PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN VII
ISOLASI DAN KARAKTERISASI DNA
Disusun oleh :
1. Retno Sari
(24030110110014)
(24030110130053)
3. Marwan Faisal
(24030110130057)
(24030110141010)
5. Dahlia Nurmalasari P
(24030110141021)
(24030110141033)
(J2C009067)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
ABSTRAK
Percobaan isolasi dan karakterisasi DNA bertujuan untuk memperoleh dan
menentukan sifat-sifat (karakter) umum molekul DNA. Sampel yang digunakan
adalah strawberry. Prinsip dari percobaan ini adalah perusakan sel ekstrak dari
strawberry secara mekanik dan kimiawi agar terjadi pemecahan sel dan
karakterisasi dengan pengamatan kelarutan, penentuan panjang gelombang
maksimum dan terjadinya denaturasi dan renaturasi dengan penambahan detergen.
Metode yang digunakan adalah metode spektofotometri, yaitu pengukuran panjang
gelombang maksimum. Untuk karakteristik DNA diperoleh hasil yaitu DNA dapat
larut dalam aquadest. Untuk menentukan sifat-sifat DNA, yaitu denaturasi dan
renaturasi dilakukan dengan pengukuran absorbansi pellet DNA dengan
penambahan asam yaitu HCl. Sedangkan dalam penentuan karakteristik dari DNA
menggunakan variasi pelarut, yaitu aquadest, kloroform, eter, dan n-heksan. Dari
percobaan ini diperoleh hasil pellet DNA larut baik dalam aquadest, dan larut tak
sempurna dalam etanol, tetapi tidak larut dalam kloroform, eter, dan n-heksan.
Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maximum sebesar 345 nm. Dari
percobaan diperoleh hasil yaitu nilai absorbansi pada masing masing pelarut
sebelum di tambahkan HCl adalah dengan pelarut akuades 0.357 nm, etanol 0.049
nm, kloroform 0.024 nm, eter 0.022 nm dan n-heksan 0.005 nm. Sedangkan nilai
absorbansi setelah penambahan HCl adalah dengan pelarut akuades 0.369 nm,
etanol 0.049 nm, kloroform 0.046 nm, eter 0.047 nm dan n-heksan 0.028 nm.
PERCOBAAN VII
ISOLASI DAN KARAKTERISASI DNA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memperoleh dan menentukan sifat-sifat (karakter) umum molekul DNA
II. DASAR TEORI
2.1 DNA
Asam deosiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA, adalah sejenis asam
nukleat yang tergolong biomolekul utama penyususn berat kering setiap
organisme. DNA umumnya terdapat di dalam sel.
DNA merupakan suatu polimer , rekombinasi DNA merupakan suatu
proses alamiah denagn unsur-unsur material genetik (pecahan-pecahan molekul
DNA) dipersatukan ke dalam suatu molekul DNA yang lain. DNA produk
dirujuk sebagai suatu DNA rekombinan.
(Fessenden, 1986)
DNA merupakan molekul yang amat panjang, terdiri dari ribuan
deoksiribosa nukleotida yang tergabung dalam suatu urutan yang bersifat khas
bagi setiap organisme. Molekul ini biasanya berbentuk rantai ganda.
Kromosom sel eukariotik merupakan satu molekul besar DNA yang berikatan
erat menjadi suatu daerah inti atau nukleotida. Sel eukariotik mengandung
sejumlah molekul DNA. Masing-masing pada umumnya memiliki ukuran jauh
lebih besar daripada sel prokariota.molekul DNA dalam eukariota bergabung
dengan molekul protein dan dikelompokan menjadi serabut kromatin di dalam
nucleus, yang dikelilingi sistem ganda yang kompleks.
DNA berfungsi untuk menyimpan informasi genetik seacra lengkap yang
diperlukan untuk menentukan struktur semua protein dari tiap-tiap spesies
organisme agar biosintesis sel dan jaringan berlangsung secara teratur, untuk
menentukan aktivitas organisme sepanjang siklus hidupnya dan untuk
menentukan kekhususan organisme tertentu.
(Lehningher, 1982)
deoksiribosa oleh ikatan N-glikosida. Perlu dicatat bahwa pada DNA tidak ada
lagi gugus hidroksil unit eoksiribosa yang tersisa. Pada setiap fosfat masih
mempunyai satu proton bersifat asam yang biasanya mengion pada pH 7. Jika
proton ada, zat tersebut adalah suatu asam, karena itulah bernama asam
nukleat. Adapun strukturnya adalah sebagai berikut:
NH2
N
5'
5'
CH2
3'
NH2
4'H
3'
OH
Adenin
NH
H 1'
2'
Sitosin
H
H
O
O
5'
O
5'
CH2
OH
H
3'
NH
Guanin
NH 2
5'
CH2
H
OH
NH
3'
H3 C
Timin
5'
CH2
4' H
3'
OH
OH
O
H 1'
2'
(Hart, 1963)
2.4 Struktur Skunder DNA
Sejak tahun 1938 telah diketahui bahwa molekul DNA mempunyai
bentuk tertentu, karena hasil sinar-x pada analisis DNA menunjukan pola
teratur secara berkala. Penelitian pada tahun 1950 menunjukan hal-hal penting
mengenai struktur DNA. Chargaff menganalisis kandungan baa DNA dari
berbagai organisme dan ia menemukan bahwa komposisinya selalu sama.
Ketika dilakukan penelitian di Cambridge University ditunjukan sifat-sifat
DNA heliks.
Ciri-ciri penting DNA heliks :
1. DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang melingkar menurut satu
sumbu heliks
2. Kedua sumbu heliks bersifat putar kanan dan arahnya berlawanan menurut
ujung-ujung 3 dan 5 nya
3. Basa purin dan pirimidin terletak di dalam heliks pada bidang yang tegak
lurus sumbu heliks, sedang gugus-gugus deoksiribosa dan fosfat terletak di
bagian luar heliks
4. Kedua rantai mempunyai pasangan basa purin dan pirimidin dihubungkan
oleh ikatan hidrogen, adenine selalu berpasangan dengan timin dan guanin
selalu berpasangan dengan sitosin
5. Tidak ada pembatasan pada urutan basa di epanjang rantai polinukleotida,
urutan yang pasti menentukan informasi genetik.
(Lehningher, 1982)
Tulang belakang molekul DNA adalah suatu rantai panjang yang terdiri
dari molekul gula deoksiribosa yang diikat menjadi satu oleh gugus-gugus
fosfat. Satu ujung rantai mempunyai satu gugus OH pada karbon lima, menurut
penomoran gula, ujung yang lain mempunyai satu gugus OH pada karbon
nomor 3.
Tiap molekul gula dalam DNA juga dihubungkan ke satu molekul cincin
heterosiklik, yang biasa dirujuk sebagai basa. Hanya empat basa utama yang
terdapat dalam DNA. Dua sari basa ini adalah pirimidin tersubstitusi dan dua
lagi adalah purin tersubstitusi.
(Fessenden, 1986)
2.5 Isolasi DNA
Proses isolasi DNA diawali dngan proses ekstraksi DNA. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan.
Proses ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak DNA yang
diisolasi. Untuk mengeluarkan DNA dari sel dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti sel baik secara
satu anak
mengandung
beberapa
Dua buah pita nukleotida yang berbentuk double heliks pada molekul
DNA dihubungkan dengan ikatan hidrogen yang sangat lunak. Jika suatu
larutan yang mengandung DNA dipanaskan atau dibubuhi alkali yang kuat,
maka ikatan hidrogen ini menjadi labil dan putus lalu pita spiral dari molekul
DNA itu terbuka. Proses ini dinamakan denaturasi DNA. Jika larutan tersebut
kemudian didinginkan kembali, atau dinetralisir secara perlahan-lahan maka
terbentuk pasangan-pasangan basa itu kembali. Peristiwa kembalinya ikatan
hidrogen antar basa tersebut dinamakan renaturasi.
(Surya, 1989)
2.8 Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan suatu teknik pemisahan yang dilakukan
berdasarkan sifat partikel dalam medan gaya sentrifugal. Partikel yang berbeda
dalam berat jenis, ukuran dan bentuk akan mengendap searah dengan arah gaya
sentrifugal yaitu arah jari-jari ke luar (menjauhi sumbu). Untuk partikel yang
akan dipisahkan biasanya disuspensikan dalam medium cairyang dimasukan
dalam tabung sentrifugal dan ditempatkan dalam motor yang berputar. Rotor
terdapat pada pusat sumbu simetri.
(Wirahadikusumah, 1989)
2.9 Salting Out dan salting in
Salting Out adalah metode untuk memisahkan protein berdasarkan
prinsip bahwa protein kurang terlarut di tinggi garam konsentrasi. Konsentrasi
garam
yang
diperlukan
untuk
protein
dari solusi berbeda dari protein terhadap protein. Proses ini juga digunakan
untuk berkonsentrasi mencairkan solusi dari protein. Dialisis dapat digunakan
untuk menghilangkan garam jika diperlukan.
Salting In ialah peningkatan dalam kelarutan (seperti yang diamati
untuk beberapa protein ) oleh larutan encer garam (dibandingkan dengan air
yang murni).
(Hart,1963)
dengan
bagian
dibebankan
protein. Sebagai
akibat
dari
Penguapan air dari tubuh air permukaan maupun vegetasi akibat sinar
matahari atau suhu yang tinggi.
Pergerakan uap air di atmosfer akibat perbedaan tekanan uap air.
Uap air bergerak dari tekanan uap air besar ke kecil.
(Fessenden, 1986)
2.12 Strawberry
Buah khas strawberri berasal dari Amerika dan dikembangbiakan dengan
baik di daerah Amerika Utara untuk jenis Fragaria virginiana yang terkenal
akan rasanya dan Amerika Selatan, Chile untuk jenis Fragaria chiloensis untuk
ukuran besarnya.
Berikut adalah Scientific Clasification dari buah strawberry
Kingdom
: Plantae
Division
:Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Rosales
Family
: Rosaceae
SubFamily
: Rosoideae
Genus
: Fragaria
Species
: Fragaria ananassa
(Anonim, 2012)
2.13 Nanas
Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) di kawasan lembah Sungai
Parana, Paraguay. Bangsa Indian diduga melakukan seleksi dari berbagai jenis
nenas sehingga diperoleh jenis Ananas comosus yang enak dimakan dan
sekarang dibudidayakan secara luas diseluruh dunia. Beberapa kultivar nenas
berbeda dalam ukuran tanaman, ukuran buah, warna dan rasa daging buah,
serta ada atau tidaknya duri pada daun. Kultivar-kultivar tersebut tersebar
keseluruh wilayah sehingga memiliki nama yang berbeda-beda. Buah nenas
yang mempunyai arti komersial adalah Smooth Cayenne, Queen, Spanish dan
Abacaxi. Tanaman nenas merupakan famili Bromeliaceae atau bromeliad.
Famili ini terdiri atas 45 genus dan 2000 spesies. Secara sistematis tanaman
nenas diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Ferinosae (Bromeliales)
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus (L.) Merr
Buah nanas kaya akan enzim bromelain. Yang berguna untuk melegakan
tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di
dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh.
Nanas juga dapat digunakan untuk mengempukkan daging. Selain kegunaan di
atas. Nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan
asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang
digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis. Bromelin
membantu
penyembuhan
luka
dan
mengurangi
pembengkakan
atau
2.16.6 Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara
lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Dalam Percobaan, deterjen ini biasa digunakan sebagai
inhibitor
(Anonim, 2010)
2.16.7 Strawberry (Sumber DNA)
Strawberry memiliki cukup banyak sumber DNA, yang mana
sebagai anti radikal bebas. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa manfaat
buah strawberry yang telah diketahui adalah untuk menyusutkan kadar
kolesterol, membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam
ellagic yang dikandungnya, meredam gejala stroke, mengandung zat anti
alergi dan anti radang, kaya akan vitamin C yang bermanfaat bagi
pertumbuhan anak, hanya sedikit mengandung gula sehingga cocok bagi
pengidap diabetes, jika dimakan secara teratur dapat menghaluskan kulit
dan membuat warna kulit terlihat lebih cerah dan bersih, dan mencegah
terjadinya keriput, dapat dijadikan sebagai pemutih gigi.
