Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PNEUMONIA DAN BATUK EFEKTIF

Disusun Oleh:
1. Ananda Fitria (2202032224)
2. Arindita Andrianti (2202032194)
3. Eka Nur Amelia (2202032293)
4. Feby Distasya (2202032297)
5. Iffah Inayatul Izzah (2202032162)
6. M. Hasbi Ghozali N. (2202032204)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit menular yang menyebabkan kematianterbesar
pada anakanak di seluruh dunia. Pneumonia merupakan salah satugangguan system
pernapasanyang dapat menyerang berbagai usia termasukanak-anak. Di Indonesia
penyakitpneumonia menjadi penyebab kematian anakurutan kedua setelah diare
(Riskesdas 2013).
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang bagian
jaringan paru-paru yang di sebut dengan alveoli. Pada balita di tandai dengan adanya
gejala seperti batuk dan bisa juga di sertai dengan kesulitan bernafas seperti nafas
cepat, tarikan dinding dada bagian bawah atau melalui gambaran foto thorax/dada
yang menunjukkan tanda infiltrat paru akut (Dirjen PP dan PL 2021).
Pneumonia merupakan peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme bakteri, virus, jamur, dan parasit, namun pneumonia juga dapat
disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau radiasi
(Djojodibroto, 2014).
Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut. Penyebabnya
adalah bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa
juga disebabkan pengaruh dari penyakit lainnya. Pneumonia disebabkan oleh Bakteri
Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan
pneumonia yaitu Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza virus, Respiratory syncytial
virus (RSV) dan para influenza (Athena & Ika, 2014).
Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk kedalam
jaringan paru-paru melalui saluran nafas bagian atas menuju ke bronkhiolus dan
alveolus. Setelah Bakteri masuk dapat menimbulkan reaksi peradangan dan
menghasilkan cairan edema yang kaya protein. Kuman pneumokokusus dapat meluas
dari alveoli ke seluruh segmen atau lobus. Eritrosit dan leukosit mengalami
peningkatan, sehingga Alveoli penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin
dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar, paru menjadi tidak berisi
udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun sehingga alveoli penuh dengan
leukosit dan eritrosit menjadi sedikit.
Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan sel darah
merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat eksudat pada alveolus
Sehingga membran dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat
mengakibatkan gangguan proses difusi osmosis oksigen dan berdampak pada
penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah. Secara klinis penderita
mengalami pucat sampai sianosis. Terdapatnya cairan purulent pada alveolus
menyebabkan peningkatan tekanan pada paru, dan dapat menurunan kemampuan
mengambil oksigen dari luar serta mengakibatkan berkurangnya kapasitas paru.
Sehingga penderita akan menggunakan otot bantu pernafasan yang dapat
menimbulkan retraksi dada.
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif t e r h a d a p
m a s u k n y a b e n d a a s i n g k e d a l a m s a l u r a n pernapasan. Gerakan ini terjadi
atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah untuk melindungi organ paru
- paru. Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus
aferen pada percabangan bronkus. Batuk secara terkekeh – tekeh dapat
menyebabkan seseorang kehilangan banyak energi, sulit untuk mengeluarkan
dahak dan dapat mengiritasi tenggorokan.
Sebagian besar orang mencari pertolongan medis agar batuk cepat
mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit yang
serius. Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur
dan sering menyebabkan ketidaknyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, kita dapat menggunakan teknik batuk
efektif.
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun
dibandingkan dengan batuk biasa, batuk efektif dilakukan melalui gerakan
yang terencana atau dilatih terlebih dahulu, sehingga menghambat berbagai
penghalang atau menghilangkan penutup saluran pernapasan.
Teknik batuk efektif akan memberikan banyak manfaat, diantaranya
untuk melonggarkan dan melegakan saluran pernapasan maupun mengatasi
sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi saluran pernapasan. Lendir
baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret dalam hidung, timbul akibat
adanya infeksi pada saluran pernapasan maupun karena sejumlah penyakit
yang diderita oleh seorang individu.
Berdasarkan data yang didapat dari overan shift pagi pada tanggal 30
September sampai 3 Oktober 2013, ditemukan 10 dari 20 pasien
mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak. Padahal, pasien telah
disosialisasikan tentang batuk efektif setiap kali overan, namun belum
ditemukan aplikasi nyata dari pasien itu sendiri. Dari hasil observasi, kelompok
menemukan 3 orang pasien mengaku sulit untuk melakukan batuk efektif dan 7
orang memperlihatkan ekspresi bingung. Hal ini disebabkan oleh pasien
tidak mengetahui apa itu batuk efektif dan tidak diajarkan secara spesifik
apa saja persiapan dan bagaimana cara melakukannya; karena perawat hanya
menganjurkan dan menuturkan agar pasien melakukan batuk efektif pada
seluruh pasien yang mengalami batuk berdahak tanpa mengevaluasi apakah
pasien sudah tau atau mengerti cara melakukannya maupun dilakukan atau tidak
oleh pas ien. O leh karena itu, kelompok tertarik mengangkat topik
“Latihan Batuk Efektif” agar pasien dan keluarga lebih mengenal batuk efektif
dan memahami serta mampu mengaplikasikan teknik batuk efektif.

