Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PATOLOGI (TENTANG ASMA)

DOSEN PENGAMPUH : Apt. SAFRIANI RAHMAN ., S.Farm., M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

ANDI AILZAH SARTIKA (15020200031)

ARINI (15020200032)

DEWI SAFITRI (15020200033)

SYAHYU RESVANI (15020200034)

NUR FADILAH (15020200037)

MAULYA FARADINA (15020200038)

RIKA AMALIAH SALAM (15020200039)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena


berkat penyelenggaraan- nya, makalah yang berjudul “Asma” ini bisa
diselesaikan.

Kami juga menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen yang telah
memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman kelompok yang
telah terlibat dalam proses penulisannya dan pengetikannya, terlebih kepada
teman-teman seangkatan Program Studi farmasi 2020 Universitas Muslim
Indonesia.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulisdan pembaca. Kami telah


berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun kami
menyadari makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapakan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini..

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Definisi dari Asma Paru ................................................................... 3
B. Etiologi Asma Paru ........................................................................... 4
C. Patofisiologi Asma Paru ................................................................... 6
D. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Diagnostic Asma Paru ........ 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ............................................................................................... 9

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Di
Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan
menggunakan kuesioner ISAAC ( International Study on Asthma and Allergy
in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan
meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%.
Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai 20-30%. National
Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 20
juta penduduk amerika. Asma terbukti menurunkan kualitas hidup
penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical
Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-
51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3%
penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu.
Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau
olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara
hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%.
Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh
36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk
asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar
untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi
efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah asma paru ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari asma paru?
2. Bagaimana etiologi asma paru?
3. Bagaimana patofisiologi asma paru?
4. Bagaimana manifestasi klinis dan pemeriksaan diagnostic asma paru?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusalan masalah diatas, adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari asma paru.
2. Untuk mengetahui etiologi asma paru.
3. Untuk mengetahui patofisiologi asma paru.
4. Untuk mengetahuimanifestasi klinis dan pemeriksaan diagnostic asma
paru.

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Asma
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang
melibatkan berbagai sel inflmasi.Dasar penyakit ini adalah hiperaktifitas
bronkus dalam berbagai obstruksi jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi
dan sesak). Asma berbeda dari penyakit paru obstruktif dalam hal bahwa asma
adalah proses reversibel. Eksaserbasi akut dapat terjadi, yang berlangsung dari
beberapa menit sampai jam, diselingi oleh periode bebas gejala. Jika asma dan
bronchitis terjadi secara bersamaan, obstrukusi yang diakibatkan menjadi
gabungan dan disebut bronchitis asmatik kronik.
Status asmatikus merupakan serangan asma berat yang tidak dapat
diatasi dengan pengobatan konvensional dan merupakan keadaan darurat
medik, bila tidak diatasi dengan cepat akan terjadi gagal pernafasan.
Klasifikasi asma berdasarkan frekuensi serangan:
1. Asma Ringan
a. Serangan jarang < 1 x dalam 1 bulan
b. Tidak mengganggu aktivitas
2. Asma Sedang
a. Serangan setiap 2-3 minggu atau lebih
b. Gangguan aktivitas
c. Dapat diatasi dengan non steroid
3. Asma Berat
a. Serangan sering
b. Gangguan aktivitas
c. Dapat diatasi dengan steroid

3
B. Etiologi
Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan factor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma
a. Faktor predisposisi
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi, karena adanya bakat alergi ini,
penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial.
b. Faktor presipitasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Ex: debu,
bulu binatang, serbuk bunga, spora jamu bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut. Ex: makanan dan obat-
obatan.
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Ex:
perhiasan, logam dan jam tangan.
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mampengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan.
3) Stres
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma
yang sudah ada.Disamping itu gejala asma yang timbul harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan
emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya.Karena jika stresnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum diobati.

4
4) Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana ia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalulintas. Gejala ini membaik pada
waktu libur atau cuti.
5) Olahraga/ aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat
paling mudah menimbulkan serangan asma.Serangan asma karena
aktivitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktivitas tersebut.
c. Berdasarkan penyebabnya, asma bronchial dapat diklasifikasikan
menjadi 3 tipe, yaitu:
1) Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang,
obat-obatan (antibiotic dan aspirin) genetic terhadap alergi. Oleh
karena karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti
yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma
ekstrinsik.
2) Intrinsic (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non-alergi yang bereaksi
terhadap faktor pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui,
seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
pernapasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan
sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang
menjadi bronchitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
3) Asma gabungan

5
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karateristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

C. Patofisiologi Asma
Patofisiologi
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus
menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau
IgE) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan
akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat
mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate
yang ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam
lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan
dan hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan
peningkatan sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas
menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat
menimbulkan distres pernafasan.
Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar
dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi
obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga
terjadi penurunan P02 (hipoxia). Selama serangan astmatikus, CO2
tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem
pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi
dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

6
D. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Diagnostik
1. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain
mengi/wheezing, sesak nafas, dada terasa tertekan atau sesak, batuk, pilek,
nyeri dada, nadi meningkat, retraksi otot dada, nafas cuping hidung,
takipnea, kelelahan, lemah, anoreksia, sianosis dan gelisah
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Fungsi Paru, Digunakan untuk mengevaluasi derajat
obstruksi jalan napas. Pemeriksaan fungsi paru dilakukan sebelum dan
setelah penggunaan bronkodilator aerosol membantu menentukan
reversibilitas obstruksi jalan napas.
b. Pemeriksaan Tantangan atau Provokasi Bronkial menggunakan zat
yang di inhalasi seperti metakolin atau histamine denga PFT untuk
mengonfirmasi diagnosis asma dengan mendeteksi hiperresponsivitas
jalan napas.
c. ABG, dilakukan selama serangan akut untuk mengevaluasi oksigen,
elminasi karbon dan status asam basa.
d. Pemeriksaan Kulit, dapat dilakukan untuk mengidentifikasi alegran
spesifik jika pemicu alegrik dicurigai untuk serangan Asma.

7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang
melibatkan berbagai sel inflmasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktifitas
bronkus dalam berbagai obstruksi jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi
dan sesak). Ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan
respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : ekstrinsik (alergik), intrinsik (non
alergik), asma gabungan.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya
serangan asma bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor
presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/
aktifitas jasmani yang berat).

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam
makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca.
Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lemone Priscilla, Karen M. Burker, dkk. 2017. Buku Ajar keperawatan Medikal
Bedah Gangguan Respirasi. Jakarta: Penerbit EGC.
Pearce C. Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Manurung Nixson S.Kep.,Ns.,S.kom.,M.Kep. 2018. Keperawatan Medikal Bedah
Jilid 2 (Konsep Mind Mapping dan Nanda NIC NOC). Jakarta: TIM
Tim POka SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai