Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAAN 4 PENETAPAN TITIK LEBUR

OLEH :

NAMA : MAULYA FARADINA


STAMBUK : 15020200038
KELAS : C2
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ARMIANY AZZAHRA

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
PENETAPAN TITIK LEBUR

TUGAS PENDAHULUAN PERCOBAAN 4

1. Kerjakan BAB 1 dan BAB 2


a. BAB 1
1) Latar Belakang
2) Maksud Percobaan
3) Tujuan Percobaan
b. BAB 2
1) Teori Umum
2) Uraian Bahan
3) Prosedur kerja
2. Jelaskan pengertian titik lebur ! (3 literatur)
3. Jelaskan pengertian jarak lebur ! (3 literatur)
4. Jelaskan alasan penggunaan parafin pada percobaan PTL !
5. Tuliskan alasan penggunaan labu tipe pada percobaan PLT !
6. Tuliskan uraian bahan yang digunakan pada percobaan PTL !

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titik lebur suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain suhu, zat pengotor, penempatan pada termometer
dan lain-lain sebagainya. Oleh karena itu dalam percobaan
penentuan titik lebur kita harus melakukannya dengan teliti dan
hati-hati agar hasil yang diperoleh dapat semaksimal mungkin.
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat
dipengaruhi oleh bentuk zat padat tersebut. Sremakin kuat
ikatan yang dibentuk, semakin besar energy yang diperlukan
untuk memutuskannya. Dengan kata lain semakin tinggi pula
titik lebur unsur tersebut.
Suhu awal adalah suhu pada zat uji yang diamati mulai
membentuk tetesan pada bidang kapiler dan terlepas sempurna
dari dinding tersebut, didefinisikan sebagai permulaan melebur.
Suhu akhir adalah suhu pada saat zat uji mencair seluruhnya
atau kehilangan fase padat, didefinisikan sebagai akhir
peleburan atau suhu lebur.
Bentuk dan sifat ikatan atom-atom akan mempengaruhi
besarnya titik lebur suatu zat padat, dan besarnya juga spesifik
untuk setiap zat padat sehingga dapat juga digunakan sebagai
jalan untuk mengetahui kemurnian suatu zat. Apabila suatu zat
padat tercampur oleh bahan pengotor, maka tentu saja akan
mempengaruhi besarnya titik lebur zat murni.
Dalam bidang farmasi, suatu senyawa obat murni dapat
ditentukan kemurniannya salah satunya dengan jalan
penentuan titik leburnya. Selain itu penentuan titik lebur dari
suatu bahan obat juga digunakan dalam pembuatan sediaan
obat (terutama untuk obat yang diberikan melalui rektal), dan
diperlukan pada penentuan cara penyimpanan suatu sediaan
obat agar tidak mudah rusak pada suhu kamar/tertentu.

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

Titik lebur dari suatu zat adalah keadaan dimana zat


padat berubah menjadi cairan dibawah tekanan 1 atm. Titik
lebur juga diartikan sebagai keadaan dimana terjadi
keseimbangan antara fase padat dengan fase lainnya pada
suatu zat. Suhu lebur adalah suhu pada saat suatu zat tepat
melebur seluruhnya yang ditujukan pada fase padat tepat
hilang.
Untuk sediaan-sediaan farmasi berupa bahan obat, pada
umumnya berbentuk senyaw-senyawa kimia. Senyawa kimia
tersebut memiliki sifat kelarutan yang berbeda-beda. Maka
dengan memahami titik lebur kita dapat mengetahui kapan
terjadinya keseimbangan antara zat padat dan bentuk cair dari
bahan tersebut.
Satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan
kemurnian suatu senyawa obat salah satunya adalah melalui
penentuan titik lebur. Selain itu penentuan titik lebur dari suatu
bahan obat juga diperlukan dalam penentuan cara
penyimpanan suatu sediaan obat agar tidak dapat atau mudah
rusak pada suhu tertentu. Melalui penentukan titik lebur dari
suatu bahan obat maka kita dapat mengetahui apakah zat
tersebut murni ataukah sudah terkontaminasi dengan zat-zat
pengotor lain. Untuk itu karena pentingnya titik lebur dalam
kefarmasian maka pada praktikum kali ini kita akan membahas
bagaimana penentuan titik lebur.
1.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum adalah :
1. Memahami cara penetapan titik lebur suatu bahan dengan
melting point
2. Melakukan penetapan titik lebur suatu sampel
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

