang
asma atau kondisi asmanya tidak stabil sehingga memerlukan obat-obatan. Beda
halnya dengan penyandang asma yang berarti sudah jarang terkena serangan
(asma stabil) dan tidak lagi mengonsumsi obat-obatan. Tentu saja seorang
penyandang bisa menjadi penderita kembali bila ia mengalami serangan akibat
daya tahan tubuh yang menurun atau karena adanya faktor pencetus. fokus
utama pengobatan asma bukan pada keluhan batuk atau sesak napasnya, tapi
lebih pada peradangan atau inflamasinya. Dengan mengatasi inflamasi saluran
napas maka derajat hiperreaktivitas saluran napas dapat terkontrol. Tak heran,
bila pengobatan asma selalu dilakukan dalam jangka panjang, minimal 6 bulan,
hingga yang bersangkutan dinyatakan stabil.
2. Kenali Berat Ringan Penyakit
Kita harus mengetahui klasifikasi atau derajat asma, sebelum melakukan
tindakan yang lebih jauh. Derajat asma dapat dibagi berdasarkan frekuensi dan
berat ringan gejala yang terjadi. Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika
serangan asma sedang berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam
serangan.Penderita asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang
kekambuhannya dalam 1 minggu kurang dari 1 atau 2 kali, tidak memerlukan
pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe persisten ringan,
persisten sedang dan persisten berat, harus mendapatkan terapi pencegahan
secara bertahap disesuaikan dengan klasifikasinya.
3. Hindari Faktor Pencetus
Faktor-faktor pencetus (dapat berbeda antara penderita yang satu
dengan lainnya).Faktor – faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di
antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat
kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan obat-
obatan.Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus yang bisa
mengakibatkan penyempitan saluran nafas (bronchospasme), seperti emosi,
udara dingin, latihan, dan lain-lain. Ada pula faktor pencetus yang terutama
menyebabkan peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen, zat
kimia, dan asap rokok. Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan
menghindari faktor-faktor pencetus tersebut.
4. Gunakan Obat Yang Tepat
Sulit membuat kesimpulan progres pengobatan. Sebaliknya, pemeriksaan
teratur akan memudahkan dokter melakukan evaluasi. Jika terdapat kemajuan,
maka dosis obat pengontrol akan diturunkan hingga akhirnya tidak diperlukan
lagi. Pemeriksaan berhenti saat kondisi penderita asma dinyatakan stabil. Yang
dimaksud keadaan stabil adalah bila tidak ada lagi serangan, tidak ada lagi batuk
malam hari, tidak ada lagi produksi lendir, dan aktivitas anak seperti berlari-lari
tidak menimbulkan sesak.
5. Mengatasi Serangan Akut
Serangan yang sulit diatasi sendiri biasanya disebabkan adanya faktor
lain, seperti status daya tahan tubuh anak sedang turun atau ada infeksi di dalam
tubuhnya. Perlu diketahui, penyakit infeksi yang disebabkan virus sering tidak
menimbulkan panas/demam kecuali ada lendir dan riak di saluran napasnya.
Bagi penderita asma yang belum stabil sangat disarankan untuk selalu
membawa obat (oral atau alat terapi inhalasi) ke mana-mana.
6. Tingkatkan Kebugaran Fisik
Olahraga paling baik bagi anak penderita asma adalah berenang.
Disamping melatih otot bantu napas, renang juga memberikan kelembapan
udara ke dalam bronkus. Namun perlu diketahui, sebagian penderita asma bisa
mendapat serangan setelah berolahraga. Akan tetapi olahraga tetap dibutuhkan
untuk meningkatkan efisiensi kerja otot pernapasan dan memperbaiki fungsi
pertukaran oksigen dan alveolus ke pembuluh kapiler. Oleh karenanya, olahraga
bagi penderita asma perlu disesuaikan dengan derajat berat ringan penyakitnya.
Sebelum mengajak si kecil berolahraga, konsultasikan dengan dokter
pulmonologi anak Anda.
7. Alat Terapi Inhalasi Anak
Nebuliser jenis ultrasonik merupakan alat terapi inhalasi yang cocok bagi
si kecil. Efektivitasnya, 20-30% obat akan masuk di saluran napas dan alveoli
sedangkan 2-5% akan mengendap di mulut dan tenggorokan. Berkaitan dengan
ini, terapi inhalasi bisa memiliki efek samping berupa iritasi mulut dan
tenggorokan serta infeksi jamur di tenggorokan. Untuk mencegahnya, mintalah
anak untuk berkumur setelah menggunakan obat. Alat terapi inhalasi lain yang
dapat digunakan pada asma anak adalah: babyhaler dan volumatic. Pada anak
yang lebih besar dapat digunakan MDI (metered dose inhaler) atau turbohaler.