1.2 Manfaat Kegiatan


a. Menjelaskan pengertian Pneumonia
b. Menjelaskan gejala Pneumonia
c. Menjelaskan tindakan bila terkena Pneumonia
d. Menjelaskan pencegahan penyakit Pneumonia
e. Memahami fase kritis penyakit Pneumonia
f. Menjelaskan penggertian batuk efeketif
g. Menjelaskan tujuan batuk efektif
h. Menjelaskan teknik batuk efektif
i. Mampu memperagakan teknik batuk efektif
BAB 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pneumonia Dan Batuk Efektif


Sub Pokok Bahasan :Definisi, Gejala, Ciri, Tindakan, Pencegahan, Fase Kritis,
Penatalaksanaan
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Arofah Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan
Tempat : Ruang Arofah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
Hari / tanggal : Kamis, 01 Desember 2022
Waktu : 30 menit

I. Tujuan instruksional umum


Setelah diberikan penyuluhanselama 30 menit peserta dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit pneumonia dan batuk efektif beserta perawatan dan
pencegahannya.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang pneumonia dan batuk efektif, peserta
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian pneumonia
2. Menjelaskan gejala pneumonia
3. Menjelaskan tindakan bila terkena pneumonia
4. Menjelaskan pencegahan penyakit pneumonia
5. Memahami fase kritis pada penyakit pneumonia
6. Menjelaskan penggertian batuk efeketif
7. Menjelaskan tujuan batuk efektif
8. Menjelaskan teknik batuk efektif
9. Mampu memperagakan teknik batuk efektif
III. Sasaran
Keluarga pasien yang berada di Ruang Arofah Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan

IV. Materi

1. Pengertian Pneumonia
2. Gejala Pneumonia
3. Tindakan bila terkena Pneumonia
4. Pencegahan penyakit Pneumonia
5. Fase kritis Pneumonia
6. Pengertian batuk efektif
7. Tujuan batuk efektif
8. Teknik batuk efektif
9. Mampu memperagakan teknik batuk efektif

V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)

VI. Menerangkan bahwa


Hari dan tanggal Pelaksanaan : Kamis, 01 Desember 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Arofah Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan
Penyaji : M. Hasbi Ghozali N.
Moderator : Iffah Inayatul Izzah
Notulen : Ananda Fitria, Arindita Andrianti
Observer : Eka Nur Amelia, Feby Distasya Putri
Fasilitator :
VII. Pengorganisasian & Uraian Tugas
1. Pembimbing/Narasumber : Mereview materi penyuluhan dan laporan
2. Moderator :
Uraian tugas :
a. Menutup dan memulai acara
b. Memperkenalkan diri
c. Mengatur proses bertanya dan lamanya diskusi penyuluhan.
d. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
e. Menjaga kelancaran acara
f. Memimpin diskusi
3. Penyaji:
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
4. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Menyiapkan keperluan yang dibutuhkan
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan
5. Notulen
Uraian tugas:
a. Menyimpulkan isi/materi dari penyuluhan
b. Mencatat dan menyampaikan hasil diskusi dalam pelaksanaan penyuluhan
6. Observer
Uraian tugas :
c. Mengamati jalannya kegiatan
d. Mencatat bagian kejadian yang penting dalam pelaksanaan penyuluhan.
e. Mengevaluasi kegiatan
f. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
VIII. Media dan Alat
1) Leafleat
2) Materi SAP
3) PPT