1. Untuk mengetahui cara penetapan titik lebur suatu bahan


dengan melting point
2. Untuk menetapkan titik lebur suatu sampel

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Titik didih normal adalah temperature dimana tekanan
uap cairan menjadi sama dengan tekanan luar yaitu 760 mmHg
(system terbuka). (Kosman, 2005)
Titik lebur merupakan suatu suhu dimana suatu zat
padat berubah bentuk awau wujud dalam keadaa zat padat
menjadi leburan atau cair. Prinsip energi titik dimana lebur
dalam keadaan terletak pada penetapan pemberian energi
panas. Titik lebur bersifat karateristik dimana digunakan untuk
menentukan sifat fisika dari suatu zat. Karakteristik suatu zat
berbeda dengan yang lain. Perbedaan tersebut dilihat dalam
kekuatan ikatan antar molekul. Kekuatan ikatan antar molekul
bisa berbeda karena struktur kimianya yang berbeda dan
penyusunannya juga berbeda (Syarif, 2002).
Suhu lebur zat merupakan suhu pada zaat zat tepat
melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada fase padat tepat
hilang sedangkan jarak lebur adalah zat antara suhu awal dan
suhu akhir peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai
menciut atau mulai membentuk tetesan pada dinding pipa
kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat
(Dirgen POM, 1979).
Titik beku atau titik leleh dari senyawa murni adalah
temperature di mana fase padat dan fase cair berada dalam
keseimbangan pada tekanan atm. Keseimbangan di sini berarti
kecenderungan zat padat berubah menjadi wujud cair sama
dengan kecenderungan terjadinya proses sebaliknya, karena
cairan dan padatan keduanya mempunyai kecenderungan
melepaskan diri yang sama. (Martin, 1990)
Sekarang jika zat terlarut dilarutkan dalam cairan pada
titik tripel (air bebas udara, dimana zat padat, zat cair dan uap

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

ada dalam keseimbangan, terletak pada tekanan 4,58 mm Hg


dan temperature 0,0098oC), kecenderungan melepaskan diri
atau tekanan uap pelarut cair mengalami penurunan di bawah
tekanan pelarut murni. Temperatur harus turun dengan maksud
menata kembali kesetimbangan antara cair dan padat. Karena
kenyataan ini, titik beku larutan selalu lebih rendah daripada
pelarut murni. Dianggap pelarut membeku dalam keadaan
murni daripada sebagai larutan padat yang mengandung zat
terlarut. Apabila komplikasi semacam ini muncul, perhitungan
khusus, tidak diterangkan di sini, harus dilakukan. (Martin,
1990).
Makin pekat larutan, semakin jauh terpisah kurva pelarut
dan larutan dalam diagram dan semakin besar juga penurunan
titik beku. Sehubungan dengan itu, keadaan yang ada
memperlihatkan kesamaan dengan yang diterangkan untuk
kenaikan titik didih, dan penurunan titik didih sebanding dengan
konsentrasi molao zat terlarut. (Martin, 1990)
Pada umumnya kelarutan kebanyakan zat padat dan zat
cair dalam solven cair bertambah dengan naiknya temperature.
Untuk gas dalam zat cair, kelakuan yang sebaliknya terjadi.
Kaidah le chatelier meramalkan bahwa kenaikan temperature
akan mengakibatan perubahan endotermik, yang untuk gas
terjadi bila ia meninggalkan larutan. (Moechtar, 1990)
Paraffin mengkristal sebagai lapisan-lapisan tipis terdiri
dari rantai-ranmtai zig-zag yang tersusun secara parallel. Titik
lebur senyawa hidrokarbon normal yang jenuh bertambah tinggi
dengan bertambahnya bobot molekunya, sebab gaya Van der
Waals yang terdapat diantara molekul-molekul kristalnya
menjadi semakin besar dengan bertambahnya jumlah atom
karbon. Titik lebur alkana dengan jumlah atom karbon genap
lebih tinggi dari pada titik lebur senyawa hidrokarbon. (Khopkar,

