PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN I
LIPID : ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KELOMPOK II
Irma Eviana
24030112120006
Hanan
24030112130045
Shelly Wiarsih
24030112130048
M Samsul Arifin
24030112130049
Michelle Gloria S
24030112130050
Deliana Musanti
24030112130054
Katerina J K W
24030112130057
Syarifah Fadhilah
24030110130058
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Lipid : Analisa Kualitatif dan
Kuantitatif yang bertujuan untuk melakukan analisa lipid secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisa kualitatif lipid meliputi uji peroksida, uji fosfat pada lesitin, uji
kolesterol, sedangkan analisa kuantitatif meliputi penentuan angka penyabunan
dan penentuan angka iod. Prinsip uji peroksida yaitu reaksi oksidasi yang diikuti
dengan pembebasa I2 , uji fosfat pada lesitin yaitu reaksi hidrolisis menjadi asam
lemak , gliserol dan asam fosfat, uji kolesterol yaitu pemutusan ikatan ester pada
asam lemak, penentuan angka penyabunan yaitu reaksi saponifikasi, penentuan
angka iod yaitu reaksi halogenasi. Metode yang digunakan pada analisa kualitatif
yaitu pengompleksan dan pengendapan, sedangkan pada analisa kuantitatif yaitu
titrasi iodometri dan titrasi asam basa. Hasil yang diperoleh yaitu pada analisa
kualitatif, uji peroksida pada minyak goreng baru larutan berwarna ungu dan
terdapat koloid minyak pada bagian atas, tengah, dan bawah, minyak goreng
tengik larutan berwarna sedikit ungu dan terdapat koloid minyak pada bagian atas
dan bawah ,minyak zaitun larutan berwarna ungu , minyak mie larutan berwarna
sedikit ungu, uji fosfat pada lesitin menghasilkan uji positif dengan terbentuk
warna larutan keruh kekuningan dengan terbentuknya endapan, uji kolesterol pada
minyak zaitun menghasilkan 2 lapisan berwarna kuning, minyak ikan terbentuk 2
lapisan dimana lapisan atas adalah minyak dan lapisan bawah berwarna merah,
putih telur bebek terbentuk larutan berwarna putih, kuning telur bebek terbentuk 2
lapisan dimana bagian atas berwarna orange dan lapisan bawah berwarna putih
keruh, margarine terbentuk 2 lapisan berwarna kuning dimana lapisan atas agak
keruh. Pada analisa kuantitatif, angka penyabunan pada minyak goreng baru dan
tengik masing masing sebesar -308 dan -364 dengan BM rata-rata minyak
goreng baru dan tengik sebesar - 545,45 gr/mol dan - 461,54 gr/mol.
Kata kunci : Lipid, Angka penyabunan, Uji kolesterol, Uji Peroksida
ABSTRACT
Have
performed
experiments,
entitled
"Lipids:
Qualitative
and
Quantitative Analysis" that aims to analyze the qualitative and quantitative lipid.
Qualitative analysis of lipid peroxides include test, test phosphate in lecithin,
cholesterol test, whereas quantitative analysis involves determining the
saponification number and determination of iodine number. The principle of the
test peroxide oxidation reaction is followed by pembebasa I2, phosphate test in
which hydrolysis of lecithin into fatty acids, glycerol and phosphoric acid,
cholesterol test that is breaking the ester bond in the fatty acid, namely the
determination of saponification number saponification reaction, the determination
of iodine number of reactions halogenated. The method used in qualitative
analysis complexing and precipitation, whereas the quantitative analysis
iodometric titration and acid-base titration. The results obtained are in qualitative
analysis, the peroxide test on a new cooking oil purple solution and colloidal oil
contained in the upper, middle, and bottom, rancid cooking oil slightly purple
colored solution and colloid contained oil on the top and bottom, olive oil solution
purple, oil noodles slightly purple colored solution, phosphate test on lecithin
produce a positive test with murky yellowish color of the solution formed by the
formation of deposits, cholesterol test in olive oil produces two layers of yellow,
fish oil formed two layers where the upper layer is a layer of oil and under the red,
white duck egg white solution is formed, duck egg yolk formed two layers where
the upper and lower layers of orange white turbid, margarine formed two layers of
yellow where the top layer is rather murky. In the quantitative analysis,
saponification numbers on new and rancid cooking oil respectively - each
amounting to -308 and -364 with an average BM new and rancid cooking oil for 545.45 g / mol and - 461.54 g / mol.
