Disusun oleh:
Jasmine Adinda Putri
110122052
A-3
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
I. Kepustakaan
1. The Merch Indeks An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 12th
Edition, 1996.
2. Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry, 5th Edition, 1989.
3. Goldberg, David. 2003. Schaum’s Easy Outlines Kimis Untuk Pemula.
Erlangga ; Jakarta.
4. Sudarno, Unggul. 2006. Kimia Untuk SMA. Erlangga ; Jakarta.
5. Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2056
II. Dasar teori
Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair
pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika
fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.
Titik leleh zat padat adalah suhu dimana zat tersebut akan berubah wujud menjadi
cair. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan
adanya perubahan tekanan. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak
begitu besar karena pada zat padat jarak antar molekul cukup berdekatan dan yang
paling berperah terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris
molekul. Titik leleh senyawa organik mudah diamati sebeb temperatur dimana
pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah habis
meleleh semuanya.
Senyawa organik kristal murni, secara umum memiliki titik leleh yang pasti dan
tajam; yaitu kisaran titik lebur (perbedaan antara suhu dimana keruntuhan kristal
pertama kali diamati dan suhu dimana sampel menjadi benar- benar cair) tidak
melebihi 0,5°C. Kehadiran sejumlah kecil pengotor yang dapat larut atau dapat
larut sebagian, biasanya akan menghasilkan peningkatan yang mencolok dalam
kisaran titik leleh dan menyebabkan dimulainya pelelehan terjadi pada suhu yang
lebih rendah dari pada titik leleh zat murni. Oleh karena itu, titik leleh merupakan
kriteria kemurnian yang berharga untuk senyawa organik.
Titik lebur yang tajam biasanya menunjukkan kemurnian tinggi suatu zat. Namun,
ada beberapa pengecualian. Jadi campuran eutetik dari dua atau lebih senyawa
mungkin memiliki titik leleh yang tajam, tetapi titik leleh ini dapat diubah dengan
kristalisasi fraksional dari pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Jumlah
pengecualian yang ditemui dalam praktik sangat kecil, oleh karena itu masuk akal
untuk menganggap suatu senyawa sebagai murni ketika meleleh pada kisaran
0,5°C (atau kurang) dan titik leleh tidak terpengaruh oleh kristalisasi fraksional
berulang.
III. Tujuan
Untuk mengetahui kemurniaan zat padat sebagai identifikasi awal
Mampu menentukan titik leleh pada zat
Mampu menjelaskan dan memahami ap itu titik leleh
Tanda tangan
Jasmine Adinda Putri
(110122052)