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

1990)
Penentuan titik lebur karena kenaikan tekanan
dimanfaatkan dalam ski air es. Tekanan dan ski menurunkan
titik lebur es dan menyebabkan es melebur dibawah ski.
Lapisan tipis zat cair ini akan memberikan aksi sebagai pelincir
hingga memungkinkan pelincir dapat meluncur di atas
permukaan yang keras dari es. Tentu saja gerakan ski dengan
permukaan es juga memegang peranan besar terhadap
peleburan dan aksi pelincir tersebut. (Khopkar, 1990)
Panas peleburan dapat dianggap sebagai panas yang
dibutuhkan untuk memperbesar jarak interatomik atau
intermolekuler dalam kristal sehingga menyebabkan terjadinya
peleburan. Ada hubungan erat antara panas peleburan dan
tempertaur dimana zat padat melebur seperti halnya adanya
hubungan antara panas penguapan dengan titik didih. Kristal-
kristal yang diikat oleh gaya yang lemah umumnya titik lebur
yang rendah, sedang yang diikat oleh gaya yang kuat
mempunyai panas peleburan yang tinggi dan titik lebur yang
tingggi. (Khopkar, 1990)
Panas peleburan dapat dianggap sebagai panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan jarak antar atom atau antar
molekul dalam kristal, sehingga memungkinkan terjadinya
pelelehan. Suatu kristal yang saling terikat dengan gaya yang
lemah mempunyai panas peleburan yang rendah, sedangkan
yang terikat dengan gaya yang kuat mempunyai panas
peleburan yang tinggi dan titik leleh yang tinggi. (Martin, 1990)
Panas yang diabsorbsi ketika 1 gram padatan meleleh
atau panas yang dilepaskan ketika cairan itu membeku dikenal
sebagai panas peleburan, untuk air pada 0 oC adalah 80 kal/g
(1.436 kal/mol). Panas tambahan selama proses pelelehan
tidak memberikan penambahan temperature, sampai seluruh

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

padatan hilang, karena panas ini diubah menjadi energi molekul


yang potensial untuk mengubah seluruh padatan menjadi
cairan. (Martin, 1990)
Titik lebur suhu dimana terjadinya perubahan zat
paatmenjadi cair. Gaya antar molekul memiliki pengaruh yang
kuat pada titik lebur. Titik lebur adalah suhu di mana zat padat
mengalami perubahan menjadi cair. Pada titik lebur, getaran
pada partikel zat padat dapat mengatasi kekuatan gaya tarik
menarik yang beroperasi pada zat padat. Seperti titik didih, titik
lebur zat padat tergantung pada kekuatan gaya tarik menarik
(Sri, 2015).
Penetapan titik lebur secara teliti dapat dilakukan dengan
cara mengujur suhu secara berulang kali pada saat terjadi
kesetimbangan antara fase padat dan cairnya. Cara lain yaitu
dengan cara pendinginan dan pemanasan secara berulang.
Penurunan titik lebur dapat dilakukan sebagai dasar penentuan
berat molekul, cara ini juga dikenal dengan metode Rest yang
mengukur penurunan titik lebur (Sutrisno, 2001).
Penurunan titik lebur disebabkan karena kenaikkan
tekanan yang dapat dimanfaatkan dalam ski es. Tekanan dari
ski menurunkan titik lebur es dan juga menyebabkan es
melenur dibawah ski, lapisan tipis zat cair ini memberikan aksi
sebagai pelincir sehingga memungkinkan ski dpat meluncur
diatas permukaan yang keras dari es. Tentu saja gesekan ski
dengan penuh permukaan es juga akan memegang oeranan
besar terhadap peleburan dan aksi dari pelincur tersebut
(Moechtar, 1990).
Panas peleburan dapat dianggap sebagai jenis panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan jarak antar atom atau
molekular dalam kristal, sehingga menudahkan terjadinya
pelelehan. Suatu kristal yang paling terikat dengan gaya yang

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

kemah mempunyai panas peleburan yang rendah dan titik leleh


yang rendah, sedangkan yang terikat dengan gaya yang kuat
mempunyai panas peleburan yang tinggi serta titik leleh yang
tinggi juga (Alfred, 1990).
Perbedaan titik lebur senyawa-senyawa dipengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya adalah perbedaan kuatnya ikatan
yang dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut. Semakin
kuat ikatan yang dibentuk, semakin besar energi yang
diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin
tinggi juga titik lebur unsur tersebut. Perbedaan titik lebur antara
senyawa-senyawa pada golongan yang sama dapat dijelaskan
dengan perbedaan elektronegativitas unsur-unsur pembentuk
senyawa tersebut (Syarif, 2012).
Adapun alat yang digunakan Alat yang di gunakan untuk
menentukan titik lebur suatu zat adalah melting point apparatus.
Prinsip kerja dari pada melting point apparatus adalah pertama
menyalakan melting point dengan memutar temperatur suhu
20°C per menit. Kedua, ketika suhu pada thermometer
mencapai 60°C dari titiik lebur atau titik leleh pada suatu
senyawa murni yang telah ditetapkan oleh ilmuan, maka
pemutar suhunya harus diturunkan hingga mencapai 10°C per
menit. Ketiga, jika suhunya telah mencapai suhu titik lebur atau
titik pada suatu senyawa murni yang telah ditetapkan oleh
ilmuan, maka pada pemutar suhu harus di putar ke kiri hingga
1°C per menit . sedangkan metode yang digunakan pada
praktikum penetapan titik lebur yaitu metode VI (kelas 1, alat 2)
Dimana prinsip kerjanya yaitu siapkan bahan dan masukkan zat
uji ke dalam pipa kapiler sesuai petunjuk untuk metode I.
Operasikan alat sesuai dengan petunjuk pabrik. Panaskan
potongan logam sampai suhu kirakira 300 di bawah titik lebur
yang diharapkan. Masukkan pipa kapiler ke dalam potongan