Keywords: Lipids, Figures saponification, cholesterol test, Test Peroxide
PERCOBAAN 1
LIPID : ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
I. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan analisa lipid secara kualitatif dan kuantitatif
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Lipid
Lipid merupaka salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan atu manusia dan sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti
lemak dimasukkan dalam satu kelompok yaitu kelompok lipid. Sifat fisika
yang dimaksud adalah tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau
lebih pelarut organik, seperti eter, aseton, kloroform, ada hubungannya
dengan asam asam lemak atau esternya dan mempunyai kemungkinan
digunakan oleh makhluk hidup (Poedjiadi, 1994).
2.2 Fungsi Lipid
Lipida mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah komponen
struktural membran, bahan bakar, lapisan pelindung, vitamin dan hormon.
Selain itu sebagai penyimpan energi dan transport, komponen dinding sel
dan penyampai kimia (Page, 1981).
Menurut Fessenden (1981), fungsi lipid yaitu
a. Trigliserida
Trigliserida merupakan bentuk lemak yang paling efisien untuk
menyimpan kalor kalor yang penting untuk proses yang membutuhkan
energi dalam tubuh. Trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai
bantalan tulang dan organ vital yang melindungi organ-organ dari
goncangan.
b. Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat,
fosfogliserida yang berhubungan dengan lemak dan minyak. Senyawa
ini biasa mengandung ester asam lemak pada dua gliserol dengan suatu
ester fosfat pada posisi ketiga. Fosfogliserida mempunyai sifat hidrofob
dan hidrofil.
2.4 Sifat - Sifat Lemak
Menurut Poedjiadi (1994), sifat-sifat fisik lemak adalah tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang mempunyai kemungkinan
digunakan oleh makhluk hidup. Sedangkan sifat-sifat kimia lemak adalah :
lemak netral dengan unit penyusunnya, asam lemak yang rantai karbonnya
panjang tidak larut dalam air, larut dengan pelarut organik. Titik lebur
lemak dapat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ikatan rangkap dari asam
lemak yang menjadi penyusunnya.
2.5 Komponen Penyusun Lemak
2.5.1 Gliserol
Pada suhu kamar, gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna,
netral terhadap lakmus, kental dan rasanya manis. Dalam keadaan
murni bersifat higroskopis. Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena
penambahan KHSO4 pada suhu tinggi. Hasil dehidrasi adalah aldehid
alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering dipakai untuk
identifikasi gliserol.
H 2C
OH
HC
OH
H 2C
OH
Gliserol
(Sumardjo,1998)
2.5.2 Asam-asam Lemak
1. Keberadaan Asam Lemak
cis
trans
: asam butirat
: asam kaproat
: asam kaprilat
: asam laurat
: asam miristat
: asam stearat
: asam arachidat
(CH2)5
H3 C
C
H
(CH2)7
C
H
CH 2OOH
(CH2)7
H 3C
C
H
C
H
(CH2)7
COOH
(asam oleat)
H 3C
H2
C
C
H
C
H
H2
C
C
H
C
H
H2
C
C
H
C
H
(CH2) 7
COOH
(asam linoleat)
b. Klasifikasi asam lemak berdasarkan dapat atau tidaknya
disintesis oleh tubuh :
oleh
tubuh
dan
tubuh
sendiri
dapat
mensintesisnya.
(Sumardjo, 1998)
2.6 Klasifikasi Lemak
2.6.1 Berdasarkan bentuknya pada suhu tertentu, lemak dibedakan :
a. Lemak padat, yaitu lemak yang ada pada temperatur udara
biasanya berwujud pada. Contoh : gajih.
b. Lemak cair, yaitu lemak yang pada suhu udara biasa berbentuk
cair. Contoh : etanol, minyak kelapa.
2.6.2 Berdasarkan asal darimana lemak didapat, lemak dibedakan :
Lemak sederhana
CH3
CH3
CH
CH2
CH2
CH2
CH
CH3
CH3
CH3
HO
Struktur kolesterol
(Poedjiadi, 1994)
2.7.2 Uji peroksida
Uji ini untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak.
Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap
molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap.
Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula
iodium yang dapat bereaksi.
C
I2
(Poedjiadi, 1994 )
Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida
adalah dengan metoda titrasi iodometri. Dalam metoda ini minyak
dilarutkan ke dalam larutan asam asetat glasial kloroform (3:2) yang
kemudian ditambahkan KI. Dalam campuran tersebut akan terjadi
reaksi KI dalam suasana asam dengan peroksida yang akan
membebaskan I2. Kemudian I2 yang dibebaskan selanjutnya dititrasi
dengan larutan standar natrium tiosulfat (Anwar, 1996).
2.7.3 Uji fosfat pada lesitin
Fosfatidikolin atau lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin,
berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila terkena cahaya
dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk
koloid. Lesitin larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton. Bila
lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan
kolin. Dan dipanaskan dengan asam atau basa akan menghasilkan
asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
O
O
R2
H2C
O
CH
H2C
R1
O
O
CH3
O
H2
C
H2
C
OH
N+
CH3
CH3
CH2OH
CHOH +3CH3(CH2)16COO-Na+
CH2OH
Analisa Bahan
2.13.1 Aquades (H2O)
Sifat fisik
Sifat kimia :bersifat polar, larut dalam dimetil alkohol dan etil
etanoat, mempunyai ikatan hidrogen, mempunyai
tetapan dielektrik tinggi (Basri , 1996).
2.13.2 Phenolphtalein
Sifat fisik : kristal tak berwarna, dalam bentuk cairan berwarna
putih kekuningan
Sifat kimia : mempunyai rumus molekul C20H14O4, larut dalam
alkohol dan pelarut organik lainnya, tak berwarna
dalam larutan asam dan berwarna merah muda
dalam
larutan
(Mulyono, 2001).
2.13.3 Asam nitrat (HNO3)
basa, perubahan
pH
8,2-10,0
Sifat kimia : sebagian larut dalam air, dan aseton, larut dalam
kloroform dan benzena, biasa ditemukan pada
kacang kedelai dan telur (Willey, 2001).
2.13.14 Asam asetat glasial
Sifat fisik : berupa cairan tak berwarna, mempunyai berat
molekul 102,09 g/L, titik didih 139,6oC, dan titik
beku -290oC
Sifat kimia : asam organik hasil fermentasi alkohol, berfungsi
sebagai penyambung gas asetil dimana gugus ini
tidak diperoleh oleh asam asetat glasial (Mulyono,
2001).
2.13.15 Larutan Hubl
Sifat fisik : larutan yang dibuat dengan melarutkan 2,5 gram
iodin dan 3 gram raksa (III) klorida dalam 100 cm 3
etanol 95%.
Sifat kimia : dipakai sebagai penguji adanya lemak tak jenuh
(Mulyono, 2001).
2.13.16 Na2S2O3
Sifat fisik : larutan tak berwarna
Sifat kimia : sangat melarutkan halida perak yang sangat larut,
merupakan logam yang mengandung ion S2O32(Mulyono, 2001).
2.13.17 KOH
Sifat fisik : berupa zat cair tidak berwarna, mempunyai titik
didih 34oC
Sifat kimia : mudah menguap, mudah terbakar, sebagai pelarut
dan zat anestesi dalam medis (Mulyono, 2001).
2.13.18 Minyak ikan
Sifat fisik : berupa cairan bening berwarna kuning muda, berbau
amis, berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92
g/mL dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65
terutama
dimanfaatkan
sebagai
sumber
(Mulyono, 2001).
2.13.20 Margarine
Margarin ialah mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati,
atau minyak hewani. Bisa juga mengandung susu saringan, garam dan
pengemulsi. Margarin mengandung lebih sedikit lemak daripada mentega,
sehingga margarin banyak digunakan sebagai pengganti mentega. Ada
juga
margarin
rendah kalori,
yang
mengandung
lemak
lebih
sedikit(Mulyono, 2001).
2.13.21 Minyak Mie Instan
Mie instan adalah sumber karbohidrat yang bukan komplek.