(Anonim, 2012)
2.16.8 Bromelin
Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease yang mampu
menghidrolisis ikatan 15trawbe pada protein atau polipeptida menjadi
molekul yang lebih kecil yaitu asam amino.
(Hartadi, 1980)
Mesin blender
Rak tabung
Kertas saring
Gelas bekker
Spatula
Gelas Ukur
Batang pengaduk
Tabung reaksi
3.1.2 Bahan
Sampel DNA (Strawberri)
Etanol
Garam dapur
Detergen
Akuades
Eter
Kloroform
heksan
Pisau
Batang pengaduk
Rak tabung
Gelas Beker
Spatula
Tabung Reaksi
Mesin Blender
Residu
Perlakuan
Isolasi DNA dengan metode sederhana
- Pemasukan detergen dan 56 mL akuades
kedalam gelas beker
- Pengadukan selama 15 menit
- Penimbangan 100g buah strawberry,10g
Hasil
Larutan berwarna agak biru dan
berbusa
Karakterisasi DNA
- Pelarutan pellet DNA dalam berbagai
pelarut: akuades, etanol, eter, n-heksan dan
kloroform
maks : 345 nm
nilai absorbansi pada pelarut
akuades 0.357 nm
etanol 0.049 nm
eter 0.022 nm
n-heksan 0.005 nm
kloroform 0.024 nm
DNA terdenaturasi
maks : 345 nm
nilai absorbansi pada tiap pelarut
akuades 0.369 nm
etanol 0.049 nm
eter 0.047 nm
n-heksan 0.028 nm
kloroform 0.046 nm
V. HIPOTESA
mempunyai prinsip, yakni perusakan sel ekstrak dari daun bawang secara
mekanik dan kimiawi agar terjadi penglisisan sel dan karakterisasi dengan
pengamatan kelarutan, penentuan panjang gelombang maksimum dan terjadinya
denaturasi dan renaturasi. Sedangkan metode yang digunakan dalam percobaan
ini adalah penglisisan sel dengan cara mekanik yaitu dengan pemblenderan dan
secara kimiawi dengan penambahan detergen. Dari percobaan ini diprediksikan
akan diperoleh DNA dari sampel strawberri dengan menmbahkan etanol 96%, dan
juga akan dilakukan karakterisasi dari DNA yang sudah dihasilkan dengan
identifikasi berupa Pelarutan, pengukuran panjang gelombang, dan denaturasi.
Pada pelarutan akan diprediksikan bahwa pelarutan terhadap pelarut polar DNA
yang dihasilkan akan larut semua, sedangkan pada pelarut non polar tidak larut.
Untuk menentukan sifat-sifat DNA, yaitu denaturasi dan renaturasi dilakukan
dengan pengukuran absorbansi pellet DNA pada berbagai variasi suhu . Pada
pengukuran panjang gelombang akan dihasilkan panjang gelombang maksimal
berkisar lebih dari 260 nm. Pada denaturasi dengan melakukan pemanasan
diprediksikan berupa penurunan nilai absorbansi jika dibandingkan pada kondisi
normal, yakni dari percobaan diperoleh hasil yaitu nilai absorbansi semakin
meningkat dengan meningkatnya suhu.
VI. PEMBAHASAN
ini
adalah
asam
polimer
yang
terdiri
dari
molekul-molekul
C).
Ikatan yang terbentuk antara basa-basa tersebut dapat dilihat dari struktur
berikut:
H3C
N
H
HN
Timin
OH
Sitosin
HN
H
Guanin
Adenin
N
N
N
(Poedjiadi,1994)
Struktur sebagian dari molekul DNA adalah sebagai berikut:
NH2
5'
5'
CH2
3'
NH2
4'H
3'
OH
Adenin
NH
H 1'
2'
Sitosin
H
H
O
O
5'
O
5'
CH2
OH
H
3'
NH
Guanin
NH 2
5'
CH2
OH
3'
H3 C
NH
Tim in
5'
CH2
4' H
3'
2'
OH
1'
(Poedjiadi, 1994)
Molekul DNA yang panjang itu terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3
dengan atom nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus
phosphat. DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu molekul
DNA juga dapat diisolasi yaitu yang terikat dan membentuk kromosom dan
ditemukan di nukleus, mitokondria, dan kloroplas.
6.1 Isolasi DNA
Isolasi DNA bertujuan untuk memeperoleh dan mengetahui pengaruh
jenis buah dan jenis sabun terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam
proses isolasi. Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah strawberry.
Prinsip dari percobaan ini adalah pemecahan
yang
makan bisa melarutkan baik DNA, untuk etanol, karena kepolaran dari DNA
lebih besar dari pada etanol, maka etanol tidak dapat melarutkan DNA.
Pelarutan ini berdasarkan prinsip like disolve like, dimana pelarut polar
akan melarutkan zat yang bersifat polar sedangkan pelarut non polar akan
melarutkan zat yang bersifat non polar.
Kemudian dilakukan pengukuran absorbansinya untuk menentukan
panjang gelombang maksimumnya.
maksimum ini dilakukan dari DNA yang sudah dilarutkan dalam berbagai
pelarut dan yang sudah diberi asam HCl.
Dari percobaan diperoleh hasil yaitu nilai absorbansi pada masing
masing pelarut sebelum di tambahkan HCl adalah dengan pelarut akuades
0.357 nm, etanol 0.049 nm, kloroform 0.024 nm, eter 0.022 nm dan n-heksan
0.005 nm. Sedangkan nilai absorbansi setelah penambahan HCl adalah
dengan pelarut akuades 0.369 nm, etanol 0.049 nm, kloroform 0.046 nm, eter
0.047 nm dan n-heksan 0.028 nm.
Pengamatan denaturasi dan renaturasi DNA dilakukan dengan penentuan
absorbansi pada panjang gelombang maximum dengan adanya penambahan
asam kuat yaitu HCl. Proses denaturasi pada DNA terjadi akibat adanya
penambahan asam yang dapat mengubah konformasi rantai DNA dari double
helix menjadi rantai tunggal kelix. Pada percobaan ini tidak dilakukan proses
renaturasi.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1
DNA dapat diperoleh dengan perusakan sel ekstrak dari strawberry dan
nanas secara mekanik (dengan pemblenderan) dan kimiawi (dengan
7.1.2
penambahan deterejen)
Dari percobaan ini diperoleh hasil pellet DNA larut baik dalam
aquadest, dan larut tak sempurna dalam etanol, tetapi tidak larut dalam
7.1.3
7.1.4
345 nm.
Dari percobaan diperoleh hasil yaitu nilai absorbansi pada masing
masing pelarut sebelum di tambahkan HCl adalah dengan pelarut
akuades 0.357 nm, etanol 0.049 nm, kloroform 0.024 nm, eter 0.022
nm dan n-heksan 0.005 nm. Sedangkan nilai absorbansi setelah
penambahan HCl adalah dengan pelarut akuades 0.369 nm, etanol
0.049 nm, kloroform 0.046 nm, eter 0.047 nm dan n-heksan 0.028 nm.
7.2 Saran
7.2.1 Hati- hati pada saat menggunakan alat spektrofotometer
7.2.2 Teliti pada saat mengukur absorbansi
7.2.3 Teliti pada saat menimbang sampel
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Deterjen, dalam http://www.chem-is-try.org/2010/sabun-dan-deterjen/
Anonim, 2012, Stroberri, dalam http: //www.plantamor.com/index.php?plant=604
Arsyad, M., 2000, Kamus Kimia, Erlangga, Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 26 Desember 2012
Praktikan 1
Praktikan 2
Praktikan 3
Retno Sari
Marwan Faisal
NIM. 24030110110014
NIM. 24030110130053
NIM. 24030110130057
Praktikan 4
Praktikan 5
Praktikan 6
Dahlia Nurmalasari P .
NIM. 24030110141010
NIM. 24030110141021
NIM. 24030110141033
Mengetahui,
Asisten
Fatria Isrami
NIM. J2C00967