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

logam dan lanjutkan pemanasan hingga suhu meningkat kira-


kira 1° - 2° per menit sampai melebur sempuma. Suhu dimana
sinyal detektor pertama kali rneninggalkan nilai awalnya
didefinisikan sebagai awal peleburan dan suhu dimana sinyal
detektor mencapai nilai akhir dinyatakan sebagai akhir
peleburan atau disebut titik lebur. Kedua suhu tersebut
merupakan batas-batas dari jarak lebur. Jika terjadi keraguan,
hanya jarak lebur atau suhu yang diperoleh pada Metode I
(kelas I, alat 1) yang digunakan. (Ditjen POM 2014).
2.2 Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat (Ditjen POM, 2020 : 170)
Nama resmi : ACETYLSALICYLIC ACID
Nama lain : Asam Asetilsalisilat/Asetosal
Berat molekul : 180,16 gr/mol
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C9H8O4


Titik Lebur : 141o C-144o C
Pemerian : hablur, umumnya seperti jarum atau
lempengan tersusun, atau serbuk
hablur; putih; tidak berbau atau berbau
lemah. Stabil di udara kering; di dalam
udara lembab secara bertahap
terhidrolisa menjadi asam salisilat dan
asam asetat.
Kelarutan : ukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol; larut dalam kloroform dan dalam

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai bahan dasar

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2021)


1. Penyiapan Sampel
a. Sampel yang akan diuji digerus menjadi serbuk yang
sangat halus, kecuali dinyatakan lain.
b. Serbuk sampel yang sudah halus dan kering dimasukkan
semampat mungkin, ke dalam pipa kapiler, yang salah
satu ujungnya ditutup, dengan cara diketuk-ketuk
secuupnya pada permukaan padat dan tinggi serbuk
dalam pipa kapiler 2,5 mm –3,5 mm
2. Penetapan titik lebur dengan alat melting point
a. Alat melting point dioperasikan sesuai petunjuk pabrik
b. Nyalakan alat hingga suhu yang terbaca sekitar 30 oC di
bawahtitik lebur yang diharapkan.
c. Masukkan pipa kapiler yang berisi sampel ke dalam
lubang alatyang telah disediakan
d. Lanjutkan pemanasan hingga suhu meningkat 1 – 2 oC
permenit sampai sampel melebur sempurna.
2. Jelaskan pengertian titik lebur ! (3 literatur)
Jawaban :
Titik lebur adalah suatu suhu yang dicapai oleh zat padat untuk
dapat melebur menjadi zat cair. Pada titik lebur, faktor tekanan tidak
begitu berpengaruh pada titik lebur. Faktor yang berpengaruh pada tiik
lebur adalah berat dan bentuk simetris molekul zat. Pada senyawa zat
padat organik titik lebur benda padat sama memiliki temperatur yang
sama dengan temperatur ketika benda padat telah habis melebur.
(Shoewandi, 2005).

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

Titik lebur merupakan pengukuran yang penting untuk suatu


senyawa, karena titik lebur dapat digunakan untuk mengidentifikasi
suatu zat dan mengindikasikan kemuriannya. Titik lebur suatu padatan
dapat didefinisikan sebagai suhu dimana suatu padatan berada pada
keseitimbangan dengan fase cairnya dibawah tekanan atmosphere
yang sama. Penerapan aplikasi dari titik lebur biasanya dilakukan di
bidang Farmasi, Industri Kemasan, Industri Makanan dan Minuman. (Shargel,
1999)
Titik lebur adalah sifat fisika yang penting dalam obat, dan
didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat berada dalam titik
kesetimbangan dengan fase cairnya. Titik lebur merupakan proses
termodinamika di mana energi transisi bebas (free transition energy)
berjumlah nol. Titik lebur yang tinggi pada umumnya lebih diharapkan,
tapi titik lebur yang tinggi dapat menyebabkan kelarutan yang rendah
dan menghambat proses pencetakan (molding). Diferential scanning
calorimetry (DSC) dianggap sebagai metode yang cocok digunakan
untuk memeroleh data titik lebur karena kemampuan dari instrumen
untuk mendeteksi data termal dengan lengkap. Klasifikasi dan
kemurnian (purities) dapat diidentifikasi menggunakan titik lebur. (Iyan
Sopyan, 2012)
3. Jelaskan pengertian jarak lebur ! (3 literatur)
Jawaban :
Jarak lebur atau suhu didefinisikan sebagai rentang suhu atau
suhu pada saat zat padat menyatu atau melebur sempurna. Panas
yang diabsorbsi ketika satu gram padatan melebur dikenal sebagai
panas peleburan. Panas tambahan selama proses peleburan tidak
memberikan penubahan temperatur, sampai seluruh padatan hilang,
karena panas ini diubah menjadi energi molekuler yang potensial untuk
mengubah seluruh padatan menjadi cairan. Suhu lcbur juga
didefinisikan sebagai suhu dimana cairan murni dan padatan berada
dalam kesetimbangan. Dengan kata lain, suhu kesetimbangan pada