Bahannya terbuat dari terigu, tepung yang diproses. Makin diproses,
sumber karbohidrat jadi makin kurang sehat. Selain itu, di dalam kemasan
mie instan terdapat terdapat bumbu dan minyak. Bumbu dan minyak ini
yang bikin mie instan jadi enak karena banyak garam, penyedap dan lemak
dari minyak(Mulyono, 2001).
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Gelas beker
Penangas air
- Tabung reaksi
Termometer
- Gelas ukur
Pipet tetes
Pemanas
Erlenmeyer
Pengaduk
Penjepit
Buret
Klem
Statif
Timbangan analitis
3.1.2 Bahan
-
Minyak zaitun
Asam asetat glasial
Lesitin
Ammonium molibdat
Hubl A
Na2S2O3 0,1 N
Etanol
KOH
Indikator pp
Margarine
Minyak goreng
Minyak ikan
b. Gelas Ukur
Kloroform
KI 10% dan 30%
Asam nitrat pekat
H2SO4 pekat
Hubl B
Amilum
Eter
Alkoholis 0,5M
Aquades
Minyak Mie instan
c. Tabung Reaksi
d. Pipet Tetes
e. Buret
f. Erlenmeyer
h. Pengaduk
3.3Skema Kerja
3.3.1 Analisa Kualitatif
3.3.1.1 Uji Peroksida
1 mL minyak goreng baru
Tabung reaksi
Pelarutan kedalam 1 mL kloroform
Penambahan 2 mL asam asetat glasial
Penambahan 1 tetes larutan KI 10%
Pengadukkan dan biarkan selama 5 menit
Hasil
1 mL minyak goreng tengik
Tabung reaksi
Pelarutan kedalam 1 mL kloroform
Penambahan 2 mL asam asetat glasial
Penambahan 1 tetes larutan KI 10%
2 mL minyak zaitun
Tabung reaksi
Penambahan 3 tetes H2SO4
Pencampuran hingga merata
Pengamatan
Hasil
Hasil
2 mL margarin
Tabung reaksi
Penambahan 3 tetes H2SO4
Pencampuran hingga merata
Pengamatan
Hasil
3.3.2 Analisa Kuantitatif
3.3.2.1 Penentuan angka penyabunan
1 gram minyak goreng baru
Erlenmeyer I
Penambahan 9,5 mL etanol + 0,5 mL eter
Penambahan 25 mL KOH
Pemanasan + 20 menit
Pendiaman pada suhu ruang
Penambahan 3 tetes indikator pp
Penitrasian dengan HCl
Hasil
Perlakuan
Analisa kualitatif
a. Uji Peroksida
- pemasukkan 1 mL minyak
sampel (minyak goreng baru /
minyak goreng tengik / minyak
zaitun / minyak mie) + 1 mL
kloroform + 2 mL asam asetat
glasial + 1 tetes larutan KI
10%, pengadukan, pendiaman
selama 5 menit.
Hasil
Ket
+
+
3 tetes H2SO4
- tabung 3 : 2 mL putih telur
bebek + 3 tetes H2SO4
Terbentuk
putih
berwarna
2.