IX. Kegiatan Penyuluhan


Media dan
Tahap Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien
Alat
1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam Leafleat
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskankontrakw dengan seksana
Pendahuluan 5 menit aktu dan sistem
penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
1. Memberikan pretest 1. Menjawab Leafleat
kepada peserta pertanyaan
(Menggali
pengetahuan peserta
tentang Pneumonia)
2. Membagikan dan 2. Melihat dan
mempersilahkan memperhatikan
peserta untuk dengan seksama
20 melihat materipada
Penyajian
menit leaflet yang
disediakan 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan secara dengan seksana
lanjut mengenai isi
dari leaflet yang
telah disampaikan
kepada peserta
dengan bahasa yang
mudah dipahami
1. Membuka sesi diskusi 1. Bertanya Leafleat
apabila ada peserta
yang ingin bertanya
2. Memberikan posttest 2. Menjawab
(peserta menjawab
pertanyaan yang
diberikan)
Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan secara 3. Memperhatikan
singkat tentang materi dengan seksana
yang telah
disampaikan 4. Menjawab salam
4. Menutup pertemuan
dan mengucapkan
salam

X. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Klien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertianPneumonia
b. Menjelaskan gejala Pneumonia
c. Menjelaskan pencegahan penyakit Pneumonia
d. Menjelaskan fase kritis pada penyakit Pneumonia
4. Observasi
Respon/tingkah laku peserta saat diberi pertanyaan : apakah diam atau menjawab
(benar atau kurang tepat).
5. Peserta antusias atau tidak
6. Peserta mengajukan pertanyaan atau tidak
7. Daftar Pertanyaan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang batuk efektif. Diharapkan audien
mampu menjawab pertanyaan :
1. Apa pengertian dari Pneumonia?
2. Apa saja gejala Pneumonia?
3. Apa tindakan bila terkena Pneumonia?
4. Bagaimana pencegahan penyakit Pneumonia?
5. Apa saja fase kritis pada penyakit Pneumonia?
6. Apa pengertian daribatuk efektif?
7. Apa tujuan daribatuk efektif?
8. Bagaimana cara melakukan batuk efektif?
9. Sebutkan alat yang digunakan!
10. Bagaimana cara mengetahui etika batuk?

11.
LAMPIRAN
PNEUMONIA DAN BATUK EFEKTIF
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri, virus, jamur, parasite. pneumonia juga disebabkan oleh bahan kimia dan
paparan fisik seperti suhu atau radiasi. (Djojodibroto, 2014).
Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut. Penyebabnya adalah
bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa juga
disebabkan pengaruh dari penyakit lainnya. Pneumonia disebabkan oleh Bakteri
Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan
pneumonia yaitu Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza virus, Respiratory syncytial virus
(RSV) dan para influenza (Athena & Ika, 2014).

B. Tanda dan Gejala


Gambaran klinis beragam, tergantung pada organisme penyebab dan penyakit pasien
Brunner & Suddarth (2014).
1. Menggigil mendadak dengan cepat berlanjut menjadi demam (38,5C sampai 40,5 C).
2. Nyeri dada pleuritik yang semakin ketika bernapas dan batuk.
3. Pasien yang sakit parah mengalami takipnea (25 sampai 45 kali pernapasan/menit)
dan dyspnea, prtopnea ketika disangga.
4. Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10 kali/menit per satu derajat peningkatan
suhu tubuh (Celcius).
5. Bradikardi relativ untuk tingginya demam menunjukkan infeksi virus, infeksi
mikroplasma, atau infeksi organisme Legionella.
6. Tanda lain : infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat rendah, nyeri
pleuritik, myalgia, ruam faringitis, setelah beberapa hari, sputum mucoid atau
mukopurulen dikeluarkan.
7. Pneumonia : pipi memerah, bibi dan bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
8. Sputum purulent, bewarna seperti katar, bercampur darah, kental, atau hijau,
bergantung pada agen penyebab.
9. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.
10. Tanda dan gejala pneumonia dapat juga bergantung pada kondisi utama pasien (misal,
yang menjalani terapi imunosupresan, yang menurunkan resistensi terhadap infeksi.
C. Etiologi
Sebagian besar kasus pneumonia di sebabkan oleh :
a. Virus, termaksud adenovirus, rhinovirus
Sekelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai ingeksi seperti pilek atau flu. Infeksi
dari virus ini sendiri diketahui berbagai variasi, ada yang bersifat ringan, ada juga yang
bersifat berat pada tubuh.