7. Pengobatan untuk serangan asma


Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera
mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk
mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih
tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Mencegah terjadinya asma dapat
dilakukan mulai dari rumah dengan menjauhkan anak dari Alergen. seperti
debu,serpih atau bulu binatang, spora jamur. Cuaca (panas / d ingin ). zat kimia
(obat nyamuk, pewangi ruangan, asap rokok, bau cat yang menyengat,
perhiasan, logam dan jam tangan
Hal-hal yang perlu dicermati oleh penderita asma atau keluarganya
sebagai berikut:
b) Kenali gejala-gejala makin memberatnya serangan asma,
c) Pada penderita asma persisten sedang sampai berat atau pernah
mengalami serangan asma akut yang berat, perlu memantau penyakitnya
melalui peak flow meter (PFM).
d) Pada penderita asma perlu memiliki rencana pengobatan secara tertulis
yang harus diikuti sewaktu mendapat serangan berat dan yang
mempunyai riwayat serangan asma persisten sedang sampai berat dan
yang mempunyai riwayat serangan asma berat.
e) Segera mencari pertolongan jika terjadi hal-hal berikut ini:
- Mendapat serangan asma berat,
- Pengobatan tidak cepat memberikan respons atau perbaikan hanya
bertahan sebentar.
- Kondisi asma terus memburuk.
f) Menyimpan obat untuk mengatasi serangan asma akut, seperti tablet
kortikosteroid, agonis beta-aerosol, serta alat penunjang lainnya, seperti
spacer dan nebulizer.
g) Bila terjadi gejala tak perlu panik, (terutama pada anak).
Hal-hal yang dapat dilakukan di rumah jika terjadi serangan asma, sebagai
berikut:
a) Dampingi penderita. Tenangkan dan berikan petunjuk posisi duduk
atau posisi lain yang membuatnya nyaman.
b) Buka atau longgarkan pakaian yang mengganggu pernapasan.
c) Jika ada, berikan oksigen 1-2 ltr per menit.
d) Usahakan agar ruangan cukup mengandung oksigen, dengan
membuka jendela atau ventilasi udara (tetapi penderita jangan sampai
terkena angin langsung).
e) Berikan obat sesuai dengan petunjuk dokter.
f) Dalam keadaan darurat (tidak ada obat), penderita dapat dipandu untuk
menghirup uap air panas yang diberi garam dapur.
g) Berikan minum air hangat yang banyak agar lendir yang kental dapat
cair dan mudah dikeluarkan.
h) Jika serangan sudah reda, gantilah pakaian yang basah oleh keringat.

8. Cara pengobatan :
1) Pelajarilah makanan-makanan yang memicu kambuhnya asma Anda dan
hindarilah. Apabila banyak zat gizi yang memicunya maka perlu dilakukan
desensitisasi dimana tubuh Anda dilatih makan sedikit-sedikit, tapi kontinyu
bahan yang menyebabkan alergi tersebut sehingga lama-kelamaan tubuh
akan terbiasa. Hal ini untuk menjaga agar Anda tidak terlalu banyak pantang
makanan sehingga menjadi kekurangan zat gizi yang akan melemahkan
daya tahan tubuh . Tapi untuk melakukan ini mintalah pertimbangan dokter
Anda.
2) Obat yang biasa diberikan adalah:
- Obat luar: gosok dada dengan minyak badam manis atau yang sejenis,
yaitu minyak pala atau minyak kayu putih, usahakan ini setiap malam baik
dikala kambuh maupun tidak. Oleskan pula di cekungan antara jakun
dengan tulang dada.
- Obat minum: 1 sendok teh bubuk jahe dituang dalam secangkir minuman
teh hijau ditambah 1 sendok teh madu sebagai pemanis. Diminum hangat-
hangat kuku sebelum tidur malam.
- Pengalaman baru bagi saya, yaitu bisa diberikan Propolis kaps 2 X sehari
@ 1 kap. Propolis yang menurut pengalaman saya bisa menjarangkan
kekambuhan. Makin jarang kambuh Anda makin jarang minum obat asthma
yang tentu akan meminimalkan efek samping dan mengurangi biaya.
- Juga berikan anti oksidan kuat karena dalam berbagai penelitian juga
terbukti bahwa sebagian penyakit asthma adalah karena pengaruh
intervensi radikal bebas.

Anda mungkin juga menyukai