tabung 5 : 2 mL margarin + 3
tetes H2SO4
Analisa kuantitatif
a.Penentuan angka penyabunan
Minyak goreng baru
- 1 gram minyak goreng baru +
9,5 mL etanol+0,5 mL eter + 25
mL KOH 0,5 M, pemanasan+
20 menit
- Penambahan 3 tetes pp
-
PenitrasiandenganHCl
PenitrasiandenganHCl
larutan
Larutan
sampel
menjadi
berwarna kuning dan sedikit
ada koloid minyak
Larutan sampel menjadi sedikit
berwarna orange
Setelah titrasi, warna larutan
sampel kembali seperti awal
yaitu kuning. Volume HCl
untuk titrasi yaitu 25,5 mL
Larutan
sampel
menjadi
berwarna kuning kecoklatan
dan sedikit ada koloid minyak
Larutan sampel menjadi sedikit
berwarna orange
Setelah titrasi, warna larutan
sampel kembali seperti awal
yaitu kuning. Volume HCl
untuk titrasi yaitu 27,5 mL
Blanko (aquades)
1 gram blanko (aquades) + 9,5
Larutan
sampel
menjadi
mL etanol+0,5 mL eter + 25 mL berwarna kuning
KOH 0,5 M, pemanasan+ 20
menit
- Penambahan 3 tetes pp
Larutan sampel menjadi sedikit
berwarna orange
- PenitrasiandenganHCl
Setelah titrasi, warna larutan
-
V. HIPOTESIS
Percobaan ini berjudul Lipid : Analisa Kualitatif dan Kuantitatif yang
bertujuan untuk melakukan analisa lipid secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa
kualitatif lipid meliputi uji peroksida, uji fosfat pada lesitin, uji kolesterol,
sedangkan analisa kuantitatif meliputi penentuan angka penyabunan dan
penentuan angka iod. Prinsip uji peroksida yaitu reaksi oksidasi yang diikuti
dengan pembebasa I2 , uji fosfat pada lesitin yaitu reaksi hidrolisis menjadi asam
lemak , gliserol dan asam fosfat, uji kolesterol yaitu pemutusan ikatan ester pada
asam lemak, penentuan angka penyabunan yaitu reaksi saponifikasi, penentuan
angka iod yaitu reaksi halogenasi. Metode yang digunakan pada analisa kualitatif
yaitu pengompleksan dan pengendapan, sedangkan pada analisa kuantitatif yaitu
titrasi iodometri dan titrasi asam basa. Hasil yang akan diperoleh yaitu pada
analisa kualitatif, uji peroksida pada minyak zaitun tidak mengandung peroksida,
uji positif peroksida yaitu akan membentuk warna ungu kehitaman dengan
amilum, uji fosfat pada lesitin akan menunjukkan hasil positif dengan terbentuk
warna larutan yang keruh dan kuning, uji kolesterol pada minyak zaitun tidak
mengandung kolesterol, uji positif kolesterol yaitu terbentuk larutan dengan dua
lapisan, dimana lapisan atas berwarna merah. Pada analisa kuantitatif, penentuan
angka penyabunan pada minyak zaitun besar dan penentuan angka iod pada
minyak zaitun akan menunjukkan hasil yang kecil.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul Lipid : Analisa Kualitatif dan Kuantitatif yang
bertujuan untuk melakukan analisa lipid secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa
kualitatif lipid meliputi uji peroksida, uji fosfat pada lesitin, uji kolesterol,
sedangkan analisa kuantitatif meliputi penentuan angka penyabunan dan
penentuan angka iod. Prinsip uji peroksida yaitu reaksi oksidasi yang diikuti
dengan pembebasa I2 , uji fosfat pada lesitin yaitu reaksi hidrolisis menjadi asam
lemak , gliserol dan asam fosfat, uji kolesterol yaitu pemutusan ikatan ester pada
asam lemak, penentuan angka penyabunan yaitu reaksi saponifikasi, penentuan
angka iod yaitu reaksi halogenasi. Metode yang digunakan pada analisa kualitatif
yaitu pengompleksan dan pengendapan, sedangkan pada analisa kuantitatif yaitu
titrasi iodometri dan titrasi asam basa.
6.1 Analisa Kualitatif Lipid
6.1.1 Uji Peroksida
Uji peroksida ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peroksida
dalam sampel uji berupa minyak zaitun dengan indikator amilum. Prinsip
percobaan ini adalah reaksi hidrolisis dan reaksi redoks. Lipid/lemak dapat
terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, sedangkan reaksi redoks
adalah reaksi yang melibatkan penambahan serta pengurangan bilangan
oksidasi, minyak yang sudah teroksidasi akan mengandung peroksida
keberadaan peroksida ini kemudian di deteksi dengan KI, peroksida akan
H 2C
C
O
HC
H 2C
R1
R2
++3 H2O
+
R3
trigliserida
H 2C
OH
HC
OH
H 2C
OH
gliserol
R1
+
3 R2
R3
CHOOH
COOH
CHOOH
(Fessenden,
1999)
asam lemak
H+, heat
ROH + 2 KOH- + I2
L
+
XH
lipid radikal non radikal
2. Propasi
L
+ O2
LOO
Radikal Lipid 1
Radikal peroksida lipid
LOO
+ LH
LOOH +
L
Radikal peroksida lipid PUFA 2
Hidroksida
lipid
radikal lipid 2
3. Terminasi
L
+ LOO
L
+ vit E
Vit E +
L
Peroksida lipid adalah reaksi
LOOH
LH + vit E
LH + vit Eoks
penyerangan radikal bebas
oleh
oksigen
membetuk
senyawa-senyawa
yang
yang
berhubungan
dengan
lemak
dan
mempercepat
reaksi
(katalis).
Kemudian
dilakukan
H2C
O
CH
H 2C
HO
H2C
Lesitin
H 2C
H3PO4
Asam Fosfat
N
H 3C
Kolin
CH 3
CH2
N
O
H 3C
CH 3
CH2
HO
R1
CH3
ASAM LEMAK
CH3
HNO 3
Asam Nitrat
+
+
+
+
buras
Kuning telur puyuh
6.1.4
mempercepat
proses
pelarutan
campuran
CH2OH
+KOH
CHOH + 3RCOOK
CH2OH
KCl + H2O
KCl akan terhidrolisis menjadi HCl dan ion OH- sehingga membuat
larutan menjadi basa.
K+ + H2O
Cl- + H2O
HCl + OH-
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Analisa kualitatif
7.1.1.1 Uji peroksida pada minyak goreng baru larutan berwarna ungu dan
terdapat koloid minyak pada bagian atas, tengah, dan bawah, minyak
goreng tengik larutan berwarna sedikit ungu dan terdapat koloid minyak
pada bagian atas dan bawah ,minyak zaitun larutan berwarna ungu ,
minyak mie larutan berwarna sedikit ungu
7.1.1.2 Uji fosfat pada lesitin positif mengandung fosfat dengan
menghasilkan larutan berwarna kuning keruh dan terbentuknya endapan
7.1.1.3 Uji kolesterol pada minyak zaitun menghasilkan 2 lapisan
berwarna kuning, minyak ikan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan atas
adalah minyak dan lapisan bawah berwarna merah, putih telur bebek
terbentuk larutan berwarna putih, kuning telur bebek terbentuk 2 lapisan
dimana bagian atas berwarna orange dan lapisan bawah berwarna putih
keruh, margarine terbentuk 2 lapisan berwarna kuning dimana lapisan atas
agak keruh.
7.1.2 Analisa kuantitatif
7.1.2.1 Pada analisa kuantitatif, angka penyabunan pada minyak goreng
baru dan tengik masing masing sebesar -308 dan -364 dengan BM ratarata minyak goreng baru dan tengik sebesar - 545,45 gr/mol dan - 461,54
gr/mol.
7.2 Saran
7.2.1 Sebaiknya sebelum dan sesudah praktikum, alatalat yang
digunakan dicuci terlebih dahulu agar steril
7.2.2 Sebaiknya titrasi dilakukan dengan teliti dan hati hati agar tidak
terjadi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M.N., 2001, Kamus Kimia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Basri,S, 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta
Brady, James, 1997, Kimia Universitas, Binarupa Aksara, Jakarta
Fessenden, R., 1982, Organic Chemistry, Willard Grant Press Publisher, USA
Fessenden, R., 1999, Organic Chemistry, Willard Grant Press Publisher, USA
LEMBAR
PENGESAHAN
Semarang, 1
2014
Desember
Praktikan,
Irma Eviana
24030112120006
Hanan
24030112130045
Shelly Wiarsih
24030112130048
M Samsul Arifin
24030112130049
Michelle Gloria S
24030112130050
Deliana Musanti
24030112130054
Katerina J K W
24030112130057
Syarifah Fadhilah N
24030112130058
Mengetahui,
Asisten,
Qisthy Hanifati H
24030111130066
LAMPIRAN
Perhitungan
Minyak lama (tengik)
Angka penyabunan
= ( ba ) [KOH ] 56
= (14,5-27,5) mL x 0,5 M x 56
= -364
BM rata-rata lemak
3 56 1000
angka penyabunan
3 56 1000
(364 )
= - 461,54 gr/mol
Minyak baru
Angka penyabunan
= ( ba ) [KOH ] 56
= (14,5-25,5) mL x 0,5 M x 56
= -308
BM rata-rata lemak
3 56 1000
angka penyabunan
3 56 1000
(308 )
= - 545,45 gr/mol
Gambar hasil percobaan :