b. Virus influenza
Virus influenza adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penderita flu dapat mengalami demam, dsakit kepala, pilek, hidung tersumbat, serta batuk.

c. Respiratory syncytial virus


Virus umum yang melalui udara yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.

d. Human metapneumovirus
Virus RNA rantai tunggal dengan sense negatif dari Pneumoviridiae dan merupakan
kerabat dekat Avian metapneumovirus.

e. virus parainfluenza
Parainfulenza adalah penyakit yang disebabkan oleh kelompok virus human parainfluenza
viruses. Terdapat empat golongan virus yang masuk dalam kelompok ini. Masing-masing
virus akan memberikan gejala dan penyakit yang berbeda.

f. Selain itu virus campak juga dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia

D. Tindakan Apabila Terkena Penyakit Pneumonia


Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut Manurung (2019)
adalah :
1. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia
2. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator
3. Pemberian oksigen
4. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.
Sedangkan untuk penyebab pneumonia bervariasisehingga penanganannya pun akan
disesuaikan dengan penyebab tersebut. Selain itu, pengobatan pneumonia tergantung
dari tingkat keparahan gejala yang timbul. (Shaleh, 2013).
a. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
Dengan pemberian antibiotik yang tepat. Pengobatan harus komplit sampai
benar-benar tidak lagi muncul gejala pada penderita. Selain itu, hasil pemeriksaan
X-Ray dan sputum tidak tampak adanya bakteri pneumonia (Shaleh, 2013).

b. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus


Pengobatannya sama dengan pengobatan pada penderita flu. Yaitu banyak
beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu daya tahan tubuh.
Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan juka daya tahan yubuh sangat
baik, (Shaleh, 2013).
c. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur
Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati penyakit jamur
lainnya. Hal yang paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa
mengatasi pneumonia (Shaleh, 2013).

E. Pencegahan Pneumonia
Pencegahan pneumonia yaitu menghindari dan mengurangi faktor resiko,
meningkatkan pendidikan kesehatan, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan
dalam diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia yang benar dan efektif (Said, 2014).
F. Pengertian Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat energi dapat
dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal
(Smeltzer, 2001).

G. Tujuan Batuk Efektif


1. Mengurangi nyeri luka operasi saat batuk
2. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
3. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboratorium
4. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
5. Meningkatkan distribusi ventilasi.
6. Meningkatkan volume paru
7. Memfasilitasi pembersihan saluran napas
H. Indikasi Batuk Efektif

Dilakukan pada pasien seperti : COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest


infection, pasien bedrest atau post operasi
I. Kontraindikasi Batuk Efektif
1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akut
infark dan aritmia.
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
J. Alat Dan Bahan Yang Disediakan
1. Tissue/sapu tangan
2. Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol)
atau pasir.
3. Gelas berisi air hangat
K. Cara Mempersiapkan Tempat Untuk Membuang Dahak
1. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan yang
dicampur dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau pasir)
2. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
3. Buang dahak ke tempat tersebut
4. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 kali sehari.
5. Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
6. Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram
7. Bersihkan kaleng dengan sabun
L. Teknik Batuk Efektif
1. Tarik nafas dalam 4-5 kali
2. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
3. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
4. Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..”
5. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Athena, Dharmayanti, Ika. (2014). Pneumonia Pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional 8(8).
Djojodibroto, Darmanto (2014). Respirologi. Jakarta : EGC, hal. 151.
Luklukaningsih, Zuyina. 2014. Anatomi, Fosiologi, dan Fisioterapi. Yogyakarta:Nuha
Medika.
Manurung,Santa.(2019). Keperawatan Profesional.Jakarta: Tim.
Shaleh, A. (2013). Jadi Dokter Untuk Anak Sendiri. Yogyakarta: Katahati.
Smeltzer, S. (2001). Buku ajar keperawtan medikal bedah . Jakarta: EGC.
Perry & Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kowalak , J. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.
Tamsuri, A. (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai