Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DI RUANG 26 HCU PARU RS dr.SAIFUL ANWAR

“ASTHMA”

Oleh :
Profesi Ners STIKes Banyuwangi
AKES Bojonegoro
SEIKes Kepanjen

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI

2018-2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASTHMA

Tema : Asma

SubTema : Asma

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari, tanggal : Kamis, 24 Januari 2019

Waktu : Pukul 09.00 - 10.00 WIB

Tempat : Ruang 26 HCU Paru RS. Dr. Saiful Anwar

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Asthma selama 30 menit,

seluruh anggota keluarga yang ada di ruang 26 HCU Paru RS. Dr. Saiful

Anwar Malang dapat memahami mengenai asma.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga mampu menjelaskan:

1. Pengertian Asma

2. Etiologi Asma

3. Manifestasi klinik Asma

4. Pencegahan Asma

5. Penatalaksanaan Asma

III. Pokok Materi (Terlampir)

1. Pengertian Asma

2. Etiologi Asma
3. Manifestasi klinik Asma

4. Pencegahan Asma

5. Penatalaksanaan Asma

IV. Media

Leaflet

LCD

V. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi dengan anggota keluarga

VI. Kegiatan

1. Pendahuluan & Apersepsi

a. Mengucapkan salam pembukaan

b. Memperkenalkan diri

c. Apersepsi

d. Mengkomunikasikan tujuan

e. Menjawab salam

f. Memperhatikan

g. Berpartisipasi aktif

h. Memperhatikan

2. Isi

a. Menjelaskan dan menguraikan materi tentang:

1. Pengertian Asma

2. Etiologi Asma
3. Manifestasi Asma

4. Pencegahan Asma

5. Penatalaksanaan Asma

b. Memberikan kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya.

c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan

materi yang belum jelas.

d. Memperhatikan dan mencatat penjelasan penyuluh dengan cermat

e. Menanyakan hal-hal yang belum jelas, memperhatikan jawaban dari

penyuluh.

3. Penutup

a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

b. Melakukan evaluasi

c. Mengakhiri kegiatan

1. Memperhatikan kesimpulan dari materi penyuluhan yang telah

disampaikan.

2. Menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh penyuluh.

d. Menjawab salam

VII. Evaluasi

a. Evaluasi formatif:

1. Klien dapat menjelaskan tentang pengertian Asma

2. Klien dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya Asma

3. Klien dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala Asma

4. Klien dapat menyebutkan apa saja pencegahannya


b. Evaluasi somatif

1. Klien dapat memahami penatalaksanaan Asthma


MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit Asma

Asma berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ”Asthma” yang berarti

terengah-engah. Asma adalah penyakit kronis (berlangsung lama) yang ditandai

oleh sesak napas disertai bunyi ngik-ngik (wheezing) dimana derajat keparahan

setiap orang berbeda-beda. Pada saat serangan, yang terjadi adalah menyempitnya

jalan napas kita akibat dari pengerutan bronkus yang menyebabkan udara sulit

keluar masuk paru.

Penyebab dari asma belum sepenuhnya dimengerti. Namun faktor risiko yang

dapat mencetuskan timbulnya asma adalah, allergen (zat yang menyebakan

alergi), merokok, dan iritasi zat kimia. Asma tidak dapat disembuhkan, namun

dapat di control dengan tata laksana yang tepat.

2, Gejala dan Tanda

Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara

napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengidimana seringnya gejala ini timbul

pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan

hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu

bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan

hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat

berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara

berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak

tersebut.

Pada asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu :

a. Peradangan (inflamasi) pada saluran nafas

b. Penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi)

c. Pengeluaran cairan mukus/lendir pekat secara berlebihan

Akibat dari tiga proses pada asma, maka pasien asma dapat mengalami

kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan mengi. Bentuk serangan

akut asma mulai dari batuk yang terus-menerus, kesulitan menarik nafas atau

mengeluarkan nafas sehingga perasaan dada seperti tertekan, serta nafas yang

berbunyi. Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.

3. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya

serangan asma.

a. Faktor predisposisi

1. Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan

penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita


penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah

terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.

b. Faktor presipitasi

1. Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.

Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan

polusi.

b. Ingestan, yang masuk melalui mulut.

Seperti : makanan dan obat-obatan.

c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.

seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.

2. Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan

berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,

musim bunga.

3. Stress.

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita

asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat


untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya

belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

4. Lingkungan kerja.

Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang

bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi

lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

5. Olah raga/aktifitas jasmani yang berat.

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat

paling mudah menimbulkan serangan asma.

Secara umum pencetusnya adalah:

1. Makanan yang mengandung zat pengawet, penyedap, dan pewarna.

Bila makanan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan

mengakibatkan reaksi alergi dan inflamasi/peradangan.

2. Aktivitas berlebihan: seperti berlari-lari atau main sepeda seharian

tanpa cukup istirahat. Gejala yang timbul biasanya sewaktu tidur

anak akan mengalami batuk-batuk.

3. Bulu binatang seperti bulu kucing atau bulu burung, dan lainnya.

a. Penyakit infeksi, seperti influenza, dan infeksi saluran napas

atas (ISPA). Batuk yang disebabkan penyakit tersebut dapat

memicu terjadinya asma.


b. Alergen Seperti debu di rumah dan di jalan, debu karpet, kasur,

kapuk, asap rokok, tungau, serpih atau bulu binatang, spora

jamur,

c. Cuaca(panas / dingin ).

d. Iritan. Seperti zat kimia (obat nyamuk, pewangi ruangan, asap

rokok, bau cat yang menyengat, SO2, dan polutan udara lain).

e. Buah-buahan tertentu (nanas, rambutan, anggur dan lainnya).

Getah atau manisnya buah sering membuat batuk sehingga bisa

terjadi asma.

f. Factor psikis seperti Emosi (terlalu sedih/gembira).

g. Infeksi Saluran Napas. Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis

akut maupun kronik, dapat memudahkan terjadinya asma.

3. AKIBAT DAN TATALAKSANA ASMA

Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan

menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk

mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara

cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran pernafasan

seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma

1. Pembekaman: pembekaman didahului dengan pijat refleksi secara umum,

titik pembekaman yang dipilih adalah titik paru berhubungan dengan faktor

sesak napasnya, titik jantung berhubungan kekuatan pembuluh darah dan titik

hati berhubungan dengan alerginya. Pembekaman dilakukan 2 minggu sekali


selama 3 bulan dilanjutkan sebulan sekali selama 6 bulan lalu 3 bulan sekali

seterusnya..

2. Fisioterapi untuk otot-otot bantu pernapasannya agar tercapai relaksasi yang

optimal, dilakukan sekali sebulan.

3. Lakukan olah raga ringan teratur dengan porsi 3 X seminggu 30 menit.

Sekarang sedang dipopulerkan klub senam asthma. Senam asma bertujuan

untuk membantu meningkatkan kesehatan pasien dan membantu

menjarangkan kekambuhan.

4. Hindari asap rokok, terutama di ruangan tertutup. Hindari polusi udara

dengan cara berangkatlah ke kantor pagi-pagi sehingga lalu lintas belum

padat dan polusi udara masih ringan. Bekerjalah lebih awal dan mintalah

kompensasi dari pimpinan untuk pulang lebih cepat agar terhindar dari

kemacetan dan polusi yang berat di sore hari.

5. Bersihkanlah sumber-sumber debu yang biasanya ada di kipas angin, AC,

kawat nyamuk, dan karpet dan jangan memelihara binatang piaraan.

Dengan tatalaksana yang tepat, penyakit asma dapat dikendalikan sehingga

penderita dapat hidup secara normal, penata laksanaan terdiri dari 6 bagian:

1. Edukasi penderita

2. Menilai dan memonitor beratnya penyakit secara efektif dengan mengukur

fungsi paru

3. Menghindari dan mengendalikan pencetus asma

4. Merencanakan pengobatan jangka panjang untuk pencegahan


5.Merencanakan pengobatan untuk serangan akut

6.Penanganan lanjut secara teratur

5. Pencegahan penyakit Asma

1.Pahami Seluk Beluk Penyakit Asma

2. Kenali Berat Ringan Penyakit

3. Hindari Faktor Pencetus

faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat kimia, faktor fisik

seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan obat-obatan.

4.Gunakan Obat Yang Tepat

5.Mengatasi Serangan Akut

6.Tingkatkan Kebugaran Fisik

7.Alat Terapi Inhalasi Anak


DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,


Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta :
AGC.
Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta :
Hipocrates.
Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell
Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC. Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar
FisiologiKedokteran”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1,
Jakarta: EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”,Jakarta : EGC.
Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.
Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.
Rab, T. (1998) “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta : Hipokrates.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.
Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.
Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASTHMA

DIRUANG 26 HCU PARU


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )

Anda mungkin juga menyukai