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

tekanan luar I atm disebut sebagai titik beku atau titik lebur normal.
(Martin, Alfred dkk,1990)
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau
membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada
saat hilangnya fase padat. (Dirjen POM, 1979)
Jarak lebur adalah suhu awal dan suhu akhir peleburan zat.
Suhu awal dicatat apda saat zat mulai menciut atau membentuk
tetesan pada pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase
padat. (Carstensen, 2001)

4. Jelaskan alasan penggunaan parafin pada percobaan PTL !


Jawaban :
Alasan penggunaan parafin pada percobaan Penetapan Titik
lebur (PLT) karena baik digunakan dalam tangas untuk rentang
suhu yang lebih tinggi. (Ditjen POM, 2020)
5. Tuliskan alasan penggunaan labu tipe pada percobaan PTL !
Jawaban :
Penggunaan labu tile atau alat tile pada praktikum Penetapan
Titik Lebeur (PTL), diketahui bahwa labu tile/tabung thiele merupakan
tabung kaca yang dibentuk sedemikian rupa sehingga kalor dari
pembakaran bunsen pada lengan samping disebar keseluruh bagian
tabung melalui arus konversi dalam larutan pemanasan. Sehingga tidak
diperlukan pengadukan. (Arifin, Budi dkk, 2017)
6. Tuliskan uraian bahan yang digunakan pada percobaan PTL !
Jawaban :
Asam Asetilsalisilat (Ditjen POM, 2020 : 170)
Nama resmi : ACETYLSALICYLIC ACID
Nama lain : Asam Asetilsalisilat/Asetosal
Berat molekul : 180,16 gr/mol
Rumus Struktur :

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

Rumus molekul : C9H8O4


Titik Lebur : 141o C-144o C
Pemerian : hablur, umumnya seperti jarum atau
lempengan tersusun, atau serbuk hablur; putih;
tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara
kering; di dalam udara lembab secara bertahap
terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam
asetat.
Kelarutan : ukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol; larut dalam kloroform dan dalam eter;
agak sukar larut dalam eter mutlak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai bahan dasar

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

DAFTAR PUSTAKA

Kosman, R. 2005. Kimia Fisika. Makasar: Universitas Muslim Indonesia


Syarif. 2012. Titik Lebur. Available at http://syarive.mywap.ac.id/ [Diakses
tanggal 8 November 2015]
Alfred, Martin. 1990. Dasar – Dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetika. Jakarta : UI Press
Moechtar, Dr. Prof. 1990. Farmasi Fisika. Universitas Gadjah Mada
Press : Yogyakarta.
Khopkar, S.M., 2003., Konsep Dasar Kimia Analitik., Jakarta : UI Press
Sri, Fitria. 2015. Pengertian Titik Lebur. Available at
http://sridianti.com/pengertian-titik-lebur.html [Diakses tanggal 20
November 2015]
Sutrisno. 2003. Penetapan Titik Lebur. Available at http://chem-is-try.org
[Diakses tanggal 8 November 2005]
Anonim. 2021. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Universitas Muslim
Indonesia : Makassar.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
N. S. Soewandhi.2005. Kristalografi Farmasi I, Sekolah Farmasi ITB,
Bandung.
L. Shargel, dan A. Yu, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4
th Ed., Appleton & Lange, 1999
J. T. Carstensen, Advanced Pharmaceutical Solid, Taylor & Francis, 2001,
172-177.
Arifin, Budi dkk. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Organik Berbasis
Kompetensi. PT Penerbit IPB Press: Bogor.

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

LAMPIRAN

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038
PENETAPAN TITIK LEBUR

MAULYA FARADINA ARMIANY AZZAHRA


15020200038

Anda mungkin juga menyukai