DASAR TEORI
A. TITIK LELEH
Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu
atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada
dalam kesetimbangan.
Titik leleh zat padat adalah suhu di mana zat tersebut akan berubah wujud menjadi cair. Titik leleh
suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan.Pengaruh
ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul
cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk
simetris molekul. Titik leleh senyawa organik mudah untuk diamati sebab temperatur dimana
pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah habis meleleh semuanya.
Perbedaan titik leleh senyawa-senyawa dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah perbedaan
kuatnya ikatan yang dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut. Semakin kuat ikatan yang
dibentuk, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin
tinggi juga titik lebur unsur tersebut. Perbedaan titik leleh antara senyawa-senyawa pada golongan
yang sama dapat dijelaskan dengan perbedaan elektronegativitas unsur-unsur pembentuk senyawa
tersebut.
Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa
murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misalnya :
suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperature 122,1oC 122,4oC penambahan 20% zat
padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperature 122,1o- 122,4 oC menjadi
115o - 119 oC. Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5oC dan range temperature akan berubah dari
0,3oC jadi 4oC.
Dengan mengetahui titik leleh suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat. Untuk zat-
zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan ketika zat tersebut telah
tercampur dengan zat lain. Berdasarkan hal inilah, maka untuk memperoleh logam yang murni, maka
bijih logam yang dihasilkan dari proses tambang dipanaskan dalam dapur pemanasan sampai melebur
dan kemudian melalui proses lebih lanjut akan diperoleh logam yang murni.
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran Kristal
Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila semakin besar
ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya Sampel.
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pelelehan. Hal ini
dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin cepat proses
pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin
lama proses pelelehannya.
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang bertahan.
- Thermometer
- Gelas kimia
- Pemanas
A. Parafin
- Asam salisilat
IV. CARA KERJA
Penentuan Titik Leleh
3. Ujung terbuka kapiler dimasukkan ke dalam serbuk zat yang akan ditentukan titik lelehnya
sehingga kristal masuk ke dalam kapiler.
4. Kemudian kapiler diangkat dari serbuk dan dibalik sehingga ujung tertutupnya menghadap ke
bawah. Selanjutnya ketok dinding kapiler dengan jari agar zat yang ditentukan masuk ke dasar
kapiler.
5. Langkah 3 dan 4 diulangi sampai sekitar 5-8 mm kapiler terisi kristal. Kapiler lainnya diisi
dengan cara yang sama.
6. Kapiler diikatkan pada termometer, dimana ujung kapiler sejajar dengan ujung bawah
termometer.
7. Termometer dipasang pada standar dengan bantuan klem dan termometer dicelupkan pada
pemanas yang digunakan.
10. Termometer dibaca apabila zat padat dalam kapiler mulai mendidih.
Dalam percobaan menentukan titik leleh suatu zat menggunakan asam salisilat. Asam salisilat yang
digunakan pada berbentuk kristal, berwarna putih dan berupa padatan. Berdasarkan teori, titik leleh
asam salisilat adalah 159 C. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat melting
point apparatus. Pada percobaan, didapatkan suhu awal asam salisilat adalah 1620C. Asam salisilat
mulai meleleh pada suhu 200 C serta didapatkan dalam keadaan meleleh sempurna pada suhu
204 C. Range yang didapatkan adalah 200 C 204 C dengan jarak range sebesar 4 C.
a. Kemurnian dari zat yang digunakan dalam percobaan menentukan titik leleh.
b. Sifat, dan kuat lemahnya dari kekuatan intermolecular bertanggung jawab atas perbedaan
diamati dalam titik mencair.
Ketidaksesuaian data dan teori ini disebabkan karena ketidaktelitian dan kelalaian yang dilakukan
saat pelaksanaan percobaan. Karena alat yang ada di laboratorium jumlahnya terbatas, satu alat untuk
dua puluh orang menyebabkan ketidaknyamanan dalam percobaan. Kemudian pada saat pemanasan
tidak melihat secara teliti suhu yang ditunjukkan termometer. Sehingga menyebabkan penyimpangan
berupa penurunan atau perluasan range titik leleh.
VII. KESIMPULAN
Titik Leleh
1. Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu
atmosfer .
2. Titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode dan bertambah dari atas ke bawah
pada golongan transisi.
3. Pengaruh ikatan hidrogen dan perubahan tekananterhadap titik leleh tidak begitu besar.
4. Penyimpangan titik leleh dapat disebabkan oleh tidak murninnya suatu zat.
Banyaknya Sampel.
Ukuran Kristal
VIII. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat
http://www.chemnet.com/cas/id/71-36-3/1-Butanol.html
http://www.chem-is-try.org
http://journal.um.ac.id/index.php/mipa/article/view/905
Tim laboratorium Kimia Dasar.2012.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA,
Bukit Jimbaran, Bali : Universitas Udayana