A. Latar Belakang
Asma bronkhial merupakan salah satu penyakit yang banyak di
derita oleh masyarakat, di derita oleh anak anak sampai dewasa. Asma
merupakan gangguan saluran pernapasan yang sangat kompleks, penyebab
utama penyakit kronis pada masa anak anak, yang mengganggu aktifitas anak
sehari hari,menyebabkan ketidakhadiran disekolah. (marni 2014)
Penyakit asma bronkhial bisa menyerang siapa saja, kapan saja, etnis
manapun, baik laki-laki maupun peempuan tanpa terkecuali. Untuk mengaasi
masalah tersebut kita diharapkan turut aktif dalam menurunkan angka
kesakitan asma dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang
tepat, serta pencegahan supaya tidak terjadi serangan asma berulang.(marni
2014)
Data dunia menyatakan asma bronkhial sebagai satu dari lima besar
penyebab kematian, dengan total penederita sebanyak 300 juta orang. Di
Indonesia sekitar 12 juta orang menderita penyakit yang ditandai dengan
sesak. Bahkan di Indonesia, termasuk salah satu dari sepuluh penyakit
penyebab kematian terbesar (Republika, 2009).
Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien asma antara lain
sebagai pelayanan kesehatan dengan menginterprestasikan berbagai informasi
dari pemberipelayanan atau informasi, sebagai pendidik dengan cara
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan ,
sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberi pelayanan
keperawatan, sebagai coordinator dengan pelayanan kesehatan dari tim
kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan terarah yang khususnya
adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (pertami, 2015)
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengetahuan tentang asma?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kepada warga desa parit diharapkan
mampu mengetahui serta memahami tentang asma
2. Tujuan Khusus
a. Memahami apa pengertian asma
b. Memahami tanda gejala asma
c. Mengetahui penyebab asma
d. Mengetahui makanan yang baik untuk asma
D. SASARAN
Seluruh warga Desa Parit
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, Februari 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Desa
F. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
G. MATERI
Terlampir
H. SUSUNAN ACARA
N TAHAP WAKT KEGIATAN MEDIA
O U
1. Pembukaan 5menit 1.Salam perkenalan
2.Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
3.Kata sambutan dari ketua
pelaksanan
2. Pelaksanaan 5 menit Menjelaskan tentang : Leaflet,
Pengertian asma Lembar
Tanda dan gejala asma Balik
J. PENUTUP
Demikianlah Satuan acara pemelajaran penyuluhaan asma pada masyarakat
dengan harapan semoga kegiatan ini dapat bermanfaat Khusunya Bagi seluru
Masyarakat di desa parit Semoga allah senantiasa menguatkan tekad, semangat
dan meridokan apa yang kita lakukan. Kami selaku panitia mengucapkan
terima kasih atas kerja sama dari berbagai pihak yang telah menukung dan
yang akan mendikung terlaksananya kegiatan
Lampiran
Asma
A. TINAJAUN TEORI
Konsep Penyakit
a. Definisi
Asma bronkhial adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas
yang ditandai oleh mengi/batuk berulang dengan karakteristik:
b. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum
diketahui dengan pasti penyebabnya akan tetapi hanya menunjukan dasar
gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi),dan function
laesa (fungsi yang terganggu). Dan raang harus disertai dengan infiltrasi
sel sel radang . (sudoyo aru dkk)
c. Anatomi fisiologi
1. Saraf
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin, melakukan
bagian terbesar dalam pengaturan tubuh. Pada umumnya Sistem saraf
mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa
viseral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin.(Guyton, Human Physiology 1990)
d. Fase Pernapasan
a. Otot interkosta
b. Tulang rusuk
c. Diafragma
d. Isi padu rongga toraks
e. Tekanan udara di paru- paru
e. Inspirasi
f. . Ekspirasi
a. Hidung
Hidung adalah bagian atas dari sistem pernafasan , didalam
hidung terdapat bulu bulu hidung dan lendir, bulu bulu hidung
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk melalui lubang hidung ,
kemudian lendir berfungsi untuk melembabkan, kemudian dihangatkan
karena gesekan antara bulu hidung dan lendir (Martha, P. (2012)).
b. Faring (tekak)
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring
adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan. (Martha, P. (2012)).
c. Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam
kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan
laringofaring dan bagian atas esopagus. (Martha, P. (2012)).
d. Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm
dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah
pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir
setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau
sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat
ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas
16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang
diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan
otot. (Martha, P. (2012)).
e. Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada
ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur
serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-
bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing
dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di
belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis.
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya
semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).
Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm.
Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi
dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh
saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut
saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai
penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus
dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau
alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh
alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira
0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea
sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn. (Martha, P. (2012)).
f. Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan
kanan. Paru-paru memilki :
Penyempita
n / obstruksi
proksimal Suplai o2 keotak koma
dari bronkus menurun
pada tahap
ekspirasi
dan inspirasi
Asidosis
Gangguan metabolik Suplai darah dan o2
pertukaran kejantung berkurang
Mucus
gas
berlebih
Batuk Tekanan partial oksigen
Wheezing dialveoli menurun
Sesak Penurunan cardiac
nafas output
Suplai o2 Perfusi
kejaringan jaringan
Ketidakefe menurun perifer
ktifan
bersihan
jalan nafas
Penurunan curah Tekanan darah
Penyempita jantung menurun
n jalan
pernapasan
Kelemahan dan
keletihan
Peningkatan kerja hiperventilasi Kebutuhan o2
otot pernapasan naik
Intoleransi
Ketidakef aktifitas
ektifan Retensi o2
Nafsu makan
pola nafas
menurun
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
f. Penatalaksanaan
Tujuan terapi (nafas dalam) adalah menghilangkan gejala dengan
pemberian seminimal mungkin obat. Penyluhan pasien penting untuk
keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan mengenai pemicu,
penggunaan dan peran obat-obatan, dan bagaimana mendeteksi dan
bereaksi terhadapa perburukan. Menghindari pemicu lingkungan atau
allergen penting, terutama menghindari asap rokok.
g. Komplikasi
Kompliaksi yang dapat terjadi pada kien dengan asma bronchial ialah
sebagai berikut:
a. Status asmatikus.
b. Bronkitis kronis, bronkiolitis, pneumonia.
c. Enfisema kronis.
d. Kor pulmonal dengan gagal jantung kanan.
e. Atelektasis.
f. Pneumotoraks.
g. Kematian.